Harus Menarik
Universitas Muhammadiyah Malang
www.umm.ac.id
Harus Menarik
Malang Post : Minggu, 2010-10-24 | 22:18 WIB
MENGAJARKAN bahasa Inggris untuk anak-anak butuh ketelatenan tersendiri. Apalagi di sekolah program Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang siswanya dituntut untuk mahir berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Guru pun harus kreatif dan selalu punya ide menarik. Begitu pula dengan Ajeng Dyah Hariawati. Lulusan FKIP
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini pun tak bosan melahirkan media pembelajaran menarik untuk belajar
siswanya di kelas.
“Apalagi yang saya hadapi adalah anak-anak kelas 1 sampai kelas 3, harus banyak ide supaya mereka tidak kesulitan
menangkap pembelajaran dalam bahasa asing,” ungkapnya.
Beberapa media pembelajaran yang pernah dikenalkannya seperti permainan ular tangga hingga flash card. Dan
biasanya dalam belajar ia pun tidak focus di dalam kelas saja. Belajar juga bisa dilakukan di luar kelas seperti saat
bermain ular tangga. Walau dituntut berbahasa Inggris, namun ia memberi toleransi bagi siswa yang tidak bisa
mengucapkan bahasa Inggris untuk kalimat tertentu.
“Biasanya mereka menyelipkan dalam bahasa Indonesia dulu baru kemudian setelah tahu bahasa Inggrisnya bisa
mengucapkannya sendiri,” bebernya. (oci/eno)
page 1 / 1
www.umm.ac.id
Harus Menarik
Malang Post : Minggu, 2010-10-24 | 22:18 WIB
MENGAJARKAN bahasa Inggris untuk anak-anak butuh ketelatenan tersendiri. Apalagi di sekolah program Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang siswanya dituntut untuk mahir berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Guru pun harus kreatif dan selalu punya ide menarik. Begitu pula dengan Ajeng Dyah Hariawati. Lulusan FKIP
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini pun tak bosan melahirkan media pembelajaran menarik untuk belajar
siswanya di kelas.
“Apalagi yang saya hadapi adalah anak-anak kelas 1 sampai kelas 3, harus banyak ide supaya mereka tidak kesulitan
menangkap pembelajaran dalam bahasa asing,” ungkapnya.
Beberapa media pembelajaran yang pernah dikenalkannya seperti permainan ular tangga hingga flash card. Dan
biasanya dalam belajar ia pun tidak focus di dalam kelas saja. Belajar juga bisa dilakukan di luar kelas seperti saat
bermain ular tangga. Walau dituntut berbahasa Inggris, namun ia memberi toleransi bagi siswa yang tidak bisa
mengucapkan bahasa Inggris untuk kalimat tertentu.
“Biasanya mereka menyelipkan dalam bahasa Indonesia dulu baru kemudian setelah tahu bahasa Inggrisnya bisa
mengucapkannya sendiri,” bebernya. (oci/eno)
page 1 / 1