Persamaan Harga Saham Dynamics Interaction of Speculation and Diversification in Shares.

1 1 2 1, 1, 1 1, 1 2, 2, 1 2, 1 1 1 1 t K t K t t t t t t K c K c c c P P P P ψ ψ − − − = − + − − − − − − 1 1, 1, 1 1, 1 2, 1 2, 1 1 2 1, 1, 1 1, 1 2, 2, 1 2, 1 2 2, 2, 1 2, 1 1, 1 1, 1 1 K t t t t t t t t t t t t t t t t c c P P c c P P P P c P P ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ − − − − + − − − − − − − ⎡ + − − − − ⎣ + − − − − ⎤ + − − − ⎦ − − bukti lihat Lampiran 3 dengan , 1, 2 i t i ψ = sebagai fungsi tambahan yang didefinisikan secara rekursif sebagai berikut , , 1 , 1 i t K i t K i t i t c c P P Sehingga dengan mensubsitusikan persamaan 3.12 diperoleh fungsi permintaan analis teknikal untuk saham berisiko seperti berikut: , 1 ψ ψ − − = − + − . 2 2 2 2, 2 1, 1 1, 1 2, 2 2, 2 1, 2 2 2 1, 1 2, 2 1 c t t t t t t c t c c t t t v g g v v g v v σ ψ ρ σ σ ψ ζ α ρ σ σ + + − − + + + − = − + + g 3.16 2 2 2 1, 1 2, 2 1, 1 2, 2 1, 1 2, 2 2 2 1, 1 2, 2 1 c t t t t t t c t c c t t t v g g v v g v v σ ψ ρ σ σ ψ ζ α ρ σ σ + + − − + + + − = − + + g , 3.17 dengan c t ρ seperti yang diberikan pada persamaan 3.13.

3.3 Persamaan Harga Saham

Diasumsikan fungsi market clearing dibentuk oleh market maker yang cukup rasional mengetahui harga fundamental dan tingkat pertumbuhan deviden pada setiap pasar. Market maker diasumsikan juga dapat menduga ekuilibrium permintaan setiap saham. Market maker menentukan harga setiap saham berdasarkan formula harga berikut: , 1 , , , , f c i t i t i i t i t i t P P β ζ ζ τ + ⎡ = + + − ⎣ ⎤⎦ 3.18 Market maker akan menaikkan atau menurunkan harga saham i i = 1,2, ketika permintaan saham lebih besar atau lebih kecil dari threshold. Tujuan market maker memilih thresholds , i t τ agar harga sama dengan harga fundamental jangka panjang dan merupakan cara market maker menjamin kestabilan pasar jangka panjang. i β pada persamaan 3.18 menyatakan kecepatan market maker dapat menyesuaikan pada harga saham i dan i β . Dengan mensubsitusikan fungsi permintaan masing-masing analis, fungsi persamaan harga persamaan 3.16 sangat kompleks. Untuk menyederhanakan fungsi tersebut dimisalkan variabel baru , , i t i t i t q P W , = − yang merupakan selisih dari log harga dan nilai fundamental dan . , i t i t i ω ψ γ = − yang merupakan selisih ekspektasi imbal hasil dari pertumbuhan trend. Dari variabel baru yang didefinisikan di atas diperoleh pergerakan harga dan kepercayaan analis terhadap imbal hasil yang diharapkan, varian dan kovarian yang dituliskan sebagai berikut: 1, 1 1, 1 1 1, 2 2, 1 1, 1, 1, 1 1 1, 1 1, 1 1, 1 c t t t t t t t t t q q a q b q h c c q q t γ β ζ τ ω ω + + + ⎡ ⎤ = − + − + + + − ⎣ = − + − ⎦ t 3.19 2, 1 2, 2 2 2, 1 1, 2 2, 2, 2, 1 2 2, 2 2, 1 2, 1 c t t t t t t t t t q q a q b q h c c q q γ β ζ τ ω ω + + + ⎡ ⎤ = − + − + + + − ⎣ = − + − ⎦ 3.20 2 1, 1 1, 1 1 1 1, 1, 1 1, 1 1 1 t t t t v c v c c P P ψ − − = − + − − − t − t − t 2 2, 2 2, 1 2 2 2, 2, 1 2, 1 1 1 t t t t v c v c c P P ψ − − = − + − − − 1 2 1, 1 1, 1, 2, 1 2, 2, 1 1 1 t K t K t t t t t K c K c c c q q q q ω ω + + = − + − − − − − − 1 1, 1 1, 1, 2, 1 2, 1 2 1, 1 1, 1, 2, 1 2, 2, 2 2, 1 2, 2, 1, 1, 1 K t t t t t t t t t t t t t t t c c q q c c q q q q c q q ω ω ω ω ω ω ω ω + − + + + ⎡ + − − − − ⎣ + − − − − ⎤ + − − − ⎦ t t . bukti lihat Lampiran 4 Telah diasumsikan bahwa market maker memilih 1, 2, , t τ τ sebagai harga dalam ekuilibrium, yang sama dengan nilai ekuilibrium, yaitu nilai ekuilibrium dan , maka 1 q 2 q 1 2 q q = = . 1, 2 c i i ζ = merupakan permintaan analis teknikal untuk saham i dalam ekuilibrium, asumsi terakhir dinyatakan bahwa threshold harus memenuhi persamaan berikut 1 1, 1 1 1 1 c t h γ τ τ ζ β = = + − 2 2, 2 2 2 2 c t h γ τ τ ζ β = = + − . Dari persamaan di atas jelas bahwa asumsi market maker memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengetahui fundamental pasar dan perilaku kedua analis untuk menjalankan semua kewajibannya. Beberapa ekonom mungkin menggunakan istilah ‘rasional’ untuk menggambarkan market maker ini. Sehingga dengan menyubsitusikan treshold maka dinamika persamaan 3.17 dan 3.18 diperoleh sebagai berikut: 1, 1 1, 1 1 1, 2 2, 1, 1 c c t t t t t q q a q b q β ζ + ζ ⎡ ⎤ = + − + + − ⎣ ⎦ 3.21 2, 1 2, 2 2 2, 1 1, 2, 2 c c t t t t t q q a q b q β ζ + ζ ⎡ ⎤ = + − + + − ⎣ ⎦ 3.22 bukti lihat lampiran 5 Persamaan di atas menunjukkan persamaan deviasi harga pada ekuilibrium setiap saham untuk beberapa periode. 3.4 Sistem Dinamika Pada subbab ini membahas tentang penurunan persamaan sistem, menganalisis perilaku dinamika model dan ketergantungannya terhadap parameter. Namun tulisan ini akan fokus pada kasus menghitung ekspektasi imbal hasil, varian dan kovarian analis teknikal dengan memperlihatkan pengaruh dari beberapa parameter, diasumsikan 1 2 K c c c c = = = . Dari asumsi tersebut maka diperoleh persamaan kovarian analis teknikal sebagai berikut: 1, 1 1, 1, 2, 1 2, 2, 1 1 t t t t t t t K c K c c q q q q t ω ω + + = − + − − − − − Dengan menggantikan subkrip t+1 dengan tanda ‘ dari persamaan 3.19 dan 3.20 maka diperoleh persamaan taklinear tujuh dimensi sebagai berikut: 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 c c c c q q aq b q c c q q q q aq b q c c q q v c v c c q q v c v c c q q K c K c c q q β ζ ζ ω ω β ζ ζ ω ω ω ω ω ⎡ ⎤ = + − + + − ⎣ ⎦ = − + − ⎡ ⎤ = + − + + − ⎣ ⎦ = − + − = − + − − − = − + − − − = − + − − − 2 2 2 q q ω − − 3.23 Dengan fungsi permintaan analis teknikal 1 2 , c c ζ ζ diberikan sebagai berikut: 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 c c v K v v K K σ ω π δσ σ ω π ζ α σ σ δ σ σ δσ σ + + − + + = ⎡ ⎤ + + − − − ⎣ ⎦ 3.24 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 c c v K v v K K σ ω π δσ σ ω π ζ α σ σ δ σ σ δσ σ + + − + + = ⎡ ⎤ + + − − − ⎣ ⎦ 3.25 i i i g g π γ = + − yang menggambarkan excess imbal hasil yang diharapkan dalam jangka panjang. Perhatikan bahwa permintaan optimal analis teknikal untuk setiap saham pada setiap waktu adalah fungsi dari 1 2 1 2 , , , , i v v π ω ω dan K. Persamaan 3.23 adalah persamaan taklinear dipengaruhi perubahan varian-kovarian dan bentuk fungsi permintaan analis teknikal. Analisis dinamika diawali dengan menentukan steady state unik sistem yang dinotasikan dengan . Steady state dikarakteristikkan oleh tingkat ekuilibrium dari variabel O 0, 1, 2 i i i q v i ω = = = = K = Nilai ekuilibrium dan i q i ω menyatakan bahwa harga saham adalah sama dengan harga fundamentalnya yaitu , , i i P W ∞ ∞ = , kecenderungan harga yang diharapkan analis teknikal adalah sama dengan tingkat pertumbuhan harga fundamental yaitu i i ψ γ = , dan analis teknikal percaya terhadap varian dan kovarian jangka panjang. Sehingga, dengan menyubsitusikan i i v K ω = = = ke persamaan 3.24 dan 3.25 diperoleh permintaan analis teknikal dalam ekuilibrium untuk setiap saham, dituliskan dalam: 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 c c σ π δσ σ π ζ α δ σ σ − = − 3.26 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 c c σ π δσ σ π ζ α δ σ σ − = − 3.27 Dari persamaan 3.9, 3.10 dan 3.26, 3.27 dapat disimpulkan bahwa permintaan setiap analis dalam ekuilibrium dapat dituliskan sebagai berikut: 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 j j j π δσ σ π ζ δ α σ δ α σ = − − − 3.28 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 j j j π δσ σ π ζ δ α σ δ α σ = − − − 3.29 Dari persamaan 3.28 dan 3.29 menyatakan bahwa permintaan ekuilibrium setiap analis j dipengaruhi oleh rata-rata dari ekuilibrium risk-adjusted imbal hasil yang diharapkan untuk setiap saham, yang besarnya dihitung pada korelasi jangka panjang. Fungsi permintaan ekuilibrium tersebut dapat juga diinterpretasi sebagai komponen permintaan dan lindung nilai. 3.5 Kasus Koefisien Korelasi Jangka Panjang adalah Nol Pada subbab ini menjelaskan secara analisis kestabilan lokal dari ekuilibrium dalam kasus korelasi antara imbal hasil adalah nol. Dalam kasus ini deviden kedua saham tidak dapat dihubungkan dengan kepercayaan analis, tetapi analis teknikal mungkin mengharapkan korelasi antara imbal hasil tidak nol ketika sistem keluar dari titik ekuilibrium. Karena dalam kasus ini 1 2 b b = = maka persamaan 3.23 diturunkan menjadi: 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 c c c c q q aq c c q q q q aq c c q q v c v c c q q v c v c c q q K c K c c q q q q β ζ ζ ω ω β ζ ζ ω ω ω ω ω ω ⎡ ⎤ = + − + − ⎣ ⎦ = − + − ⎡ ⎤ = + − + − ⎣ ⎦ = − + − = − + − − − = − + − − − = − + − − − − − dengan 1 1 2 1 f a η α σ = dan 2 2 2 2 f a η α σ = merupakan kekuatan permintaan analis fundamental untuk saham 1 dan saham 2. Fungsi permintaan optimal analis teknikal dari persamaan 3.24 dan persamaan 3.25 diturunkan menjadi: 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 c c v K v v K σ ω π ω π ζ α σ σ + + − + = ⎡ + + − ⎣ ⎤⎦ 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 c c v K v v K σ ω π ω π ζ α σ σ + + − + = ⎡ + + − ⎣ ⎤⎦ , Karena pada titik ekuilibrium i i v K ω = = = maka ekuilibrium permintaan analis teknikal menjadi : 1 1 2 1 c c π ζ α σ = 2 2 2 2 c c π ζ α σ = Dari analisis titik ekuilibrium ini diperoleh adanya dimensi invariant yang dimensinya lebih kecil dari bidang fasenya, sebagai contoh untuk saham 1 titik ekuilibriumnya adalah 1 1 1 q v ω = = = dan K = 0. Maka iterasi untuk saham 1 tidak bergerak dan pada sistem hanya ada tiga bidang fase. Oleh karena itu diperoleh pemetaan sebagai berikut: 2 2 2 2 2 2 0, 0, , , 0, , 0 0, 0, , , 0, 0 T q v q v ω ω = . Subset dari bidang fase seperti ini adalah invariant, dan dinamika sistem sepanjang invariant ini diperoleh dari iterasi ketiga dimensi, dimisalkan dengan 2 2 2 2 2 2 2 : , , , , T q v q v ω ω 6 . Dengan cara yang sama, untuk saham i = 2, 2 2 2 q v K ω = = = = yaitu saham 2 dalam ekuilibrium dinamika yang diperoleh dari pemetaan tiga dimensi 1 1 1 1 1 1 1 : , , , , T q v q v ω ω 6 . Selanjutnya pemetaan ketiga dimensi dari invariant yang berhubungan dengan saham i dapat dituliskan sebagai berikut: 2 2 2 1 1 1 i i i i i i i i c c i i i i i i i i i i i i q q a q v c c q q v c v c c q q ω π π β α σ α σ ω ω ω ⎡ ⎤ + = + − + − ⎢ ⎥ + ⎣ ⎦ = − + − = − + − − − 3.30 Perlu diperhatikan bahwa kasus ini hanya berlaku untuk korelasi jangka panjang adalah nol, dalam kenyataannya korelasi jangka panjang bukan nol. 3.5.1 Kondisi Kestabilan Lokal Dalam menganalisis kestabilan lokal titik tetap sistem, terlebih dahulu menentukan matriks Jacobiannya. Karena dari matriks Jacobian diperoleh fungsi karakteristik yang menggambarkan kestabilan sistem. Dimisalkan sebagai turunan parsial dari permintaan analis teknikal yang optimal pada titik tetap. Sehingga matriks Jacobian sistem persamaan 3.20 dalam ekuilibrium, yang dinotasikan dengan dapat dituliskan sebagai berikut: 1 2 1 2 , , , , , , , , , , 1, c c c c c i i i v i v i K i ω ω ζ ζ ζ ζ ζ = 2 c c c c ζ DT O 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1, 1 1, 1 1, 1 1 1 1, 1 1, 1 1, 2 2 2 2, 2 2, 2 2, 2 2 2 2, 2 2, 2 2, 1 1 1 1 1 1 1 c c v K c c v K c c v K c c v K a c a c c c a DT O ca c c c c c c ω ω ω ω β β ζ β ζ β ζ β β ζ β ζ β β β ζ β ζ β ζ β β ζ β ζ β ζ ⎡ − ⎢ − − + − = − − + − − − ⎣ ⎤ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥⎦ Turunan parsial permintaan analis teknikal pada titik ekuilibrium sebagai berikut: 1 1, 2 1 1 c c ω ζ α σ = , 2 2, 2 2 1 c c ω ζ α σ = 1 1 1, 2 2 1 c v c π ζ α σ − = , 2 2 2, 2 2 2 c v c π ζ α σ − = 2 1, 2 2 1 2 c K c π ζ α σ σ − = , 1 2, 2 2 1 2 c K c π ζ α σ σ − = dan . 1 2 1 2 2, 1, 1, 1, , , , c c c c v v ω ω ζ ζ ζ ζ = 0 Karena matriks Jacobi di atas merupakan matriks berdimensi besar, maka untuk menghitung nilai eigen matriks tersebut terlebih dahulu memblok matriks, sehingga nilai eigennya dapat dihitung melalui diagonal setiap blok. Nilai eigen pertama dan kedua dimisalkan dengan 1 2 , λ λ adalah akar dari blok variabel dan 1 q 1 ω , nilai eigen yang ketiga dan keempat 3 4 , λ λ adalah akar dari variabel dan 2 q 2 ω . Serta nilai eigen untuk blok v v dimisalkan dengan 1 2 , , K 5 6 7 , , λ λ λ . Pada blok ini matriksnya dapat dituliskan sebagai berikut 1 1 1 c c c − ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ − ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ − ⎣ ⎦ Sehingga nilai eigen 5 6 7 1 c λ λ λ = = = − dan nilai eigen ini selalu lebih kecil dari satu karena c diasumsikan di antara 0 dan 1. Untuk mengurangi notasi dimisalkan , 2 1 i c i i c i ω θ ζ α σ ≡ = sebagai turunan parsial permintaan analis teknikal untuk saham i berisiko, yang merupakan imbal hasil yang diharapkan setiap aset pada titik ekuilibriumnya. Maka i θ merupakan parameter kekuatan analis teknikal pada titik ekuilibrium yang digunakan untuk menganalisis sistem. Dimisalkan submatriks i A yang merupakan nilai eigen dari variabel dan i q i ω , 1 1 i i i i i i i i i a A ca c c β β θ β β θ − ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ − − + ⎣ ⎦ . Misalkan tr i dan det i adalah trace dan determinan dari matriks i A , dan sebagai persamaan karakteristik dari matriks 2 i i tr det λ λ λ ℘ = − + i i A . Dalam sistem dinamika diskret nilai mutlak dari nilai eigen sistem harus lebih kecil dari pada satu agar sistem dalam keadaan stabil atau dalam kasus ini nilai dari akar i λ ℘ harus lebih kecil dari pada satu. Pertidaksamaan berikut menjamin nilai mutlak akar persamaan karakteristik lebih kecil dari pada satu, yaitu 1 1 1 1 1 i i i i i i i i tr det tr det det λ λ ℘ = − + ⎧ ⎪℘ = + + ⎨ ⎪℘ = ⎩ 3.31 Pertidaksamaan 3.31 merepresentasikan bifurkasi saddle node, flip, Neimark secara berturut-turut. Dengan menyubsitusikan tr i dan det i matriks i A pada pertidaksamaan 3.31 mak diperoleh pertidaksamaan berikut: 2 22 2 1 1 i i i i i i i i i i a c a c c c a c c β β β θ β β θ ⎧ ⎪ − − + ⎨ ⎪ − − ⎩ 3.32 G.2a 1 i i β θ ≤ G.2b 1 i i β θ Bifurkasi Neimark Bifurkasi flip Bifurkasi flip Gambar 2 Kondisi kestabilan dan kurva bifurkasi dalam bidang parameter c,a, dalam kasus koefisien korelasi antara imbal hasil nol. Gambar 2 merepresentasikan pertidak- samaan 3.32 yang diplot pada bidang parameter c,a. Pada daerah S i pertidaksamaan 3.32 selalu terpenuhi, pada daerah S i mutlak nilai eigen lebih kecil dari pada satu. Daerah S i Gambar 2 berbeda bentuk, bergantung pada parameter i β dan i θ , plot Gambar 2a ketika nilai 1 i i β θ ≤ dan Gambar 2b ketika 1 i i β θ . Karena dalam tulisan ini menggunakan dua saham i = 1, 2 maka sistem dalam keadaan stabil jika a,c berada pada daerah S i . Karena pertidaksamaan i i a c β selalu terpenuhi, maka sistem mungkin kehilangan kestabilannya terjadi melalui dua cara, yaitu yang pertama melalui perpotongan kurva bifurkasi flip pertidaksamaan yang kedua dari pertidaksamaan 3.32 2 2 2 i i i c a c θ β = + − . 3.33 Kedua melalui perpotongan kurva bifurkasi Neimark pertidaksamaan yang ketiga dari pertidaksamaan 3.32, yaitu 1 1 i i i i c a c β θ β − = − . 3.34 Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa daerah kestabilan Gambar 2a lebih luas dari pada daerah kestabilan daerah Gambar 2b. Namun pada Gambar 2a bifurkasi Neimark tidak dapat terjadi karena asumsi nilai c diantara nol dan satu. Pada Gambar 2a yang menyebabkan sistem kehilangan kestabilan adalah parameter analis fundamental yang sangat besar a i. , karena 1 i i θ β ⎛ ⎞ ⎜ ⎝ ⎠ ⎟ maka pada daerah ini konstanta penghindar risiko dan varian analis teknikal cukup besar, dan kekuatan analis fundamental sangat besar. Pada Gambar 2b bifurkasi Neimark dapat terjadi, kekuatan permintaan analis teknikal cukup besar 1 i i θ β ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ , permintaan analis fundamental dapat menstabilkan pasar dengan membatasi range parameter a i . 3.5.2 Dinamika di Luar Kestabilan Dalam subbab ini akan menjelaskan dinamika sistem ketika ekuilibrium di luar kestabilan asimtotik lokal, tujuannya untuk menganalisis efek dari peningkatan nilai parameter analis teknikal c. Akan ditunjukkan bagaimana analis teknikal dapat menstabilkan sistem melalui reaksinya yang angat cepat terhadap perubahan harga yang baru saja terjadi dan seberapa besar nilai parameter c mungkin menyebabkan harga berosilasi secara tidak teratur . Karena sistem berdimensi besar, secara numerik yang ditampilkan pada tulisan ini adalah evaluasi dan efek dari dinamika setiap pasar pada bidang variabel 1 1 , q ω dan 2 2 , q ω . Selanjutnya simulasi secara numerik akan dibahas pada subbab 3.5.2.1 dan 3.5.2.2. diasumsikan untuk saham 1 nilai harapan risk premiumnya dan volatilinya lebih besar dari pada saham 2 1 2 1 2 , π π σ σ dan kekuatan i S i S Bifurkasi Neimark permintaan analis teknikal pada saham 2 2 2 2 1 c θ α σ ⎛ ⎞ = ⎜ ⎝ ⎠ ⎟ adalah lebih besar dari pada kekuatan analis teknikal pada saham 1 1 2 1 1 c θ α σ ⎛ = ⎜ ⎝ ⎠ ⎞ ⎟ . Akan diasumsikan juga penghindar risiko analis teknikal lebih kecil dari pada analis fundamental. 3.5.2.1 Fluktuasi Harga Pada Satu Saham Dalam kasus ini , 100 f α = 75 c α = , 1 2 0, 3 β β = = , 1 0, 05 π = , 2 0, 025 π = , , , 2 1 0, 005 σ = 2 2 0, 0025 σ = δ = 1 2 0, 3 η η = = . sehingga kekuatan permintan analis fundamental 2 i i f i a η α σ ⎛ ⎞ = ⎜ ⎝ ⎠ ⎟ adalah dan dan kekuatan permintaan analis teknikal pada titiik ekuilibrium 1 0, 6 a = 2 1, 2 a = 2 1 i c i θ α σ ⎛ ⎞ = ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ adalah 1 2, 667, θ = 2 5, 333 θ = . Hal ini menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh dipasar adalah analis teknikal. Daerah kestabilan saham 1 sesuai dengan Gambar 2a karena 1 1 0,8 1 θ β = . Pada derah kestbilan ini tidak terjadi bifurkasi Neimark, jadi tidak ada perubahan kestabilan pada saham 1, hal ini juga dibuktikan oleh nilai memotong kurva bifurkasi Neimark pada . 1, 41 c = Daerah kestabilan saham 2 sesuai dengan Gambar 2b karena 2 2 1, 599 1 θ β = , sehingga bifurkasi Neimark dapat terjadi pada saham 2, yaitu pada 0.37 c = . Bidang fase saham 2 kestabilannya berubah pada nilai 0.37 c = . Berikut gambar bidang fase saham i dan dinamika harganya, dengan mengambil nilai c yang berbeda setelah c memotong kurva bifurkasi Neimark. Nilai c diambil setelah memotong kurva bifurkasi Neimark karena sebelum memotong kurva bifurkasi Neimark sitem selalu stabil menuju titik ekuilibrium, jadi tidak berpengaruh pada sistem. -0.2 -0.1 0.1 0.2 0.3 w -0.05 0.05 0.10 q 20 40 60 80 100 t -0.2 -0.1 0.1 0.2 0.3 q -0.6 -0.4 -0.2 0.2 0.4 0.6 0.8 w -0.2 -0.1 0.1 0.2 q 20 40 60 80 100 t -0.6 -0.4 -0.2 0.2 0.4 0.6 0.8 q 3a c = 0.50 3b c = 0.75 3c 3d -1.0 -0.5 0.5 1.0 w -0.4 -0.2 0.2 0.4 q 20 40 60 80 100 t -1.0 -0.5 0.5 1.0 q Gambar 3 Bidang fase dan dinamika harga saham i dengan 1 2 0, 3 β β = = Saham 1 Saham 2 Gambar 3 yang sebelah kanan menunjukkan bidang fase dan sebelah kiri nenunjukkan dinamika harga saham i. Pada Gambar 3a dan 2 q 2 ω tidak menuju titik ekuilibrium tetapi berosilasi yang akhirnya membentuk cycle, hal ini menunjukkan bahwa harga dan nilai harapan imbal hasil bergerak secara periodik . Sedangkan pada saham 1 membentuk spiral stabil yang akhirnya menuju titik ekuilibrium. Dinamika harga pada dapat dilihat harga saham 1 setelah waktu ke 30 harga = 0 dan stabil untuk jangka panjang: jika 0, 5 c = 1 q i q = maka harga saham di pasar sama dengan harga fundamental saham. Pada Gambar 3b, tersebut harga selalu berfluktuasi secara periodik . 2 q Pada Gambar 3c dapat dilihat bahwa untuk saham 2 berosilasi dengan tidak teratur dan harga q kedua saham tersebut semakin berfluktuasi dengan simpangan yang berbeda- beda Gambar 3d. Untuk Gambar 3e dan 3f sama halnya dengan Gambar 3c dan 3d. Sedangkan untuk saham 1 kenaikan nilai c tidak mempengaruhi bidang fase dan dinamika harganya. Bidang fase saham 1 selalu spiral stabil dan harganya stabil pada titik ekuilibrium. Gambar 3 di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan analis memperbaiki estimasi harga hanya berpengaruh pada saham 2. Jika analis teknikal semakin cepat memperbaiki estimasi harga mengakibatkan harga saham 2 semakin berfluktuasi dengan simpangan yang tidak teratur. 3.5.2.2 Fluktuasi Harga Pada Kedua Saham Bagian ini merepresentasikan keadaan jika koefisien reaksi harga pasar dinaikkan, yaitu 1 2 0.6 β β = = dan penurunan koefisien penghindar risiko analis teknikal 50 c α = , nilai koefisien yang lain adalah sama dengan pada subbab sebelumnya. Pada kasus ini kekuatan permintaan analis teknikal adalah 1 2 4, 8 θ θ = = , sedangkan kekuatan analis fundamental adalah tetap. Dari perhitungan numerik diperoleh 1 i i β θ , maka nilai c dari kedua saham mungkin memotong kurva bifurkasi Neimark. Nilai c saham 1 memotong kurva bifurkasi Neimark pada c = 0.205 dan saham 2 memotong kurva Neimark pada c = 0.159. 1, 2 i = Bidang fase dan dinamika harga saham pada kasus ini dapat dilihat pada Gambar 4, dengan memilih nilai c setelah memotong kurva bifurkasi Neimark, yaitu sebagai berikut: 2 c -0.3 -0.2 -0.1 0.1 0.2 0.3 w -0.01 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 q 20 40 60 80 100 t -0.3 -0.2 -0.1 0.1 0.2 0.3 q 3e 3f c = 0.9 c = 0.175 4a 4b -0.4 -0.2 0.2 0.4 w -0.05 0.05 0.10 0.15 q 20 40 60 80 100 t -0.4 -0.2 0.2 0.4 q c = 0.285 4c 4d -0.4 -0.2 0.2 0.4 w -0.05 0.05 0.10 0.15 0.20 q 20 40 60 80 100 t -0.4 -0.2 0.2 0.4 q c = 0.296 4e 4f Gambar 4 Bidang fase dan Dinamika harga saham i dengan 1 2 0, 6 β β = = Saham 1 Saham 2 Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa pada , harga saham 2 membentuk cycle dan tidak pernah menuju titik ekuilibrium, simpangan fluktuasi harga saham i tidak terlalu jauh dari titik keseimbangan Gambar 4b. Saham 1 juga berosilasi namun akhirnya menuju titik keseimbangan, hal ini terjadi karena belum memotong kurva Neimark, sehingga saham 1 masih dalam keadaan stabil, hal ini juga yang menyebabkan saham 1 ada di bagian dalam. 0,175 c = 1 c Pada kedua nilai c telah memotong kurva bifurkasi Neimark. Dapat dilihat bahwa bidang fase kedua saham membentuk cycle, yang menggambarkan bahwa nilai dan 0, 285 c = i q i ω bergerak secara periodik. Dinamika harga juga terlihat sangat teratur walaupun berfluktuasi lihat Gambar 4d. Fluktuasi harga dari Gambar 4d dapat dilihat bahwa simpangan harga dari titik ekuilibrium saham 1 lebih tinggi dari pada saham 2. Pada i q 0, 296 c = bidang fase dan dinamika harga yang dihasilkan untuk kedua saham sama dengan pada 0, 285 c = . Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa kenaikan koefisien reaksi pasar i β dapat menyebabkan harga kedua saham berfluktuasi dalam jangka panjang, tetapi fluktuasi yang terjadi adalah stabil. Dapat juga disimpulkan yang mempengaruhi perubahan harga tidak hanya kecepatan analis teknikal dalam memperbaiki estimasi harga tetapi koefisien reaksi pasar juga berpengaruh. IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dinamika harga dipengaruhi oleh kecepatan analis memperbaiki estimasi harga dan reaksi pasar terhadap perubahan harga. Pada saat kecepatan analis teknikal memperbaiki estimasi harga lebih besar dari pada reaksi harga terhadap perubahan harga menyebabkan fluktuasi harga hanya terjadi pada satu jenis saham. Tetapi jika reaksi pasar lebih cepat terhadap perubahan harga menyebabkan harga kedua saham berfluktuasi. Namun fluktuasi yang terjadi adalah stabil dalam jang panjang. Jika reaksi pasar cukup besar dan koefisien penghindar analis teknikal cukup kecil, maka akan menyebabkan harga berfluktuasi dan analis teknikal lebih sensitif pada perubahan harga yang baru saja terjadi.

4.2 Saran