GAYA CINTA REMAJA

GAYA CINTA REMAJA

SKRIPSI

Oleh:
Triastin Noer Aini
201010230311197

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2016

GAYA CINTA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu
persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Triastin Noer Aini

201010230311197

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2016

KATAPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikans kripsi dengan judul “Gaya Cinta Remaja” yang
merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah
Malang.
Penulis menyadari bahwa selama masa perkuliahan dan dalam proses penyusunan skripsi ini
banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta bantuan dalam bentuk
apapun kepada penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Dra. Tri Dayakisni M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si, dan Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah meluangkan banyak waktu untuk mencurahkan
wawasannya, dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis.
3. Ayahanda Sutrisno Purn. Dan Ibunda Hartinah tercinta yang telah memberikan

dukungan, do’a maupun semangat yang tiada hentinya dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Suami tersayang Nico Kristiyan dan anakku tersayang Mochammad Rizky Pratama
yang selalu menghadirkan dukungan dan candatawa bagi penulis.
5. Bapak Kasmaji dan ibu Rusmiatun serta adik Rena yang telah mencurahkan segala
kasihsayangnya dan menjadi salah satu sumber semangat serta inspirasi bagi penulis
sejak awal penulisan hingga skripsi ini selesai.
6. Mbak Henik Pristiyowati dan mbak Peri Pristiyanti senantiasa mendampingi dan
membantu segala kesulitan yang dihadapi selapa pengerjaan skripsi.
7. Seluruh dosen dan staff TU Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai insan pendidik dalam
bentuk pencurahan wawasan akademik dan wawasan moral kepada penulis.
8. Seluruh guru, staff dan murid dari SMA Antartika S ido ar jo yang sudah memberikan
ijin dan membantu menyebar dan mengerjakan angket penelitian.
9. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi UMM angkatan 2010, khususnya Dwi
Kartika Mayasari yang telah berjuang bersama penulis..
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan
bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan
saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis. Meski demikian, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti secara khusus, dan bagi pembaca
pada umumnya.
Malang,10 Januari 2016
Penulis
Triastin Noer Aini
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR TABEL

iii


DAFTAR LAMPIRAN

iv

ABSTRAK

1

PENDAHULUAN

2

LANDASAN TEORI

3

Gaya Cinta

3


Remaja

5
6

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian

6

Subjek Penelitian

6

Variabel dan Instrumen Penelitian

7

Prosedur dan Analisa Data


7

HASIL PENELITIAN

8

DISKUSI

9

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

11

REFERENSI

13

LAMPIRAN


15

ii

DAFTARTABEL
Tabel 1. Deskripsi Gaya Cinta

4

Tabel 2. Deskripsi Subjek

8

Tabel 3. Sebaran Gaya Cinta

8

Tabel 4. Sebaran Gaya Cinta Berdasarkan Jenis Kelamin


8

iii

DAFTARLAMPIRAN
LAMPIRAN1
Skoring T-skor

15

LAMPIRAN2
Validitas dan Reliabilitas

21

LAMPIRAN3
Skala Dan Blue Print Sebelum Try Out

25


LAMPIRAN4
Skala Dan Blue Print Setelah Try Out

31

LAMPIRAN5
Surat Ijin

36

iv

GAYA CINTA REMAJA
Triastin Noer Aini
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
[email protected]

Relasi romantis remaja dengan lawan jenis sering juga disebut dengan pacaran yang erat
kaitannya dengan gaya cinta. Pacaran remaja belakangan ini menjadi lebih bebas dan tidak
terarah. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui gaya cinta pada remaja. Penelitian

menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sample dengan teknik kuota
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala LAS ( Love Atittude Scale ) dengan
model skala Likert. Analisa data menggunakan analisa deskriptif kuantitatif. Penelitian
melibatkan 224 siswa dan siswi SMA Antartika. Gaya cinta remaja tersebar dalam 6 gaya
cinta. Berdasarkan hasil penelitian remaja dominan pada gaya cinta storage sebesar 23,66%,
agape 22,32%, ludus 16,52%, eros 14,29%, mania 12,50% dan pragmatig 10,27%.
Responden laki – laki dominan pada gaya cinta agape dengan prosentase 25,00% sedangkan
perempuan dominan pada gaya cinta storage dengan prosentase sebesar 26,67%.
Kata kunci : Gaya cinta, remaja

Adolescense romantic relationships with the opposite sex often called a courtship that is
closely related to the style of love. The objective of this research was to determine the love
style of a adolescense. Research using quantitative descriptive method. Technique sampling
with sampling quote techniques. Methods of data collection using a scale LAS (Love atittude
Scale) with a Likert scale model. Analysis of data using quantitative descriptive analysis. The
study involved 224 students of high Antartika high school. Adolescense love style spread in six
styles of love. Based on the results of research on style love adolescent dominant to storage
23.66%, 22.32% agape, ludus 16.52%, 14.29% eros, mania12.50% and pragmatig 10.27%.
Male respondents dominant agape love style with a percentage of 25.00%, while the dominant
female in love style storage with a percentage of 26.67%.

Keywords: Love atittude, Adolescence

Dalam masa remaja seseorang mulai menjalin hubungan dengan orang lain diluar keluarga.
Lingkungan kedua setelah keluarga yaitu lingkungan sekolah. Dalam lingkungan sekolah
remaja memulai interaksi sosial dengan kawan sebaya, sejenis maupun lawan jenis. Pada fase
ini remaja mengenal adanya relasi romantis. Relasi romantis yang terjadi pada remaja diawali
dengan kedekatan dengan teman sebaya laki-laki maupun perempuan. Seorang remaja usia 14
tahun menyatakan menyatakan bahwa dirinya jatuh cinta dan tidak mampu memikirkan hal
lain, seorang remaja 15 tahun mengaku gelisah karena semua kawannya memiliki pacar
sementara dirinya belum. Relasi romantis remaja melibatkan berbagai emosi. Mereka akan
merasa sedih dan marah ketika mereka bertengkar dan seketika akan merasa senang dan
bahagia ketika hubungan mereka baik-baik saja (Santrock, 2007 ; Howard, 2006). Terjadi
kecemasan tingkat tinggi terkait cinta romantis pada remaja usia 13 – 16 tahun yaitu
kehilangan konsentrasi, gugup, berkeringat dan denyut jantung yang semakin cepat (Cruces,
Hawryla, Delegido, 2015).
Relasi romantis atau pacaran didasari oleh cinta romantis. Relasi romantis berfungsi sebagai
gambaran tentang seberapa menarik seorang remaja dimata remaja lain atau lawan jenisnya.
Setelah remaja memiliki pengetahuan mendasar mengenai interaksi dengan lawan jenis, pada
saat itu remaja memiliki kebutuhan akan kelekatan dan kebutuhan seksual. Cinta romantis
berkaitan kuat dengan fantasi dan hadiah. Cinta romantis berkembang sangat pesat pada awal
perkenalan kemudian memudar dengan seiring waktu. Pada masa remaja cinta romantis ini
menjadi dominan, cinta romantis hampir selalu berhubungan dengan konflik emosi sesuai
dengan masa perkembangan remaja dimana terjadinya fluktuasi emosi berlangsung lebih
sering (Santrock, 2007 ; Rosenblum & Lewis, 2003)
Perkembangan pacaran menjadi berubah arti. Dulu pacaran hanya digunakan untuk mencari
dan menyeleksi pasangan hidup (Santrock. 2007), namun pada saat ini pacaran menjadi suatu
tren dikalangan remaja. Pacaran menjadi suatu ajang adu gengsi, bila tidak mempunyai pacar
dianggap tidah menarik bahkan tidak laku. Desakan yang dilakukan oleh kawan sebaya
menjadi salah satu faktor munculnya perilaku pacaran yang negatif. Jika tidak melakukan hal
yang sama dengan kawan sebaya akan dianggap tidak sesuai dengan anggota kelompok teman
sebaya lainnya. Remaja tak sungkan lagi melakukan kontak fisik bahkan melakukan hubungan
seksual pranikah yang dapat menimbulkan resiko yang sangat besar bagi remaja (Hurlock,
1973). Perilaku seksual yang tidak semestinya dilakukan oleh remaja menanggung berbagai
macam resiko. Penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukkan
bahwa 6 persen dari 630.283 atau sekitar 37,817 siswa SLTA di Jawa Tengah Telah melakukan
hubungan seksual sebelum menikah (Mayasari, 2000).
Dorongan seksual dan rasa cinta membuat remaja merasa selalu ingin derkat dengan
pacarnya. Segala kegiatan yang dilakukan pacar akan dipantau dan hampir selalu ikut serta
dalam setiap kegiatan yang dilakukan pacar. Dalam gaya cinta perilaku demikian
mencerminkan bahwa pasangan tersebut termasuk dalam gaya cinta memiliki. Selalu ingin
tahu dimana pasangannya sedang berada, pencemburu dan sangat terobsesi dengan
pasangannya (Setiawan, 2008).
Remaja memiliki respon emosi yang cepat dan cenderung ceroboh. Pemikiran emosional yang
cepat dan tidak mempertimbangkan rasionalitas mengakibatkan remaja bertindak tanpa
pertimbangan (Nurihsan & Agustin, 2011). Seringkali remaja tergesah – gesah dalam memilih
pacar tanpa memikirkan apakah seseorang yang dipilihnya itu akan sesuai dengan dirinya dan
sesuai dengan harapannya. Dalam teori gaya cinta perilaku tersebut dapat dikategorikan

dalam gaya cinta eros, yaitu gaya cinta dimana seseorang tertarik pada pandangan pertama
dan ditandai oleh pengalaman yang emosional (Dayakisni & Hudaniah, 2009). Banyak
penelitian menemukan bahwa faktor pandangan pertama menjadi penentu utama dalam
sebuah kencan dan proses hubungan. Bahkan semenjak masa awal kehidupan bayi
menunjukkan preferensi wajah yang menarik. Penelitian yang dilakukan oleh Smith
menunjukan hasil bahwa wanita yang lebih cantik akan mendapatkan perhatian yang lebih
dari teman sekolah (Braxton, 2010).
Remaja akan mengalami perubahan perasaan saat apa yang yang terjadi tidak sesuai dengan
harapan yang mereka miliki. Dalam hubungan pacaran remaja akan mudah merasa sangat
sedih ketika perlakuan pasangan tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya (Nurihsan &
Agustin, 2011). Remaja cenderung memiliki pemikiran yang tidak realistik. Remaja melihat
diri sendiri dan orang lain sebagaimana yang mereka inginkan dan bukan sebagaimana
adanya. Semakin tingginya perubahan perasaan tersebut dapat menyebabkan stres pada
remaja. Perilaku dan perasaan yang demikian dapat dicerminkan pada salah satu gaya cinta
yang dikemukakan oleh Lee yaitu gaya cinta mania, dimana individu akan merasa sangat
emosional terhadap pasangannya.
Perkembangan dan pengalaman masa kanak-kanak akan mempengaruhi bentuk gaya cinta
pada individu. Seorang bayi akan mengadopsi gaya kelekatan orang tuanya yaitu rasa aman,
menghindar, dan ambivalent. Seseorang yang mimiliki rasa aman saat dia bayi memiliki
kemungkinan dia akan sangat merasa aman, nyaman dan rasa percaya yang besar pada
pasangannya saat dia dewasa. Sedangkan bayi yang menjaga jarak dengan pengasuhnya
memiliki gaya cinta yang mudah tertarik dan jatuh cinta tetapi juga mudah untuk melepaskan
ada masa dewasa. Terakhir gaya cinta ambivalent, bayi dengan gaya ini akan selalu merasa
bingung dan ragu dengan pasangannya saat dia dewasa (Dayakisni & Hudaniah, 2009).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat di ketahui rumusan masalahnya adalah bagaimana gaya
cinta remaja. Pada penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui gaya cinta remaja.
Penelitian ini bermanfaat secara teoritik sebagai sumbangan pengetahuan terhadap ilmu
pengetahuan khususnya dalam ilmu psikologi. Bagi remaja penelitian ini dapat menambah
wawasan mengenai tipe gaya cinta yang ada dan membantu remaja mengetahui tipe cinta
mereka agar mereka dapat mengarahkan gaya pacaran kepada hal yang positif dan membantu
remaja dalam pemilihan pasangan sesuai dengan gaya cinta yang dimiliki. Sedangkan bagi
orang tua agar dapat mengetahui tipe gaya percintaan putra dan putri mereka sehingga dapat
mengawasi para remaja agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Gaya Cinta
Cinta diartikan dengan berbagai arti. Biasanya cinta diartikan sebagai pengalaman emosional
dan bergairah antara dua individu. Di tinjau dari perspektif perkembangan cinta berawal dari
rasa kasih sayang yang muncul di antara anggota keluarga, kemudian menjadi hubungan cinta
romantis dengan kencan dan diakhiri dengan komitmen jangka panjang dengan pasangannya
(Zamora, 2010).
Cinta merupakan bentuk emosi yang melibatkan ketertarikan dan hasrat seksual. Cinta
membuat seseorang ingin memiliki hubungan spesial dengan berbagai cara. Cara tersebut
dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu yang pertama, memiliki keterhubungan secara fisik
dengan pasangan. Kedua, keterhubungan secara emosional dan yang ketiga yaitu berbagi
pengalaman keintiman dengan pasangan.

Terdapat tiga komponen cinta, yaitu komponen kognitif terdiri dari perhatian kepada
pasangan, mengidealisasikan hubungan dengan pasangan, keinginan untuk mengetahui
keadaan pasangan dan diketahui keadaannya. Komponen yang kedua, yaitu komponen
emosional terdiri dari ketertarikan seksual kepada pasangan, perasaan positif ketika semua
berjalan dengan baik, perasaan negatif ketika hubungan tidak berjalan dengan baik, keinginan
untuk membentuk suatu hubungan yang permanen dan selalu berdua, menginginkan adaya
timbal balik. Komponen yang terakhir yitu tingkah laku terdiri dari tindakan untuk
menentukan perasaan pasangan, mempelajari pasangan, melayani dan menolong pasangan
(Dayakisni & Hudaniah, 2009).
Pada tahun 1973, Jhon Allan Lee memperkenalkan teori cinta multidimensi atau dikenal
sebagai gaya cinta. Jhon Allan Lee adalah seorang antropolg yang telah banyak mempelajari
tentang cinta. Ia mengemukakan bahwa cinta memiliki 3 jenis gaya cinta primer dan 3 jenis
gaya cinta skunder. Gaya cinta primer yaitu, eros, ludus dan storage, sedangkan gaya cinta
skunder yaitu, mania, pragma dan agape. Gaya cinta skunder merupakan perpaduan dari gaya
cinta primer. Gaya cinta mania merupakan perpaduan gaya cinta eros dan ludus. Gaya cinta
pragma perpaduan antara gaya cinta ludus dan storage. Sedangkan gaya cinta agape adalah
perpaduan gya cinta eros dan storage (Neto, 2012).
Gaya cinta sendiri dapat diartikan sebagai hasil dari berbagai cara seseorang untuk mencintai
pasangannya. Menurut Lee cinta dibagi menjadi enam. Beberapa orang memiliki gaya cinta
campuran. Keenam gayacinta tersebut yaitu (Dayakisni & Hudaniah, 2009)
Tabel 1. Deskripsi Gaya Cinta
Gaya Cinta
Eros
Ludus

Storage
Pragmatic

Mania

Agape

Deskripsi
Cinta ini ditandai oleh pengalaman emosional. Merupakan cinta pada
pandangan pertama. Daya tarik fisik merupakan hal terpenting dalam cinta ini.
Cinta yang ditandai dengan menikmati permainan cinta danmemenangkannya.
Dalam cinta ini biasanya seseorang memiliki lebih dari satu pasangan.
Hubungan dengan cinta seperti ini tidah mampu bertahan lama, akan berakhir
ketika pasangannya merasa bosan dan terlalu serius.
Cinta yang mengutamakan keakraban. Cinta dimulai secara perlahan yang
biasanya berawal dari persahabatan dan saling berbagi.
Cinta yang menuntut adanya pasangan yang serasi. Kedua pihak merasa betah
dan dapat saling memuaskan kebutuhan – kebutuhan dasar, cinta ini melibatkan
pertimbangan yang logis dalam menentukan pasangan dan lebih senang
mencari kepuasan daripada kebahagiaan.
Cinta yang ditandai dengan pengalaman emosional yang kuat, mudah cemburu,
dan sangat terobsesi dengan orang yang dicintai. Sangat tergantung dengan
pasangannya. Perasaannya mudah berubah dari sangat bahagia menjadi sangat
putus asa.
Cinta yang penuh perhatian, selalu ingin memberikan sesuatu, selalu siap
memaafkan segala kesalahan pasangannya. Bentuk cinta ini diungkapkan
dengan pengorbanan diri, kesabaran dan rasa percaya terhadap pasangan.

Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa. Pada masa ini
terjadi banyak perubahan dalam diri anak. Perubahan tersebut meliputi perubahan biologis,
kognitif dan sosioemosional. Perubahan secara biologis meliputi pertambahan tinggi dan berat
badan yang semakin pesat. Perubahan hormon – hormon tertentu pada tubuh. Perubahan
kogtif ditandai dengan berkembangnya pemikiran abstrak dan berfikir egosentris. Berfikir
seolah – olah dirinya selalu dilihat dan diperhatikan gaya dan gerak – geriknya oleh orang
lain. Remaja mulai mengenal lingkungan yang lebih luas. Mulai mengenal lingkungan
sekolah dan menjalin hubungan peertemanan yang lebih luas. Remaja mulai memberikan
waktu yang lebih banyak untuk tema sebayanya. Menjalin hubungan yang lebih intim dan
romantis dengan lawan jenis. Remaja akan lebih bisa terbuka dan menceritakan segala sesuatu
yang dialaminya pada teman sebayanya. Selain perubahan hormonal pertemanan dan
hubungan yang romantis dapat membuat suasana hati remaja menjadi berubah – ubah tak
menentu. Dalam masa ini faktor lingkungan berpengaruh penting dalam penyerapan
informasi. Remaja cenderung meniru apa yang ada dalam lingkungannya karena
menganggapnya sebagai contoh (Santrock 2007).
Masa remaja memiliki ciri – ciri perkambangan sebagai berikut, masa remaja sebagai periode
penting, masa remaja segai periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa
remaja sebagai usia bermasalah, masa remaja sebagai masa mencari identitas, masa remaja
sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, masa remaja sebagai masa yang tidak realistik dan
masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Selain perubahan yang terjadi pada remaja, terjadi pula perubahan lingkungn sekitar pada
remaja. remaja dituntut untuk mempu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau
sesuai denga orang seusianya. Perubahan yang terjadi didalam maupun diluar diri membuat
kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan psikologisnya. Secara
umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut (Agustiani, 2009):
1) masa remaja awal 12-15 tahun. Pada usia ini remaja mulai meninggalkan peran sebagai
anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik. Pada tahap ini
perkembangn terfokus pada penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya
konformitas dengan teman sebaya.
2) masa remaja pertengahan16-18 tahun. Perkembangan kemampuan berfikir yang semakin
meningkat. Walaupun peran teman sebaya masih memiliki peran penting namun pada tahap
ini remaja mulai dapat mengarahkan dirisendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan
kematangan perilaku. Selain itu penerimaan lawan jenis menjadi penting bagi remaja pada
tahap ini. Remaja memiliki kebutuhan akan adanya teman yang dapat menemaninya alam rasa
suka dan duka yang dialaminya serta mencari sesuatu yang dianggap bernilai dan berharga
yang pantas untuk dipuja dan dijunjung tinggi.
3) masa remaja akhir 19-22 tahun. Masa ini ditandai dengan persiapan remaja menuju peranperan dewasa. Remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense
of persona identity. Keinginan yang kuat untuk diterima dalam kelompok teman sebaya dan
orang dewasa menjadi ciri dari tahap ini.
Dalam perkembangan kognitif Piaget remaja memasaki tahap formal operation. Tahap ini
dimana seseorang telah memiliki kemampuan berfikir secara abstrak. Remaja dapat berfikir
secara fleksibel dan kompleks serta dapat mencari jawaban atau penjelasan dari suatu hal.
Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja dapat dilihat dari kemampuan seseorang
untuk berfikir secara logis( Jahja, 2011).

Menurut Jhon Hill terdapat tiga komponen dasar dalam perkembangan remaja. yang pertama
yaitu perubahan secara fundamental meliputi perubahan biologis, transisi kognitif dan transisi
sosial. Kedua, konteks dari remaja, lingkungan menjadi faktor perkembangan remaja.
perkembangan selama remaja merupakan hasil dari perubahan yang mendasar dan bersifat
unuversal dengan konteks dimana pengalaman terjadi. Ketiga perkembangan psikososial.
Terdapat 5 kasus dari psikososial yaitu identity, autonomy, intimacy, sexuality, achievment
(Agustiani, 2009).
Dalam remaja pertengahan awal relasi romantis remaja belum termotivasi untuk menjalin
hubungan yang lebih serius atau untuk memenuhi kebutuhan kelekatan. Relasi romantis hanya
berfungsi sebagai cermin bagi remaja. sebagai alat ukur seberapa menariknya diri mereka
dihadapan orang lain termasuk lawan jenis (Nurihsan & Agustin, 2011).
Pada awal eksplorasi terhadap relasi romantis, remaja sering kali merasa nyaman ketika
berkumpul dengan kawan sebayanya laki-laki maupun perempuan. Yang sering menjadi
perhatian dan ketakutan para orang tua yaitu terjadinya atau terjalinnya relasi romantis dengan
seseorang yang dapat mengakibatkan kehamilan mupun masalh-masalah di sekolah maupun
di rumah. Seorang remaja mengaku sangat gelisah ketika semua kawan sebayanya memiliki
pasangan sedangkan dirinya belum. Remaja meluangkan sebagian besar waktunya untuk
memikirkan relasi romantis melibatkan emosi positif mengenai rasa suka, bahagia, gembira,
bekas kasih dan emosi negatif mengenai rasa khawatir, kecewa dan iri (Santrock, 2007).
Dalam perkembangan remaja, perilaku seksual menjadi salah satu cirinya. Pada masa
eksplorasi identitas seksualnya remaja dituntut oleh sexual script. Sexual script merupakan
pola stereotip mengenai aturan peran bagaimana individu seharusnya bertindak secara
seksual. Remaja laki-laki dan perempuan mengikuti sexual script yang berbeda dalam masa
sosialisasi. Perbedaan sexual script yang dialami remaja menyebabkan kebingungan. Para
remaja perempuan belajar mengaitkan hubungan seksual dengan cinta. Seringkali remaja
perempuan merasionalkan perilaku seksual mereka dengan gairah dan hasrat.Penyebab remaja
perempuan lebih aktif secara seksual yaitu seringkali remaja perempuan membiarkan ketika
didesak oleh laki-laki, sebagai salah satu cara untuk mendapat pacar, rasa ingin tahu.
Sedangkan remaja laki-laki mendapatkan dorongan dan tekanan dari teman sebayanya untuk
melakukan hubungan seksual(Santrock, 2007).
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Peneliti menggunakan penelitian kuantittif karena penelitian dilakukan secara
sistimatis dan terencana serta hanya memiliki satu variabel tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain
Subjek penelitian
Siswa SMA Antartika kelas 11 sebanyak 224. Pengambilan data dilakukan dengan teknik
sampel kuota sampling yaitu pengambilan sampel di lakukan sampai memenuhi kuota yang

diinginkan..
Variabel dan instrumen penelitian
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu variabel yaitu gaya cinta. Gaya cinta
yaitu sikap individu yang muncul akibat adanya perasaan kasih sayang terhadap pasangannya.
Metode penelitian yang dilakukan menggunakan skala LAS (Love Attitude Scale) yang
disusun oleh Hendrick dan Hendrick. Berdasarkan hasil validitas dan reliabilitasdidapatkan
nilaireliabilitasalpha .75 - .88, berdasarkan hasil test-retest pada beberapa minggu setelah
penelitian pertama didapat hasil nilai alpha yang konsisten yaitu .75 - .82. Skala terdiri dari 67
itemyang terdiri dari 6 tipe gaya cinta yaitu (1) cinta romantik atau eros. (2) cinta memiliki
atau ludus. (3) cinta kawan baik atau storage. (4) cinta pragmatic. (5) cinta mania. (6) cinta
main – main atau agape. Teknik pengukuran variabel menggunakan skala Likert dengan
pilihan jawaban berupa Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
Sesuai (STS).
Untuk nilai pada masing-masing item favorable dalam skala likert yaitu skor 4 diberikan
pada jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 diberikan pada jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan
pada jawaban Tidak Sesuai (TS), skor 1 diberikan pada jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
Sedangkan pada item unfavorable yaituskor 1 diberikan pada jawaban Sangat Sesuai (SS),
skor 2 diberikan pada jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan pada jawaban Tidak Sesuai (TS),
skor 4 diberikan pada jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
Sebelum digunakan sebagai alat ukur skala telah di uji validitasnya dan reliabilitas dengan
melakukan trayout. Berdasarkan hasil tryout yang telah dilakukan, uji validitas dan
reliabilitas skala dikerjakan menggunakan SPSS versi 21.00 for windows. Skala gaya cinta
memiliki indeks validitas bergerak antara 0,314-0,715. Menurut Azwar apabila koefisien
korelasi menunjukkan skor 0,3 maka dikatakan valid. Sedangakn untuk reliabilitas
didapatkan skor 0,881 lebih besar dari syarat alpha cronbache yaitu 0,6.
Prosedur dan Analisa Data
Penelitian dilakukan dengan tiga tahap. Tahap pertama yaitu persiapan, pelaksanaan dan
analisa data.Tahap pertama peneliti melakukan persiapan berupa adaptasi skala yang sudah
ada kemudian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Setelah itu dilakukan try out untuk
mengetahui validitas dan realiabilitas skala yang telah diadaptasi sebelum melakukan
pengambilan data penelitian. Tahap kedua pelaksanaan yaitu melakukan penyebaran skala.
Skala diberikan kepada siswa dan siswi SMA Antartika Sidoarjo sebanyak 224 siswa.Terakhir
tahap analisa menggunakan metode analisa deskriptif kuantitatif.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada remaja pertengahan usia 16-17 tahun
sebanyak 224 siswa dan siswi SMA Antartika Sidoarjo. Karakteristik responden dapat dilihat
pada tabel dibawah ini
Tabel 2. Diskripsi Subjek
No
1
2

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

Frekuensi
104
120
224

Prosentase
46.43
53.57
100%

Frekuensi
32
37
53
23
28
50
1
224

Prosentase
14,29
16,52
23,66
10,27
12,50
22,32
0,45
100

Total

Tabel 3. Sebaran Gaya Cinta

Gaya Cinta

Eros romantic
Ludus permainan
Storage persahabatan
Pragmatig logic
Mania memiliki
Agape pengorbanan
Kombinasi
Total

Gaya cinta siswa dan siswi SMA Antartika yang lebih dominan yaitu gaya cinta persahabatan
sebesar 23,66% dan gaya cinta agape sebesar 22,32%
Tabel 4. Sebaran Gaya Cinta Berdasarkan Jenis Kelamin
Gaya Cinta

Eros
romantic
Ludus
permainan
Storage
persahabatan
Pragmatig
logic
Mania
memiliki
Agape
pengorbanan
Kombinasi
Total

Laki – laki
Frekuensi Prosentase

Jenis kelamin
Rata

Rata

Perempuan
Frekuensi Prosentase

Total

Rata

Rata

16

15,38%

6,5

16

13,33%

7,5

32

14,29%

13

12,50%

8

24

20,00%

5

37

16,52%

21

20,19%

5

32

26,67%

4

53

23,66%

13

12,50%

8

10

8,33%

12

23

10,27%

15

14,42%

7

13

10,83%

9

28

12,50%

26
0
104

25,00%
0,00%
100

4
0

24
1
120

20,00%
0,83%
100

5
120

50
1
224

22,32%
0,45%
100

Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan dari 104 jumlah responden laki-laki gaya cinta yang
lebih dominan yaitu gaya cinta agape dan gaya cinta storage. Gaya cinta agape memiliki
responden sebanyak 26 orang dengan prosentase sebesar 25,00% . Gaya cinta storage
memiliki responden sebanyak 21 orang dengan prosentase sebesar 20,19%.
Pada responden perempuan, dari 120 responden terdapat tiga gaya cinta yang dominan.
Pertama gaya cinta storage sebanyak 32 responden dengan prosentase sebesar 26,67% dan
gaya cinta ludus serta agape dengan jumblah responden masing – masing sebanyak 24 orang
dengan prosentase sebesar 20,00%.
Berdasarkan hasil hitungan rata – rata, jenis kelamin laki – laki lebih dominan pada gaya cinta
ludus dan storage daripada perempuan dengan jumlah skor 8 dan 5 sedangkan perempuan
lebih dominan daripada laki – laki pada gaya cinta eros dengan skor 7,5, pragmatig dengan
skor 12, mania dengan skor 9 dan agape dengan skor 5.
DISKUSI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di dapatkan hasil gaya cinta storage yang
memiliki prosentase terbesar yaitu 23,66%. Pada kategori jenis kelamin laki-laki
kecenderungan gaya cinta mengarah pada gaya cinta agape sebesar 25,00% dan storage
sebesar 20,19%. Pada jenis kelamin perempuan memiliki kecenderungan gaya cinta storage
sebesar 26,67% dan gaya cinta ludus serta agape sebesar 20,00%.
Berbicara mengenai jenis kelamin tentu tidak lepas dengan pembahasan mengenai gender.
Gender dijelaskan sebagai bagian dari peran sosial dimana anak diharuskan untuk
mempelajari perannya sebagai anak dari jenis kelamin tertentu. Peran gender tidak hanya
ditentukan melalui jenis kelamin tertentu tetapi juga dipengaruhi oleh budaya lingkungan
sekitar dan faktor pengasuhan saat kanak – kanak. Dengan demikian tidaklah secara otomatis
seorang anak laki-laki harus memainkan robot – robotan dan seorang anak perempuan
memainkan boneka. Kelaki-lakian dan kewanitaan merupakan dua hal yang bertolak belakang,
artinya tidak selalu seorang laki-laki hanya memiliki sifat kelaki-lakian melainkan juga
memiliki sifat kewanitaan hanya saja kadar dari sifat tersebut berbeda-beda setiap orangnya
demikin pula sebaliknya (Sarwono, 2002). Perempuan memiliki skor tinggi pada
pengungkapan empati dan dukungan emosional bagi orang lain di bandingkan dengan laki –
laki. Sifat dan sikap demikian tercermin dalam gaya cinta storage yang mengutamakan
perhatian terhadap pasangan (Neto, 2012). Pria lebih cenderung pada gaya cinta erotic, cinta
permainan dan agape sedangkan perempuan cenderung pada gaya cinta storage, mania dan
pragmatic ( Frazier & Esterly, 1990)
Dalam distribusi gaya cinta secara keseluruhan gaya cinta yang dominan yaitu gaya cinta
storage. Gaya cinta ini merupakan gambaran gaya cinta yang lekat akan persahabatan. Gaya
cinta ini sesuai dengan masa remaja. pada masa remaja muncul dorongan dari diri remaja
untuk hidup dan muncul kebutuhan akan teman yang dapat memahami dan menolongnya. Para
remaja membutuhkan teman yang dapat turut merasakan suka dan duka yang mereka alami
(Agustiani, 2009). Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebaya
mereka.mereka akan merasa nyaman jika berada dalam kelompok teman sebaya mereka.
Setelah kebutuhan relasi pertemanan sudah terpenuhi kemudian barulah mereka memenuhi

kebutuhan kelekatan dan kebutuhan seksual.
Setalah gaya cinta storage, gaya cinta dominan kedua yaitu gaya cinta agape. Gaya cinta ini
mengutamakan pengorbanan dan kepercayaan terhadap pasangan. Dalam salah satu kasus
perkembangan psikososial intimacy, remaja mengalami perubahan penting yaitu kemampuan
untuk menjalin kedekatan dengan orang lain khususnya teman sebaya. Pertemuan muncul
pertama kali dengan melibatkan keterbukaan, kejujuran, loyalitas, dan kepercayaan. Dating
menjadi penting sebagai konsekuensi kemampuan mereka dalam menjalin hubungan melalui
kepercayaan dan cinta (Agustiani, 2009). Remaja melakukan hubungan seksual yaitu suka
sama suka sebanyak 75,8% dan 6,1% karena dibohongi (Soejoeti, 2001). Pada saat si pacar
meminta dan membujuk pasangannya agar mau melakukan hubungan seksual pasangannya
akan menuruti keinginan si pacar karena ada rasa percaya, pengorbanan yang tinggi sehingga
mau melakukan apapun demi pasangannya. Motivasi remaja melakukan hubungan seksual
berasal dari bujukan atau permintaan pacar (Musthofa, 2010).
Ludus menjadi gaya cinta dominan ketiga. Gaya cinta ludus merupakan gaya cinta yang
ditandai dengan menikmati permainan cinta dan memenangkannya. Hubungan dengan cinta
seperti ini tidah mampu bertahan lama, akan berakhir ketika pasangannya merasa bosan dan
terlalu serius. Dalam masa ini remaja mencoba untuk mencari jati diri. Kerap kali remaja
bergonta ganti pacar sebagai cara mereka untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka. Tetapi
mereka akan segera mengahiri hubungan pacaran ketika sang pacar mulai meminta untuk
menjalani hubungan yang lebih serius karena masa remaja merupakan masa peralihan yang
syarat akan berbagai perubahan dalam dirinya. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen
terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan lebih menuntut kebebasan, tetapi
mereka sering takut bertanggungjawab pada akibat dan meragukan kemampuan mereka untuk
dapat mengatasi tanggung jawab tersebut (Nurihsan & Agustin, 2011).
Gaya cinta dominan keempat yaitu eros. Gaya cinta eros memiliki ciri mudah tertarik dan
jatuh cinta pada pandangan pertama tanpa mempertimbangkan latarbelakang. Remaja
memiliki perkembangan emosi yang tidak menentu. Remaja lebih mendahulukan pemikiran
emosional daripada pemikiran yang rasional. Dengan pemikiran emosional mereka akan
cenderung lebih ceroboh dan tergesah-gesah dalam memilih pacar (Nurihsan & Agustin,
2011).
Gaya cinta dominan berikutnya yaitu gaya cinta mania. Gaya cinta mania ditandai dengan
pengalaman emosional. Perasaannya mudah berubah - ubah dari yang sangat bahagia bisa tibatiba berubah menjadi sangat sedih dan putus asa, mudah cemburu dan takut tersisih. Ketika
pacar tidak sedang bersama mereka, mereka akan selalu memantau keberadaan dan
tingkahlaku pacar mereka. Mereka akan selalu ingin tahu kagiatan yang dilakukan pacar
mereka. Remaja merupakan saat dimana mereka memiliki emosi yang tidak stabil
menyebabkan perasaan mereka berubah-ubah setiap waktu. Remaja akan hidup berdasarkan
pandangan mereka sendiri. Remaja memiliki pandangan yang tidak realistik. Pandangan yang
tidak realistik tidak hanya mereka terapkan kepada diri mereka sendiri melainkan juga kepada
orang lain. Remaja akan mudah sakit hati dan kecewa ketika orang lain meninggalkan atau
mengecewakannya atau kalau dia tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya.(Nurihsan &
Agustin, 2011).
Gaya cinta pragmatik memiliki responden paling rendah. Gaya cinta ini memiliki ciri lebih
mengutamakan pemikiran secara logika tentang kehidupan dimasa depan. Gaya cinta ini

memikirkan secara matang sebelum memilih seseorang sebagai pasangannya. Dalam
perkembangan kognitif remaja berada pada tahap formal operation suatu tahap dimana
seseorang memiliki kemampuan berfikir secara abstrak. Pada tahap ini remaja mulai
membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Kemampuan kognitif yang
terjadidapat dilihat dari kemampuan remaja untuk berfikir secara logis. Mereka mampu
membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan dimasa depan (Jahja, 2011).
Gaya cinta kombinasi merupakan gaya cinta campuran. Setiap orang memiliki gaya cinta
masing-masing. Beberapa orang memiliki gaya cinta murni tetapi ada juga sebagian yang
memiliki gaya cinta kombinasi/campuran. Menurut John Alan Lee cinta memiliki 3 jenis
gayacinta yang utama dan 3 jenis gayacinta sekunder. Tiga jenis gayacinta primer adalah eros,
ludus, dan storge. Sedangkan tiga jenis gayacinta sekunder adalah mania, pragma, dan agape.
Gaya cinta sekunder merupakan perpaduan antara gayacinta primer.Gaya cinta mania
merupakan perpaduan antara gayacinta eros dan gayacinta ludus.Gaya cinta pragma adalah
gayacinta sebagai hasil perpaduan gayacinta ludus dan storge. Sedangkan gayacinta agape
adalah perpaduan gayacinta eros dan gayacinta storge (Neto, 2012).
SIMPULAN DAN IMPLKASI
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya cinta remaja tersebar menjadi 6
gaya cinta tetapi setiap individu memiliki gaya cinta masing-masing. Berdasarkan hasil
penelitian remaja dominan pada gaya cinta storage sebesar 23,66%, agape 22,32%, ludus
16,52%, eros 14,29%, mania 12,50% dan pragmatig 10,27%. Responden laki – laki dominan
pada gaya cinta agape dengan prosentase 25,00% sedangkan perempuan dominan pada gaya
cinta storage dengan prosentase sebesar 26,67%.
Hasil penelitian didapat tiga gaya cinta tertinggi yang dimiliki remaja yaitu gaya cinta storage,
agape dan ludus. Remaja dengan gaya cinta storage atau persahabatan memiliki keeratan
dengan pacar mereka. Keeratan yang tidak hanya sebagai seorang pacar dengan relasi romantis
saja tetapi memiliki hubungan erat sebagai seorang sahabat atau teman. Dengan rasa
persahabatan remaja akan merasa mendapat dukungan dari pacar mereka. Dukungan tersebut
sangat dibutuhkan dalam kehidupan remaja sebagai contoh dukungan dalam pendidikan. Pada
gaya cinta agape yang merupakan gaya cinta dengan mengutamakan pengorbanan, perhatian
yang penuh dan rasa percaya kepada pacar dihawatirkan remaja akan menganggap bahwa
pacar mereka adalah segalanya. Seorang yang sangat dipercayainya senhingga apapun yang
dikatakan oleh pacar mereka dianggapnya sebagai suatu hal yang benar adanya. Remaja akan
menjadi sangat mudah terpengaruh dengan hal – hal yang negatif sebagai contoh saat pacar
mengajak untuk melakukan hal yang mengarah pada hubungan seksual atau untuk
mengkonsumsi narkoba remaja akan dengan mudah menuruti permintaan tersebut dengan
alasan sebagai pengorbanan dan bukti dari rasa cinta mereka terhadap pacar. Gaya cinta ludus
merupakan gaya cinta permainan yang memungkinkan seseorang memiliki satu pacar atau
lebih. Gaya cinta ini biasanya tidak mampu bertahan lama dan akan segera berakhir ketika
pacar mulai menginginkan hubungan yang lebih serius. Remaja dengan gaya cinta demikian
mengaggap pacar sebagai seorang yang kurang berharga. Saat mereka merasa bosan mereka
akan dengan mudah memutuskan hubungan. Perilaku demikian akan membuat remaja
memiliki stempel atau cap sebagai playboy yang bukan tidak mungkin akan menempel pada
mereka hingga mereka dewasa sehingga perilaku tersebut terbawa sampai dewasa.

Tiga gaya cinta berikutnya yaitu gaya cinta eros, mania dan pragmatig. Gaya cinta eros
ditandai dengn pengalaman secara emosional. Remaja hanya akan memandang orang yang
dicintainya hanya berdasarkan daya tarik fisiknya saja. Remaja dengan gaya cinta demikian
akan mudah tertarik dengan seseorang tanpa melihat latarbelakang seseorang tersebut. Dengan
perkembangan media sosial yang pesat remaja dapat dengan mudah mengobrol dan bertemu
dengan seseorang yang memiliki daya tarik secara fisik saja tanpa mencari tahu latarbelakang
orang tersebut. Pada akhirnya banyak terdapat kasus penculikan dan pembunuhan remaja
akibat perkenalan singkat melalui media sosial. Pada gaya cinta mania remaja merasa sangat
terobsesi dengan pacarnya. Dengan emosi yang belum stabil, remaja dengan gaya cinta ini
akan memperburuk keadaan emosional. Pada saat remaja menghadapi masalah putus cinta
remaja akan merasa sangat dikecewakan, putus asa dan merasa stress kemudian memiliki
kecenderungan melakukan hal yang tidak realistik seperti bunuh diri. Terakhir yaitu gaya cinta
pragmatik, gaya cinta ini merupakan gaya cinta yang memiliki responden paling sedikit.
Remaja dengan gaya cinta ini sangat mengutamakan masa depan. Remaja akan memikirkan
dahulu segala sesuatu sebelum memilih seorang pacar. Dengan gaya cinta seperti ini remaja
akan lebih bisa menata hubungan pacaran dan mempersiapkan untuk hubungan yang lebih
serius kedepanya.

Referensi
Agustiani, Hendriati. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Braxton-Davis, Princess (2010). The Social Psychology of Love and Attraction. McNair
Scholars Journal: Vol.14:Iss.1, Article 2
Cruces, & Hawryla, &Delegido (2015) Interpersonal Variability of the Experience of Falling
l o v e . International Journal of Psychology and PsychologicalTherapy, 2015, 15, 1,
87-100
Dayakisni, Tri., & Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press
Frazier & Esterly. (1990). Correlation of Relationship Beliefs:Gander Relationship Experience
and Relationship Satisfaction. Journal of Social and Personal Relaitionship. 7:331352
Hurlock, E.B. (1973 ). Adolescent Development. Fourth Edition. Tokyo: Mc Graw-Hill
Kogakusha Ltd.
Jahja. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Mayasari, Fridya. Hadjam, M,Noor Rachman. (2000). Perilaku Seksual Remaja dalam
Berpacaran Ditinjau dari Harga diri Berdasarkan Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi. 2,
120-127
Neto. (2012). Compassionate Love for Romantic Partner, Love Styles and Subjective WellBeing. Theses Porto University, Portugal
Nurihsan, A. J., & Agustin, H. M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Refika Aditama
Musthofa, S. B., & Winarti, F. (2000). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah
Mahasiswa di Pekalongan Tahun 2009-2010. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1
No 1: 33 -41
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga
Sarwono, Sarlito W. (2002).Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Setiawan, R., & Nurhidayah, S., (2008). Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pranikah.
Jurnal Soul, Vol. 1, No. 2
Soejoeti, Sunanti, Z., (2001). Perilaku Seks di kalangan Remaja dan Permasalahannya. Media
Litbang Kesehatan, Vol. XI, No. 1

Zamora, Richard C. (2010). The Relationship Of Love Styles and Romantic Attechment
Styles in Gay Men. Theses of Oklahoma State University

Lampiran 1 Sekoring T-skor

No

Nama

1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Aditya
Bima
Hanifa
M.ifan
Erlangga
Eka ganda
Lusiana
Zarah
Indahsari
Dimas
Shakila
Edrus
M.imamul
M.aldino
Arief
Sjarisa
Anindita
Beti
Aulia
Gistya
Khusnul
Lely
Galang
Yulia
Nur yeni
Virda
M. wahyu
Jihan
Rosmeidina
Dewi
Baihaqqi
Hilda
Ricardo
M. fandi
Finta
Rifky
M.febi
Devi
M.bagus
Dyah
R.M.guntur
Afrida
Siti
Nella
Torik
Nina

Jenis
Kelamin
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki
Laki
Perempuan
Laki
Laki
Perempuan
Laki-laki l
Perempuan
l Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki

Total
94
107
88
92
95
83
100
50
93
60
97
90
102
86
105
64
104
110
94
91
98
78
83
98
83
75
83
81
97
77
99
91
101
96
80
94
102
91
88
98
81
86
106
106
90
87

Eros
Ludus
59,47 56,77
53,38 63,14
51,35 50,40
63,53 56,77
59,47 50,40
53,38 37,65
37,14 37,65
53,38 56,77
39,17 24,91
59,47 50,40
55,41 44,03
65,56 63,14
53,38 50,40
57,44 63,14
39,17 37,65
61,50 56,77
63,53 63,14
57,44 63,14
57,44 50,40
59,47 50,40
41,20 56,77
43,23 56,77
37,14 44,03
51,35 44,03
43,23 37,65
51,35 50,40
41,20 44,03
51,35 63,14
45,26 44,03
55,41 50,40
53,38 56,77
53,38 56,77
59,47 56,77
49,32 50,40
61,50 56,77
65,56 50,40
53,38 56,77
41,20 56,77
57,44 56,77
51,35 50,40
55,41 44,03
55,41 63,14
61,50 63,14
55,41 50,40
51,35 44,03
41,20 44,03

T-Score
Storage Pragmatig Mania Agape
58,05
46,12
50,52
53,45
61,64
61,37
66,27
62,62
50,88
46,12
54,46
50,40
58,05
51,20
42,64
50,40
65,23
61,37
46,58
50,40
58,05
51,20
38,71
53,45
29,36
20,69
32,80
29,00
61,64
56,29
56,42
41,23
40,12
35,95
38,71
35,11
50,88
56,29
56,42
56,51
47,29
56,29
56,42
47,34
58,05
51,20
58,39
50,40
47,29
51,20
48,55
50,40
65,23
61,37
64,30
50,40
40,12
46,12
36,74
38,17
54,47
61,37
60,36
59,56
61,64
61,37
66,27
56,51
54,47
56,29
50,52
50,40
61,64
46,12
50,52
47,34
54,47
51,20
58,39
56,51
50,88
51,20
48,55
38,17
43,71
56,29
56,42
41,23
58,05
61,37
64,30
74,85
68,81
56,29
36,74
44,28
50,88
61,37
40,67
41,23
50,88
51,20
46,58
44,28
50,88
51,20
52,49
47,34
58,05
61,37
58,39
50,40
43,71
51,20
48,55
41,23
58,05
66,46
50,52
65,68
47,29
46,12
56,42
53,45
65,23
61,37
54,46
62,62
54,47
61,37
50,52
53,45
47,29
41,03
42,64
53,45
50,88
51,20
52,49
50,40
58,05
56,29
54,46
59,56
47,29
46,12
56,42
53,45
58,05
51,20
52,49
56,51
58,05
56,29
58,39
50,40
47,29
41,03
44,61
50,40
47,29
51,20
50,52
47,34
54,47
66,46
64,30
62,62
58,05
56,29
60,36
62,62
47,29
51,20
54,46
50,40
50,88
51,20
52,49
50,40
58,05
46,12
38,71
38,17

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99

M.arif
Devi
M.hafsha
Ahmad
Irea
Refadista
Erisa
Ratih
Septa
Yuareta
Rifi
Lindah
Fajria
Qonita
Harfatia
Nela
Anita
Sinta
Ramadhandi
Dhany
Ratna
Yosi
Rena
Pia
Asd
Wilif
Viola
Olip
Putri
Wilujeng
m.rizal
Dandi
Rizki putri
Naily
Afiyanti
Ervan
M.kemal
Nanda
R.andrean
Cristian
Erna
Suci
R.bagus
Rizky agung
Zakiy
Farisa
Febri bayu
Sailendra
Dyah
Sabila
Hanin
Devi ayu

Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan

72
75
94
73
90
107
74
83
102
87
89
85
63
65
63
65
66
102
67
36
34
72
75
94
90
74
103
107
90
97
100
77
76
94
88
76
73
73
77
95
92
88
89
105
115
93
98
95
89
84
87
109

51,72
55,41
39,17
61,50
63,53
51,35
51,35
59,47
47,29
53,38
45,26
39,17
39,17
35,11
39,17
39,17
65,56
39,17
22,94
22,94
37,14
57,44
55,41
61,50
51,35
63,53
65,56
59,47
55,41
39,17
45,26
41,20
55,41
55,41
35,11
47,29
41,20
47,29
53,38
55,41
45,26
45,26
57,44
59,47
47,29
53,38
55,41
49,32
53,38
51,35
47,29
35,11

50,40
56,77
37,65
44,03
63,14
50,40
50,40
63,14
50,40
50,40
50,40
44,03
37,65
37,65
37,65
37,65
56,77
37,65
24,91
24,91
37,65
50,40
56,77
44,03
50,40
56,77
63,14
44,03
50,40
56,77
44,03
44,03
50,40
56,77
50,40
37,65
37,65
44,03
50,40
37,65
50,40
50,40
63,14
56,77
44,03
63,14
56,77
56,77
44,03
56,77
63,14
50,40

40,12
47,29
43,71
43,71
50,88
47,29
47,29
58,05
54,47
50,88
50,88
29,36
36,53
36,53
32,95
36,53
65,23
32,95
25,77
18,60
50,88
40,12
47,29
43,71
50,88
58,05
61,64
47,29
58,05
65,23
47,29
47,29
61,64
58,05
54,47
47,29
43,71
43,71
54,47
61,64
43,71
43,71
61,64
65,23
54,47
43,71
40,12
58,05
43,71
47,29
61,64
58,05

41,03
56,29
46,12
56,29
41,03
56,29
56,29
56,29
46,12
46,12
51,20
35,95
35,95
35,95
41,03
41,03
61,37
41,03
20,69
20,69
56,29
41,03
56,29
56,29
56,29
61,37
61,37
61,37
66,46
61,37
46,12
46,12
61,37
56,29
46,12
41,03
46,12
46,12
51,20
61,37
46,12
46,12
61,37
61,37
51,20
66,46
51,20
61,37
61,37
56,29
66,46
41,03

40,67
54,46
46,58
46,58
70,21
34,77
48,55
62,33
56,42
56,42
50,52
40,67
40,67
40,67
40,67
40,67
54,46
42,64
24,92
24,92
44,61
40,67
54,46
46,58
32,80
54,46
60,36
46,58
56,42
66,27
44,61
48,55
52,49
46,58
44,61
42,64
44,61
46,58
54,46
50,52
66,27
66,27
60,36
72,17
54,46
60,36
56,42
54,46
48,55
44,61
70,21
44,61

35,11
56,51
47,34
56,51
62,62
35,11
41,23
50,40
47,34
47,34
53,45
41,23
44,28
44,28
44,28
44,28
47,34
47,34
29,00
29,00
38,17
35,11
56,51
56,51
35,11
59,56
53,45
53,45
50,40
62,62
47,34
44,28
47,34
41,23
50,40
41,23
47,34
44,28
62,62
50,40
47,34
50,40
59,56
68,73
68,73
56,51
65,68
38,17
44,28
56,51
68,73
47,34

100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151

Zara aprilia
Vicka
Rolqoh
Pravasta
Ovi
Astriana
M. fikri
Puput
Dio
Indah
Febrianti
M.rizal
Ollyvia
Ilham
Ananda
Dzumrotus
Devi
Sekar
Dwi
Ririn
Ghanda
Dini
Ferdiansyah
Ade
Prisca
Fadel
Teulani
Yunha
Salsasita
Merida
Favlisya
Imron
Safrie
Dela
M.setyo
Evan
Megaratra
Erenaldy
Hanif
Wahyu sinta
Yoyo
M.sofyan
Fitriani
Aida
Rahmat
M.zaeni
Retno
Pramita
Friska
Karina
Yanuar
Alderyan

Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki

75
94
107
75
108
101
99
105
56
103
105
81
32
84
57
86
82
82
88
76
64
87
79
45
86
95
48
46
80
108
82
96
70
97
75
84
57
87
118
70
93
93
116
87
68
64
93
79
98
105
52
87

47,29
63,53
45,26
55,41
55,41
59,47
61,50
35,11
59,47
65,56
45,26
22,94
41,20
39,17
57,44
41,20
47,29
49,32
49,32
39,17
47,29
55,41
35,11
55,41
61,50
22,94
22,94
53,38
69,62
51,35
51,35
24,97
61,50
55,41
47,29
41,20
55,41
65,56
35,11
53,38
63,53
71,65
61,50
33,08
41,20
55,41
37,14
57,44
65,56
39,17
61,50
59,47

63,14
63,14
50,40
63,14
63,14
50,40
50,40
44,03
63,14
63,14
56,77
24,91
63,14
37,65
37,65
56,77
56,77
44,03
37,65
37,65
50,40
37,65
37,65
50,40
56,77
37,65
24,91
56,77
63,14
50,40
44,03
37,65
50,40
56,77
50,40
37,65
56,77
63,14
50,40
56,77
56,77
63,14
63,14
37,65
31,28
50,40
56,77
56,77
63,14
24,91
50,40
56,77

65,23
61,64
40,12
58,05
58,05
58,05
61,64
11,43
54,47
72,40
47,29
11,43
47,29
32,95
43,71
40,12
40,12
61,64
43,71
32,95
58,05
50,88
29,36
43,71
47,29
29,36
40,12
43,71
65,23
50,88
58,05
40,12
47,29
54,47
47,29
29,36
50,88
61,64
43,71
50,88
61,64
61,64
65,23
50,88
43,71
54,47
54,47
50,88
54,47
43,71
40,12
43,71

51,20
66,46
46,12
61,37
61,37
66,46
61,37
35,95
61,37
66,46
35,95
20,69
56,29
35,95
46,12
56,29
46,12
56,29
46,12
35,95
56,29
35,95
20,69
51,20
51,20
25,78
35,95
56,29
61,37
51,20
66,46
30,86
56,29
46,12
46,12
25,78
46,12
56,29
25,78
41,03
51,20
61,37
56,29
56,29
46,12
46,12
61,37
46,12
51,20
35,95
41,03
56,29

52,49
66,27
46,58
62,33
58,39
56,42
54,46
48,55
64,30
58,39
54,46
24,92
62,33
36,74
48,55
60,36
50,52
48,55
44,61
40,67
42,64
44,61
24,92
50,52
52,49
30,83
30,83
44,61
52,49
44,61
56,42
62,33
50,52
30,83
46,58
32,80
44,61
70,21
44,61
58,39
48,55
62,33
30,83
40,67
34,77
56,42
42,64
60,36
62,33
24,92
48,55
52,49

56,51
44,28
41,23
71,79
56,51
50,40
68,73
29,00
50,40
38,17
44,28
29,00
32,06
29,00
56,51
38,17
50,40
50,40
44,28
44,28
59,56
44,28
29,00
47,34
56,51
44,28
29,00
35,11
59,56
44,28
56,51
47,34
65,68
35,11
59,56
41,23
53,45
74,85
53,45
56,51
41,23
68,73
44,28
38,17
38,17
53,45
47,34
59,56
56,51
29,00
53,45
53,45

152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203

Rezha
Krisna
Ardian
Miftahul
Singgih
Ocha
Lutfi
Ayunnida
Barep agung
Guido
Andhika
Anis
Agestita
Dian
Fika
Endah
Krisna
M.teddy
Dhimas
Septian
Reynaldi
Jack
Feri
HA
Rosse
Irfan
M.adani
Engga
Dena
M.rudi
Ilmiyah
Nafal
Adi
Tantan
Ira
Reza
Romadon
Naila
Siska
Mouloyo
Genji
Fajar
Rido
Nindya
Dela
Bagus
Nena
Yuniar
Satriyo
Rohmania
Retno
Aulia

Laki-laki
Laki-laki
Laki-l