METODE PENULISAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENULISAN

3.1. Pengumpulan Data dan Informasi

Pengumpulan data dan informasi yang mendukung penulisan diperoleh dengan melakukan penelusuran pustaka, pencarian data melalui internet dan sumber-sumber lain yang relevan. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari skripsi, laporan praktikum, majalah, media elektronik, dan beberapa pustaka yang relevan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain : 1. Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum dilaksanakannya analisis data sebagai bahan pertimbangan dan wawasan penulis tentang lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan. 2. Data referensi sebagai acuan untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang diperoleh sehingga dapat dikembangkan untuk mencari kesatuan materi untuk memperoleh solusi dan kesimpulan.

3.2. Pengolahan Data dan Informasi

Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data dan diolah dengan metode analisis deskriptif berdasarkan data sekunder.

3.3. Analisis dan Sintesis

Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan kemudian dijadikan acuan dalam membuat sistesis. Analisis yang dilakukan meliputi aspek- aspek sebagai berikut. 1. Data mengenai jumlah penduduk Kota Bogor 2. Data mengenai jumlah angkot Kota Bogor 3. Bentuk luas lahan hutan berupa hutan kota seperti taman kota, kebun halaman dan kebun raya 4. Data kemampuan pohon untuk menghasilkan oksigen 5. Hubungan antara kebutuhan oksigen untuk penduduk dan kendaraan umum angkot 6. Polutanemisi yang dikeluarkan oleh aktivitas kendaran umum angkot 7. Hubungan kemampuan pohon untuk menghasilkan oksigen dengan kebutuhan oksigen unutk penduduk dan kendaraan umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hutan kota yang merupakan suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang PP No. 63 tahun 2002. Sesuai dengan peruntukannya, hutan kota dapat dibangun dalam beberapa bentuk di antaranya yaitu, ruang hijau pertamanan kota, ruang hijau rekreasi kota, ruang hijau stadion olah raga, ruang hijau pemakaman, ruang jalur hijau green belt, ruang hijau taman hutan raya, ruang hijau kebun binatang, ruang hijau hutan lindung, ruang hijau penggunaan lain APL, ruang hijau kebun raya, dan ruang hijau kebun dan halaman di lingkungan perumahan, perkantoran, pertokoan, pabrik, terminal, dan sebagainya Endes 1992. Hutan kota memiliki multi fungsi sebagai identitas kota, pelestarian plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat dari udara, penyerap dan penjerap partikel timbal dan debu industri, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbon monoksida, penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen, penahan angin, penyerap dan penapis bau, mengatasi penggenangan, mengatasi instrusi air laut, produksi terbatas, ameliorasi iklim, pengelolaan sampah, pelestarian air tanah, penapis cahaya silau, meningkatkan keindahan, habitat burung, mengurang stres, mengamankan pantai terhadap abrasi, merupakan daya tarik domestik maupun mancanegara, serta sarana hobi dan pengisi waktu luang Samsoedin dan Subiandono 2007. Secara rataan, dalam setiap pohon dapat menyerap karbon sebanyak 1 ton. Dari data yang didapatkan, setiap manusia memerlukan oksigen sebanyak 175,244 kgtahun. Pohon sehat dengan tinggi sekitar 9,75 meter mampu menghasilkan oksigen sebanyak 118,040 kgtahun Jalal 2007. Dalam 1 satu acre pepohonan bisa mencukupi oksigen untuk kebutuhan 18 delapan belas orang dan menyerap karbondioksida dari mobil yang berjalan sekitar 26.000 mil atau sekitar 41.834 km. Pohon besar menyerap kira-kira sebesar 120-240 pounds partikel kecil atau gas polutan. Hanya tumbuhanlah yang menghasilkan oksigen di bumi ini sehingga sewajarnya kita lestarikan. Karbondioksida CO 2 merupakan salah satu gas rumah kaca dan karena berfungsi sebagai perangkap panas di atmosfer, menyebabkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Konsentrasi CO 2 di atmosfer meningkat dramatis sejak dimulainya revolusi industri, dimana berdasarkan pengukuran Mauna loa, CO 2 di atmosfer meningkat sekitar 31 dari 288 ppm pada masa pra- revolusi menjadi 378 ppm pada tahun 2004 Keeling dan Whorf 2004 dalam Heriansyah 2004. Termasuk dalam kategori mobil berpenumpang kecil, berbahan bakar bensin. Dengan demikian, menurut Wisesa 1988 kendaraan penumpang membutuhkan oksigen sebesar 11,63 kgjam. Menurut Bernatzky 1978 pohon dengan tinggi 25 m dan diameter tajuk 15 m, akan mempunyai luas tutupan tajuk 160 m² dan luas permukaan daun sebesar 1600 m², akan menghasilkan oksigen sebanyak 1712 gram. Sedangkan untuk 1 ha lahan hijau dengan total luas permukaan daun 5 ha akan membutuhkan 900 kg CO 2 untuk melakukan fotosintesis selama 12 jam, dan pada waktu yang sama akan menghasilkan 600 kg O 2 . Selain manusia, kendaraan bermotor juga membutuhkan oksigen untuk proses pembakaran bahan bakar. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran tersebut tergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis bahan bakar yang digunakan, jumlah bahan bakar yang dibutuhkan, daya kendaraan, dan lamanya waktu pemakaian Arismunandar 1980.

BAB I PENDAHULUAN