Perbedaan Jumlah Streptococcus mutans pada Saliva Perempuan Menopause dengan Perempuan Usia Produktif

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menopause adalah perubahan fisiologis yang akan dialami setiap perempuan
sebagai masa berakhirnya menstruasi dan kemampuan bereproduksi.Ovarium
menjadi tidak responsif terhadap gonadotropin seiring dengan pertambahan usia dan
fungsinya menurunsehingga siklus seksual menghilang.1 Penelitian WHO pada tahun
1990 menunjukkan angka menopause sebanyak 467 juta jiwa dan akan meningkat
pada tahun 2030 sebanyak 1200 juta jiwa.Hal ini lebih banyak dijumpai pada negara
berkembang dibandingkan negara industri.2 Menurut data hasil Sensus Penduduk
tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk perempuan di Indonesia
sebanyak 118 juta jiwa dengan usia harapan hidup rata-rata 66 tahun.Dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan usia harapan hidup tersebut, diperkirakan jumlah
perempuan yang mengalami menopause akan meningkat.3
Menopause menyebabkan perubahan fisik dan gangguan psikologis bagi yang
mengalaminya.Osteoporosis dan penyakit kardiovaskular adalah dampak menopause
yang paling sering ditemukan, dan kondisi ini mendukung datangnya penyakitpenyakit lain.4,5 Manifestasi menopause pada rongga mulut seperti xerostomia,
mulut kering (dry mouth), rasa terbakar (burning mouth syndrom), perubahan

pengecapan, serta terdapat perubahan mukosa yakni mukosa menjadi atrofi,
permukaan mukosa menjadi licin, dan gingiva mudah berdarah.6
Saliva merupakan cairan rongga mulut yang bersifat kompleks dan berperan
penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut.Fungsi saliva adalah membasahi
lingkungan rongga mulut, membersihkan debris yang melekat pada gigi, melindungi
keutuhan hidroksiapatit enamel gigi, serta memiliki aktivitas antimikroba.Fungsi
saliva ini berhubungan dengan komposisi saliva yang dihasilkan dari kelenjar
saliva.Komposisi saliva seperti ion-ion buffer, sekretori Imunoglobulin A (sIgA),
enzim peroksidase serta antimikroba lainnya berperan pada fungsi pertahanan dalam
1

2

menjaga kesehatan rongga mulut dari mikroorganisme.Aliran saliva yang baik akan
meningkatkan ion buffer dalam fungsinya menstabilkan pH rongga mulut.7
Komposisi saliva pada perempuan bervariasi selama tahap perubahan
hormonal seperti masa menstruasi dan kehamilan.Pada saat menopause terjadi
perubahan komposisi saliva dan penurunan laju alir saliva karena pengaruh hormon
estrogen.7Hormon estrogen berperan pada fisiologi rongga mulut yang dimediasi oleh
adanya estrogen receptors (ERs).ERs terdiri dari ERα (pada kelenjar mamae dan

endometrium) dan ERβ (paling banyak ditemukan pada jaringan mulut seperti
keratinosit, kelenjar saliva asinar, dan sel duktus).8 Penelitian Dural dkk (2006)
menunjukkan adanya penurunan laju alir saliva dan pH saliva pada perempuan
menopause dibandingkan dengan perempuan yang belum menopause.9 Demikian
juga dengan penelitian Bhat (2010), terdapat penurunan pH dan aliran saliva serta
meningkatnya skor DMFT dam OHI pada perempuan menopause dibandingkan
kelompok kontrol.10 Penelitian Thomas (2014) menunjukkan isolasi jenis bakteri
pada perempuan menopause lebih banyak dari perempuan yang belum menopause.11
Pada rongga mulut terdapat beberapa spesies flora normal seperti
Streptococcus sanguis, Streptococcus salivarius, Lactobasillus, Candida albicans,
dan termasuk salah satu diantaranya yaitu Streptococcus mutans.12,13 Streptococcus
mutans bersifat asidogenik (menghasilkan asam) dan asidurik (hidup/bertahan pada
pH rongga mulut yang asam) serta menghasilkan suatu polisakarida yang lengket
(dextran) sehingga mendukung pertumbuhan bakteri lainnya. Pada proses terjadinya
karies, terdapat jutaan spesies bakteri dan salah satunya adalah Streptococcus mutans.
Walaupun banyak bakteri lain yang juga melekat, Streptoccocus mutans dapat
menyebabkan gigi berlubang karena kemampuan bertahan dalam pH rongga mulut
yang kritis. Dengan demikian, Streptococcus mutans merupakan bakteri yang paling
dominan pada proses terjadinya karies gigi.14
Streptococcus mutans selain menyebabkan karies dapat menyebabkan

Dentures Stomatitisdan penyakit periodontal.Pada Denture Stomatitis diitemukan
Streptococcus mutans 67,6%, Candida Albicans 51.4%, dan Staphylococcus aureus
52,4% (Monroy et all 2005).15

Penelitian Contardo MS (2011) menunjukkan

3

tingginya level Streptococcus mutans dalam saliva berhubungan secara langsung
dengan tingkat keparahan penyakit periodontal pada pasien lanjut usia yang tidak
dirawat.16 Selain itu, Streptococcus mutans menjadi penyebab utama endokarditis
pada katup jantung karena dapat masuk ke peredaran darah jika terjadi trauma.13
Jumlah populasi Streptococcus mutans dari pengambilan plak bervariasi pada
berbagai aspek permukaan gigi di rongga mulut. Oleh karena itu, perhitungan pada
saliva dianggap dapat merepresentasikan kesehatan rongga mulut pada seseorang
secara keseluruhan.Penelitian Baca (2008)menunjukkan pengambilan sampel melalui
saliva memiliki keefektifan yang sama dengan pengambilan sampel dari plak
permukaan bukal dan oklusal dari gigi.17 Penelitian Dharsono (2012) menunjukkan
jumlah koloni Streptococcus mutans pada perempuan (17,94 × 102 CFU/ml) lebih
tinggi dari laki-laki (12,22 ×102 CFU/ml).18


Hasil tersebut dipengaruhi oleh

perubahan hormonal yang terjadi pada perempuan. Perubahan hormonal yang terjadi
pada perempuan, juga mempengaruhi kondisi rongga mulut perempuan hamil.
Penelitian

Preethi

pada

tahun

2014,

menunjukkan

infeksi

Streptococcus


mutansmeningkat selama periode kehamilan terutama pada trimester ketiga.19
Berdasarkan peningkatan jumlah perempuan menopause setiap tahunnya di
Indonesia serta adanya penelitian tentang pengaruh perubahan hormonal terhadap
perubahan saliva dan kesehatan rongga mulut perempuan pada umumnya, maka
penulis tertarik melakukan penelitian mengenai perbedaan jumlah Streptococcus
mutans pada saliva perempuan menopause dengan perempuan usia produktif.

1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva
perempuan menopause dengan perempuan usia produktif ?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan jumlahStreptococcus mutans pada saliva
perempuan menopause dengan perempuan usia produktif

4

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Hα

: ada

perbedaan jumlah

Streptococcus mutans pada saliva

perempuan menopause dengan perempuan usia produktif

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam rangka
menambah wawasan keilmuan melalui penelitian lapangan
2. Sebagai

bahan

referensi


dalam

bidang

kedokteran

gigi

untuk

disempurnakan pada penelitian selanjutnya
3. Memberikan informasi bahwa peningkatan jumlah koloni Streptococcus
mutans dalam saliva dapat mengubah pH rongga mulut menjadi asam
sehingga mudah terjadinya akumulasi plak dan insiden karies
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perkembangan ilmu
kesehatan gigi masyarakat

1.5.2 Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu motivasi untuk lebih
menjaga kesehatan rongga mulut pada perempuan lanjut usia (menopause) sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas hidup bagi perempuan menopause.