100
Kegiatan perbaikan untuk penggunaan lahan ini adalah kegiatan rehabilitasi baik berupa reboisasi maupun penghijauan.
2. Penutupan lahan yang terdiri dari hutan lahan kering sekunder, dan hutan
rawa sekunder. Kegiatan yang diarahkan pada penutupan lahan ini adalah kegiatan pengayaan tanaman.
Berdasarkan parameter yang memperhitungkan tutupan lahan berdasarkan tajuk vegetasi permanen atau pohon, maka bentuk penutupan lahan lainnya yang
dapat berfungsi sama dengan penutupan tajuk pohon tetap dianggap sebagai lahan kritis. Misalnya tutupan lahan berupa semak belukar dalam kondisi alami dapat
berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi, akan tetapi penutupan lahan semak belukar tetap harus direhabilitasi.
5.10 Arahan Penanganan Lahan Kritis
Arahan penanganan lahan kritis disesuaikan dengan tiap fungsi kawasan dan faktor penyebabnya agar upaya yang dilakukan untuk mengurangi sifat kritis
lahan tepat sasaran dan efektif. Arahan dan upaya penanganan lahan kritis di Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut :
Kawasan Lindung Fungsi utama kawasan lindung adalah perlindungan kawasan sekitarnya dan
kawasan dibawahnya, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah. Penanganan lahan kritis dan agak kritis pada
kawasan lindung adalah: 1.
Penambahan penutupan vegetasi sesuai dengan konturnya dengan tegakan yang rapat berupa tanaman tahunan permanen. Penambahan vegetasi ini dapat
dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi dan pengayaan tanaman. Tanaman pengayaan atau rehabilitasi diutamakan merupakan tanaman endemik
setempat oleh karena selain karena fungsinya juga berhubungan dengan habitat dan cadangan makanan bagi satwa liar di kawasan tersebut.
2. Pemberdayaan terhadap masyarakat dengan penyuluhan, pelatihan, dan
pendampingan akan pentingnya fungsi hutan. Misalnya untuk menjaga kondisi dan fungsi sebagai kawasan lindung diperlukan program kelompok
101
tani konservasi. Kelompok tani bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan dengan membatasi pengambilan kayu untuk memenuhi sebagian kebutuhan
hidup. Akses terhadap hutan yang utama adalah pengambilan rumput untuk ternak dan kayu bakar.
3. Melarang kegiatan budidaya di kawasan hutan lindung dan pemberian intensif
bagi masyarakat yang peduli terhadap konservasi hutan dan lahan.
Kawasan Budidaya Kawasan budidaya mempunyai fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya dibedakan antara kawasan budidaya tanaman tahunan dengan
kawasan budidaya tanaman semusim atau pertanian. Penanganan agak kritis pada budidaya pertanian adalah:
1. Untuk mengurangi bahaya erosi diterapkan sistem agroforestry, konservasi
vegetatif dan mekanik, sisipan tanaman tahunan, atau batu penguat teras dan rorak terutama pada lahan yang memiliki tingkat kelerengan 25.
2. Program pengembangan pertanian konservasi, penanaman menurut kontur,
dan melakukan penambahan bahan organik untuk lahan-lahan yang mengalami penurunan produktifitas.
3. Konservasi lahan pertanian yang dioleh secara intensif dengan pergantian
tanaman, penanaman menurut kontur, pemberian mulsa sisa tanaman, pupuk kandang, dan pupuk hijau.
4. Meningkatkan motivasi dan kemampuan masyarakat dan aparat untuk
memperbaiki konservasi lahan dengan cara penyuluhan, pelatihan dan pendampingan.
Penangan lahan potensial kritis dan tidak kritis pada kawasan budidaya pertanian dapat melalui cara sebagai berikut :
1. Untuk mengurangi bahaya erosi pada tegalanladang, dan kebun campuran
dilakukan pembuatan teras dan saluran tegak lurus kontur dengan maksud membuat aliran permukaan dapat menjauhi lahan yang rawan tererosi dan
longsor.
102
2. Pada lahan pertanian intensif dilakukan konservasi secara vegetatif,
pemakaian varietas unggul untuk meningkatkan produktivitas, pergiliran tanaman, penanaman menurut kontur, pemberian mulsa sisa tanaman, dan
pemupukan. 3.
Penerapan sistem agroforestry pada tegalanladang dan kebun campuran. 4.
Pemberian ketrampilan di luar pertanian agar para petani atau masyarakat memiliki alternatif pekerjaan lain selain dibidang pertanian.
5. Meningkatkan manajemen pengelolaan lahan, kemampuan manajerial petani
dengan penyuluhan pengembangan pertanian konservasi dan media publikasi. Arahan penanganan dan upaya pencegahan lahan kritis harus mendapat
dukungan dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Setrategi kebijakan yang diterapkan harus bertujuan untuk pengelolaan sumberdaya yang
optimal untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Memberdayakan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam yang
berkelanjutan, sebagai wujud dari otonomi daerah.
5.11 Evaluasi Penilaian Kekritisan Lahan Menurut Kriteria Kehutanan