109
drive. Dari format serial interface, MMCSD adalah yang paling mudah untuk ditanamkan. Format SD card dilindungi oleh hak paten, lisensi, dan spesifikasi
yang tidak dipublikasikan secara terbuka. Namun, semua memori SD dan kartu SDIO yang diperlukan mendukung komunikasi SPI Serial Programming
Interface yaitu interface 4 jalur yang sedikit lebih lambat clock, serial, serial out, chip select dan kompatibel dengan port SPI pada banyak mikrokontroler.
2.11. Biaya Implementasi dan Biaya Rancang bangun Drifter
Implementasi drifter dibagi menjadi beberapa bagian biaya yaitu harga alat drifter
itu sendiri, biaya transmisi data dan biaya server ground segment. Drifter SVP berharga 1500 dengan biaya transmisi 15 per-hari transmisi Sybandri,
2009. Drifter Davis seharga 1200, dengan transmisi menggunakan satelit ORBOCOM yaitu 30 untuk biaya aktivasi dan 2.35 biaya per-bulan.
Implementasi menggunakan transmisi GSM lebih murah dibandingkan dengan transmisi via satelit seperti satelit ARGOS, ORBCOMM dan IRRIDIUM
yaitu mendekati 0.5 perhari Ohlmann, 2005. Pada perancangan sendiri biaya implementasi mendekati 1000 seperti yang dilakukan Yu-dong 2007, drifter
yang dirancang menggunakan gelombang RF sendiri sehingga tidak memiliki biaya transmisi Tabel 9
Tabel 9. Biaya pembuatan drifter Wireless Yu-dong 2007
Biaya ground segment sangat bergantung pada kompleksitas proses pengolahan terutama pengolahan otomatis dari data yang diterima. Biaya
perangkat keras dan perangkat lunak akan sangat besar seperti implementasi skala besar yang dilakukan pada drifter SVP. Namun untuk aplikasi sederhana biaya ini
110
hanya cukup menggunakan sebuah komputer dan alat penerima data, seperti modem GSM pada aplikasi yang menggunakan transmisi GSM, atau penerima RF
untuk aplikasi yang menggunakan transmisi radio frequency RF.
2.12. Keadaan Umum di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu
Teluk Pelabuhan Ratu merupakan teluk terbesar di pantai selatan Jawa yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Perairan Teluk Pelabuhan Ratu
merupakan tempat bermuaranya 4 sungai yakni sungai Cimandiri, sungai Cibareno, Sungai Ciletuh dan sungai Cikanteh. Dasar perairan ini cukup curam
dimana di sepanjang pantai teluk, kedalaman relatif dangkal dan semakin dalam pada bagian tengah sampai ke arah mulut teluk Gambar 13. Kedalaman perairan
pada bagian dangkal mencapai 100 meter dan berjarak 2 sampai 3 km dari pantai kearah tengah teluk. Perairan pada bagian tengah teluk mencapai kedalaman 300
meter yang terus semakin dalam ke arah mulut teluk yang mencapai kedalaman 1500 meter.
Gambar 13.
Peta Bathymetry
teluk Pelabuhan
Ratu Diolah dari :
http:topex.ucsd.educgi-binget_srtm30.cgi
Arus Teluk Pelabuhan Ratu
Arus adalah gerakan horizontal atau verikal dari suatu massa air sehingga massa air menuju kestabilan. Ada dua gaya yang bekerja terhadap air laut
Longitude L
a ti
tu d
e
106.4 106.45
106.5 106.55
-7.06 -7.04
-7.02 -7
-6.98 -6.96
-350 -300
-250 -200
-150 -100
-50
111
sehingga dapat terjadi arus, yaitu gaya eksternal dan gaya internal. Gaya eksternal terdiri dari angin, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik, gaya
tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis
, sedangkan gaya internal dari perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air Gross, 1979.
Purba 1995 melaporkan dari hasil pemodelan pada penelitianya bahwa pola arus hasil simulasi menunjukan bahwa faktor pasang surut dan faktor angin
bersama-sama mempengaruhi kondisi hidrodinamika di perairan teluk Pelabuhan Ratu. Penelitian tersebut juga menjelaskan adanya perbedaan pola elevasi saat air
pasang dan surut. Saat air pasang, penumpukan massa air hanya terjadi di titik Ujung Karang Taraje bagian barat teluk, sedangkan bagian dalam teluk
memperlihatkan nilai elevasi yang lebih rendah dibandingkan elevasi di titik ujung Karang Taraje. Saat air surut pola elevasi memperlihatkan nilai garis kontur
pada bagian dalam teluk lebih tinggi dibandingkan dengan nilai garis kontur pada bagian mulut teluk. Hal ini menunjukan massa air pada bagian dalam teluk
mengalir keluar menuju mulut teluk.
Pasang Surut Teluk Pelabuhan Ratu
Hasil pengamatan pasang surut pada penelitian terdahulu di Teluk Pelabuhan Ratu memberikan kesimpulan bahwa tipe pasang surut perairan teluk
Pelabuhan Ratu adalah pasang surut campuran cenderung semi diurnal Pariwono et al
., 1988; Palit 1992. Pariwono 1985 dalam studinya tentang pasut di perairan Asia Tenggara menyatakan bahwa, di Samudera Hindia komponen pasut
M2 dan K1 merambat dari bagian barat menuju timur, ketika memasuki perairan teluk Pelabuhan Ratu komponen pasut tersebut diduga akan merambat melalui
alur yang dalam karena di kawasan tersebut tahanan dasarnya kecil. Hatayama et al. 1996 dalam penelitiannya juga mendapatkan hasil yang sama bahwa di
Samudera Hindia, komponen pasut M2 dan K1 merambat dari bagian barat menuju timur.
Sannang 2003 dalam studinya menyatakan bahwa secara umum rambatan pasut di teluk Pelabuhan Ratu mempunyai pola yang sama, yaitu
dimulai dari batas terbuka bagian utara dan kepala teluk menuju selatan teluk. Hal
112
ini berarti pada bagian utara teluk dan kepala teluk terjadi pasang maupun surut secara bersamaan. Saat pasang tertinggi, massa air masuk melalui bagian selatan
mulut teluk kemudian menyebar ke arah utara dan bertemu dengan massa air yang mengarah keluar teluk lalu massa air tersebut mengikuti pola arus pasut yang
keluar teluk di bagian utara mulut teluk, sebagian lagi menuju daerah Balekambang. Pada kondisi ini elevasi muka laut mencapai ketinggian
maksimum, gradien tekanan menurun sehingga kecepatan arus relatif kecil dan seragam dibandingkan dengan kondisi sebelumnya saat air pasang. Saat surut
terendah tampak pola arus pasut bergerak keluar teluk.
113
Halaman ini sengaja dikosongkan
114
3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Perancangan dan pembuatan sistem serta analisis data pada penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Instrumentasi dan Telemetri Kelautan Bagian
Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulisan
proposal dilakukan mulai Agustus sampai Desember 2009 dan kegiatan penelitian dilakukan mulai Januari sampai Agustus 2010, sedangkan uji coba lapang
dilakukan di teluk Pelabuhan Ratu Propinsi Jawa Barat, dilaksanakan pada tanggal 28 dan 30 Agustus 2010.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan dan alat penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: a Bahan Komponen Elektronika
Mikrokontroler ATMega32, berfungsi sebagai pusat pengatur kerja, pengolah data dan tempat perangkat lunak ditanamkan
Modul GSM tipe Fastrack M1306B produksi Wavecom, berfungsi sebagai pengirim data dan penerima perintah dari stasiun darat.
GPS tipe PMB-648 produksi Parallax, sebagai sensor posisi dengan memberikan koordinat secara berkala ke mikrokontroler.
Modul MMCSD Card, sebagai media penyimpanan data dan tempat file konfigurasi dari buoy.
IC MAX232, sebagai pengantarmuka bagi komunikasi RS232 yaitu komunikasi modem GSM dengan mikrokontroler
Sensor suhu DS18B20 produksi DALLAS, sensor suhu digital dengan output digital 12-bit menggunakan komunikasi 1-wire
Komponen pasif: resistor, kapasitor berfungsi sebagai komponen yang
secara pasif
mendukung komponen
aktif seperti
mikrokontroler dan IC MAX232. Bahan Produksi: Timah, PCB, Kertas Transfer Blue Print, larutan
FeCl
3