150
Getline S Select Case S
Case CODE-1 : Print Phonenumber
Waitms 50 Print RESET
Print MIKROKONTROLER Print
Print Chr26
Config Watchdog = 2048 Start Watchdog
Wait 5 Stop Watchdog
Case CODE-2 : …
… Case OK : Exit Do
Case Else End Select
Loop Print AT+CMGD=1,4
Getline S Waitms 100
End Sub
Pertama mikrokontroler akan membaca isi SMS setelah pengecekan variable I adalah “+
CMTI
”, kemudian dengan perintah AT+CMGR isi SMS tersebut diambil menggunakan rutin
getline
dan disimpan dalam variabel
S
, hasil pembacaan isi SMS inilah yang kemudian dicocokan dengan menggunakan
perintah
case
. jika memenuhi
case
tertentu maka mikrokontroler akan melakukan perintah yang diinginkan Table 9. Setelah melakukan perintah tersebut
mikrokontoler kemudian melakukan perintah pengiriman SMS sebagai laporan bahwa perintah telah dilakukan. Terakhir SMS kemudian dihapus menggunakan
perintah AT+CMGD. Komunikasi ini sangat berguna dalam mengetahui kondisi atau merubah alur kerja dari drifter di laut.
4.2.6. File Konfigurasi Kerja Drifter CONFIG.INI
Pada umumnya konfigurasi kerja drifter dapat diatur secara offline bersentuhan langsung dan secara online jarak jauh. Pengaturan secara offline
biasanya menggunakan komputer berisi program pembaca dan penulis EEPROM mikrokontroler yang digunakan, karena pada umumnya setting parameter tersebut
disimpan pada memori EEPROM. Pada penelitian ini setting offline tersebut tidak
151
dilakukan menggunakan komputer tetapi melalui file yang ada di memori MMCSD card yang berisi beberapa baris kode. File tersebut akan selalu dibaca
oleh mikrokontroler pada awal dinyalakan kemudian setiap parameter tersebut disimpan dimemori EEPROM mikrokontroler.
Buoy dalam penelitian ini dirancang agar dapat digunakan berulang-ulang
sehingga dibutuhkan kemudahan dalam konfigurasi dari kerja buoy. Dalam perancangan ini digunakan file
Config.ini
Gambar 29 yang ditanamkan di
MMCSD card buoy sebagai pengatur kerja buoy. Beberapa hal yang diatur dalam file ini yaitu baris pertama adalah selang waktu perekaman dalam detik, baris
kedua merupakan variable yang menyatakan apakah dilakukan pengiriman data atau tidak, baris ketiga yaitu selang waktu pengriman data dan baris keempat
adalah nomor penerima dari data server.
Gambar 29. File CONFIG.INI sebagai pengatur kerja buoy Pada awal dinyalakan mikrokontroler akan mengecek dan membaca
keberadaan file ini. Pembacaan kemudian dilakukan secara berurut baris per baris dan disimpan dalam variabel masing-masing yang kemudian digunakan dalam
proses perangkat lunak berikutnya.
4.2.7. Perangkat Lunak Penerima
Data yang dikirimkan oleh drifter adalah berupa data text melalui SMS. Data tersebut kemudian diterima oleh ground segment yang merupakan sebuah modem
GSM terhubung dengan komputer yang berisi perangkat lunak yang mampu menerima dan melakukan pengolahan data SMS yang disebut dengan perangkat
lunak penerima. Selain menerima dan melakukan pengolahan data yang
152
dikirimkan oleh drifter, ground segment juga berfungsi melakukan komunikasi dua arah dengan drifter dengan mengirimkan pesan text SMS konfigurasi ke
drifter .
Perangkat lunak penerima Gambar 30. dibuat menggunakan perangkat lunak Borland Delphi 7
, perangkat lunak ini menerima dan mengirimkan SMS dari buoy dalam bentuk AT-Command melalui port serial atau USB komputer. Komponen
Delphi yang digunakan untuk melakukan akses port serial yaitu Tcomport, dimana komponen ini memiliki pustaka yang baik dalam melakukan akses terhadap port
tersebut. Penggunaan komponen ini dipilih juga disebabkan oleh kemudahan dalam penggunaanya dalam pemrograman. Ada beberapa fungsi utama yang
digunakan yaitu writestr untuk melakukan penulisan pada port dan readstr untuk membaca string yang diterima pada port serial.
Gambar 30. Tampilan perangkat lunak penerima data
Beberapa prosedur penting dari perangkat lunak ini yaitu prosedur yang mengakses port serial komputer yang terhubung modem GSM baik dalam
mengirimkan perintah atau menerima data SMS. Prosedur pengiriman data yaitu:
procedure TForm1.SendCommandstrCommand: string;
Postfix : Char;
var s : string;
begin s
:= strCommand
+ Postfix;
Comm1.WriteStrs; end;
153
Menggunakan fungsi writestr dikirimkan perintah AT-Command dimana variabel string yang dibutuhkan diganti dengan perintah yang dibutuhkan
misalnya AT+CGMM, AT+CGMR dan lainnya. Apabila diimplementasikan maka prosedur tersebut menjadi :
Comm1.WriteStr „AT+CGMM‟ + Chr13;
Pembacaan data dilakukan dengan prosedur
comm1RxChar
yaitu pembacaan data jika terjadinya interupsi pada pin receiver port serial, berikut prosedur
pembacaan data tersebut:
procedure TForm1.Comm1RxCharSender: TObject; Count: Integer;
var Str: String; begin
Comm1.ReadStrStr, Count;
Memo1.Text := Memo1.Text +
Str; end;
Data yang telah dibaca kemudian disusun dalam variabel dan format, kemudian menyimpann
ya di dalam basisdata. “
Str
” adalah karakter yang menangkap string yang ada di penerima serial. Pembacaan ini dilakukan ketika
ada interupsi di port serial, jika ada kemudian variable
str
membaca apakah string tersebut +CNMI, jika ya akan dilanjutkan dengan +CMGR yaitu
pembacaan isi SMS kemudian isi tersebut ditampung oleh variable
str
dan inilah yang kemudian dianggap sebagai data mentah raw data.
Kendali dua arah dilakukan dengan melakukan pengiriman SMS berkode menggunakan perintah AT+CMGS yaitu perintah pengiriman SMS dimana isi
dari teks SMS adalah kode sesuai dengan perintah yang diinginkan. Apabila diimplementasikan misalnya:
comm1.writestr„AT+CMGS‟; comm1.w
ritestr„CODE-1‟; comm1.writestr1A;
comm1.writestr13;
Kendali dua arah yang lain dilakukan dengan prosedur yang sama. Setiap kali dilakukan perintah dua arah dari ground segment dan SMS konfigurasi tersebut
diterima oleh drifter maka drifter akan mengirimkan SMS balasan sebagai tanda bahwa konfigurasi telah dilakukan, jadi setelah perintah SMS konfigurasi SMS
154
perangkat lunak pada sisi ground segment kemudian akan menunggu kiriman SMS balasan sebagai informasi bahwa konfigurasi dilakukan dengan sukses atau
tidak.
4.2.8. Perbandingan Spesifikasi Drifter yang dihasilkan dengan Drifter ARGOS, ORBCOMM dan IRRIDIUM
Adapun perbandingan dari drifter yang dihasilkan pada penelitian dengan drifter
lainnya yaitu ARGOS, ORBCOMM dan IRRIDIUM sebagai teknologi drifter
yang telah digunakan luas dan lama oleh para peneliti Tabel 13. Komunikasi pada penelitian ini sudah dilakukan secara dua arah yaitu dengan
adanya kendali dua.arah, Coverage area atau penggunaan drifter yang dirancang harus di daerah yang terdapat sinyal GSM sedangkan pada 3 perusahaan tersebut
menggunakan komunikasi satelit. Drifter pada penelitian ini dapat digunakan pada daerah yang dekat dengan daratan seperti pesisir dan teluk yang memiliki BTS
GSM. Data pada drifter yang dibuat menggunakan SMS sebagai media pengiriman data, jumlah data yang dapat dikirimkan sesuai dengan karakter
maksimal yang dapat dikirimkan melalui SMS yaitu 160 karakter. Ketelitian pengukuran khusunya posisi sama yaitu
± 10 m sesuai dengan ketelitian Datasheet GPS, walaupun pada penelitian ini di dapatkan akurasi yaitu
±4.5 m. Identifikasi
drifter dapat dilakukan melalui nomor GSM yang tertanam pada setiap drifter. Ini
berbeda dengan aplikasi lain yang dibuat sendiri oleh perusahaan tersebut. Penggunaan daya pada penelitian ini masih jauh dari hemat seperti pada drifter
yang dikeluarkan oleh 3 perusahaan tersebut dikarenakan efisiensi penggunaan komponen dan rangkaian. Pada drifter ini juga belum disertakan transmitter HF
sehingga pengiriman data sangat tergantung dengan sinyal GSM ditempat percobaan.
4.2.9. Biaya Implementasi dan transmisi Sistem Drifter yang dikembangkan