34
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Lingkungan Fisik
4.1.1 Letak, Luas, dan Batas Wilayah Kabupaten Kulon Progo merupakan kabupaten di bagian barat Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah ± 58.027 ha 580,27 km
2
. Letak geografis Kabupaten Kulon Progo pada 110
1’37’’–110 16’26’’ BT dan
7 38’42’’–7
- sebelah utara : Kab. Magelang Propinsi Jawa Tengah
59’3’’ LS sebagaimana pada Gambar 5, dengan batas-batas :
- sebelah timur : Kab. Sleman dan Bantul Propinsi D.I. Yogyakarta - sebelah selatan : Samudera Hindia
- sebelah barat : Kab. Purworejo Propinsi Jawa Tengah
Sumber data : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009
Gambar 5 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo
35
4.1.2 Topografi Secara umum wilayah Kabupaten Kulon Progo dikelilingi oleh perbukitan
dan pegunungan terutama di wilayah bagian utara. Oleh karena itu wilayahnya mempunyai ketinggian yang cukup beragam. Gambar 6 menunjukkan ketinggian
wilayah Kabupaten Kulon Progo.
Sumber data : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009
Gambar 6 Peta Ketinggian Wilayah Kabupaten Kulon Progo Wilayah Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh dataran rendah dengan
ketinggian kurang dari 100 m dpl yaitu sebesar 56,12. Wilayah dataran rendah tersebut, terdapat pada bagian selatan memanjang ke utara di bagian timur.
Ketinggian wilayah 100-500 m dpl tersebar di wilayah Kabupaten Kulon Progo
36
bagian tengah ke utara. Wilayah dengan ketinggian 500-1.000 m dpl merupakan yang paling kecil luasannya, dengan penyebarannya meliputi wilayah Kulon
Progo bagian barat memanjang dari tengah ke utara. Berdasarkan ketinggian wilayah, Kabupaten Kulon Progo terbagi atas tiga bagian dengan luasan dari
masing-masing bagian tersaji pada Tabel 8.
Tabel 8 Ketinggian wilayah Kabupaten Kulon Progo
No. Ketinggian m dpl
Luas Ha Persentase
1 0 - 100
32.563 56,1
2 100 - 500
19.543 33,7
3 500 - 1.000
5.922 10,2
Jumlah Ha 58.027
100,0
Sumber data : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009
Penyebaran ketinggian wilayah Kabupaten Kulon Progo tidak mengikuti batas administrasi dalam hal ini batas kecamatan. Kecamatan Nanggulan, Kokap,
Girimulyo, dan Pengasih mempunyai ketinggian wilayah yang beragam. Hal ini berbeda dengan wilayah Kulon Progo bagian selatan. Kecamatan Wates, Panjatan,
Galur, Lendah, dan sebagian Pengasih merupakan kecamatan dengan wilayah relatif datar dan ketinggian kurang dari 100 m dpl. Keadaan topografi Kabupaten
Kulon Progo tersaji pada Tabel 9.
Tabel 9 Keadaan topografi Kabupaten Kulon Progo
Kelompok Keadaan Topografi
Wilayah Kecamatan Bagian
Utara Perbukitan Menoreh dengan
ketinggian antara 500 - 1.000 m dpl
Girimulyo, Samigaluh, Kokap dan sebagian Nanggulan
Bagian Tengah
Daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 - 500 m dpl
Kalibawang, Nanggulan, Girimulyo, sebagian Samigaluh,
sebagian Pengasih, dan sebagian Kokap
Bagian Selatan
Dataran rendah dengan ketinggian sampai 100 m dpl
Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, dan sebagian Pengasih
Sumber data : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009
Kabupaten Kulon Progo mempunyai karakteristik wilayah dengan ketinggian yang tersebar cukup beragam. Hal ini akan berpengaruh terhadap
37
tingkat kemiringan lereng. Gambar 7 menunjukkan sebaran tingkat kemiringan lereng di Kabupaten Kulon Progo.
Sumber data : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009
Gambar 7 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulon Progo Gambar 7 menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Kulon Progo
mempunyai tingkat kemiringan dari datar sampai dengan sangat curam. Wilayah dengan kelerengan datar 0-3 sangat mendominasi, tersebar di Kulon Progo
bagian selatan. Kelerengan 3-8 umumnya mempunyai penyebaran di sekitar tingkat kemiringan kelerengan 0-3, terutama di wilayah Kulon Progo sebelah
timur bagian utara. Tingkat kemiringan lereng 3-8 mempunyai luasan yang kecil. Tingkat kemiringan lereng 8-15 tersebar secara terpencar dengan luasan
38
kecil-kecil di bagian tengah wilayah Kulon Progo. Tingkat kemiringan lereng 15- 25 tersebar terutama di Kulon Progo bagian tengah sebelah timur. Di samping
itu tingkat kemiringan lereng 15-25 tersebar terpencar di antara lereng dengan kemiringan lebih dari 25. Tingkat kemiringan lereng 25-40 atau lebih terdapat
pada wilayah Kulon Progo sebelah barat mulai dari tengah ke utara. Berdasarkan persentase luas tiap tingkat kemiringan lereng, lereng 0-3
mendominasi wilayah Kabupaten Kulon Progo. Tingkat kemiringan lereng 25- 40 atau lebih mempunyai persentase luasan yang tidak terpaut jauh masing-
masing 25,6 dan 21,5. Tingkat kemiringan lereng yang lain mempunyai luasan dengan persentase yang kecil yaitu kurang dari 10. Sebaran kemiringan
lereng di Kabupaten Kulon Progo selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 10.
Tabel 10 Kelas kemiringan lereng di Kabupaten Kulon Progo
No. Kelas Kelerengan
Luas Ha Persentase
1 0 - 3
20.680 35,6
2 3 - 8
2.733 4,7
3 8 - 15
2.356 4,1
4 15 - 25
14.885 25,6
5 25 - 40
4.912 8,5
6 40
12.460 21,5
Jumlah 58.027
100,0 Sumber data : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009
4.1.3 Jenis Tanah Kabupaten Kulon Progo mempunyai tujuh jenis tanah meliputi aluvial,
litosol, regosol, renzina, podsolik, mediteran, dan latosol. Tanah latosol merupakan jenis yang dominan, tersebar di Kecamatan Pengasih, Kokap,
Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh dengan persentase 42,19 dari luas wilayah kabupaten. Tanah aluvial, tersebar di Kecamatan Temon, Wates,
Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan dengan persentase 22,77. Tanah regosol tersebar di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Lendah,
dan Galur dengan persentase 9,22. Tanah regosol dan litosol mempunyai persentase luasan yang cukup besar
sekitar 12,51 dengan penyebaran meliputi Wates, Panjatan, Lendah, Sentolo,
39
Nanggulan dan Kalibawang. Tanah litosol, mediteran dan renzina mempunyai persentase luasan 12,38 dengan penyebaran meliputi Kokap, Wates, Pengasih,
Sentolo, Nanggulan, dan Kalibawang. Tanah podzolik dan regosol mempunyai persentase luasan yang sangat kecil sekitar 1 yang tersebar diperbatasan antara
Nanggulan, Kalibawang dan Girimulyo. Tanah latosol dan litosol sangat kecil dan terdapat di Kecamatan Kalibawang. Gambar 8 menunjukkan persebaran jenis
tanah di Kabupaten Kulon Progo.
Sumber data : BPDAS Serayu Opak Progo, 2009
Gambar 8 Peta Jenis Tanah di Kabupaten Kulon Progo Sebaran jenis tanah di Kabupaten Kulon Progo selengkapnya sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 11.
40
Tabel 11 Jenis tanah di Kabupaten Kulon Progo
No. Jenis Tanah
Luas Ha Persentase
1 Aluvial
13.215 22,8
2 Komplek Litosol, Mediteran dan Renzina
7.183 12,4
3 Komplek Latosol dan Litosol
11 0,0
4 Komplek Podsolik dan Regosol
525 0,9
5 Komplek Regosol dan Litosol
7.261 12,5
6 Latosol
24.481 42,2
7 Regosol
5.351 9,2
Jumlah Ha 58.027
100,0
Sumber data : BPDAS Serayu Opak Progo, 2009
4. 1.4 Pola Curah Hujan Curah hujan di Kabupaten Kulon Progo rata-rata mencapai 2.388 mmtahun,
dengan rata-rata hari hujan hh sebanyak 112 hhtahun atau 9 hhbulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Suhu
terendahnya ± 24,2 C bulan Juli dan tertinggi ± 25,4
Distribusi curah hujan yang meliputi bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April, sementara bulan kering terjadi pada bulan Mei sampai September.
Menurut Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson, tipe iklim dapat diketahui dengan perbandingan antara rata-rata jumlah bulan kering dengan rata-rata jumlah bulan
basah. Berdasarkan distribusi curah hujan yang menunjukkan jumlah bulan basah dan bulan kering, diperoleh nilai Q sebesar 71,4. Hal ini menunjukkan bahwa
berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson, Kabupaten Kulon Progo mempunyai tipe iklim D sedang. Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan di
Kabupaten Kulon Progo tersaji pada Tabel 12. C bulan April. Kelembaban
terendahnya 78,6 bulan Agustus dan tertingginya 85,9 bulan Januari. Intesitas penyinaran matahari rata-rata bulanan mencapai lebih kurang 45,5, dengan
intensitas terendah 37,5 pada bulan Maret dan tertinggi 52,5 pada bulan Juli.
41
Tabel 12 Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan di Kabupaten Kulon Progo
No. Bulan
Rerata Curah Hujan mm Hari Hujan hari
1 Januari
351 16,8
2 Februari
332 15,7
3 Maret
329 15,3
4 April
219 10,3
5 Mei
96 7,0
6 Juni
91 4,6
7 Juli
39 3,4
8 Agustus
30 1,8
9 September
57 2,8
10 Oktober
162 7,4
11 Nopember
303 13,3
12 Desember
320 14,0
Rerata Tahunan 2.388
112,0
Sumber data: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Kulon Progo, 2009
Pola curah hujan di Kabupaten Kulon Progo menunjukkan bahwa nilai curah hujan akan meningkat seiring meningkatnya ketinggian wilayah. Pola
persebaran hujan dan topografi wilayah saling berhubungan antara ketinggian tempat terhadap besarnya curah hujan, dimana daerah yang lebih tinggi secara
topografi akan memiliki curah hujan yang lebih besar pula. Pola curah hujan di Kabupaten Kulon Progo sesuai dengan topografi wilayah menunjukkan bahwa
semakin ke utara curah hujan semakin tinggi. Curah hujan yang tinggi terutama terjadi di Kecamatan Samigaluh dan Kalibawang. Pola curah hujan di Kabupaten
Kulon Progo tersaji pada Gambar 9.
42
Sumber data : BPKH Wil. XI Jawa-Madura, 2009
Gambar 9 Peta Curah Hujan di Kabupaten Kulon Progo
4.1.5 Penggunaan Lahan Pemanfaatan sumber daya alam harus optimal dengan mempertimbangkan
aspek ekonomi, kelestarian, kesesuaian, dan berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Penggunaan lahan di daerah pesisir sebagian besar telah dikembangkan menjadi lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Wilayah dengan karakteristik
kelerengan yang curam merupakan kawasan perlindungan setempat dan perlindungan daerah-daerah dibawahnya. Penggunaan lahan terutama sebagai
kawasan hutan. Permukiman, sawah, dan ladang mempunyai persentase
43
penggunaan yang kecil pada kawasan lindung karena keterbatasan topografi dan fungsi kawasan. Kawasan untuk perlindungan meliputi Kecamatan Kokap,
Nanggulan, Samigaluh, dan Kalibawang. Area pertanian dan permukiman terutama di bagian tengah dan bagian
selatan wilayah kabupaten. Areal pertanian meliputi sawah, tegalan, dan kebun. Daerah lagun digunakan sebagai kebun dengan tanaman seperti pisang, kelapa,
dan tanaman lain yang tahan terhadap pengaruh air laut. Selain itu daerah lagum juga digunakan sebagai lahan pertanian dan pemukiman, daerah pesisir juga
berpotensi untuk digunakan sebagai area tambak udang. Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo meliputi
penggunaan lahan hutan, sawah, tegalanladang, kebun campur, dan permukiman. Gambaran dari penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Kulon Progo dapat
dilihat dari analisis citra yang tersaji pada hasil penelitian ini.
4.2 Kondisi Sosial Budaya