Bahan Penelitian. Metode dan Desain Penelitian. Variabel Respon.

19

BAB IV. METODE PENELITIAN

Penelitian tahun ke 1 merupakan penelitian rumah kaca yang dilaksanakan di kompleks kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4.1. Bahan Penelitian.

Bahan utama percobaan rumah kaca adalah tanah pasir yang diambil dari lahan pantai Selatan Kulon Progo DIY, kompos kotoran sapi dan jerami padi dengan perbandingan 1:1, pupuk N yang bersumber dari Urea yang merupakan hasil percobaan laboratorium, SP-36 dan KCl serta benih jagung Zea mays L. hibrida BISI-16 yang akan ditumbuhkan sebagai tanaman indikator.

4.2. Metode dan Desain Penelitian.

Penelitian rumah kaca dilaksanakan dengan metode percobaan yang disusun dalam rancangan acak lengkap Completely Randomizd Design faktorial Gomez and Gomez, 1984. Faktor perlakuan pertama adalah dosis kompos kotoran ternak-jerami padi 1:1 b dan dosis nitrogen n. Perlakuan yang dimaksud adalah : - Faktor pertama : b1 = 5 ton per hektar kompos kotoran ternak-jerami padi 1:1 b2 = 10 ton per hektar kompos kotoran ternak-jerami padi 1:1 b3 = 15 ton per hektar kompos kotoran ternak-jerami padi 1:1 - Faktor kedua : n1 = 115 kg N-urea per hektar n2 = 135 kg N-urea per hektar n3 = 155 kg N-urea per hektar sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali sehingga didapatkan 27 unit percobaan. 20

4.3. Variabel Respon.

Untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis kompos dan pupuk nitrogen terhadap ketersediaan dan serapan nitrogen oleh tanaman, ditetapkan beberapa variabel respon sebagai berikut : 1 Indikator pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, diameter batang tanaman, bobot segar dan bobot kering biomassa tanaman tanpa akar tajuk, bobot segar dan bobot kering akar, rasio pupus-akar. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai dengan titik kanopi tertinggi. Diameter batang diukur di tiga bagian dari batang yaitu pangkal batang, tengah batang dan ujung titik tumbuh. Hasil pengukuran ketiga bagian batang ini dirata-ratakan. Bobot segar biomassa tanaman ditentukan dengan menimbang secara terpisah antara bagian pupus trubus dan akar tanaman dalam kondisi segar dari bagian morfologis tanaman jagung pada saat memasuki pertumbuhan vegetatif maksimal. Bobot kering biomassa tanaman ditentukan dengan menimbang secara terpisah antara bagian pupus dan akar tanaman setelah dikeringkan. Biomassa kering tanaman didapatkan dengan cara menjemur seluruh bagian morfologis tanaman jagung tajuk dan akar di bawah sinar matahari penuh selama 12 jam, kemudian dioven selama 24 jam pada temperatur 70 o C Budiyanto, dkk.,1997. 2 Kandungan N-total dalam jaringan daun pada saat tanaman mencapai pertumbuhan vegetatif maksimal Sutoro, dkk.,1988 atau pada saat tanaman jagung memunculkan calon bunga jantan Ratna, dkk., 1988. Sampel daun tanaman dijemur di bawah sinar matahari selama 12 jam kemudian dioven pada temperatur 70 o C sampai dengan bobotnya konstan Budiyanto, dkk.,1997. Setelah peng-ovenan selesai sampel kering jaringan daun digerus dan disaring 21 menggunakan saringan berdiameter 0,5 mm. Penentuan kandungan N-nya menggunakan modifikasi metode Kjedahl Cottenie, dkk., 1982; Rowell,1994. 3 Penentuan kandungan N-total tanah dilaksanakan setelah masa penanaman selesai, dan digunakan untuk mengukur sisa hara nitrogen di dalam tanah setelah hara tersebut diserap tanaman dan mengalami pengurangan akibat penucian. Media tanam dibongkar dan dikering-anginkan selama 7-10 hari, kemudian disaring menggunakan saringan berdiameter 2 mm. Penetapan kandungan N-total tanah menggunakan metode Kjedahl Cottenie, dkk., 1982; Rowell, 1994.

4.4. Pelaksanaan Percobaan Rumah Kaca.