Makanan ikan oskar berdasarkan waktu pengamatan

15

4.2.2 Makanan ikan oskar berdasarkan waktu pengamatan

Jenis makanan ikan oskar tidak mengalami perubahan secara temporal, namun persentase setiap jenis makanan mengalami fluktuasi. Hal ini terjadi di kedua stasiun pengambilan contoh. Ikan oskar di Stasiun Ubrug memilih ikan dan bryophyta sebagai makanan utama selama waktu pengamatan Gambar 5. Ikan oskar di Stasiun Ubrug memilih ikan pada pengamatan kedua, ketiga, kelima,dan keenam dengan sebesar 64,31; 52,58; 35,37; dan 23,03. Makanan utama ikan oskar pada pengamatan pertama dan ketiga adalah bryophyta dengan sebesar 49,66 dan 43,20. Ikan memiliki komposisi yang cukup besar pada setiap waktu pengamatan. Hal ini terkait dengan distribusi dan kelimpahan makanan tersebut sepanjang waktu pengamatan. Diduga bahwa kelimpahan ikan yang menjadi makanan ikan oskar berkurang pada waktu pengamatan pertama dan keempat, sehingga ikan oskar memilih jenis makanan lain pada waktu pengamatan tersebut. Keberadaan makanan sangat memengaruhi aktifitas makan ikan, seperti yang ditemukan pada ikan payangka Ophieleotris aporos di Danau Tondano. Ikan ini memakan larva serangga pada musim penghujan, namun memakan alga pada musim kemarau, diduga hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah larva serangga di perairan Soeroto 1988. Ikan oskar banyak ditemukan dalam ukuran kecil pada waktu pengamatan keempat, hal ini ditengarai menjadi penyebab ikan oskar memilih jenis makanan yang lebih kecil untuk disesuaikan dengan bukaan mulutnya, sedangkan ikan oskar pada pengamatan kedua banyak ditemukan dalam kondisi tingkat kematangan gonad TKG yang tinggi. Tzikas et al. 2007 menyatakan bahwa ikan dengan TKG tinggi umumnya tidak melakukan aktifitas makan, tetapi menggunakan cadangan lemak dalam tubuhnya untuk suplai energi. Hal ini diduga menjadi penyebab mengapa ikan oskar mengosongkan lambungnya atau hanya memakan material kecil. Variasi makanan ikan oskar di Stasiun Pasir Jangkung tidak mengalami perubahan secara temporal, namun komposisi tiap jenis makanannya mengalami fluktuasi Gambar 5. Makanan utama ikan oskar di Stasiun Pasir Jangkung yaitu ikan dan fitoplankton. Ikan oskar memilih ikan sebagai makanan utamanya pada 16 lima waktu pengamatan yaitu kedua, ketiga, kelima, keempat dan keenam dengan sebesar 43,22; 70,87; 39,65; 75,40; dan 66,06. Ikan oskar memilih fitoplankton sebagai makanan utamanya pada pengamatan pertama dengan sebesar 54,63. a Stasiun Ubrug b Pasir Jangkung Gambar 5. Makanan ikan oskar A. citrinellus berdasarkan waktu pengamatan. Perubahan makanan utama ikan oskar secara temporal di Stasiun Ubrug dan Pasir Jangkung memiliki pola yang hampir sama. Ikan oskar di kedua lokasi pengamatan memilih ikan di sepanjang waktu pengamatan, terkecuali pada pengamatan pertama. Diduga pada pengamatan pertama terjadi penurunan kelimpahan ikan yang menjadi makanan ikan oskar di perairan. Perubahan makanan utama ikan juga terjadi pada ikan motan Thynnichthys thynnoides di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tampubolon Simanjuntak 2009. Ikan oskar di kedua stasiun memiliki perbedaan makanan utama pada pengamatan pertama. Ikan oskar di Stasiun Ubrug memilih bryophyta sebagai makanan utamanya sedangkan di Stasiun Pasir Jangkung memilih fitoplankton. Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi perairan yang berbeda di kedua stasiun. Stasiun Ubrug relatif lebih dangkal, memiliki arus yang lebih kuat dan keruh, karena merupakan daerah inlet Waduk Jatiluhur, sehingga jenis makanan yang melimpah di stasiun adalah bryophyta. Ikan oskar di Stasiun Ubrug memilih bryophyta sebagai makanan utamanya pada pengamatan pertama. Berbeda halnya dengan kondisi perairan Pasir Jangkung, daerah ini relatif lebih dalam, jernih dan tidak berarus. 20 40 60 80 100 IP 40 20 60 80 100 IP bryophyta bryophyta ikan ikan tidak teridentifikasi tidak teridentifikasi 17 Habitat ini cocok bagi pertumbuhan fitoplankton. Kondisi tersebut di atas ditengarai menjadi penyebab ikan oskar di Stasiun Pasir Jangkung memanfaatkan fitoplankton sebagai makanan utamanya pada pengamatan pertama. Keberadaan fitoplankton yang melimpah juga disebabkan oleh pengayaan unsur hara dari aktifitas KJA di Pasir Jangkung Nasution 2000. Komposisi jenis makanan ikan oskar di kedua stasiun bervariasi pada setiap waktu pengamatan. Kemampuan ikan oskar dalam memanfaatkan makanan yang beragam menunjukkan ketahanan hidup ikan oskar yang tinggi. Ketahanan hidup ikan oskar yang tinggi menjadi ancaman bagi ikan asli dan ekonomis di Waduk Jatiluhur.

4.2.3 Makanan ikan oskar berdasarkan ukuran panjang