intensitas bertelur sampai akhir penelitian dari masing-masing itik. Intensitas bertelur tinggi adalah itik yang bertelur setiap minggunya sampai akhir penelitian
dengan kemampuan produksi setiap minggunya sebesar 70-100 , untuk kelompok sedang intensitas bertelur setiap minggunya dengan kemampuan
produksi mingguannya sebesar 40-70 , sedangkan yang rendah adalah itik yang intensitas bertelurnya tidak setiap minggu dan kemampuan produksinya 40 .
Pemotongan dilakukan untukmenge tahui bobot ovari, bobot saluran reproduksi dan jumlah ovum.
Penelitian ini untuk mengetahui produktivitas dan fertilitas itik Cihateup asal Tasikmalaya dan asal Garut serta perbedaan antara kedua kelompok itik
tersebut. Sehingga data yang dikumpulkan dikelompokkan menurut asal itik, yaitu itik asal Tasikmalaya dan itik asal Garut. Pengelompokkan data ini memudahkan
dalam analisa data. Pengumpulan Data Karakteristik Produktivitas
Pengumpulan data kuantitatif tentang karakteristik produksi dimulai pada minggu ke-15 sampai akhir penelitian
1. Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan
Itik yang telah ditempatkan pada kandang individu diamati pertumbuhannya dengan menimbang bobot badan g seminggu sekali pada hari
yang sama, sampai itik tersebut bertelur untuk pertama kalinya. Penimbangan mulai dilakukan sejak awal penelitian yaitu saat itik berumur 14 minggu.
Pertambahan bobot badan mingguan g didapat dengan menghitung selisih bobot badan minggu berikutnya dengan bobot badan minggu sebelumnya.
2. Bobot Badan Pertama Bertelur dan Umur Masak Kelamin Pada saat itik bertelur untuk pertama-kalinya, itik ditimbang untuk
mendapatkan bobot badan pertama bertelur g. Setelah itik bertelur tidak dilakukan penimbangan, karena akan menyebabkan itik mengalami cekaman.
Umur masak kelamin hari dihitung dari hari itik menetas sampai itik tersebut bertelur untuk pertama kalinya, waktu pertama bertelur dijadikan tanda bahwa
telah masak kelamin. Hubungan antara bobot badan masak kelamin dan
pertambahan bobot badan masak kelamin untuk mengetahui laju pertumbuhan dilihat dengan membandingkan antara keduanya setiap minggu masak kelamin
3. Produksi telur
Pengamatan produksi telur dimulai dengan mencatat telur yang dihasilkan masing-masing itik baik jumlah maupun harinya. Produksi telur mingguan
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh telur yang dihasilkan selama satu minggu dibagi dengan jumlah hari dalam satu minggu dikalikan dengan 100 .
Pengamatan produksi telur dilakukan selama 7 minggu produksi.
Selain itu selama 7 minggu produksi tersebut dilakukan penghitungan kemampuan produksi itik dari kedua kelompok itik. Kemampuan produksi telur
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu itik yang berproduksi kurang dari 60 dan lebih dari 60 . Kemampuan produksi diperoleh dengan menjumlahkan
telur yang didapat selama 7 minggu produksi dibagi dengan jumlah hari selama 7 minggu produksi dikalikan dengan 100 .
4. Jumlah Telur, Clutches dan Masa Istirahat
Jumlah telur didapatkan dengan menghitung jumlah telur butir keseluruhan selama 7 minggu produksi pada masing-masing itik. Clutches
merupakan jumlah hari ketika itik terus-menerus bertelur, sedangkan Pause masa istirahat merupakan jumlah hari ketika itik tidak bertelur secara terus -menerus.
Clutches dan masa istirahat dihitung selama 7 minggu produksi.
5. Jarak Tulang Pubis