PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM PENINGKATKAN PEREKONOMIAN LOKAL (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Pada Sentra Industri Batik di DesaTanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, dampak krisis ekonomi yang menyebabkan krisis multi
sektoral menimbulkan banyak permasalahan yang masih belum terselesaikan,
salah satu permasalahan lama dan menjadi PR rutin pemerintah adalah masalah
kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS tahun 2006 jumlah penduduk miskin di
Indonesia dari tahun ke tahun baik itu di desa maupun di kota cenderung
mengalami kenaikan. Pada tahun 1999 jumlah penduduk miskin di kota dan di
desa secara keseluruhan mencapai 37,50 juta penduduk. Tiga tahun kemudian,
pada tahun 2002 meningkat menjadi 38,39 juta penduduk. Dan data terakhir pada
tahun 2006 jumlah penduduk miskin di desa dan di kota mencapai 39,05 juta
penduduk1.
Berbagai macam kebijakan pada setiap rezim pemerintahan belum mampu
menyelesaikan permasalahan yang identik menimpa negara berkembang ini. Hal
ini karena belum adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dengan
masyarakat. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, beberapa strategi dan kebijakan
yang perlu dilakukan antara lain2:
1. Strategi pertumbuhan berkualitas (quality growth).
2. Strategi peningkatan akses pelayanan dasar bagi keluarga miskin

(accesibility to basic public services).
3. Strategi perlindungan sosial (social protection)..
4. Strategi pemberdayaan masyarakat (community development).
1

Wrihatnolo, R. R. dan Dwidjowijoto R. N. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar
dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. PT Gramedia:Jakarta
2
Ibid Hal. 21

1

Salah satu langkah nyata dalam menanggulangi masalah kemiskinan
tersebut bisa dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat yang dikhususkan pada
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Keberadaan usaha mikro,
kecil, dan menengah mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi
sebagian besar rakyat Indonesia. Usaha kecil mampu bertahan menghadapi
goncangan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Pada saat yang sama banyak usaha besar yang gulung tikar. Indikatornya antara
lain, serapan tenaga kerja antara kurun waktu sebelum krisis dan ketika krisis

berlangsung tidak banyak berubah, dan pengaruh negatif krisis terhadap
pertumbuhan jumlah usaha kecil lebih rendah dibanding pengaruhnya pada usaha
besar3.
Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam PDB nasional dari
tahun ketahun mengalami peningkatan dan dapat mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan. Namun dalam kenyataannya Usaha Kecil masih
kurang mendapatkan perhatian, dan dapat dikatakan bahwa kesadaran akan
pentingnya Usaha Kecil baru muncul ketika banyak usaha besar gulung tikar
diterjang krisis ekonomi. Perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah
menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Jumlah usaha mikro kecil dan
menengah di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 51,26 juta unit usaha atau
99,66 % dari total unit usaha di Indonesia telah memberikan kontribusi Produk
Domestik Bruto (PDB) dari UMKM sebesar Rp 3.609,3 triliun atau 52,67% dari

3

Hubeis,Musa.2009. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Ghalia Indonesia:
Boogor. Hal: 8

2


total PDB Indonesia. Tenaga kerja yang diserap oleh UMKM mencapai 90,89 juta
orang atau 94,42 % dari total angkatan kerja Indonesia 4.
Perkembangan usaha kecil skala nasional sudah pasti tidak terlepas dari
perkembangan usaha kecil lokal, karena usaha kecil dan menengah berkembang
dan tumbuh pesat di pedesaan. Jumlah usaha kecil khususnya di Jawa Timur
tercatat menunjukkan perkembangan yang cukup berarti dalam kurun waktu lima
tahun. Berdasarkan data yang diolah dari situs Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, pada tahun 2001 jumlah Usaha Kecil dan kerajinan rumah tangga di
Jawa Timur sebanyak 609.421 unit usaha, dengan nilai investasi sebesar 575
miliar rupiah, jumlah tenaga kerja yang mencapai 1.338.968 orang, dan nilai
produksi sebesar 1.687 miliar rupiah. Jumlah usaha tersebut meningkat menjadi
646.928, dengan nilai investasi sebesar 671 miliar rupiah, tenaga kerja yang
terserap 1.477.296 orang, dan total nilai produksi mencapai 1.935 miliar rupiah5.
Meskipun demikian, Usaha Kecil juga tidak lepas dari berbagai masalah
yang dapat menghambat laju perkembangan untuk menjadi lebih baik, terutama
untuk mengoptimalkan peluang yang ada. Beberapa masalah yang dihadapi usaha
kecil adalah seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen
sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran, dan keuangan. Lemahnya
kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini mengakibatkan pengusaha

kecil tidak mampu mengembangkan usahanya dengan baik6. Semakin pentingnya

4

http://arifnurahmanblog.blogspot.com/2009/12/kontribusi-koperasi-dalam-umkm.html Diakses
pada tanggal 23 Desember 2010
5
perindagkopjatim.go.id diakses pada tanggal 23 desember 2010
6

Kuncoro, Mudrajad, 2008. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, Dan Kebijakan. UPP. AMP
YKPN: Yogyakarta. Hal: 8

3

peranan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam perekonomian nasional, dan
semakin besarnya tantangan usaha kecil, menunjukkan bahwa perlu adanya
perhatian serius dari pemerintah dalam pemberdayaan usaha kecil agar mampu
menjadi penyokong perekonomian baik daerah maupun nasional serta agar
mampu bersaing baik dalam pasar domestik maupun pasar internasional. Tiap

daerah bisa dipastikan mempunyai potensi yang bisa digali untuk dijadikan
kekuatan daerah yang bersangkutan. Bentuknya pun bisa bervariasi mulai dari
pesona lingkungan sampai produk olahan. Keberhasilan promosi maupun
penjualan produk unggulan ini pun berarti pemasukan dan nama daerah ikut
berkibar pula.
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu daerah yang terletak di Pulau
Madura, besarnya potensi yang dimiliki Kabupaten Bangkalan berjalan searah
dengan peningkatan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahunnya, dapat
dilihat Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS), penduduk miskin di
Bangkalan ada tahun 2006 sebanyak

KK atau 365.951 jiwa, 365.951 jiwa

merupakan penduduk yang tergolong berada di bawah garis kemiskinan yang
terdiri dari 93.356 kepala keluarga, dan bila dipersentasekan maka 39% penduduk
Kabupaten Bangkalan tergolong miskin7. Untuk itu Kemiskinan di kabupaten
Bangkalan harus ditangani dengan serius oleh pemerintah daerah.
Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Bangkalan
terbilang mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Hal ini tidak terlepas dari
dampak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 yang juga

7

http://kabarmadura.blogspot.com/2007/03/penduduk-miskin-bangkalan-capai-365951.html
diakses tanggal 28 Desember 2010

4

menjadi penyebab naiknya jumlah penduduk miskin. Setelah kolaps terkena badai
krisis, perlahan tapi pasti usaha kecil mencoba untuk bangkit. Salah satu usaha
mikro kecil dan menengah yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagai penggerak
perekonomian masyarakat khususnya masyarakat pedesaan adalah industri batik.
Usaha kecil ini banyak tersebar di DesaTanjung Bumi. Industri kecil ini menjadi
kebanggaan daerah kabupaten Bangkalan, batik bukan hanya sehelai kain, namun
telah menjadi ikon budaya. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain panjang
itu, merefleksikan karakter masyarakatnya. Khususnya batik buatan Tanjung
Bumi di Kabupaten Bangkalan.
Di desa ini hampir semua warga bekerja sebagai perajin batik tulis.
Menurut Kepala Sie Pengembangan UMKM Kabupeten Bangkalan, Panca Setiadi
menjelaskan ada sekitar 900 perajin batik tulis yang ada di Desa Tanjung Bumi
ini. Ketrampilan membatik ini sudah menjadi warisan secara turun menurun,

sehingga sudah menjadi pemandangan yang wajar jika banyak remaja di desa
tersebut mahir membatik8. Desa Tanjung Bumi berdekatan dengan pantai,
sehingga banyak warga yang bekerja sebagai nelayan. Sambil menunggu suami
pulang dari berlayar ke daerah yang jauh, sang istri banyak yang mengisi waktu
luangnya dengan membatik. Kebanyakan motif yang dibuat yaitu motif batik tulis
pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan dan letak geografisnya. Warna-warna
khas batik tulis di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam atau ngejreng
yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Dahulu batik ini
diperlakukan sebagai barang berharga layaknya emas atau tabungan dan

8

http://maduracenter.wordpress.com/2007/07/14/batik-tanjung-bumi-batik-madura-nan-eksotik/

5

diwariskan kepada anak cucu. Namun, seiring berjalannya waktu, batik sudah
mulai dikomersialkan. Kontribusi dari adanya industri batik adalah terserapnya
banyak tenaga kerja pada industri ini. Selain itu, juga membuka beberapa
lapangan kerja baru dengan berkembangnya industri kecil batik di Desa Tanjung

bumi, yakni banyaknya masyarakat yang membuka toko khusus untuk menjual
Batik khas daerah Bangkalan.
Seperti halnya usaha kecil pada umumnya, industri Batik di Desa Tanjung
Bumi juga tidak lepas dari masalah permodalan, ketatnya persaingan usaha,
pemasaran, kurangnya penguasaan teknologi sehingga proses produksi batik
relatif lama, dan labilnya harga bahan baku pembuatan batik9. Pemasalahan yang
seperti ini jika dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan industri kecil ini akan
bangkrut (failed) dan pengangguran akan bertambah sehingga kemiskinan sulit
diatasi. Seperti yang terjadi di daerah bekasi Sejumlah usaha kecil menengah
(UKM) di kota Bekasi, Jawa Barat terpaksa menghentikan kegiatan produksi
akibat menurunnya daya beli konsumen di samping produk yang kalah bersaing di
pasaran. Jika masalah ini tidak segera ditanggulangi bisa terjadi kebangkrutan
massal di sektor UKM sebagai dampak krisis ekonomi global. Jumlah mereka
mencapai puluhan pelaku UKM dengan mayoritas sebagai usaha makanan olahan,
bordiran dan boneka terpaksa menghentikan kegiatan opersional produksi. Faktor
penyebabnya gara-gara krisis ekonomi global belum berakhir sehingga mereka
belum bisa kembali berproduksi. Pihak dinas perindustrian dan perdagangan kota
Bekasi akan mengkaji penghentian produksi UKM tersebut. Bila persoalan terkait
9


wawancara dengan bapak Suni, dofer, dan sulaiman( pengrajin Batik Tulis pada tanggal 11
januari 2011)

6

permodalan akan dicarikan solusi. Jika menyangkut mutu diperlukan pelatihan.
Namun demikian masih dianggap wajar bila dari 84.000 UKM di kota Bekasi ada
beberapa yang tidak lagi berproduksi. Sebab usaha skala besar yang sudah ekspor
sekalipun cukup banyak yang mengurangi aktivitasnya bahkan berhenti
beroperasi10.
Pemerintah tidak tinggal diam menanggapi permasalahan yang melanda
dunia industri batik tersebut. Pada bulan November 2009, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangkalan selaku utusan pemerintah yang menangani
masalah Usaha Kecil dan Menengah, mengadakan pelatihan dan perlindungan
terhadap Batik. Selain itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga kerap
melakukan pengenalan Batik pada event bulanan Bull race dan pada acara
pameran pembangunan Bangkalan DEKRANASDA pada tanggal 09 Desember
2010 dengan diadakannya gemar membatik kepada pelajar yang meliputi SD,
SMP, dan SMA dengan mengundang 100 pengrajin Batik tulis asli dari desa
Tanjung Bumi.11

Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
belum cukup untuk menanganin masalah-masalah yang melanda industri kecil
Batik secara luas. Permasalahan tersebut hendaknya menjadi pemacu pemerintah
Kabupaten Bangkalan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk dapat
memberikan solusi dan strategi yang tepat dan lebih efektif lagi. Diharapkan peran
industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah akan semakin bisa menjadi penyangga
perekonomian masyarakat. Semakin majunya industri Batik secara otomatis akan
10

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_2291/little_usah-kecil-dan-menengah/
Wawancara dengan Kabid Bina Usaha dan Industri Drs. R. Siswanto pada Tanggal 06 Januari
2010

11

7

mengurangi angka pengangguran sebagai imbas dari meningkatnya pendapatan
yang bersumber dari meningkatnya produksi, dan pada akhirnya jumlah
masyarakat miskin di Kecamatan Tanjung Bumi semakin berkurang.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini
penulis mengangkat topik: “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa
Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan)”.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan pemikiran diatas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peran pemerintah (DISPERINDAG) dalam

pemberdayaan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung
Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan?
2. Bagaimana hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan masyarakat
dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik
di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ?
C. Tujuan Penelitian
Dengan melihat permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk

mengetahui

peran

pemerintah

(DISPERINDAG)

dalam

pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di
Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan.

8

2. Untuk mengetahui hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan
masyarakat dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada
sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten
Bangkalan.
D. Kontribusi Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Memberikan

sumbangan

pemikiran

untuk

memperkaya

ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah.
2. Sebagai bahan informasi dalam rangka menambah wawasan tentang
pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
b. Manfaaat Praktis
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Bangkalan
dalam

melaksanakan

pembangunan

yang

berorientasi

pada

pemberdayaan masyarakat, khususnya pemberdayaan usaha kecil.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
disiplin ilmu pemerintahan dan juga sebagai bahan pembanding atau
lanjutan atas penelitian yang serupa.
E. Definisi Konsep
Untuk memperjelas pengertian variabel penelitian ini, maka diperlukan
suatu konsep untuk menghindari kesalah pahaman. Berdasarkan penelitian yang
diangkat

yaitu:

PEMBERDAYAAN

9

USAHA

MIKRO

KECIL

DAN

MENENGAH DALAM PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL. (Studi
Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada
Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi, KecamatanTanjung Bumi,
Kabupaten Bangkalan) maka definisi konsep yang dijabarkan adalah:
1.

Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu upaya meningkatkan kemampuan dan potensi

yang dimiliki oleh masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati
diri, hasrat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan
diri secara maksimal.12 Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan
orang-orang yang lemah atau tidak beruntung.13
Konsep “empowermnet” (pemberdayaan) muncul karena dua premis
mayor, yakni kegagalan dan harapan. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya
model-model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan
dan lingkungan yang berkelanjutan. Sementara itu, harapan muncul karena adanya
alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi,
persamaan gender, persamaan antar-generasi, dan pertumbuhan ekonomi yang
memadai”.14
Jadi berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dipahami pemberdayaan
adalah suatu upaya meningkatkan kemampuan, potensi dan kekuasaan orang yang
lemah atau tidak beruntung untuk mengaktualisasikan diri, hasrat dan martabatnya

12

Bakri, Mansyur. 2007. Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan RRA dan PRA. Visipress
Media:Surabaya Hal. 17
13
Ife, J.W., 1995. Community Development: Creating Community Alternatives-vision, Analysiis

and Practice. Melbourne : Longman Hal. 56
14

Wrihatnolo, R. R. dan Dwidjowijoto R. N. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah
Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. PT Gramedia: Jakarta. Hal. 59

10

secara maksimal agar mampu bertahan dan mengembangkan diri secara
maksimal.
2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Selama ini masih banyak pihak yang rancu dalam menggunakan istilah
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan usaha kecil menengah (UKM)
dalam berbagai pembahasan. Perbedaan tersebut disebabkan adanya beberapa
definisi dan kriteria berbeda yang dikeluarkan oleh instansi dan perundangundangan mengenai UMKM. Beberapa definisi dan kriteria UMKM adalah15:
a. Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang
Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil):
1. Usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesia.
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.
b. Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil):
1. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk
badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi.
2. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak
langsung, dengan Usaha Menengah atau Besar.
3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan
paling banyak Rp. 100 juta per tahun.
c. Usaha Menengah (menurut Inpres no. 10/1999 tentang Pemberdayaan
Usaha Menengah)
1. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia yang berbentuk badan
usaha orang perorangan, tidak berbadan hukum, atau berbadan hukum
termasuk koperasi
2. Berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar.
3. Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta, sampai
dengan Rp. 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per
tahun.
15

Adi,M.Kwartono.2007. Analisis Usaha Kecil Dan Menengah. Andi Yogyakarta: Yogyakarta hal

12-13

11

F. Definisi Operasional
Berdasarkan pada masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka definisi
operasional dari penelitian ini adalah membahas PEMBARDAYAAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM RANGKA PENINGKATAN
PEREKONOMIAN LOKAL. (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi,
Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan), Dengan demikian definisi
operasional yang diperoleh antara lain sebagai berikut :
1. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang dilakukan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan yang meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Pengembangan sumber daya manusia yang meliputi: pendidikan dan
pelatihan, magang, studi banding, konsultasi.
b. Bantuan peralatan penunjang produksi (teknologi) yang meliputi:
membantu perbaikan, inovasi dan alih teknologi; membantu pengadaan
sarana dan prasarana produksi sebagai unit percontohan; membantu
perbaikan

sistem

produksi

dan

kontrol

kualitas;

membantu

pengembangan disain dan rekayasa produk;membantu meningkatkan
efisiensi pengadaan bahan baku.
c. Kemudahan pengurusan perizinan yang berupa: pembukaan usaha,
perlindungan paten.
d. Promosi pemasaran berupa:
bantuan

informasi

pasar;

12

membantu akses pasar; memberikan
memberikan

bantuan

promosi;

mengembangkan jaringan usaha; membantu melakukan identifikasi
pasar dan perilaku konsumen; membantu peningkatan mutu produk dan
nilai tambah kemasan
e. Permodalan, dengan : pemberian informasi sumber-sumber kredit; tata
cara pengajuan penjaminan dari berbagai sumber lembaga penjaminan;
mediator terhadap sumber-sumber pembiayaan; informasi dan tata cara
penyertaan modal; membantu akses permodalan
2. Yang menjadi tolak ukur keberhasilan program pemberdayaan meliputi:
a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin yang diakibatkan terserapnya
tenaga kerja.
b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
c. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai berkembangnya
usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan
kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta makin
luasnya interaksi sosial dengan kelompok lain.
3. Hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan masyarakat dalam
pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa
Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan
a. Peran Pemerintah sebagai motivator para perajin untuk membangun dan
mempertahankan produksi
b. Peran pemerintah sebagai fasilitator dalam pemberdayaan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah

13

G. Metode Penelitian
Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan data-data yang lengkap
untuk memberi jawaban semua masalah-masalah yang diteliti, oleh karena itu
digunakan metode sebagai berikut:
1. Tipe Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan guna mendapatkan sesuatu yang dilakukan
secara sistematis, terencana dan mengikuti konsep ilmiah yang ada. Penelitian
pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan dengan cara-cara tertentu untuk
memahami suatu obyek (fenomena) yang ada. Uraian yang jelas dan sistematis
atas data yang dikumpulkan diharapkan memberi hasil yang maksimal sehingga
dapat dikategorikan sebagai tulisan yang mempunyai nilai ilmiah.
Memperhatikan

tujuan

penelitian

yang

sedang

diteliti,

peneliti

menggunakan jenis penelitian kualitatif yang mendeskripsikan peristiwa atau
kejadian yang ada pada masa sekarang. Beberapa definisi mengenai penelitian
kualitatif, dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor (1975) seperti dikutip Moleong,
yang mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Individu yang
sedang diamati haruslah dipandang sebagai bagian yang dari suatu keutuhan, tidak
boleh hanya mengisolasikan16.

16

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hal: 4

14

2. Tehnik Pengambilan Data
Tehnik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta dianalisa
sesuai dengan kerangka metode penelitian. Sehingga dalam penelitian ini tehnik
pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan
untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan
disini diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan
indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyan.17
Dengan melakukan observasi kita bisa mengamati secara langsung suatu
benda, keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, proses atau penampilan tingkah
laku seseorang.
b. Wawancara
Wawancara

(interview)

adalah

pengumpulan

data

dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul
data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden di catat atau di
rekam dengan alat perekam.18 Penulis melakukan wawancara untuk
memperoleh informasi yang tidak bisa diperoleh hanya dengan melihat
objek

yang diteliti.

memperoleh

data

Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk
kualitatif,

serta

untuk

mengetahui

beberapa

permasalahan yang penulis hadapi melalui pertanyaan-pertanyaan.
17

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Hal: 69
18
Ibid Hal: 68

15

c. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat
berupa berbagai macam, tidak hanya dokumentasi resmi.19 Dengan
dokumentasi penulis bisa

menganalis data

yang diperoleh dari

penelitiannya, misalnya dalam bentuk tabel, daftar, dan sebagainya.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian berkaitan dengan sumber informasi berupa orang yang
bias memberikan informasi secara lengkap terkait dengan penelitian. Oleh karena
itu, penelitian yang dilakukan di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi
Kabupaten Bangkalan maka subjek peneliti yang diambil adalah:
1. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan
2. Kepala Bagian yang terkait dalam pemberdayaan UMKM
3. 3 pengrajain Batik di Desa Tanjung bumi beserta pekerjanya
4. 2 pengusaha Batik
5. perangkat desa setempat yakni Kepala Desa Tanjung bumi
4.

Sumber Data
a. Data Primer, merupakan Data, fakta dan / atau informasi yang diperoleh
langsung oleh peneliti dari lapangan (lokasi penelitian) termasuk juga
dari narasumber. Data primer dalam penelitian ini adalah segala unsur,
baik itu berupa data dan fakta di lapangan maupun informasi dari

19

Ibid Hal: 70

16

narasumber yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM pada sentara
Batik di desa Tanjung Bumi.
b. Data Sekunder, data dalam penelitian ini diperoleh dari Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan yang berkaitan dengan pokok
pembahasan dalam

penelitian,

yang

sifatnya

melengkapi dan

memperkuat hasil penelitian, yaitu: berupa literatur ilmiah, laporan dan
segala bentuk dokumen yang berkaitan dengan pemberdayaan batik di
desa Tanjung Bumi.
5. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian utama adalah di desa Tanjung bumi Kecamatan Tanjung
bumi kabupaten Bangkalan. Dipilihnya Desa Tanjung Bumi dilakukan secara
sengaja karena beberapa keunikan yang dimilikinya yaitu: Desa Tanjung Bumi
merupakan tempat pengrajin Batik Tulis yang pertama dan masih bersifat
tradisional serta

mempunyai kualitas terbaik jika dibandingkan dengan desa

lainnya di Daerah Bangkalan.
6. Analisa Data
Teknik analisis data yang dilakukan peneliti menggunakan analisis
kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk
menafsirkan dan menginterpretasikan data yang didapat dari observasi,
dokumentasi, dan wawancara dengan responden dengan tujuan mendeskripsikan
bagaimana peran pemerintah (DESPERINDAG) dalam pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan
Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan, dan

17

Bagaimana hubungan pemerintah

(DESPERINDAG) dengan masyarakat dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung
Bumi Kabupaten Bangkalan. Adapun tahapan dalam menganalisa data:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang haly ang tidak penting dan
mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat
dilakukan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama
penelitian berlangsung.20
b. Display Data
Display

data

adalah

rakitan

organisasi

informal

yang

memungkinkan kesimpulan dapat dilakaukan yang meliputi gambar atau
skema, jaringan kerja berkaitan dengan kegiatan kedalam tabel. Dengan
demikian maksud peneliti melakukan display data beertujuan untuk
menyajikan data yang berkaitan kedalam tabel sesuia dengan data yang
diperoleh.21
c. Pengambilan Keputusan.
Akhir dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada
pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti
berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti.22

20

Ibid Hal: 72
Ibid Hal: 72
22
Ibid Hal: 72
21

18

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DALAM PENINGKATKAN PEREKONOMIAN LOKAL
(Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Pada Sentra Industri Batik
di DesaTanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh:
Achmad Marzuki
07230042

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama
: Achmad Marzuki
NIM
: 07230042
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam
Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada
Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung
Bumi, Kabupaten Bangkalan).

Disetujui,

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas

: Achmad Marzuki
: 07230042
: Ilmu Pemerintahan
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian
Lokal (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi,
Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan) adalah bukan karya
tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Malang, 27-Juli- 2011
Yang menyatakan

Achmad Marzuki

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Program Studi
Judul Skripsi

: Achmad Marzuki
: 07230042
: FISIP
: Ilmu Pemerintahan
: Strata. 1 (S-1)
: Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa
Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten
Bangkalan).

Pembimbing

: 1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si
2. Noenik Sofiati, SH

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh
karena itu diharapkan akan banyak memberikan kontribusi, manfaat dan informasi
baru tentang pemberdayaan UMKM dalam peningkatan perekonomian lokal serta
membangun wawasan berfikir dibidang sosial dan politik dalam upaya
peningkatan pengetahuan politik yang baik.
Penelitian yang saya lakukan ini berjudul “Pemberdayaan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri
Batik di Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan)”.
Secara sadar saya mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan
terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan yang
dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian lebih
lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.
Kemudian bersamaan dengan ucapan syukur Alhamdullillah atas
terselesaikannya skripsi ini, penulis tak lupa ingin mengucapkan banyak-banyak

terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu baik langsung maupun tak
langsung. Beberapa diantaranya adalah :
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga saya
dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.
2. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.si, selaku dosen Pembimbing I yang telah
mengarahkan dan memberikan saran serta kritik hingga terselesaikannya
skripsi ini.
3. Noenik sofiati, SH. M.H, selaku Dosen Pembimbing II yang benar-benar
sabar dan baik hati telah menyertai selama proses pengerjaan skripsi ini.
4. Drs. Krisno Hadi selaku Ketua penguji, kepada beliau saya ucapkan terima
kasih atas saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
5. Drs. H. Achmadur Rifa’I, M.Si, juga selaku penguji, kepada beliau saya
ucapkan terima kasih atas perbaikan dalam penulisan skripsi ini.
6. Saudara-saudarku: Mbak Wiwik, Mas Hasan, Mbak Munifah, Mas farid,
Dyan, dan keponakanku: Nada, Anjas, rani, serta saudara sepupuku:
Ilham, Ulfa, taufik, Mila, Sihun, Kak Semmil, Sini, Zinal Saya ucapkan
terima kasih atas dukungan dana dan do’a yang diberikan kepada dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman “EA Community F7” : Yanto, Indik Longor, Sapta, Ucil,
Epeng, yuez, Sanusi, Panggih dan Afika, saya ucapkan terima kasih atas
dukungan dan gangguannya selama pengerjaan skripsi ini.
8. Teman-teman Scooterist RSF Malang City: Penol, mas Singkong, Mas
Lek, pak Pul dan juga kepada Scooteris Bangkalann “ SCOOBA”: Sini,

Edi, Topek, Mas Yayak, saya ucapkan terima kasih atas kebersamaannya
dengan saya selama penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman “Tretan Madureh”: Hady ndutz, INuek, Yudik, Novi, Eko,
Ony, mamank, mamad pamekasan dan Dicky saya ucapkan terima kasih
atas dukungan selama pengerjaan skripsi ini.
10. KOTAK Band dan Tony Q, saya ucapkan terima kasih atas lagu-lagu hitz
mereka yang dapat menghibur saya, sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini
11. Anak IP (2007), terima kasih atas kebersamaan selama kuliah
12. Anak KKN (30) ayo kapan kumpul-kumpul lagi
13. Serta seluruh pihak yang belum tersebut namanya, terima kasih banyak…

Malang, 27-juli-2011
Peneliti

Achmad Marzuki

ABSTRAKSI

Achmad Marzuki.2011. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. Pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian
Lokal (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi,
Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan). Pembimbing I: Dr.
Tri Sulistyaningsih, M.Si; Pembimbing II: Noenik Sofiati, SH
Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Bangkalan
terbilang mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Salah satu usaha mikro
kecil dan menengah yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagai penggerak
perekonomian masyarakat khususnya masyarakat pedesaan adalah industri batik.
Usaha kecil ini banyak tersebar di Desa Tanjung Bumi sekaligus menjadi
kebanggaan daerah kabupaten Bangkalan. Motif dan warna yang tertuang di
dalam kain panjang itu, merefleksikan karakter masyarakatnya. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan selaku utusan pemerintah
yang menangani masalah Usaha Kecil dan Menengah, mengadakan pelatihan dan
perlindungan terhadap Batik. Fokus penelitian ini ditekankan pada: (1)
Pengembangan sumber daya manusia (2). Bantuan peralatan penunjang produksi
(teknologi) (3) Kemudahan pengurusan perizinan. (4) Promosi pemasaran (5)
Permodalan, dan keberhasilan program pemberdayaan. Sedangkan yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana peran pemerintah
(DISPERINDAG) dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada
sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten
Bangkalan? (2) Bagaimana hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan
masyarakat dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra
Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ?
Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
pemberdayaan, dimana faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
pemberdayaan antara lain meliputi: obyek yang diberdayakan, sasaran materiil,
dan sasaran fomal, desain pemberdayaan, subyek pemberdayaan, materi
pemberdayaan, budaya pemberdayaan, struktur pemberdayaan, dan iklim
pemberdayaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara
mendalam serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data
dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil analisis data yang diperoleh sebagai berikut :(1). Peran
pemerintah (DESPERINDAG) dalam pemberdayaan UMKM pada sentra Batik
di Desa Tanjung Bumi adalah dengan dilakukan studi banding ke Bali sekaligus
pelatihan untuk kualitas manajemen SDM dan SDA. Selain itu diberikan pada
UMKM berupa peralatan seperti alat produksi sekaligus dibuatkan webset untuk
pengrajin dan usaha agar dapat bersaing dengan produk daerah lain, dan yang
terpenting para pengrajin batik tidak buta teknologi. Hal ini dilakukan dengan

kerja sama dengan Bang Jatim lalu disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat
mengikuti pameran, seperti diadakan di Gramedia Surabaya, Solo, Semarang, dan
Jakarta. Jika masyarakat atau pengrajin batik memenuhi kriteria langsung
diberikan bantuan pengkriditan dengan bunga kecil 6% dalam satu tahun.
Walaupun selama ini tidak ada bantuan modal bagi pengrajin batik dari
pemerintah dan yang memberi modal adalah pengusaha batik yang melakukan
kerjasama dengan pengrajin sendiri dan pengrajin mendapatkannya dari pegusaha
batik tersebut. Keberadaan UMKM Kabupeten Bangkalan, khususnya di Desa
Tanjung Bumi ini sangat membantu untuk mengurangi jumlah penduduk miskin
di desa Tanjung Bumi dikarena adanya pengrajin batik yang merekrut pegawai
dan dilibatkan dalam setiap pameran atau pelatihan (ukir dan manajemen). (2)
Hubungan pemerintah (DESPERINDAG) dengan masyarakat dalam
pemberdayaan UMKM pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi selama ini
kurang terjalin dengan baik denga industri kecil yang tidak pernah memberikan
dukungan atau motivasi kepada industri kecil. Pemerintah daerah hanya aktif
berhubungan dengan pengusaha besar yang telah menghasilkan produk yang
banyak. Hal ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Bidang Usaha
Industri bahwa UMKM sudah difasilitasi oleh pemerintah daerah. Berkaitan
dengan peningkatan akses UMKM kepada Perbankan, pemerintah daerah telah
mengupayakan peningkatan kualitas pendamping UMKM dengan memberikan
pelatihan dan bimbingan teknis kepada pendamping UMKM baik yang berstatus
sebagai pegawai negeri sipil maupun pendamping UKM yang merupakan
lembaga swasta (BDS). Tolak Ukur Keberhasilan Program Pemberdayaan
terhadap UMKM adalah terlihat pada menurunnya jumlah pengangguran akibat
terserapnya tenaga kerja yang direkrut sebesar 40 pekerja batik 20 pekerja tetap di
pesona batik di luar lebih dari 200 pekerja yang tidak langsung dapat mengurangi
jumlah penduduk miskin di Desa Tanjung Bumi sudah dapat berkembang dan
rata-rata bisa mandiri dari pendapatan batik itu sendiri.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa DESPERINDAG selalu
melakukan pendampingan terhadap kualitas manajemen SDM dan SDA seperti
diberikannya peralatan alat produksi batik dan dibuatkan webset yang bekerja
sama dengan Bang Jatim. UMKM di Desa Tanjung Bumi cukup efektif dalam
mengurangi jumlah penduduk miskin yang rata-rata bisa mandiri dari pendapatan
batik itu sendiri. Walupun selama ini hubungan DESPERINDAG dengan industri
batik kurang terjalin dengan baik.
Menyetujui,

ABSTRACT

Achmad Marzuki.2011. Universitas Muhammadiyah Malang. Faculty of Social
and Political Sciences, Department of Government. Empowerment of Micro,
Small and Medium Enterprises in Local Economic Enhancement (Studies in
Industry and Trade Bangkalan, and the Batik Industrial Center in the village of
Tanjung Bumi, Bangkalan). Supervisor I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si;
Supervisor II: Noenik Sofiati, SH

The development of micro small and medium enterprises in Bangkalan
fairly experienced ups and downs from year to year. One of the small and medium
micro enterprises owned Bangkalan as a driver of the economy, especially rural
communities is the batik industry. Small businesses are widely spread in the
village of Tanjung Bumi once the pride of Bangkalan district. Motifs and colors
contained in a long cloth that reflects the character of its people. Department of
Industry and Trade Bangkalan as government representatives who deal with Small
and Medium Enterprises, training and protection of Batik. The focus of this study
focused on: (1) Human resource development (2). Help supporting equipment
production (technology) (3) Ease of licensing arrangements. (4) Promotion of
marketing (5) Capital, and the success of empowerment programs. While the
formulation of the problem in this study were: (1) What is the role of government
(Disperindag) in the empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises in
the center of Batik in the Village District of Tanjung Bumi Bangkalan? (2) How
does the government (Disperindag) with the community in the empowerment of
Micro, Small and Medium Enterprises in the center of Batik in the Village District
of Tanjung Bumi Bangkalan?
Theory approach used in this study is the theory of empowerment, where
the factors that may affect the process of empowerment included: the empowered
object, material goals, and objectives fomal, design enablement, empowerment of
the subject, matter of empowerment, cultural empowerment, structural
empowerment, climate and empowerment. The research was conducted using a
qualitative approach. Techniques of data collection is done through: observation
and in-depth interviews and documentation. After examination validity, data were
analyzed by data reduction, data presentation and drawing conclusions.
From the analysis of data obtained as follows: (1). Role of government
(DESPERINDAG) in the empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises
in the center of the village of Tanjung Bumi Batik is to do a study visit to Bali as
well as training for human resource management and water resource quality. Also
given to Micro, Small and Medium Enterprises in the form of equipment as well
as production tools made webset for craftsmen and businesses in order to compete
with other local products, and most importantly, the technology is not blind batik
craftsmen. This is done in collaboration with Bang Java then disseminated to the
public in order to follow the exhibition, such as Scholastic was held in Surabaya,

Solo, Semarang, and Jakarta. If the society or meets the criteria of batik artisans
directly provided assistance with small flowers crediting 6% in one year.
Although so far there is no relief for capital from the government and batik
craftsmen who provide capital are batik entrepreneurs who cooperate with their
own craftsmen and artisans to get it from businessman batik. The existence of
Micro, Small and Medium Enterprises Kabupeten Bangkalan, especially in the
village of Tanjung Bumi is very helpful to reduce the number of poor in the
village of Tanjung Bumi because batik craftsmen who recruit staff and are
involved in each exhibition or training (carving and management)
(2) Reject Measure the success of the Empowerment Program to Small
and Medium Enterprises is seen in the declining number of unemployed due to
absorption of labor by 40 workers recruited 20 workers remained in batik charm
out of more than 200 workers that are not immediately able to reduce the number
of poor in the village of Tanjung Bumi been able to grow and the average income
of batik can be independent of itself. (3) Government Relations
(DESPERINDAG) with the community in the empowerment of Small and
Medium Enterprises in the center of the village of Tanjung Bumi Batik has been
less well established small industrial premises that do not ever give support or
motivation to small industries. Local governments are active only associated with
large employers that have produced a lot of products. This is different from what
is conveyed by the Head of Industrial Enterprises that Small and Medium
Enterprises are facilitated by local government. Associated with increased access
of Small and Medium Enterprises to banks, local governments have attempted to
increase the quality of the companion SMEs by providing training and technical
assistance to MSMEs good companion with the status as a civil servant and
companion of Small and Medium Enterprises which are private institutions.
The conclusion of this study is that DESPERINDAG always provide
guidance on the quality of human resources and natural resource management as it
provides equipment and tools made of batik production webset in cooperation
with Bang East Java. Micro, Small and Medium Enterprises in the village of
Tanjung Bumi is quite effective in reducing the number of poor people who
average income of batik can be independent of itself. Even though during this
DESPERINDAG relationship with batik industry is less well established.

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ......................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Lembar Pernyataan .......................................................................................... iii
Lembar Persembahan ....................................................................................... iv
Kata pengantar ................................................................................................. v
Abstraksi ......................................................................................................... vi
Daftar Isi ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Kontribusi Penelitian................................................................................... 9
E. Definisi Konsep ........................................................................................... 9
F. Definisi Operasional .................................................................................... 12
G. Metode Penelitian ....................................................................................... 14
1. Tipe Penelitian......................................................................................... 14
2. Tehnik Pengambilan Data ........................................................................ 15
3. Subjek penelitian ..................................................................................... 16
4. Sumber Data............................................................................................ 16
5. Lokasi Penelitian. .................................................................................... 17
6. Analisa Data. ........................................................................................... 17
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.. ..................................... 19
1. Konsep pemberdayaan ............................................................................. 19
2. Proses Pemberdayaan .............................................................................. 21
3. Tahapan Pemberdayaan ........................................................................... 21
4. Strategi Pemberdayaan ............................................................................ 25
5 Konsep pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. ....................... 26
B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).............................................. 27
1. Pengertian UMKM .................................................................................. 27
2. Peranan UMKM ...................................................................................... 31
3. Potensi UMKM ....................................................................................... 32
4. Kelemahan dan Kelebihan UMKM .......................................................... 33
5. Faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan Usaha Kecil. ..... 34
6. Industri Kecil. .......................................................................................... 35
C. Ekonomi Lokal .......................................................................................... 37
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi.......................................................... 37
2. Pengembangan Ekonomi Lokal ............................................................... 38
3. Indikator tentang Ekonomi Lokal............................................................. 41

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Kabupaten Bangklan .................................................................. 45
1. Kondisi Geografis .................................................................................. 45
2. Demografi .............................................................................................. 46
3. Perekonomian Kabupaten Bangkalan ..................................................... 49
4. Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Bangkalan 2008–2013 ................ 51
5. Pariwisata .............................................................................................. 52
B. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan ....................... 53
C. Industri Batik di DesaTanjung Bumi ........................................................... 55
BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Pemberdayaan UMKM oleh DISPERINDAG Kabupaten Bangkalan .......... 58
1. Pengembangan SDM ............................................................................... 58
2. Bantuan peralatan penunjang produksi (teknologi)................................... 63
3. Kemudahan pengurusan perizinan usaha .................................................. 67
4. Promosi pemasaran .................................................................................. 73
5. Permodalan.............................................................................................. 76
B. Tolak Ukur Keberhasilan Program Pemberdayaan ...................................... 80
1. Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin yang Diakibatkan Terserapnya
Tenaga Kerja........................................................................................... 80
2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan penduduk miskin ........... 84
3. Meningkatnya kemandirian kelompok ..................................................... 89
C. Hubungan pemerintah (DESPERINDAG) dengan masyarakat dalam
pemberdayaan UMKM pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi ................ 91
1. Peran Pemerintah sebagai motivator ........................................................ 91
2. Peran pemerintah sebagai fasilitator dalam pemberdayaan UMKM ......... 94
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..............

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Pengaruh Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah Terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Karo (Studi pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo)

39 304 119

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Pemberdayaan Usaha MIkro Kecil Dan Menengah (UMKM) Sentra Kaos Suci Oleh Dinas Koperasi UMKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

4 42 137

STRATEGI DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KABUPATEN BANGKALAN TERKAIT DENGAN PEMASARAN BATIK TANJUNG BUMI PASCA ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA).

0 1 96

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1 1 1

Pemberdayaan industri kecil dan menengah oleh dinas perindustrian perdagangan dan koperasi kabupaten Purworejo

0 8 100

STRATEGI DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KABUPATEN BANGKALAN TERKAIT DENGAN PEMASARAN BATIK TANJUNG BUMI PASCA ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA)

0 0 41

Pemberdayaan Usaha Mikro Gerabah Oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan di Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang - FISIP Untirta Repository

0 0 233