Derajat putih dan residu sulfit tepung walur

Tabel 8. Asumsi-asumsi pada analisis finansial industri tepung walur. No Asumsi 1 Umur proyek diasumsikan selam 10 tahun. 2 Nilai sisa bangunan pada masa akhir proyek bernilai 50 dari nilai awal, sedangkan nilai sisa tanah pada masa akhir proyek tetap. 3 Nilai sisa mesin 10 dari nilai awal, biaya pemeliharaan sebesar 0,5 dan biaya asuransi sebesar 0,5 dari harga awal. 4 Penentuan besar pajak penghasilan didasarkan pada Undang-undang Pajak No 17 tahun 2000, yaitu sebagai berikut:  Jika keuntungan 50.000.000 maka pajak = 10 x keuntungan  Jika 50.000.000 keuntungan 100.000.000 maka pajak = 10 x 50.000.000 + 15 x keuntungan – 50.000.000  Jika keuntungan 100.000.000 maka pajak = 10 x 50.000.000 + 15 x 50.000.000 + 30 x keuntungan – 100.000.000 5 Kapasitas produksi maksimum adalah 1 ton umbi walur perhari dengan 2 shif kerja setiap harinya dan 8 jam kerja tiap shiftnya. Hari aktif kerja dalam setahun adalah 300 hari. 6 Metoda penyusutan yang digunakan adalah meoda garis lurus Straight Line Basis. 7 Harga-harga yang yang digunakan dalam analisis finansial ini berdasarkan harga pada saat analisis finansial tahun 2011 dan selama tahun perencanaan yang dipengaruhi discount factor sebesar 12 persen di bank. 8 Debt Equity Ratio DER yang ditetapkan adalah 35 modal sendiri dan 65 modal yang dipinjam dari bank, besar angsuran tiap tahun seragam. 9 Modal kerja 65 berasal dari pinjaman bank dengan waktu pembayaran selama 4 tahun. Pembayaran kredit dimulai pada tahun pertama dengan pembayaran pokok sama setiap tahun. 10 Proyek dimulai pada tahun ke-0 dan produksi pertama berlangsung pada tahun ke-1. 11 Produksi tahun pertama ditetapkan sebesar 80 persen, tahun kedua 90 persen, dan tahun ke tiga sampai kesepuluh pabrik berproduksi dengan kapasitas maksimal. Biaya modal kerja adalah biaya operasi yang diperlukan untuk memproduksi tepung walur pada kali pertama. Perhitungan modal kerja tergantung pada kebijakan perusahaan yang pembeliaan atau penjualannya secara kredit tentu akan membutuhkan modal kerja yang berbeda dengan perusahaan yang melakukannya secara tunai. Modal kerja diperlukan untuk menjamin kegiatan pada awal produksi. Investasi tepung walur pada analisis ini adalah sebsar Rp. 904.688.000 seperti yang terinci pada Tabel 10. Tabel 10. Rincian komponen biaya investasi industri tepung walur No Komponen Biaya Biaya 1 Lahan 80.000.000 2 Bangunan dan biaya pembangunan 142.000.000 3 Mesin dan Fasilitas Penunjang 404.767.000 4 Aset tetap lainnya 14.800.000 5 Prainvestasi 150.000.000 6 Biaya Kontingensi 39.578.350 7 Modal kerja 73.542.650 Total 904.688.000

4.4.3 Biaya produksi

Biaya produksi adalah pengeluaran yang diperlukan agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar dan menghasilkan produk sesuai dengan perencanaan. Komponen biaya yang termasuk dalam biaya produksi diataranya adalah biaya bahan baku, biaya bahan pengemas, biaya fasilitas penunjang, penyimpanan, perbaikan dan perawatan mesin dan bangunan, upah dan gaji pegawai, biaya pengeluaran administrasi, serta biaya pengeluaran penjualan. Rincian biaya tiap komponen biaya produksi pada kapasitas produksi 1 ton bahan baku per hari dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.4.4 Proyeksi pendapatan

Pendapatan adalah jumlah pembayaran yang diterima perusahaan dari penjualan produk. Pendapatan dihitung dengan mengalihkan kuantitas produk yang dihasilkan dengan harga satuannya. Pada awal-awal proyek biasanya sarana produksi tidak dipacu untuk berproduksi secara maksimal, tetapi naik perlahan- lahan sehingga pendapatan pun akan naik perlahan-lahan pada tiap tahunnya. Produk tepung walur pada proyek ini direncanakan akan dijual pada tingkat harga Rp. 17.500 kg, dengan asumsi harga sepanjang umur proyek tetap, dan produksi maksimal sebesar 58 ton per tahun. Diperkirakan setiap tahunnya perusahan perusahaan tepung walur akan mendapatkan pendapatan kotor sebesar Rp. 1.015.000.000,-.

4.4.5 Proyeksi laba rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya dan laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi mempunyai dua unsur yaitu pendapatan dan bebanbiaya. Proyeksi laba rugi diperlukan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu usaha. Laba bersih yang didapatkan memiliki karakteristik laba operasi yang dikurangi dengan pembayaran pajak. Pajak dihitung berdasarkan Undang-undang No. 17 tahun 2000, untuk mendapatkan laba bersih dilakukan pengurangan pada laba atas pajak. Laporan laba rugi dapat dilihat pada Lampiran 9.

4.4.6 Titik impas Break Even Point

Analisa titik impas memberikan informasi mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan titik impas untuk industri tepung walur adalah sebagai berikut: BEP = Biaya tetap 1-Biaya Varibel Penerimaan BEP = Rp.325.951.000 1-370.650.000 1.015.000.000 BEP = Rp. 513.448.859

Dokumen yang terkait

Isolation and identification of indigenous microorganisms and its application in fermented corn and characterization of physicochemical properties of the flour

1 21 271

Penurunan Kadar Oksalat Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Karakterisasi serta Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

5 25 248

Reduksi Oksalat pada Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

0 4 8

Modifikasi Pati Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dengan Heat Moisture Treatment (HMT) serta Karakteristisasi Sifat Fisiko- Kimia dan Sifat Fungsionalnya

2 19 158

Characterizations of Walur Flour (Amorphophallus campanulatus var. sylvetris) and Its Application in Noodle and Cookies.

1 5 237

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour (Sorghum bicolor L. Moench) and Its Application In Cookies.

0 4 186

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour and Its Application In Cookies

0 6 101

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). - Physicochemical Quality Of Chicken Nugget Using Suweg (Amorphophallus Campanulatus B1) Flour As Filler.

0 4 9

KNO3 Application Affect Growth and Production of Amorphophallus muelleri Blume

0 1 7

Study of Manufacturing and Mechanical Characteristic of Biodegradable Plastics Made From Suweg (Amorphophallus campanulatus)

0 0 6