Persentase Kolonisasi Streptococcus Mutans Pada Pasien Denture Stomatitis Yang Memakai Gigitiruan Penuh Rahang Atas Di Klinik FKG-USU Maret-Mei 2010

(1)

PERSENTASE KOLONISASI Streptococcus mutans PADA PASIEN Denture Stomatitis YANG MEMAKAI

GIGITIRUAN AKRILIK PENUH RAHANG ATAS DI KLINIK FKG-USU

MARET–MEI 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

ROY MOHEIDY BIN MOHD ZAIN NIM : 040600033

F A K U L T A S K E D O K T E R A N G I G I U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A

M E D A N 2 0 1 0

Fakultas Kedokteran Gigi


(2)

Departemen Biologi Oral

Tahun 2010

Roy Moheidy Bin Mohd Zain

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans pada Pasien Denture Stomatitis yang memakai Gigitiruan Penuh Rahang Atas di Klinik FKG-USU Maret-Mei 2010. viii + 36 halaman.

Perlekatan mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat mengakibatkan proliferasi koloni bakteri sehingga terjadi pembentukan plak yang menyebabkan bau mulut dan denture stomatitis. Perkembangan denture stomatitis dipengaruhi oleh adanya gigitiruan, kandida sp. dan mikroorganisme lainnya, serta faktor lokal dan sistemik seperti pH asam saliva, asupan tinggi karbohidrat, terapi antibiotik dalam jangka waktu panjang, terapi hormonal pada penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus dan Arterial Hypertension. Tujuan penelitian ini untuk melihat persentase kolonisasi Streptococcus mutans pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif eksperimental laboratorium. Spesimen diambil dengan cotton bud steril pada mukosa bagian palatal dan permukaan dalam gigitiruan pasien denture stomatitis kemudian diletakkan ke media blood agar untuk mendapatkan Streptococcus sp. Streptococcus mutans yang dieramkan dari blood agar di subkultur ke Media TYC (Tryptone Yeast Cystine) pada temperatur 37ºC selama 24 jam.


(3)

Hasil penelitian menunjukkan persentase denture stomatitis lebih tinggi pada perempuan (66,67%) dibandingkan dengan laki-laki, pH saliva dijumpai pasien dengan pH saliva ≤ 5 sebanyak 76.19%, dan pH saliva > 5 sebanyak 23.80%. Streptococcus mutans pada pemakai gigitiruan penuh (GTP) akrilik rahang atas. Pada permukaan mukosa bagian palatal ditemukan sebesar 71.43%, sedangkan pada permukaan dalam gigitiruan ditemukan sebesar 42.62% Streptococcus mutans.

Pada pasien yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas ternyata persentase Streptococcus mutans lebih tinggi pada membran mukosa bagian palatal dibandingkan permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Daftar Pustaka : 14 (2005-2007).

(key word : Streptococcus mutans, denture stomatitis, gigitiruan penuh akrilik rahang atas)

Fakultas Kedokteran Gigi


(4)

Departemen Biologi Oral

Tahun 2010

Roy Moheidy Bin Mohd Zain

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans pada Pasien Denture Stomatitis yang memakai Gigitiruan Penuh Rahang Atas di Klinik FKG-USU Maret-Mei 2010. viii + 36 halaman.

Perlekatan mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat mengakibatkan proliferasi koloni bakteri sehingga terjadi pembentukan plak yang menyebabkan bau mulut dan denture stomatitis. Perkembangan denture stomatitis dipengaruhi oleh adanya gigitiruan, kandida sp. dan mikroorganisme lainnya, serta faktor lokal dan sistemik seperti pH asam saliva, asupan tinggi karbohidrat, terapi antibiotik dalam jangka waktu panjang, terapi hormonal pada penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus dan Arterial Hypertension. Tujuan penelitian ini untuk melihat persentase kolonisasi Streptococcus mutans pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif eksperimental laboratorium. Spesimen diambil dengan cotton bud steril pada mukosa bagian palatal dan permukaan dalam gigitiruan pasien denture stomatitis kemudian diletakkan ke media blood agar untuk mendapatkan Streptococcus sp. Streptococcus mutans yang dieramkan dari blood agar di subkultur ke Media TYC (Tryptone Yeast Cystine) pada temperatur 37ºC selama 24 jam.


(5)

Hasil penelitian menunjukkan persentase denture stomatitis lebih tinggi pada perempuan (66,67%) dibandingkan dengan laki-laki, pH saliva dijumpai pasien dengan pH saliva ≤ 5 sebanyak 76.19%, dan pH saliva > 5 sebanyak 23.80%.

Streptococcus mutans pada pemakai gigitiruan penuh (GTP) akrilik rahang atas. Pada permukaan mukosa bagian palatal ditemukan sebesar 71.43%, sedangkan pada permukaan dalam gigitiruan ditemukan sebesar 42.62% Streptococcus mutans.

Pada pasien yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas ternyata persentase Streptococcus mutans lebih tinggi pada membran mukosa bagian palatal dibandingkan permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Daftar Pustaka : 14 (2005-2007).

(key word : Streptococcus mutans, denture stomatitis, gigitiruan penuh akrilik rahang atas)


(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 21 Juni 2010

Pembimbing Tanda tangan

Lisna Unita drg.,M.Kes ……… NIP : 19510405 198201 2 001


(7)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 21 Juni 2010

TIM PENGUJI

KETUA : Lisna Unita R, drg, M.Kes. ANGGOTA : 1. Hj. Minasari Nasution, drg.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Hormat, kasih sayang dan terima kasih yang dalam penulis persembahkan kepada Ayahanda H. Dr Mohd Zain Bin Yusof dan Ibunda Hj. Dr Wan Zuraida Binti Wan Yusoff, Ibu mertua Rodziah Abdul Manan, Ayah Mertua Mohd Radzi Bin Abdul Manan, isteri yang tercinta Farah Alia Binti Mohd Radzi, Buah hati yang manja Sophee Aleesya adik-adik yang disayangi Epa, Dony, Sarah, Syasya, Hasif, Yaya, Abang, Abang e, Abang ngah, Kak cha, Kakak, Adik, Kak Cik ribuan terima kasih kepada kawan-kawan yang memberikan ide dalam penulisan ini Hidir, Mila, Hilda, Ika, Afiq, Joel, Aizat, Mirah, Faisal, Josua, Amar, Naim, Balqis, Arfah, Ameg, Daniel, Azee Azwa, Yana, Puloh, Fendy, Syahril dan ramai lagi yang tak mungkin disebutkan satu persatu.

Selain itu, penulis juga mengucapkan jutaan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Ismet Daniel Nasution, drg., PhD, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi dan juga penasehat akademik selama penulis menjalani masa perkuliahan.


(9)

2. Lisna Unita Rasyid, drg., M.Kes., selaku Ketua Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulisan dalam penulisan skripsi ini.

3. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara khususnya di Departemen Biologi Oral dan teman-teman FKG yang memberikan banyak memberikan semangat.

4. Prof. Trimurni Abidin, drg., M.Kes., Sp.KG., selaku kepala bagian UPT penelitian FKG USU yang telah memberikan masukan-masukan atas skripsi ini.

5. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes, atas bimbingan dan bantuannya dalam pengolahan data.

6. Dr Sofyan dan Dr M. Azhari, selaku dosen Mikrobiologi dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas serta universitas dalam pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, Juni 2010

Penulis,

(Roy Moheidy Mohd Zain) NIM : 040600033


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN TIM PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL……….…… viii

DAFTAR GAMBAR………... ... ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat penelitian….………..… 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Streptococcus mutans ... 5

Toksonomi dan deskripsi……….……… 5

2.2. Gigitiruan……….... 6

2.2.1 Deskripsi……… 6


(11)

2.3.1 Gigitiruan penuh……… 7

2.3.3 Penjagaan gigitiruan……… 7

2.4. Denture Stomatitis……… 7

2.4.1 Kolonisasi mikroorganisme pada gigitiruan……… 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 11

3.1. Kerangka konsep ... 11

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 12

4.1. Rancangan Penelitian ... 12

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

4.2.1. Tempat Penelitian ... 12

4.2.2. Waktu Penelitian ... 12

4.3. Populasi dan sampel ... 12

4.3.1. Populasi ... 12

4.3.2. Sampel penelitian ... 12

4.3.3. Besar sampel penelitian………... 13

4.4. Variabel Penelitian ... 14

4.4.1. Variabel Tergantung ... 15

4.4.2. Variabel Bebas ... 15

4.4.3. Variabel Terkendali ... 15

4.4.4. Variabel tak Terkendali ... 15

4.5. Defenisi Operasional ... 15

4.6. Alat dan Bahan... 16

4.6.1. Alat Penelitian ... 16

4.6.2. Bahan Penelitian ... 17


(12)

4.7.1. Pelaksanaan penelitian ... 18

4.7.2. Cara kerja ... 19

4.7.2.1. Pembuatan Media……….. 19

4.7.2.2. Penanaman Pada Media Perbenihan………. 20

4.7.2.3. Teknik Pewarnaan Gram……….. 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 22

BAB 6 PEMBAHASAN ... 27

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

7.1. Kesimpulan ... 30

7.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data karakteristik pasien yang datang ke RSGM USU April 2010


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. Gigitiruan penuh (maksila) ………... 7

3. Tipe II ( Eritema mukosa pada pemakai gigitiruan)……... 8

4. Tipe III ( Hiperplasia papilari pada pemakai gigitiruan)……... 9

5. Model pembentukan biofilm ... 9

6. Mikropori pada akrilik... 10

7. Alat dan bahan penelitian…………... 17

8. Media blood agar………... 17

9. TYC………... 17

10. pH saliva………... 20

11. Gigitiruan dilepas ………... 20

12. Perubahan warna pada tabung ……... 21

13. Pasien denture stomatitis berdasarkan pH saliva... 23

14. Pasien denture stomatitis berdasarkan lama pemakaian... 24

15. Pasien denture stomatitis berdasarkan waktu pemakaian... 24

16. Pasien denture stomatitisberdasarkan penyakit sistemik…….. 25


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

18. Alur penelitian…………...………... 33

19. Skema alur pikir……….………...……... 34


(16)

Departemen Biologi Oral

Tahun 2010

Roy Moheidy Bin Mohd Zain

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans pada Pasien Denture Stomatitis yang memakai Gigitiruan Penuh Rahang Atas di Klinik FKG-USU Maret-Mei 2010. viii + 36 halaman.

Perlekatan mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat mengakibatkan proliferasi koloni bakteri sehingga terjadi pembentukan plak yang menyebabkan bau mulut dan denture stomatitis. Perkembangan denture stomatitis dipengaruhi oleh adanya gigitiruan, kandida sp. dan mikroorganisme lainnya, serta faktor lokal dan sistemik seperti pH asam saliva, asupan tinggi karbohidrat, terapi antibiotik dalam jangka waktu panjang, terapi hormonal pada penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus dan Arterial Hypertension. Tujuan penelitian ini untuk melihat persentase kolonisasi Streptococcus mutans pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif eksperimental laboratorium. Spesimen diambil dengan cotton bud steril pada mukosa bagian palatal dan permukaan dalam gigitiruan pasien denture stomatitis kemudian diletakkan ke media blood agar untuk mendapatkan Streptococcus sp. Streptococcus mutans yang dieramkan dari blood agar di subkultur ke Media TYC (Tryptone Yeast Cystine) pada temperatur 37ºC selama 24 jam.


(17)

Hasil penelitian menunjukkan persentase denture stomatitis lebih tinggi pada perempuan (66,67%) dibandingkan dengan laki-laki, pH saliva dijumpai pasien dengan pH saliva ≤ 5 sebanyak 76.19%, dan pH saliva > 5 sebanyak 23.80%. Streptococcus mutans pada pemakai gigitiruan penuh (GTP) akrilik rahang atas. Pada permukaan mukosa bagian palatal ditemukan sebesar 71.43%, sedangkan pada permukaan dalam gigitiruan ditemukan sebesar 42.62% Streptococcus mutans.

Pada pasien yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas ternyata persentase Streptococcus mutans lebih tinggi pada membran mukosa bagian palatal dibandingkan permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Daftar Pustaka : 14 (2005-2007).

(key word : Streptococcus mutans, denture stomatitis, gigitiruan penuh akrilik rahang atas)

Fakultas Kedokteran Gigi


(18)

Departemen Biologi Oral

Tahun 2010

Roy Moheidy Bin Mohd Zain

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans pada Pasien Denture Stomatitis yang memakai Gigitiruan Penuh Rahang Atas di Klinik FKG-USU Maret-Mei 2010. viii + 36 halaman.

Perlekatan mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat mengakibatkan proliferasi koloni bakteri sehingga terjadi pembentukan plak yang menyebabkan bau mulut dan denture stomatitis. Perkembangan denture stomatitis dipengaruhi oleh adanya gigitiruan, kandida sp. dan mikroorganisme lainnya, serta faktor lokal dan sistemik seperti pH asam saliva, asupan tinggi karbohidrat, terapi antibiotik dalam jangka waktu panjang, terapi hormonal pada penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus dan Arterial Hypertension. Tujuan penelitian ini untuk melihat persentase kolonisasi Streptococcus mutans pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif eksperimental laboratorium. Spesimen diambil dengan cotton bud steril pada mukosa bagian palatal dan permukaan dalam gigitiruan pasien denture stomatitis kemudian diletakkan ke media blood agar untuk mendapatkan Streptococcus sp. Streptococcus mutans yang dieramkan dari blood agar di subkultur ke Media TYC (Tryptone Yeast Cystine) pada temperatur 37ºC selama 24 jam.


(19)

Hasil penelitian menunjukkan persentase denture stomatitis lebih tinggi pada perempuan (66,67%) dibandingkan dengan laki-laki, pH saliva dijumpai pasien dengan pH saliva ≤ 5 sebanyak 76.19%, dan pH saliva > 5 sebanyak 23.80%.

Streptococcus mutans pada pemakai gigitiruan penuh (GTP) akrilik rahang atas. Pada permukaan mukosa bagian palatal ditemukan sebesar 71.43%, sedangkan pada permukaan dalam gigitiruan ditemukan sebesar 42.62% Streptococcus mutans.

Pada pasien yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas ternyata persentase Streptococcus mutans lebih tinggi pada membran mukosa bagian palatal dibandingkan permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas.

Daftar Pustaka : 14 (2005-2007).

(key word : Streptococcus mutans, denture stomatitis, gigitiruan penuh akrilik rahang atas)


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Adhesi mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat menyebabkan koloninya berproliferasi dan terjadi pembentukan plak yang akan memberikan efek terhadap rongga mulut dan kesehatan sistemik. Perlekatan mikrobial ini dapat menyebabkan terjadinya bau mulut, denture stomatitis dan berbagai keluhan lainnya yang terkait dengan gigitiruan.1

Monroy et al melaporkan dari 105 orang yang memakai gigitiruan terdapat 50 pasien

denture stomatitis dengan pH rata-rata 5,2 ditemukan pada membran mukosa yaitu Candida

albicans 51,4%, Staphylococcus aureus 52,4% dan Streptococcus mutans 67.6% sedangkan

pada gigitiruan ditemukan Candida albicans 66,7% dan Staphylococcus aureus dan

Streptococcus mutans adalah 49,5%.2

Denture stomatitis merupakan suatu lesi mukosa yang umum terjadi di Amerika Serikat

dan Eropa bagian barat. Prevalensi rata-rata terjadinya denture stomatitis di kedua negara tersebut adalah 2,5-18,3% pada usia 35-44 tahun atau 65-74 tahun. Walaupun usia dan kualitas gigitiruan pasien sendiri tidak mendukung terjadinya kondisi ini tetapi terjadinya stomatitis, hiperplasia dan angular chelitis meningkat hampir tiga kali lebih banyak pada pemakai gigitiruan. 3

Gigitiruan adalah suatu alat untuk menggantikan gigi yang hilang didukung oleh jaringan lunak dan jaringan keras dalam rongga mulut. Terdapat dua jenis gigitiruan yaitu gigitiruan penuh dan gigitiruan sebagian. Gigitiruan penuh adalah suatu alat tiruan yang menggantikan semua gigi-geligi asli yang berhubungan dengan struktur dari maksila dan


(21)

mandibula. Gigitiruan didukung oleh jaringan membran mukosa, jaringan penghubung dan lapisan tulang.4

Pada penelitian terbaru, diperkirakan pemakaian gigitiruan yang terus menerus serta kebersihan gigitiruan yang tidak memadai menghasilkan akumulasi plak pada permukaan gigitiruan sehingga terjadi infeksi pada mukosa yang berkontak langsung dengan gigitiruan. Hal ini merupakan tempat pertumbuhan yang ideal untuk jamur dan mikroorganisme lainnya.5

Penelitian tambahan menunjukkan bahwa gigitiruan yang terbuat dari Polymethyl

Methacrylate (PMMA) paling banyak digunakan, pada bahan ini beberapa organisme dapat

dengan mudah membentuk koloni. Organisme–organisme ini pada awalnya melekat pada permukaan bahan gigitiruan kemudian menembus ke dalam gigitiruan yang poreus dan membentuk jalan dengan melepas gas selama proses pembuatan polimerisasi.6

Permukaan yang kasar pada gigitiruan dapat menjadi faktor perkembangan koloni

Candida albicans dan mikroorganisme lainnya. Pemakaian gigitiruan dapat menyebabkan

perubahan pada mikroflora rongga mulut pada sebagian individu, lingkungan yang baru ini bertanggungjawab dalam perkembangan dari sebagian kondisi yang dihubungkan dengan denture stomatitis.7


(22)

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

2. Berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

3. Apakah terdapat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas dan mukosa palatal.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

2. Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaaan dalam gigitiruan pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

3. Untuk melihat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan akrilik penuh rahang atas dan mukosa palatal.


(23)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah seperti berikut :

1. Sebagai masukan bagi bidang ilmu dental material dan prostodonsia agar membuat suatu inovasi bahan biomaterial bagaimana untuk mencegah akumulasi koloni bakteridan penumpukan plak pada permukaan akrilik. 2. Diharapkan sebagai solusi untuk membantu para pemakai gigitiruan

memahami perlunya meningkatkan pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan memelihara agar gigitiruan tetap dalam keadaan bersih.

3. Sebagai program penyuluhan kesehatan rongga mulut pada pasien yang memakai gigitiruan akrilik penuh untuk mengurangi prevalensi denture stomatitis.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Streptococcus mutans

Toksonomi Streptococcus mutans.

Kingdom : Monera Divisio : Firmicutes Class : Bacili

Order : Lactobacilalles Family : Streptococcaceae Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus mutans

Streptococcus mutans pertama kali dijumpai oleh JK Clark pada tahun 1924 setelah beliau mengisolasinya dari sebuah lesi pada karies gigi. Tahun 1960-an ketertarikan yang sebenarnya muncul setelah para peneliti mulai menjalani penelitian mengenai karies gigi. Banyak tipe telah di isolasi secara biokimia mempunyai kesamaan tetapi mempunyai antigenik yang berbeda. Terdapat 7 serotipe dari Streptococcus mutans yaitu a, b, c, d, e, f dan g yang ditemukan.8

Penelitian berikutnya meneliti profil protein pada masing-masing strain, struktur dinding sel dan komposisi kasar DNA untuk mengkonfirmasikan penemuan serologi yang menentukan banyak variasi dari isolasi Streptococcus mutans.8

Pemakaian gigitiruan memicu tingginya prevalensi Streptococcus mutans, lactobacilli, stafilokoki dan jamur didalam rongga mulut jika dibandingkan dengan bukan pemakai gigitiruan.9


(25)

2.2.1 Deskripsi

Gigitiruan penuh adalah suatu alat tiruan yang menggantikan semua gigi-geligi asli dan berhubungan dengan struktur maksila dan mandibula, didukung oleh membran mukosa, jaringan penghubung dan lapisan tulang. Gigitiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang menggantikan gigi pada sebagian lengkung gigi, dapat dilepas dari mulut serta dapat di pasang kembali sesuai keinginan.4

Banyak masalah terjadi selama pemakaian gigitiruan seperti clicking, tergelincir

(slipping), iritasi pada gingiva dan bau, oleh karena itu harus dilakukan 3R (readjust, reline

atau remade) pada gigitiruan tersebut. 4

2.3 Jenis–jenis gigitiruan

2.3.1 Gigitiruan penuh

Gigitiruan penuh dipakai oleh pasien yang kehilangan semua gigi pada arkus maksila

atau mandibula (gambar 1).12


(26)

2.3.3 Pemeliharaan gigitiruan (denture care)

Gigitiruan yang terbuat dari resin mempunyai pori mikroskopis yang dapat menyebabkan penumpukan debris dari makanan dan bakteri. Gigitiruan dapat terkontaminasi karena berada di dalam mulut selama 24 jam. Infeksi yang terus menerus dapat memicu penyakit mikrobial yang kronis dan dapat menyebabkan penyakit sistemik, oleh karena itu penting untuk melakukan pemeliharaan gigitiruan seperti di bawah ini :12

1. Bersihkan gigitiruan 2 kali sehari dengan sikat gigi dan pencuci gigitiruan yang tidak abrasif.

2. Gigitiruan mudah patah sehingga harus dijaga dengan hati-hati.

3. Jangan memakai gigitiruan pada waktu malam karena jaringan mukosa memerlukan istirahat.

2.4 Denture stomatitis

Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa pemakai gigitiruan

penuh dan gigitiruan sebagian lepasan.Lesi pada denture stomatitis menunjukkan berbagai bentuk klinis yang berbeda dan biasanya lebih banyak dijumpai pada bagian mukosa rahang atas terutama di palatal. Gingiva pada rahang bawah tidak didapati adanya denture stomatitis karena adanya aksi pembersihan dari saliva.12

Pemakaian gigitiruan menyebabkan terjadinya perubahan pada mikroflora rongga mulut. Bagi sebagian individu, perubahan ini menyebabkan perkembangan suatu denture

stomatitis. Hal Ini disebabkan karena adanya biofilm dari mikrobial yang melekat pada


(27)

Secara klinis denture stomatitis dibagi kepada 3 tipe yaitu:3

Tipe I : Hiperemi berupa bintik atau titik sebesar jarum pentul (petekia palatal).

Tipe II : Eritema yang tidak berbatas tegas.

Tipe III : Inflamasi granuler atau hiperplasia papilary inflamatory.

Gambar 2. Tipe II (Eritema mukosa pada pemakai gigitiruan).3

Gambar 3. Tipe III (Hiperplasia papilari pada pemakai gigitiruan). 3


(28)

2.4.1 Kolonisasi mikroorganisme pada gigitiruan

Adanya biofilm atau plak pada gigitiruan yang berkontak dengan permukaan mukosa adalah faktor etiologi yang terbesar dalam patogenesis terjadi denture stomatitis dan inflamasi hiperplasia papilari dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4. Model pembentukan biofilm pada gigtiruan dan gigi asli.1

Kolonisasi mikroba yang ada pada permukaan gigitiruan membentuk suatu deposit yang dikenal sebagai plak denture. Permukaan yang kasar pada gigitiruan merupakan faktor yang mempermudah kolonisasi Streptococcus mutans. Pada regio posterior dan bagian dalam dijumpai lebih banyak koloni Streptococcus mutans daripada bagian anterior dan permukaan


(29)

luar gigitiruan. Porositi pada permukaan gigi tiruan berperan penting dalam proses pembentukan plak seperti yang terlihat pada gambar 5.1

Gambar 5. Mikropori pada akrilik1

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa permukaan yang kasar memberi efek terhadap akumulasi plak dan kolonisasi bakteri dimana permukaan kasar pada akrilik (polimetilmetakrilik atau PMMA) berperan dalam tahap awal pembentukan biofilm. Penelitian lain menyatakan bahwa penggunaan cold-cured acrylic resin dijumpai lebih banyak koloni bakteri dibandingkan dengan heat-cured acrylic resin.1


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 KERANGKA KONSEP

Denture stomatitis

pH asam saliva

Asupan

karbohidrat yang tinggi 

Fermentasi

Streptococcus mutans.

- Gigitiruan yang dipakai terus menerus. - Penjagaan kebersihan

gigitiruan yang tidak memadai sehingga terjadi penumpukan plak pada permukaan

gigitiruan. Streptococcus


(31)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif 4.2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4.3. Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi Penelitian adalah pasien yang memakai gigitiruan pada rahang atas .

Sampel penelitian ini adalah pasien gigitiruan rahang atas yang datang ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan dengan jumlah sampel 21 orang.

4.3.2 Sampel penelitian

Penentuan sampel yang memenuhi:

Kriteria inklusi :

- Memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas lebih dari 6 bulan. - Berusia antara 30-80 tahun.

- Bahan gigitiruan penuh rahang atas terbuat dari akrilik penuh.


(32)

- Pemakaian gigitiruan kurang dari 6 bulan. - Bahan gigitiruan terbuat dari metal frame.

4.3.3 Besar Sampel Penelitian

Sampel dihitung dengan menggunakan rumus:

Zα2 . P.Q n=

d2

n = jumlah sampel

Zα= tingkat kemaknaan yang dikehendaki= 1.96 P = persentase/prevalensi penyakit = 67.6% Q = 1-p

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 20%

( 1.96 )2 x 0.676 x ( 1- 0.676 ) n=

( 0.2 )2 n= 21.04

Dari rumus yang diperoleh besar sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 21 orang pasien


(33)

4.4 Variabel penelitian

Variabel–variabel yang diidentifikasi pada penelitian ini terdiri atas :  Variabel bebas.

 Variabel tergantung.  Variabel terkendali.  Variabel tak terkendali.


(34)

Variabel bebas Pasien yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas

Variabel terkendali

 Usia

 Jenis kelamin

 Jenis gigitiruan akrilik

 Lama pemakaian gigitiruan

 Sterilisasi alat dan bahan

 Media

 Suhu inkubator 37ºC

 Waktu pertumbuhan bakteri

 Keterampilan operator

 Frekuensi menyikat gigi

Variabel tak terkendali

 Viskositas saliva

 Oral hygiene

 Diet

Variabel tergantung

Streptococcus mutans pada membran mukosa palatal dan permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas


(35)

4.4.1 Variabel tergantung

Streptococcus mutans pada membran mukosa palatal dan permukaan dalam gigitiruan.

4.4.2 Variabel bebas

Pasien yang memakai gigitiruan penuh dan gigitiruan sebagian lepasan.

4.4.3 Variabel terkendali

Usia

Jenis kelamin

Jenis gigitiruan

Lama pemakaian gigitiruan

Sterilisasi alat dan bahan

Media

Suhu inkubator 37ºC

Waktu pertumbuhan bakteri

Keterampilan operator

Frekuensi menyikat gigi 4.4.4 Variabel tak terkendali

 Viskositas saliva

 Oral hygiene

 Diet


(36)

- Prevalensi : Jumlah kasus penyakit tertentu yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.

- Gigitiruan : Komponen gigitiruan, biasanya dipakai untuk menggantikan gigi asli yang hilang dari jaringan sekitarnya.

- Denture stomatitis : Peradangan mukosa palatal yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada pasien pemakai gigitiruan penuh rahang atas dengan lesi yang berwarna merah paling sering dijumpai akibat tekanan oleh gigitiruan dan pemakaian terus menerus tanpa melepaskan untuk perendaman dengan bahan antiseptik.

- Streptococcus mutans : Bakteri yang dominan di rongga mulut dan menyebabkan karies pada gigi, berbentuk kokus dan berantai panjang. - Media Blood agar : media tempat pertumbuhan bakteri Streptococcus

sp.

- Media TYC : media selektif untuk pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

4.6 Alat dan Bahan 4.6.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

 Ose.

 Lampu spiritus.

 Cotton bud.


(37)

 Masker.

 Sarung Tangan.

 Kaca Mulut.

 Pinset.

 Kapas.

 Inkubator.

 Kabin Kabinet.

 Mikroskop.

Gambar 6 : alat dan bahan penelitian 4.6.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ;


(38)

Gambar 7 : Media Blood Agar

 TYC.

Gambar 8 : TYC

 Aquadest.

 Ariginin.

 Eskulin.

 Glukosa.

 Manitol.

 Sorbitol.

 Zat Warna Gentian Violet.

 Lugol.


(39)

 Alkohol.

4.7 Prosedur pengumpulan data 4.7.1 Pelaksanaan Penelitian

Sebanyak 21 orang pasien diminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian secara bertulis (Informed consent). Data–data pasien seperti : nama, usia, jenis kelamin, alamat, ada atau tidak penyakit sistemik, lama pemakaian gigitiruan, apakah pemakaian gigitiruan dilakukan sepanjang hari termasuk pada waktu malam atau gigitiruan dilepaskan pada malam hari, bagaimana penjagaan gigitiruan oleh si pemakai.

4.7.2 Cara kerja

4.7.2.1Pembuatan media a. Media blood agar :

Media untuk pertumbuhan Streptococcus sp. yang terdiri dari :

 Blood agar base medium... 500ml

 Steril defibrinated blood... 5%(domba, kuda, kelinci)

- Sterilisasikan base medium (Trypticase soy agar atau tryptic soy agar) dalam autoclave, 121ºC, 15 menit.

- Dinginkan dalam waterbath 48-50ºC.

- Tambahkan 5% sterile defibrinated blood 20cc aseptik.


(40)

- Tuangkan ke dalam cawan petri sebanyak ±20ml. b. Media TYC :

Tryptone Yeast Cystine (TYC), media yang di buat untuk pertumbuhan Streptococcus mutans, komposisi TYC terdiri dari Tryptone 15.0, Yeast Extract 5.0, L-Cystine 0.2, Sodium Sulpite 0.1, Sodium Chloride 1.0, Disodium Phosphate Anhydrous 0.8, Agar No. 2 12.0, Sodium Bicarbonate 2.0, Sucrose 50.0, Sodium Acetate Anhydrous 12.0, dengan pH 7.3 ± 0.2 ( LAB M )

 9,8g TYC dilarutkan kedalam 100ml aquadest, kemudian panaskan diatas

hotplate dengan temperatur 100ºC sampai mendidih sambil diaduk, setelah mendidih media di sterilkan ke dalam autoclave dengan temperature 21ºC dengan tekanan 2 atm selama 45 menit, masukkan media yang sudah steril ke dalam piring petri masing-masing sebanyak 10-15ml. Diamkan sampai media memadat.

4.7.2.2 Penanaman pada media perbenihan ( pemeriksaan tak langsung ) 1. pH saliva diperiksa dan dicatat


(41)

2. Pasien diminta agar gigitiruan dilepaskan dan berkumur.

Gambar 10: gigitiruan dilepas

3. Dengan menggunakan kapas lidi yang steril, spesimen diambil dari : a. Permukaan mukosa palatal pasien yang memakai gigitiruan. b. Permukaan dalam gigitiruan rahang atas.

Kemudian ditanam ke media Blood Agar dengan ose yang telah di sterilkan, lakukan goresan secara zig–zag kemudian di inkubasi selama 24jam pada temperatur 37oC.

4. Bakteri yang tumbuh pada media blood agar dilakukan pewarnaaan Gram dan diidentifikasi sebagai Streptococcus sp.

5. Koloni yang diidentifikasi Streptococcus sp. dikultur kembali ke Tryptone Yeast Cystine(TYC). Kemudian di inkubasi di dalam inkubator dengan temperatur 37ºC selama 18-24jam.

6. Untuk memastikan Streptococcus mutans maka bakteri di uji dengan reaksi biokimia seperti eskulin, arginin, sorbitol, glukosa, mannitol.


(42)

7. Hasil dari fermentasi eskulin, arginin, sorbitol, glukosa dan mannitol memberi reaksi yang positif berubah dari warna hijau ke kuning-kuningan(dengan indikator phenol red).

Gambar 11 : Perubahan warna pada tabung 4.7.2.3 Teknik Pewarnaan Gram (pemeriksaan langsung)

- Fiksasi bakteri diatas objek gelas.

- Teteskan dengan gentian violet selama 5 menit. - Cuci dengan air kran.

- Teteskan dengan lugol selama ± 30 detik. - Cuci dengan air kran.

- Lunturkan dengan alkohol 96 % ± 10-30 detik. - Cuci dengan air kran.

- Tetesi dengan safranin atau Fukhsin air selama ± 30 detik. - Cuci dengan air, keringkan dan lihat dibawah mikroskop.


(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Karakteristik Peserta Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 21 pasien (19 orang perempuan dan 2 orang laki-laki) yang mempunyai denture stomatitis pada gigitiruan penuh rahang atas yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan April 2010.

Hasil penelitian diperoleh denture stomatitis dijumpai pada pasien berumur 30–40 tahun sebanyak 14.29% (3 pasien), 41–50 tahun sebanyak 9.52% (2 pasien), 51–60 tahun sebanyak 38.10% (8 pasien), 61–70 tahun sebanyak 33.33% (7 pasien) dan 71–80 tahun sebanyak 4.76% (1 pasien) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data karakteristik pasien yang datang ke RSGM-USU April 2010 .

Karakteristik Pasien Jumlah n=21

Frekuensi Prevalensi (%) Berdasarkan jenis kelamin

 Perempuan

 Laki-laki Berdasarkan usia

 30–40 tahun

 41–50 tahun

 51–60 tahun

 61–70 tahun

 71–80 tahun

19 orang 2 orang 3 orang 2 orang 8 orang 7 orang 1 orang 90.48 9.52 14.29 9.52 38.10 33.33 4.76


(44)

Hasil pemeriksaan yang dilakukan dijumpai karakteristik pasien denture stomatitis berdasarkan pH saliva terlihat pada gambar 12.

5.2. Pasien denture stomatitis berdasarkan pH saliva

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dijumpai karakteristik pasien DS berdasarkan pH saliva dijumpai pasien dengan pH saliva ≤ 5 sebanyak 76.19% (16 pasien), dan pH saliva > 5 sebanyak 23.80% (5 pasien) dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Distribusi pasien denture stomatitis berdasarkan pH saliva.

5.3. Pasien denture stomatitisberdasarkan lama pemakaian

Pada gambar 16 pasien denture stomatitis berdasarkan waktu pemakaian gigitiruan memperlihatkan pasien yang memakai gigitiruannya secara terus menerus sebanyak 21 orang (100%) dan tidak dijumpai pasien yang melepas gigitiruannya pada malam hari.(gambar 13)


(45)

G

ambar 13. Pasien denture stomatitis berdasarkan lama pemakaian.

5.4. Pasien denture stomatitisberdasarkan waktu pemakaian

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dijumpai karakteristik pasien

denture stomatitis berdasarkan waktu pemakaian pada malam hari ketika tidur, diperoleh hasil yang memakai gigitiruannya secara terus menerus 100% (21 Pasien) dan yang membuka gigitiruannya pada malam hari sebanyak 0% (tidak ada pasien).(gambar 14)

Gambar 14. Pasien denture stomatitis berdasarkan waktu pemakaian.


(46)

5.5. Pasien denture stomatitisberdasarkan penyakit sistemik

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dijumpai karakteristik pasien

denture stomatitis berdasarkan penyakit sistemik dijumpai pasien yang menderita hipertensi sebanyak 42.86% (9 pasien), hipotensi 4.76% (1 pasien), diabetes mellitus 19.05% (4 pasien), penyakit jantung 4.76% (1 pasien) dan pasien yang menderita rheumatik sebanyak 9.52% (2 pasien). (gambar 15)

Gambar 15. Pasien denture stomatitis berdasarkan penyakit sistemik.

5.6. Pasien denture stomatitisyang disebabkan Streptococcus mutans

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dijumpai karakteristik pasien

denture stomatitis yang disebabkan Streptococcus mutans pada pemakai gigitiruan penuh (GTP) akrilik pada membra mukosa bagian palatal diperoleh sebesar 71.43%


(47)

(15 pasien), yang tidak titemukan Streptococcus mutans sebesar 28.57% (6 pasien). Ditemukan Streptococcus mutans pada permuksan dalam gigitiruan sebesar 52,38% (11 pasien) dan tidak ditemukanan Streptococcus mutans sebesar 47,62% (10 pasien). (gambar 16).


(48)

BAB 6 PEMBAHASAN

Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 21 orang, berumur 30-70 tahun yang datang ke Klinik FKG USU Maret 2010 dengan denture stomatitis

yang memakai gigitiruan penuh (GTP) yang basisnya terbuat dari akrilik.

Dari 21 orang pasien denture stomatitis diperoleh kelompok pasien yang yang berumur 51-60 tahun diperoleh 38,1% dan 61-70 tahun diperoleh 33,33% lebih banyak dibandingkan dengan kelompok pasien yang berumur 30-40 tahun diperoleh 14,29% dan 41-50 tahun diperoleh 9,52% (tabel 1), ditemukan Streptococcus mutans

pada pasien denture stomatitis. Hal ini disebabkan karena pada orang lanjut usia terjadi penurunan fungsi kelenjar saliva dan lebih sering menderita penyakit sistemik.

Hasil pemeriksaan pasien denture stomatitis yang datang pada saat penelitian berlangsung berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 90.48% (19 pasien) berjenis kelamin perempuan dan 9.52% (2 pasien) berjenis kelamin laki-laki (tabel 1). Hal ini disebabkan pada waktu penelitian berlangsung kebanyakan yang datang adalah perempuan. Sesuai dengan penelitian Monroy, denture stomatitis lebih sering ditemukan pada wanita terutama disebabkan karena lebih banyak mengalami perubahan level hormonal serta akibat penggunaan kontrasepsi oral dan denture stomatitis.2

Hasil penelitian diperoleh pH saliva ≤ 5 76,19% (16 pasien) dan > 5 23,80% (5 pasien) (gambar 12). Adanya penurunan pH saliva dapat disebabkan karena adanya


(49)

perlekatan mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat menyebabkan koloninya berproliferasi dan terjadi pembentukan plak.1

Berdasarkan hasil penelitian, pasien yang memakai gigitiruan terus menerus sebanyak 100% (21 pasien). Pemakaian gigitiruan secara terus menerus terutama pada malam hari dan oral hygiene yang buruk akan menyebabkan akumulasi plak bakteri yang akan melekat diantara permukaan gigitiruan dengan mukosa menghasilkan reaksi inflamasi7

Dari 21 orang pasien denture stomatitis yang disebabkan oleh Streptococcus mutans pada membran mukosa bagian palatal sebesar 71,43% (15 pasien) dan pada permukaan dalam gigitiruan sebesar 52,38% (11 pasien). Hasil ini hampir mendekati penelitian Monroy yang memperoleh adanya Streptococcus mutans pada membran mukosa bagian palatal sebesar 67,7% dan pada permukaan dalam gigitiruan sebesar 49,5% yang melakukan penelitian terhadap 50 orang pasien denture stomatitis. Hal ini disebabkan karena pasien memakai gigitiruan terus menerus dan tidak melepaskan gigitiruan pada malam hari serta kebersihan gigitiruan yang tidak memadai sehingga terjadi infeksi pada mukosa yang berkontak langsung dengan gigitiruan. Hal inilah yang merupakan tempat pertumbuhan yang ideal untuk jamur dan mikroorganisme lainnya.2

Pada penelitian ini, basis gigitiruan penuh yang dipakai adalah akrilik. Permukaan dalam gigitiruan yang terbuat dari akrilik dapat menyebabkan perlekatan mikrobial yang dapat menyebabkan koloninya berproliferasi dan terjadi pembentukan plak yang akan memberi efek kepada rongga mulut dan kesehatan sistemik. Perlekatan mikrobial ini dapat menyebabkan terjadinya bau mulut, denture stomatitis


(50)

dan berbagai keluhan lainnya yang terkait dengan gigitiruan.1 Gigitiruan yang terbuat dari Polymethyl Methacrylate (PMMA) paling banyak digunakan dan paling sering dijumpai koloni bakteri. Organisme–organisme ini pada awalnya melekat pada permukaan bahan gigitiruan, menembus ke dalam gigitiruan yang poreus kemudian melepas gas selama proses polimerisasi.7 Penggunaan gigitiruan yang rusak atau tidak stabil lagi merupakan faktor-faktor resiko terjadinya denture stomatitis.

Berdasarkan penyakit sistemik yang diderita pasien diperoleh Hipertensi sebanyak 42.86% (9 pasien), Hipotensi 4.76% (1 pasien), Diabetes Mellitus 19.05% (4 pasien), Penyakit Jantung 4.76% (1 pasien) dan pasien yang menderita Rheumatik sebanyak 9.52% (2 pasien). Hal ini sesuai dengan penelitian Monroy yang mengatakan frekuensi yang utama pada penyakit sistemik adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus.2 Banyak golongan obat hipertensi, jantung dan Diabetes Mellitus yang mempengaruhi fungsi ginjal antara lain golongan sulfoniurea, golongan β -bloker dan golongan α-bloker. Obat-obat tersebut bekerja meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan kadar Na+ dalam darah dan cairan ekstraseluler.13,14 Dengan demikian terjadi penurunan kadar air dalam saliva sehingga saliva menjadi kental dan tidak adanya self cleansing. Keadaan ini apabila terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan xerostomia13,14 sehingga memicu terjadinya denture stomatitis.


(51)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN 7.1Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan persentase denture stomatitis lebih tinggi pada perempuan (66,67%) dibandingkan dengan laki-laki.

2. pH saliva dijumpai pasien dengan pH saliva ≤ 5 sebanyak 76.19%, dan pH saliva > 5 sebanyak 23.80%.

3. Streptococcus mutans pada pemakai gigitiruan penuh (GTP) akrilik rahang atas adalah sebesar 71.43%, sedangkan yang tidak ditemukan Streptococcus mutans adalah sebesar 28.57%.

4. Pada pasien yang memakai gigitiruan dengan basis terbuat akrilik ternyata persentase Streptococcus mutans lebih tinggi pada membran mukosa bagian palatal dibandingkan pada permukaan dalam gigitiruan.

7.2 Saran

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak. 2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan alat dan ruangan yang


(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. J . Anthony Von Fraunhofer, Msc., PhD, Factor Involved in Microbial

Colonization of Oral Prostheses <

http://www.agd.org/publications/articles/artID=5010 > 15 Febuari 2010. 2. Baena-Monroy T, Candida albicans, Staphylococcus aureus and

Streptococcus mutans colonization in patients wearing dental prosthesis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2005;10:E27-E39.

3. James J Sciubba., DMD., PhD, Denture Stomatitis < http://www.emedicine.medscape.com/article/1075994 - overview > 15 Febuari 2010.

4. Carr. BA, Mc Givney GP & Brown DT. Partially Edentolous Epidemiology, Physiology and Terminology: Mc Craken’s Removable Partial Prosthodontics, 2005 El sevier Mosby, Missouri. 11th Edition : 3-10.

5. Columbia University College of Dental Medicine, Denture Basic < http://www.simplestepdental.com.htm > 14 Febuari 2010.

6. Glass T et al, Partial Spectrum Of Microorganisms Found In Denture And Possible Disease Implications, JAOA

7. Daniluk T, Fiedoruk k, Sciepuk M et al, Aerobicbacteria in The Oral Cavity

of Patient with Removable Denture, <

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17458066 > 16 Febuari 2010.

8. RA Whiley and D Beighton, http://www.ncbi.nlm.nih.gov , 18 Febuari 2010. 9. TD Morgan et al, http://www.ncbi.nlm.nih.gov, 18 Febuari 2010.


(53)

10.DentureSource < http://www.denturesource.about.com/od/false teeth/a/care for dentures.htm > 16 Febuari 2010.

11.DR Dan Peterson, http://www.caring for denture.about.com.htm > 16 Febuari 2010.

12.European Association of Oral Medicine ( EAOM ), Denture Related Stomatitis < http://www.eaom.net/app prvt/vediNotizia.d/Notizia - 72 > 17 Febuari 2010

13.Tjay TH, Rahardja K. Obat-obat Penting. Jakarta : PT Gramedia, 2005 : 488-535.

14.Syarif M, Ari E, Arini S, Armen M, Azalia A, et al. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru, 2007 : 299-495.


(54)

ALUR PENELITIAN

Populasi sampel 21 orang pasien yang datang ke FKG-USU.

Sampel

Sampel mengisi lembaran informed consent.

Pasien diminta melepaskan gigitiruan dan berkumur.

Pemeriksaan langsung Kultur

Pewarnaan Gram Penanaman bakteri

pada media selektif.

Data

Analisa data

Kesimpulan Spesimen


(55)

SKEMA ALUR FIKIR

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans Pada Pasien Denture Stomatitis Yang Memakai Gigitiruan Akrilik Penuh Rahang Atas di Klinik FKG-USU ;

- Adhesi mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat menyebabkan koloninya berproliferasi dan pembentukan plak yang akan memberi efek kepada rongga mulut dan menyebabkan terjadinya bau mulut, denture stomatitis dan berbagai keluhan lainnya yang terkait dengan gigitiruan.1

- Monroy et al melaporkan dari 50 pasien denture stomatitis dengan pH rata-rata 5,2 ditemukan pada membran mukosa yaitu Candida albicans 51,4%, Staphylococcus

aureus 52,4% dan Streptococcus mutans 67.6% sedangkan pada gigitiruan ditemukan

Candida albicans 66,7% dan Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans adalah

49,5%.2

- Denture stomatitis merupakan suatu lesi mukosa yang umum terjadi, di Amerika Serikat

dan Eropa bagian barat. Reichart (2000); Shulman, (2004) melaporkan prevalensi rata-rata terjadinya denture stomatitis di kedua negara tersebut adalah 2,5-18,3% pada usia 35-44 tahun atau 65-74 tahun.3

- Gigitiruan adalah suatu alat untuk menggantikan gigi yang hilang di dukung di antara jaringan lunak dan jaringan keras dalam rongga mulut. Terdapat dua jenis gigitiruan yaitu gigitiruan penuh dan gigitiruan sebagian.4 Gigitiruan penuh adalah suatu alat tiruan yang menggantikan semua gigi-geligi asli dan berhubungan dengan struktur dari maksila dan mandibula. Ianya biasa didukung dengan jaringan membran mukosa, jaringan penghubung dan lapisan tulang. Gigitiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang menggantikan gigi pada sebagian lengkung gigi dan dapat dilepas dari mulut serta dapat di pasang kembali sesuai keinginan.5

- Pada penelitian terbaru, diperkirakan pemakaian gigitiruan yang terus menerus serta kebersihan gigitiruan yang tidak memadai menghasilkan akumulasi plak pada permukaan gigitiruan, sehingga terjadi infeksi pada mukosa yang berkontak langsung dengan gigitiruan, hal inilah yang merupakan tempat pertumbuhan yang ideal untuk jamur dan mikroorganisme lainnya.6

- Penelitian tambahan menunjukkan bahwa gigitiruan yang terbuat dari

Polymethyl

Methacrylate (PMMA) bahan yang paling banyak digunakan dan beberapa organisme

dapat dengan mudah membentuk koloni. Organisme–organisme ini pada awalnya melekat pada permukaan bahan gigitiruan dan kemudian menembus ke dalam gigitiruan yang poreus dan membentuk jalan dengan melepas gas selama proses pembuatan polimerisasi.7

- Permukaan yang kasar pada gigitiruan dapat menjadikan faktor perkembangan koloni oleh Candida albicans dan mikroorganisme lainnya.1 Pemakaian gigitiruan dapat menyebabkan perubahan pada mikroflora rongga mulut pada sebagian individu,


(56)

MASALAH

- Berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan pada pasien

denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Apakah terdapat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas dan mukosa palatal.

TUJUAN

- Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaaan dalam gigitiruan pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Untuk melihat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan akrilik penuh rahang atas dan mukosa palatal.

MANFAAT

- Sebagai masukan bagi bidang ilmu dental material dan prostodonsia agar membuat suatu inovasi bahan biomaterial bagaimana untuk mencegah akumulasi koloni bakteri dan

penumpukan plak pada permukaan akrilik.

- Diharapkan sebagai solusi untuk membantu para pemakai gigitiruan memahami perlunya meningkatkan pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan memelihara agar gigitiruan tetap dalam keadaan bersih.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

1. J . Anthony Von Fraunhofer, Msc., PhD, Factor Involved in Microbial

Colonization of Oral Prostheses <

http://www.agd.org/publications/articles/artID=5010 > 15 Febuari 2010. 2. Baena-Monroy T, Candida albicans, Staphylococcus aureus and

Streptococcus mutans colonization in patients wearing dental prosthesis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2005;10:E27-E39.

3. James J Sciubba., DMD., PhD, Denture Stomatitis < http://www.emedicine.medscape.com/article/1075994 - overview > 15 Febuari 2010.

4. Carr. BA, Mc Givney GP & Brown DT. Partially Edentolous Epidemiology, Physiology and Terminology: Mc Craken’s Removable Partial Prosthodontics, 2005 El sevier Mosby, Missouri. 11th Edition : 3-10.

5. Columbia University College of Dental Medicine, Denture Basic < http://www.simplestepdental.com.htm > 14 Febuari 2010.

6. Glass T et al, Partial Spectrum Of Microorganisms Found In Denture And Possible Disease Implications, JAOA

7. Daniluk T, Fiedoruk k, Sciepuk M et al, Aerobicbacteria in The Oral Cavity

of Patient with Removable Denture, <

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17458066 > 16 Febuari 2010.

8. RA Whiley and D Beighton, http://www.ncbi.nlm.nih.gov , 18 Febuari 2010. 9. TD Morgan et al, http://www.ncbi.nlm.nih.gov, 18 Febuari 2010.


(58)

10.DentureSource < http://www.denturesource.about.com/od/false teeth/a/care for dentures.htm > 16 Febuari 2010.

11.DR Dan Peterson, http://www.caring for denture.about.com.htm > 16 Febuari 2010.

12.European Association of Oral Medicine ( EAOM ), Denture Related Stomatitis < http://www.eaom.net/app prvt/vediNotizia.d/Notizia - 72 > 17 Febuari 2010

13.Tjay TH, Rahardja K. Obat-obat Penting. Jakarta : PT Gramedia, 2005 : 488-535.

14.Syarif M, Ari E, Arini S, Armen M, Azalia A, et al. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru, 2007 : 299-495.


(59)

ALUR PENELITIAN

Populasi sampel 21 orang pasien yang datang ke FKG-USU.

Sampel

Sampel mengisi lembaran informed consent.

Pasien diminta melepaskan gigitiruan dan berkumur.

Pemeriksaan langsung Kultur

Pewarnaan Gram Penanaman bakteri

pada media selektif.

Data

Analisa data

Kesimpulan Spesimen


(60)

SKEMA ALUR FIKIR

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans Pada Pasien Denture Stomatitis Yang Memakai Gigitiruan Akrilik Penuh Rahang Atas di Klinik FKG-USU ;

- Adhesi mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat menyebabkan koloninya berproliferasi dan pembentukan plak yang akan memberi efek kepada rongga mulut dan menyebabkan terjadinya bau mulut, denture stomatitis dan berbagai keluhan lainnya yang terkait dengan gigitiruan.1

- Monroy et al melaporkan dari 50 pasien denture stomatitis dengan pH rata-rata 5,2 ditemukan pada membran mukosa yaitu Candida albicans 51,4%, Staphylococcus

aureus 52,4% dan Streptococcus mutans 67.6% sedangkan pada gigitiruan ditemukan

Candida albicans 66,7% dan Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans adalah

49,5%.2

- Denture stomatitis merupakan suatu lesi mukosa yang umum terjadi, di Amerika Serikat

dan Eropa bagian barat. Reichart (2000); Shulman, (2004) melaporkan prevalensi rata-rata terjadinya denture stomatitis di kedua negara tersebut adalah 2,5-18,3% pada usia 35-44 tahun atau 65-74 tahun.3

- Gigitiruan adalah suatu alat untuk menggantikan gigi yang hilang di dukung di antara jaringan lunak dan jaringan keras dalam rongga mulut. Terdapat dua jenis gigitiruan yaitu gigitiruan penuh dan gigitiruan sebagian.4 Gigitiruan penuh adalah suatu alat tiruan yang menggantikan semua gigi-geligi asli dan berhubungan dengan struktur dari maksila dan mandibula. Ianya biasa didukung dengan jaringan membran mukosa, jaringan penghubung dan lapisan tulang. Gigitiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang menggantikan gigi pada sebagian lengkung gigi dan dapat dilepas dari mulut serta dapat di pasang kembali sesuai keinginan.5

- Pada penelitian terbaru, diperkirakan pemakaian gigitiruan yang terus menerus serta kebersihan gigitiruan yang tidak memadai menghasilkan akumulasi plak pada permukaan gigitiruan, sehingga terjadi infeksi pada mukosa yang berkontak langsung dengan gigitiruan, hal inilah yang merupakan tempat pertumbuhan yang ideal untuk jamur dan mikroorganisme lainnya.6

- Penelitian tambahan menunjukkan bahwa gigitiruan yang terbuat dari

Polymethyl

Methacrylate (PMMA) bahan yang paling banyak digunakan dan beberapa organisme

dapat dengan mudah membentuk koloni. Organisme–organisme ini pada awalnya melekat pada permukaan bahan gigitiruan dan kemudian menembus ke dalam gigitiruan yang poreus dan membentuk jalan dengan melepas gas selama proses pembuatan polimerisasi.7

- Permukaan yang kasar pada gigitiruan dapat menjadikan faktor perkembangan koloni oleh Candida albicans dan mikroorganisme lainnya.1 Pemakaian gigitiruan dapat menyebabkan perubahan pada mikroflora rongga mulut pada sebagian individu, lingkungan yang baru ini bertanggungjawab dalam perkembangan dari sebagian kondisi dihubungkan denture stomatitis.8


(61)

MASALAH

- Berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan pada pasien

denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Apakah terdapat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas dan mukosa palatal.

TUJUAN

- Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaaan dalam gigitiruan pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Untuk melihat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan akrilik penuh rahang atas dan mukosa palatal.

MANFAAT

- Sebagai masukan bagi bidang ilmu dental material dan prostodonsia agar membuat suatu inovasi bahan biomaterial bagaimana untuk mencegah akumulasi koloni bakteri dan

penumpukan plak pada permukaan akrilik.

- Diharapkan sebagai solusi untuk membantu para pemakai gigitiruan memahami perlunya meningkatkan pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan memelihara agar gigitiruan tetap dalam keadaan bersih.


(62)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

No Hp :

Menyatakan bahwa saya bersedia turut serta (untuk diambil sampel saliva dan sampel pada permukaan dalam gigitiruan rahang atas serta mukosa palatal) dalam penelitian mengenai :

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans Pada Pasien Denture Stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas di klinik FKG-USU. Keikutsertaan saya dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Demikianlah pernyataan ini saya sampaikan

Tempat : Hari/tanggal :

Pasien yang diteliti Mahasiswa yang meneliti( ) ( Roy Moheidy Mohd Zain )


(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. J . Anthony Von Fraunhofer, Msc., PhD, Factor Involved in Microbial

Colonization of Oral Prostheses <

http://www.agd.org/publications/articles/artID=5010 > 15 Febuari 2010. 2. Baena-Monroy T, Candida albicans, Staphylococcus aureus and

Streptococcus mutans colonization in patients wearing dental prosthesis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2005;10:E27-E39.

3. James J Sciubba., DMD., PhD, Denture Stomatitis < http://www.emedicine.medscape.com/article/1075994 - overview > 15 Febuari 2010.

4. Carr. BA, Mc Givney GP & Brown DT. Partially Edentolous Epidemiology, Physiology and Terminology: Mc Craken’s Removable Partial Prosthodontics, 2005 El sevier Mosby, Missouri. 11th Edition : 3-10.

5. Columbia University College of Dental Medicine, Denture Basic < http://www.simplestepdental.com.htm > 14 Febuari 2010.

6. Glass T et al, Partial Spectrum Of Microorganisms Found In Denture And Possible Disease Implications, JAOA

7. Daniluk T, Fiedoruk k, Sciepuk M et al, Aerobicbacteria in The Oral Cavity

of Patient with Removable Denture, <

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17458066 > 16 Febuari 2010.

8. RA Whiley and D Beighton, http://www.ncbi.nlm.nih.gov , 18 Febuari 2010. 9. TD Morgan et al, http://www.ncbi.nlm.nih.gov, 18 Febuari 2010.


(2)

10.DentureSource < http://www.denturesource.about.com/od/false teeth/a/care for dentures.htm > 16 Febuari 2010.

11.DR Dan Peterson, http://www.caring for denture.about.com.htm > 16 Febuari 2010.

12.European Association of Oral Medicine ( EAOM ), Denture Related Stomatitis < http://www.eaom.net/app prvt/vediNotizia.d/Notizia - 72 > 17 Febuari 2010

13.Tjay TH, Rahardja K. Obat-obat Penting. Jakarta : PT Gramedia, 2005 : 488-535.

14.Syarif M, Ari E, Arini S, Armen M, Azalia A, et al. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru, 2007 : 299-495.


(3)

ALUR PENELITIAN

Populasi sampel 21 orang pasien yang datang ke FKG-USU.

Sampel

Sampel mengisi lembaran informed consent.

Pasien diminta melepaskan gigitiruan dan berkumur.

Pemeriksaan langsung Kultur

Pewarnaan Gram Penanaman bakteri

pada media selektif.

Data

Analisa data

Kesimpulan Spesimen


(4)

SKEMA ALUR FIKIR

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans Pada Pasien Denture Stomatitis Yang Memakai Gigitiruan Akrilik Penuh Rahang Atas di Klinik FKG-USU ;

- Adhesi mikrobial pada permukaan gigitiruan dapat menyebabkan koloninya

berproliferasi dan pembentukan plak yang akan memberi efek kepada rongga mulut dan menyebabkan terjadinya bau mulut, denture stomatitis dan berbagai keluhan lainnya yang terkait dengan gigitiruan.1

- Monroy et al melaporkan dari 50 pasien denture stomatitis dengan pH rata-rata 5,2

ditemukan pada membran mukosa yaitu Candida albicans 51,4%, Staphylococcus

aureus 52,4% dan Streptococcus mutans 67.6% sedangkan pada gigitiruan ditemukan Candida albicans 66,7% dan Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans adalah 49,5%.2

- Denture stomatitis merupakan suatu lesi mukosa yang umum terjadi, di Amerika Serikat dan Eropa bagian barat. Reichart (2000); Shulman, (2004) melaporkan prevalensi rata-rata terjadinya denture stomatitis di kedua negara tersebut adalah 2,5-18,3% pada usia 35-44 tahun atau 65-74 tahun.3

- Gigitiruan adalah suatu alat untuk menggantikan gigi yang hilang di dukung di antara jaringan lunak dan jaringan keras dalam rongga mulut. Terdapat dua jenis gigitiruan yaitu gigitiruan penuh dan gigitiruan sebagian.4 Gigitiruan penuh adalah suatu alat tiruan yang menggantikan semua gigi-geligi asli dan berhubungan dengan struktur dari maksila dan mandibula. Ianya biasa didukung dengan jaringan membran mukosa, jaringan penghubung dan lapisan tulang. Gigitiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang menggantikan gigi pada sebagian lengkung gigi dan dapat dilepas dari mulut serta dapat di pasang kembali sesuai keinginan.5

- Pada penelitian terbaru, diperkirakan pemakaian gigitiruan yang terus menerus serta

kebersihan gigitiruan yang tidak memadai menghasilkan akumulasi plak pada permukaan gigitiruan, sehingga terjadi infeksi pada mukosa yang berkontak langsung dengan gigitiruan, hal inilah yang merupakan tempat pertumbuhan yang ideal untuk

jamur dan mikroorganisme lainnya.6

- Penelitian tambahan menunjukkan bahwa gigitiruan yang terbuat dari

Polymethyl Methacrylate (PMMA) bahan yang paling banyak digunakan dan beberapa organisme

dapat dengan mudah membentuk koloni. Organisme–organisme ini pada awalnya

melekat pada permukaan bahan gigitiruan dan kemudian menembus ke dalam gigitiruan yang poreus dan membentuk jalan dengan melepas gas selama proses pembuatan polimerisasi.7

- Permukaan yang kasar pada gigitiruan dapat menjadikan faktor perkembangan koloni

oleh Candida albicans dan mikroorganisme lainnya.1 Pemakaian gigitiruan dapat menyebabkan perubahan pada mikroflora rongga mulut pada sebagian individu, lingkungan yang baru ini bertanggungjawab dalam perkembangan dari sebagian kondisi dihubungkan denture stomatitis.8


(5)

MASALAH

- Berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Apakah terdapat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas dan mukosa palatal.

TUJUAN

- Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada membran mukosa mulut bagian palatal pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Untuk mengetahui berapa persentase Streptococcus mutans pada permukaaan dalam gigitiruan pada pasien denture stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas.

- Untuk melihat perbedaan persentase Streptococcus mutans pada permukaan dalam gigitiruan akrilik penuh rahang atas dan mukosa palatal.

MANFAAT

- Sebagai masukan bagi bidang ilmu dental material dan prostodonsia agar membuat suatu inovasi bahan biomaterial bagaimana untuk mencegah akumulasi koloni bakteri dan penumpukan plak pada permukaan akrilik.

- Diharapkan sebagai solusi untuk membantu para pemakai gigitiruan memahami perlunya meningkatkan pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan memelihara agar gigitiruan tetap dalam keadaan bersih.

- Sebagai program penyuluhan kesehatan rongga mulut pada pasien yang memakai gigitiruan akrilik penuh untuk mengurangi prevalensi denture stomatitis.


(6)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

No Hp :

Menyatakan bahwa saya bersedia turut serta (untuk diambil sampel saliva dan sampel pada permukaan dalam gigitiruan rahang atas serta mukosa palatal) dalam penelitian mengenai :

Persentase Kolonisasi Streptococcus mutans Pada Pasien Denture Stomatitis yang memakai gigitiruan akrilik penuh rahang atas di klinik FKG-USU. Keikutsertaan saya dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Demikianlah pernyataan ini saya sampaikan

Tempat : Hari/tanggal :

Pasien yang diteliti Mahasiswa yang meneliti( ) ( Roy Moheidy Mohd Zain )