PERAN TRANSPARANSI INTERNASIONAL DALAM MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA ( Studi Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak orang berpendapat bahwa korupsi di Negara Indonesia telah menjadi budaya. Sedemikian parahnya hingga seakan-akan telah berubah menjadi penyakit kanker kronis yang menggerogoti dari dalam tubuh bangsa ini sendiri. Akibat korupsi yang semakin merajalela, tingkat kemiskinan juga meningkat tajam dan berpotensi untuk menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa ini1. Singkatnya, benar yang dikatakan oleh Kwik Kian Gie, bahwa Korupsi adalah akar dari semua masalah. Namun jika diteliti lebih dalam ternyata korupsi telah mengakar dari masa lalu. Bahkan semua bangsa tidak hanya Indonesia yang terkena imbas dari perbuatan korupsi itu sendiri 2.

Gejala-gejala timbulnya korupsi belakangan di Indonesia menunjuk pada kasus-kasus yang silih berganti mencuat ke permukaan. Untuk Indonesia penilaiannya harus pada fakta bahwa korupsi sebagian besar dilakukan oleh mereka yang termasuk kalangan kelas atas(high class). Dapat dipastikan bahwa korupsi bukanlah penyimpangan perilaku, tetapi merupakan tindakan yang direncanakan penuh perhitungan untung rugi oleh pelanggar hukum yang

1

Andi Hamzah, 1985. Korupsi Dalam Pengelolaan Proyek Pembangunan, Jakarta: Akademika Presindo,hal.3

2


(2)

memiliki status terhormat, Ketika golongan ini yang menjadi pelaku maka korupsi senantiasa melibatkan perhitungan-perhitungan yang teliti dari pelakunya. 3

Oleh karena itu dunia internasional pun ikut turun tangan dalam upaya pemberantasan korupsi di dunia. Upaya tersebut di wujudkan dengan di dirikannya sebuah LSM yang bergerak khusus dalam pemberantasan korupsi internasonal, lembaga tersebut adalah Transparansi Internasional 4. Transparansi Internasional merupakan sebuah Organisasi masyarakat madani yang meminpin perjuangan melawan korupsi. Transparansi Internasional yang di dirikan pada tahun 1993 dan di ketuai oleh Huguette Labelle, merupakan satu-satunya organisasi non pemerintah dan non profit yang mencurahkan perhatian secara khusus memberantas korupsi. Transparansi Internasional saat ini memiliki 99 cabang di berbagai belahan dunia. Transparansi Internasional Indonesia di dirikan pada Oktober 2000, Transparansi Inetrnasional Indonesia merupakan salah satu bagian dari Transparasi Internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman5.

Transparansi Internasional mendefinisikan korupsi sebagai “penyalahgunaan kekuasaan yang telah diberikan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Transparansi Internasional lebih lanjut membedakan antara korupsi yang “sesuai aturan” dan yang “tidak sesuai aturan”. Yang dimaksud korupsi “sesuai aturan” adalah praktek suap yang dilakukan untuk memperoleh perlakuan khusus, sedangkan korupsi yang tidak sesuai merupakan korupsi yang secara tidak langsung menyuap terhadap pejabat-pejabat tingkat tinggi untuk mendapatkan

3

Budi, Soedarsono, 1969. Korupsi di Indonesia, Jakarta, Bhratara Karya Aksara, hlm. 24.. 4

. Todung Mulya Lubis,2002. Judicial Korupsi: Jalan Tak Ada Ujung dan Pemberantasan Korupsi Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta. 30 Juli, hal. 124.

5


(3)

keuntungan pribadi. Definisi kedua menyuap untuk mendapatkan pelayanan yang tidak seharusnya diterima oleh penyuap.6 Survey dari Transparansi Internasional menunjukkan praktek-praktek korupsi, konflik kepentingan, dan upaya-upaya anti korupsi yang dilakukan oleh pemerintah. Data Transparansi Internasional menunjukkan masih banyak Negara yang memiliki nilai rendah yang berati masih menghadapi masalah serius dalam korupsi di negerinya. 7

Transparansi Internasional Indonesia mengumumkan kembali hasil survey indeks persepsi korupsi. Transparansi Internasional menemukan meningkatnya kesadaran di kalangan politisi lokal terhadap kebutuhan melawan korupsi, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Transparansi Internasional Indonesia Todung Mulya Lubis8. Transparansi Internasional Indonesia, sebagai bagian dari upaya global untuk menghapuskan korupsi, mempunyai tujuan untuk “Meningkatnya transparansi, efisiensi dan demokrasi pengelolaan sumberdaya ekonomi, birokrasi dan politik untuk kemakmuran seluruh rakyat”. 9

1.2

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah menyebutkan bahwa korupsi di Indonesia selalu menunjukkan dampak buruk terhadap di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan yang menjadi pertanyaan adalah Bagaimanakah Peran

6

http://www.transparency. Org/news_room 7

. Transparansi Internasional (TI) Corruption Perception Index, lihat di http://www.transparency.org/policy_research/surveys_indices/cpi 8

“Perang Melawan Korupsi seharusnya menjadi agenda besar bangsa kita mengingat resources terbatas, pemberantasan korupsi harus di lakukan dengan strategi yang tepat dan relevan bagi siapapun yang peduli akan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, termasuk bagi pelaku ekonomi dan para pengambil keputusan”.

9

Todung M Lubis, juga menyampaikan dalam konferensinya “bahwa korupsi adalah salah satu penyakit peradaban yang dapat melumpuhkan bangunan sebuah bangsa dan Negara sudah menjadi semacam aksioma, tetapi bagaimanakah menghalau korupsi itu sampai batas-batas yang jauh dan belum dipastikan pula cara yang efektif untuk Indonesia”.


(4)

Transparansi Internasional dalam Memberantas Korupsi di Indonesia?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini agar dapat mengetahui bagaimana peran Transparansi Internasional untuk memberantas korupsi yang semakin melanda di negara Indonesia, oleh karena itu dalam penelitian ini mencoba untuk membahas upaya Transparansi Internasional dalam memerangi korupsi di Indonesia.

1.4

Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu ini diambil dari Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional dan buku Korupsi Mengorupsi Indonesia “Mengenai sebab, akibat, dan prospek pemberantasan korupsi. di jurnal tersebut berisi tentang korupsi adalah penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi, termasuk penyuapan, pemerasan, mempengaruhi keputusan, nepotisme, penipuan, pemakaian “uang pelicin” 10. Meskipun masyarakat cenderung menganggap korupsi sebagai kejahatan aparat pemerintah, praktek ini sering terjadi di sector swasta. Bahkan, sector swasta yang seringkali menjadi penyebab atau terlibat dalam korupsi di dalam tubuh pemerintahan. Korupsi juga merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal11.

Korupsi tumbuh seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Tidak hanya di negeri tercinta, korupsi juga tumbuh subur di belahan dunia yang lain,

10

Sukawarsini Djelantik, 2008. kerjasama internasional dalam memberantas korupsi. Jakarta: Jurnal ilmiah hubungan internasional, vol, 4. Hal. 131.

11

Andi Hamzah..2004, “Memerangi korupsi bukan sebatas menggelorakan gemuruh perlawanan dan pekik anti korupsi, bangsa indonesia harus membasmi praktek korupsi dengan penuh semangat, idealisme dan dengan strategi sistematis sebagaimana saat para pendiri menjanjikan republic ini akan mencapai nasyarakat adil dan sejahtera”. Hal. 34.


(5)

bahkan di Negara yang dikatakan paling maju sekalipun. Mengutip Muhammad Zein, korupsi merupakan kejahatan luar biasa Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat, yang memakai uang sebagai standar kebenaran dan sebagai kekuasaan mutlak12.

Timbulnya korupsi disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya budaya lokal. Budaya yang dianut dan diyakini masyarakat telah sedikit banyak menimbulkan dan membudayakan terjadinya korupsi. Budaya-budaya tersebut boleh jadi dikatakan sebagai akar dari timbulnya korupsi. Dalam budaya, diyakini memiliki kebesaran hak dan kekuasaan, sedangkan pada hak dan kebesaran kewajiban terhadap pemerintah melakukan tindakan terhadap korupsi harus di tegakkan, termasuk tindakan yang tidak terpuji, anti-manusiawi, merugikan orang lain yang kemudian disebut dengan korupsi.

Pemerintah Indonesia memang sudah berupaya untuk melakukan pemberantasan korupsi melaui proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan peradilan sesuai dengan undang-undang yang berlaku13. Namun semuanya juga harus melihat dari sisi individu yang melakukan korupsi, karena dengan adanya faktor-faktor yangt menyebabkan terjadinya korupsi maka perlu adanya strategi pemberantasan korupsi yang lebih diarahkan kepada upaya-upaya pencegahan berdasarkan strategi preventif, disamping harus tetap melakukan

12

Muhammad Zein.1998, “Selama imasalah struktural korupsi di Indonesia belum bias dijawab oleh agenda reformasi, korupsi akan terus merusak demokrasi, memandulkan hokum,

melanggengkan birokrasi korup dan ekonomi. Ikhtiar melawan korupsi harus terus dicarikan jalan lewat studi ilmikah dan praktek yang cerdas”. Jakarta, hal. 98.

13


(6)

tindakan represif secara konsisten14. Serta sukses tidaknya upaya pemberantasan korupsi tidak hanya ditentukan oleh adanya instrument hukum yang pasti dan aparat hukum yang bersih, jujur,dan berani serta dukungan moral dari masyarakat, melainkan juga dari pemimpin negara yang harus menyatakan perang terhadap korupsi secara konsisten. 15

1.5

Landasan Konseptual

1.5.1

Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok16. Korupsi menurut Huntington adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum17.

Istilah korupsi yang telah di serap dalam bahasa Indonesia itu di simpulkan oleh Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “Korupsi merupakan perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang dan sebagainya.

14

Arya Maheka, Mengenali dan Membasmi Korupsi, hlm. 36 dan Rm Wiyono, Pembahasan Undang-undang Pemberantsan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar grafika, 2005, hlm. 227-228. 15

Azyumardi Azra, “Agama dan pemberantasan Korupsi,” Kompas. 5 September 2005. 16

http:///www.Pengertian Korupsi _ Soloraya.Net _ Website Resmi PATTIRO Surakarta.htm 17

Prof Shan Jin. 2000, dalam makalahnya menggunakan dua ukuran korupsi, keduanya berdasarka survai responden. Satu ukuran dipimpin oleh Business Internasional, dan yang satunya lagi oleh Transparansi Internasional, Corruption Perception Index, rata-rata 7 samapai 10 survei tersebut berhasil. Kedua survey tersebut berkolerasi, ia menga\mbiil kolerasi ini sebagai titik awalnya dan meminpin sebuah penyelidikan menjadi hubungan antara tariff marginal pajak dan dampaknya pada FDI. Satu poin persentase meningkat dalam tariff pajak marginal diperlihatkan sebagai mengurangi FDI sekitar 5 person. Hal. 76.


(7)

Dengan pengertian korupsi secara harfiah itu dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa sesungguhnya korupsi itu sebagai suatu istilah yang sangat luas artinya18. Seperti disimpulkan dalam Encyclopedia Americana korupsi itu merupakan suatu hal yang buruk dengan bermacam-macam ragam artnya, bervariasi menurut waktu, tempat, dan bangsa. Sekarang di Indonesia jika orang berbicara mengenai korupsi pasti menyangkut keuangan negara dan suap. Pendekatan ini yang dapat di lakukan terhadap masalah korupsi bermacam ragamnya dan artiya tetap sesuai walaupun masalah itu dari berbagai aspek. 19

Dalam prakteknya korupsi selalu melibatkan lebih dari satu orang, selain tidak hanya terjadi dikalangan pegawai negeri atau anggota birokrasi pemerintah, tetapi juga dalam organisasi usaha swasta. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan biasanya pada badan publik atau masyarakat umum dan setiap tindakan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam tatanan masyarakat20.

Dari segi hukum “korupsi” termasuk suatu tindak pidana sebagaimana di maksud dalam ketentuan peraturan prundangan-perundangan yang mengatur mengenai tindak pidana korupsi. Untuk pembahasan ini, pengertian korupsi lebih ditekankan pada perbuatan yang merugikan kepentingan publik atau masyarakat luas untuk keuntungan pribadi atau golongan21. Pengawasan terhadap korupsi merupakan upaya penegakan hukum, selain itu pula korupsi terjadi baik di

18

Singgih.2002, dunia pun memerangi korupsi, Jakarta:pusat studi hokum bisnis. Universitas pelita harapan. Hal, 23-25.

19

“siaran pers Transparansi internasional indonesia, indeks persepsi korupsi Indonesia 2008 dan indeks suap intitusi public di Indonesia”.

20 Ibid. 21

Masyarakat transparansi Indonesia,


(8)

organisasi swasta maupun pemerintahan, di negara maju maupun miskin, sehingga tidak dapat di generalisasikan bahwa negara-negara miskin saja yang rentan korupsi. 22 Penelitian Transparansi Internasional (TI) yang di publikasikan setiap tahun mengenai Index Persepsi Korupsi (CPI) hanya memfokuskan korupsi pada “transaksi bisnis internasional” dan menunjukkan upaya menyuap dari negara-negara dunia pertama kepada negara-negara berkembang23

.

Definisi Korupsi bisa didefinisikan dalam banyak cara, meskipun bisa jadi tiap cara akan mempergunakan kekhususan penjelasan dalam masing-masing aspeknya. Sehingga, definisi yang cukup lengkap dan sempurna dalam menjelaskan apa itu korupsi24. Definisi yang paling populer dan sederhana adalah definisi yang dikeluarkan oleh World Bank,dimana korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan dari kekuasaan jabatan pemerintahan untuk keuntungan pribadi. Pendefinisian inipun tidak lepas dari kekurangan25. Dari pengertian seperti di atas, maka korupsi yang terjadi di sektor swasta tidak tercakup. Istilah ini belum lama masih sepenuhnya tahu dalam kalangan profesi dan lingkungan politik.

Bagi para penulis teori-teori politik klasik serta para penulis yang lebih kemudian yang dipengaruhi oleh pandangan seperti Andreski, korupsi tidak selalu 22 Ibid 23 Ibid 24

Transparansi Internasiona Indonesia telah lama di tantang oleh pihak-pihak yang berpendapat bahwa “korupsi dalam takaran kecil di sana-sini tidak akan merusak Indonesia dan negara-negara tetangganya”, bahwa keadaan ini tidak akan dapat dibatasi sampai di situ. Bahwa ketua lembaga bursa korea ditangkap karena manipulasi pelepasan saham, semua orang dapat melihatbahwa tidak mungkin membatasi korupsi hanya pada bidang-bidang yang dapat menarik “manfaat” korupsi. Definisi korupsi akan menjalar bahkan sampai ke lembaga-lembaga yang menjadi tumpuan perekonomian. Transparansi internasional selalu mengatakan bahwa “Keajaiban Asia” tidak akan bertahan lama. Hal, 13.

25

World Bank menggunakan definisi korupsi yang lebih singkat;”menyalahgunakan kekuasaan kepercayaan untuk keuntungan pribadi”. Dalam definisi ini ada tiga unsure: (i) menyalahgunakan kekuasaan, (ii) kekuasaan yang dipercayakan (yaitu baik di sector public maupun swasta), (iii) keuntungan pribadi (yaitu tidak selalu berarti hanya untuk pribadi orang yang menyalahgunakan kekuasaan, tetapi juga bagi anggota keluarganya dan teman-temannya).hal. 109.


(9)

dapat diamati sebagai sebuah tindakan illegal, seperti mencuri atau menggelapkan uang negara dan penyelundupan selama tidak melibatkan pejabat public sehingga tidak dapat di kwtegorikan sebagai tindakan korupsi, oleh karena itu korupsi dapat di bedakan beberapa jenis antara lain: 26

1.5.1.1Grand Corruption

Grand Corruption atau korupsi besar merupakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik tingkat tinggi menyangkut kebijakan publik dan keputusan besar di berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Korupsi di sebut juga corruption by greed atau korupsi sebagai akibat keserakahan karena pada umumnya sudah berkecukupan secara materiil. 27

Meskipun modus operandi yang umum terjadi adalah kolusi antara kekuatan ekonomi, kekuatan politik dan para pengambil kebijakan publik. Melalui pengaruh yang dimiliki, kelompok kepentingan tertentu memengaruhi pengambil kebijakan yang menguntungkan kelompoknya. Contoh klasik korupsi besar adalah privatisasi asset Negara tidak transparan dan fair, pemberian konsesi eksploitasi tambang dan kekayaan alam lainnya kepada kelompok tertentu, proses tender proyek skala besar yang tidak transparan, keringanan pajak dan biaya masuk untuk sector dan kelompok tertentu.

Sejauh ini upaya pemberantasan korupsi tersebut terus berjalan walaupun sangat lamban akibat factor teknis, munculnya berbagai konflik kepentingan, dan kurangnya komitmen politik28. Pada saat bersamaan proses penciptaan korupsi baru berjalan sangat cepat dengan metode yang semakin kompleks dan di lakukan

26

Wijayanto. 2009, Memahami Korupsi.Jakarta, hal.17-20 27

Wijayanto. 2009, Memahami Korupsi.Jakarta, hal.17 28


(10)

secara sistemik. Dengan kata lain pemberantasan korupsi berjalan seperti deret hitung sedangkan “produksi” korupsi berjalan seperti deret ukur.

Singkatnya upaya pemberantasan korupsi selama ini belum menyentuh akar yang sesungguhnya. Berbagai upaya yang di lakukan masih terkotak-kotak padahal pemberantasan korupsi memerlukan solusi komprehensif di berbagai aspek kehidupan yang di laksanakan secara terus menerus dalam jangka panjang. Memang perang melawan korupsi adalah perang jangka jangka panjang29.

1.5.1.2Petty Corruption

Petty Corruption atau Korupsi Kecil, sering disebut survival corruption atau corruption by need, adalah korupsi yang dilakukan oleh seseorang untuk mendukung kebutuhan hidup sehari-hari, akibat pendapatan yang tidak memadai. Korupsi kecil merupakan fenomena yang terjadi banyak Negara yang gagal menyusun dan mengimplementasikan kebijakan publik yang mensejahterakan rakyat. 30 Tentunya bahwa korupsi dengan alasan apapun merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan, tetapi memandang kesalahan yang mendasar penyebab terjadinya korupsi kecil di dalam birokrasi adalah belum di laksanakannya reformasi birokrasi yang mampu mensejahterakan rakyatnya.

Korupsi kecil sama strategisnya dengan pemberantasan Grand Corruption mengingat akan hal: 31

a. Timbulnya nilai kerugian relatif kecil, tetapi dikarenakan jumlah kejadian yang total kerugian yang di derita Negara dan masyarakat akibat korupsi ini sangat besar.

29

.ibid,hlm 145. 30

Wijayanto. 2009, Memahami Korupsi.Jakarta, hal.19 31


(11)

b. Korupsi kecil menyangkut sisi kehidupan sehari-hari masyarakat. Apabila tidak segera di tanggulangi, masyarakat akan menganggap korupsi sebagai bagian dari keseharian yang akan menciptakan masyarakat yang permisif dan toleran terhadap korupsi.

c. Korupsi kecil menyamai korupsi besar. Pejabat tingkat bawah yang terlihat korupsi kecil, namun ada kecenderungan masyarakat untuk mengulangi kejahatan yang pernah dilakukannya sepanjang ada kesempatan sehingga meningkatkan potensi terjadinya korupsi besar.

Bila di bandingkan antara Grand Corruption dengan Petty Corruption Indonesia lebih positif untuk melakukan korupsi besar karena di dalamnya terdapat pejabat-pejabat tinggi yang rawan melakukan korupsi, oleh karena itu korupsi besar bisa semakin membudaya. Sedangkan korupsi kecil hanya di lakukan dari kalangan bawah, oleh karena itu pula grand corruption lebih cenderung di lakukan oleh pejabat-pejabat tinggi di Indonesia.

1.6.

Pemberantasan Korupsi

Pemberantasan korupsi merupakan sebuah langkah untuk melakukan pencegahan terhadap perilaku korupsi dan dapat teratasi secara normatif. Selain itu salah satu bentuk dalam pencegahan korupsi harus di lakukan secara bertahap dan di lakukan maksimal oleh pemerintah, sehingga korupsi dapat di cegah dan di berantas. Oleh karena peran organisasi internasional terutama Transparansi Internasional mempunyai beberapa cara untuk memerangi korupsi di antaranya:


(12)

1.6.1 Sosial dan Budaya

Pecegahan korupsi dari sosial dan budaya dapat melalui pendidikan. Transparansi Internasional menyarankan tentang pemahaman upaya-upaya melalui pendidikan karena dalam pendidikan memberikan pemahaman tentang antikorupsi di tingkat nasional dapat membuat badan-badan pemerintah lebih berkepentingan dalam mempertahankan citra di mata masyarakat. Kegiatan ini pada upaya menyadarkan generasi muda mengenai akibat-akibat buruk korupsi, dan memberikan pelajaran yang berarti terhadap pejabat-pejabat tinggi yang rentan melakukan korupsi, sehingga pendidikan juga dapat mengkaji standar sikap yang tidak dapat di elakan dari pejabat pemerintah.

1.6.2 Ekonomi

Transparansi Internasional juga mendefinisikan korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran illegal. Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Sehingga dalam praktek korupsi peran Transparansi Internasional mempunyai wewenang dalam mengurangi standar pembiayaan sektor sistem ekonomi di Indonesia, dan juga Transparansi Internasional akan mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur, dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.


(13)

1.6.3 Hukum

Salah satu dampak yang telah teruji kebenarannya adalah kebijakan hukum dan penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi. Sedangkan penilaian dari Transparansi Internasional Indonesia tentang tata cara menangani praktek korupsi harus di selasaikan melalui meja hijau, sehingga para koruptor dapat jera, sehingga pelaku korupsi mendapatkan hukuman dan memvonis selama beberapa tahun di masa tahanan. Selama ini kinerja yang di lakukan peradilan tidak efisien dan konsisten Oleh karena itu, Transparansi Internasional mengirim pernyataan terhadap susilo bambang yudhoyono agar tetap konsisten dalam perkara korupsi supaya peka terhadap semangat pemberantasan korupsi, dan perkembangan penegakan hukum di Indonesia.

1.6.4 Politik

Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Oleh karena itu Transparansi Internasional mencoba untuk membuat tataran sistem politik dalam melakukan pencegahan korupsi sehingga korupsi tidak dapat menjangkau dalam tata pemerintahan yang baik dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum, dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau di naikan jabatan


(14)

bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

1.7

METODE PENELITIAN

1.7.1 Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berdasarkan fenomena-fenomena terjadi yang secara fakta, dan penelitian deskriptif ini menggunakan analisa yang bersifat induktif (khusus ke umum). Menurut Sanapiah Faisal, penelitian deskriptif di sebut juga penelitian yang di maksudkan untuk mengekplorasi dan klasifikasi mengenai peristiwa atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang di teliti. 32.

1.7.2 Tingkat Analisa

Dalam proses penelitian di butuhkan unit analisa untuk dapat menetapkan tingkatan analisa, yaitu perilaku yang hendak di deskripsikan dan di ramalkan, serta unit eksplanasi, yaitu dampak terhadap unit analisa yang hendak di amati. 33. Oleh karena itu, terdapat beberapa tingkatan analisa, menurut Mochtar Mas’oed terdapat 5 tingkat analisa yakni: (1) Individu, (2) Kelompok Individu, (3) Negara-Bangsa, (4) Kelompok Negara-negara dalam suatu region, (5) Sistem Global. 34. Analisa data sendiri di lakukan dalam tiga tahap yaitu:

32

Sanapiah, Faisal. 2003. Format-format Penelitian Sosial Cetakan Keenam, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, hal, 107.

33

Mas’oed, Mochtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional, Di siplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES, hal. 35.

34


(15)

a. Pemeriksaan yaitu di lakukan untuk melihat apakah data-data yang di perlukan sudah lengkap dan benar atau salah, bila ternyata ada kesalahan atau bahkan kekurangan maka peneliti akan berusaha membenarkan dan melengkapi data yang kurang.

b. Pengelolaan yaitu di lakukan dengan cara memilah-milah sesuai dengan kategorinya masing-masing.

c. Analisa dan Implementasi yaitu data yang lebih di pilah-pilah selanjutnya di interpretasikan oleh peneliti.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa studi literature (Korupsi Mengorupsi Indonesia, Strategi Pemberantasan Korupsi, Pemberantasan Korupsi melalui Hukum Pidana Nasional, dan Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional) . Sumber penelitian ini didapat dari buku, media massa, jurnal juga internet yang memuat tentang upaya dan peran Transparansi Internasional dalam memberantas korupsi di Indonesia.

Data mengenai penelitian ini sendiri peneliti mendapatkan dari perpustakaan pusat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), perpustakaan daerah (perpusda) kota malang, dan website yang terkait dengan topik-topik yang di teliti.


(16)

1.7.4 Teknik Analisa Data

Setelah Data terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisa data yang diperoleh. Analisa Data adalah Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.35 Analisa data yang digunakan adalah Kualitatif, dengan tujuan memperoleh pemahaman makna menggambarkan realitas yang kompleks, mengintrepetasikan kondisi atau hubungan yang ada. Maksudnya untuk mengetahui Peran Transparansi Internasional dalam Memberantas Korupsi di Indonesia.

1.7.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian bertujuan untuk memberikan batasan permasalahan dalam kajian bagi penelitian yang diangkat oleh penulis yaitu pada tahun 2004-2009, yang merupakan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Sedangkan batasan materi yaitu tentang: Peran Transparansi Internasional dalam memberantas Korupsi Di Indonesia.

1.8

Argumen Pokok

Meskipun program pemberantasan korupsi tersebut sering bersifat sensitive dan sulit,tetapi upaya pemberantasan yang di lakukan oleh Transparansi Internasional di Indonesia dapat membantu penanganan korupsi di Indonesia Upaya tersebut perlu di fokuskan yaitu dengan memberantas korupsi yang

35

Singarimbun Marsi, dan Sofyan Efendi, 1987, Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta Op Cit, hal 280.


(17)

sifatnya sistemis dan membudaya. Oleh karena itu peran Transparansi Internasional Indonesia dapat melalui dengan upaya Represif dan Preventif. Upaya Represif yaitu Transparansi Internasional Indonesia berupaya memperkenalkan konsep pakta integritas kepada masyarakat Indonesia untuk membantu mengurangi praktek suap kepada pejabat yang berwenang, dan Preventif perlu untuk menekankan untuk memperkuat dewan perwakilan rakyat di Indonesia. Oleh karena itu dari upaya kedua tersebut peran Transparansi Internasional Indonesia dapat mengoptimalkan kinerja pemberantasan korupsi.

1.9 Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I, Pendahuluan, Kajian pustaka, Metedologi. Dalam pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah akan ditulis tentang fenomena terjadinya korupsi yang merajalela di Indonesia Metodologi Memuat tentang metodologi bagaimana tentang memperoleh data, jenis data. ruang lingkup ,bertujuan untuk membatasi waktu dan materi agar tidak overlapping, dan sistematika penulisan.

BAB II, akan dibahas mengenai kemunculan Transparansi Internasional di Indonesia yang di mana Transparansi Internasional telah tersebar 99 bagian dan mempunyai peranan tersendiri dalam melakukan kinerja di berbagai wilayah. Oleh karena itu pula Transparansi Internasional Indonesia memberikan gambaran tentang pelemahan dalam memberantas korupsi di Indonesia selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono di periode 2004-2009. selain itu di bab II ini berisi juga tentang Kepentingan di bentuknya Transparansi Internasional di Indonesia, dan Transparansi Internasional Indonesia di Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.


(18)

Bab III, Analisa Data dan Pembahasan: dalam Bab ini akan dibahas mengenai peran Transparansi Internasional Indonesia dalam memberantas korupsi di Indonesia dan persepsi indeks korupsi yang di mana dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam memerangi korupsi dan juga kepedulian masyarakat Indonesia dalam melakukan pemberantasan korupsi.


(19)

SKRIPSI

PERAN TRANSPARANSI INTERNASIONAL DALAM

MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA

( Studi Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode

2004-2009)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) pada Jurusan Hubungan Internasional Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh: WIDI WINARYO

05260087

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(20)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Widi Winaryo

NIM : 05260087

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERAN TRANSPARANSI INTERNASIONAL DALAM

MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA(STUDI ERA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG

YUDHOYONO PERIODE 2004-2009)

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si Victory Pradhitama, S.Sos

Mengetahui

Dekan FISIP UMM Ka. Jurusan Hubungan Internasional


(21)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama `: Widi Winaryo

NIM : 05260087

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Peran Transparansi Internasional dalam Memberantas Korupsi Di Indonesia (Studi Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009)

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Selasa

Tanggal : 1 Februari 2011

Tempat : Lab HI

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi., M.Si

Dewan Penguji:

1.M. Qobidl Ainul Arif., MA. ( )

2. Ruli Inayah Romadloan., S.Sos. ( )

3 Dyah Estu Kurniawati., S.Sos., M.Si ( )


(22)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama ` : Widi Winaryo

Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 24 Juni 1985

NIM : 05260087

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul:

Peran Transparansi Internasional dalam Memberantas Korupsi Di Indonesia (Studi Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 07 Februari 2011 Yang menyatakan


(23)

Berita Acara Bimbingan Skripsi

1. Nama : Widi Winaryo

2. NIM : 05260087

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi :Peran Transparansi Internasional Dalam

Memberantas Korupsi Di Indonesia (Studi Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009)

6. Pembimbing : 1. Dyah Estu Kurniawati., S.Sos., M.Si

2. Victory Pradhitama., S.Sos

7. Kronologi Bimbingan:

Tanggal Paraf Pemb I Tanggal Paraf pemb II KETERANGAN

01 Januari 2010 01 Januari 2010 Pengajuan judul 28 Januari 2010 28 Januari 2010 Acc judul 10 Februari 2010 10 Februari 2010 Bimbingan Proposal

08 juni 2010 09 juni 2010 Acc proposal

18 Agustus 2010 18 Agustus 2010 Seminar proposal 15 Oktober 2010 15 Oktober 2010

Revisi bab I,II 20 November 2010 20 November 2010 Revisi bab I,II,III,IV 30 Desember 2010 05 Januari 2011

Acc bab I, II, III, IV


(24)

ABSTRAKSI

Widi Winaryo, 05260087. Peran Transparansi Internasional dalam Memberantas

Korupsi di Indonesia (Studi Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009)

Korupsi merupakan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya kasus-kasus korupsi yang belakangan ini semakin meningkat di Indonesia, sehingga munculnya Transparansi Internasional di butuhkan untuk memberantas korupsi. Bagaimanakah peran Transparansi Internasional dalam memberantas korupsi di Indonesia yang semakin merajalela. Oleh karena itu Indonesia belum mengoptimalkan penanganan korupsi sehingga sebuah LSM Transparansi Internasional mempunyai strategi dalam memberantas korupsi diantaranya adalah Strategi Preventif dan Represif

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu ternyata korupsi di Indonesia dapat di berantas dengan cara upaya-upaya yang di lakukan Transparansi Internasional yaitu melalui upaya Preventif dan Upaya Represif. Upaya penanganan korupsi melalui Preventif dengan cara mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi dengan cara ini korupsi dapat di berantas bersama, sedangkan darhi upaya Represif melalui membentuk lembaga pemberantasan anti korupsi seperti Indepent Commision Against Corruption lembaga ini di bentuk dengan tujuan agar dapat korupsi dapat di berantas. Oleh karena itu Transparansi Internasional juga membantu dalam memberantas korupsi di Indonesia. Sehingga peran Transparansi Internasional sangat membantu dalam memberantas korupsi Kata kunci: Korupsi, Transparansi Internasional, Strategi Preventif dan Represif

Malang, 9 Januari 2011 Penulis

Widi Winaryo

Disetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(25)

ABSTRACT

Widi Winaryo. 05260087. International Transparency Role in Tackling

Corruption in Indonesia (Study at Susilo Bambang Yudhoyono Administration Era Period 2004-2009).

Corruption involved misusing authority for personal importance. It could be seen from the raising of corruption cases in Indonesia, so that international transparency needed to tackle corruption. How is the role of international transparency in tackling corruption in Indonesia. That’s why Indonesia still not optimize corruption handling, so that International Transparency NGO tried to offer strategy in tackling corruption. Some of them were preventive and repressive strategies.

Research method used in this research was qualitative descriptive method. The result showed that corruption in Indonesia could be overcome through efforts done, which were preventive and repressive efforts. Corruption handling through preventive way did by optimizing people’s role in corruption eradication, through this way, corruption could be tackled together. While repressive way was done through anti-corruption institution like Independent Commission Against Corruption institution. This institution was built so that corruption could be tackled. That’s why international transparency also supported in tackling corruption in Indonesia. It had important role in prevent corruption.

Keywords: corruption, international transparency, preventive and repressive strategy

Malang, January 9th 2011

Writer

Widi WInaryo Approved by

Advisor I

Dyah Estu Kurniawati, S.Sos., M.Si

Advisor II

Victory Pradhitama, S.Sos Knowling

Dekan


(26)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Peran Transparansi Internasional dalam Memberantas Korupsi Di Indonesia (Studi Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode

2004-2009)dengan lancar.

Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasiswa Hubungan Internasional berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini dalam kajian hubungan internasional, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.

Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat peneliti nantikan.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya dan peneliti juga mengucapkan terima kasih:

1. Drs. Muhadjir Effrendy., M.Ap Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Drs. Wahyudi., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(27)

3. M. Qobidl Ainun Arif, MA, selaku dosen penguji pertama yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Ruli Inayah Romadhoan, S.Sos, selaku dosen penguji kedua juga telah

memberikan inspirasi dan ide-ide dalam penulisan skripsi ini.

5. Dyah Estu Kurniawati., S.Sos., M.Si, selaku Dosen Pembimbing pertama

yang banyak memberikan masukan terutama tentang penulisan skripsi.

6. Victory Pradhitama, S.Sos, selaku Dosen Pembimbing kedua yang

mengajarkan banyak hal kepada peneliti tentang penulisan penelitian ini, serta anjurannya untuk selalu arahannya dalam mengerjakan skripsi.

7. Kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Kardjo dan Ibu Yatimah yang

selalu mendoakan peneliti, sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar

8. Kepada Kedua saudara peneliti, Neng Khusni, Mas Cahyo, dan Kakak Ipar

Mba‘ Fia terima kasih atas doa dan motivasinya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

9. Teman-teman peneliti di jurusan Hubungan Internasional angkatan 2005.

Urve, Syaprin, Qorri’ terima kasih atas bimbingannya dan saran sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, dan kepada teman-teman HI lainnya Cholis, Anis, Hanif, Resa, Urve, Rangga, Shirly, Bachtiar, dan semuanya peniliti tidak menyebutkan satu persatu akhirnya kita wisuda sama-sama. Dan untuk HI angkatan 2006 terima kasih bwat Zaenal, Fina yang telah memberikan masukannya cepat nyusul ya wisudanya


(28)

ya...yang terakhir Fina ,Harun, Zubaidah, Sukri terima kasih atas semangat dan doanya kalian cepetan nyusul juga ya...

10.Buat teman-teman kost Wisma Delle Alphi Mas Ali, Dodik, Prayogi

(Cemplong/Bonek), Wahid, Bima, Fahrul, Ayah, Mario, Hakim, cak Di, Ferry(Potlot) dan lain-lainnya terima kasih telah memberikan masukan dalam membantu menyelesaiakan penulisan skripsi ini buat Prayogi, Dodik, Mario cepet di selesaikan skripsinya.

11.Terima kasih juga buat motor ku tersayang yang selalu menemani aku

pulang pergi

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa hubungan internasional dan kalangan yang tertarik dengan kajian HI.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 07 Februari 2011


(29)

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam ... i

Lembar Persetujuan Skripsi...ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi...v

Abstraksi ... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar Isi...viii

Daftar Tabel... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Penelitian Terdahulu ... 4

1.5. Landasan Konseptual ... 6

1.5.1. Korupsi ... 6

1.5.1.1. Grand Corruption ... 9

1.5.1.2. Petty Corruption ... 10

1.6. Pemberantasan Korupsi ... 11

1.6.1. Sosial dan Budaya ... 12

1.6.2. Ekonomi ... 12

1.6.3. Hukum...13

1.6.4. Politik...13

1.7. Metodologi Penelitian... 14

1.7.1 Jenis Penelitian...14

1.7.2 Tingkat Analisa...14

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data...15


(30)

1.7.5 Ruang LingkupPenelitian...16

1.8. Argumen Pokok ... 16

1.9. Sistematika Penulisan Skripsi ... 17

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KEMUNCULAN TRANSPARANSI INTERNASIONAL di INDONESIA 2.1. Profil Tentang Transparansi Internasional ... 19

2.2. Struktur Kepengurusan Transparansi Internasional Di Indonesia... 22

2.3. Visi ... 23

2.4. Misi ... 24

2.5. Program Yang Telah Berjalan...24

2.6. Program yang Sedang Berlangsung...25

2.7. Kepentingan di Bentuknya Transparansi Internasional Di Indonesia...26

2.8. Transparansi Internasional di Era Susilo Bambang Yudhoyono...27

BAB III PERAN TRANSPARANSI INTERNSIONAL DALAM MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA 3.1. Survey Transparansi Internasional dalam Korupsi di Indonesia ... 32

3.2. Peran Transparansi Internasional Indonesia dalam Memberantas Korupsi... 42

3.2.1. Upaya-upaya Strategi Preventif ... ... 42

3.2.2. Upaya-upaya Strategi Represif...48

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 51


(31)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.Indeks Persepsi Korupsi 2009... 33

Tabel 1.2.Indeks Persepsi Korupsi 2008...36

Tabel 1.3 Indeks Persepsi Korupsi 2007...37

Tabel 1.4.Indeks Persepsi Korupsi 2006...38

Tabel 1.5.Indeks Persepsi Korupsi 2005...39


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali, Chidir. 1979. Yurisprudensi Indonesia tentang Hukum Pidana Korupsi.

Jakarta: Bina Cipta.

Koentjaraningrat. 1974. Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitet dan

Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Mubyarto, 1980. Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Argo

Ekonomi.

Poedjosobroto, Santoso. 1964. Pemberantasan Korupsi. Yogyakarta: N.V. BP

Kedaulatan Rakyat.

Zachrie Ridwan, Wijayanto. 2009. Korupsi Mengorupsi Indonesia. Jakarta; PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Soedarso, B. 1969. Korupsi di Indonesia. Jakarta: Bhratara.

Hamzah, Andi. 2008. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional

dan Internasional. Jakarta: Rajawali Pers.

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan, Vol. 4.

Hamzah, Andi. 1991. “Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya”. Jakarta: Gramedia.

____________, 2007, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chaerudin, 2008, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Bandung: Refika Aditama.

Pope, Jeremy. 2003, Strategi Memberantas Korupsi, Jakarta: Transparancy Internasional Indonesia.

Ediwarman. 1991. Kriminologi dan Korupsi.Medan: Universitas Sumatera Utara.


(33)

Hartanti, Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika.

Lubis, Mochtar. 1985. Bunga Rampai Korupsi. Jakarta: LP3ES.

Internet:

http://www.transparansi.or.id/?pilih=lihatabout corruption&id=7 Indonesia

Corruption Watch: http://www.antikorupsi.org.

http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesian_Corruption_Watch. http://www.transparency.org/policy_reseach/surveys_indicies.cpi. http://www.Transparasi Internsional.or.id.

http://www.transparency. Org/news

http://www.transparency.org/policy_research/surveys_indices/cpi http://www.transparency.org/translet

http://www.transparansi internasional Indonesia.org/.

http://www.sumbawanews.com/berita/nasional/ti-indonesia-kebijakan pemberantasan-korupsi-mengalami-kemunduran.html

http://www.antaranews.com/berita/1250191351/transparency-international-kirim- surat-kepada-sby

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2009/11/17/indeks-persepsi-korupsi-2009-pemberantasan-korupsi-di-indonesia-masih-lemah

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2009/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2008-2.

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2007/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2007-3

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2006/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2006-4

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2006/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2005-5


(34)

http://www.beritaindonesia.co.id/berita-utama/rapor-merah-pemberantasan-korupsi

http://www.transparansi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id= 53&Itemid=19

http://www.ti-indonesia.com/berita/nasional/ti-indonesia-program-pemberantasan-korups html


(1)

xi

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam ... i

Lembar Persetujuan Skripsi...ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi...v

Abstraksi ... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar Isi...viii

Daftar Tabel... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Penelitian Terdahulu ... 4

1.5. Landasan Konseptual ... 6

1.5.1. Korupsi ... 6

1.5.1.1. Grand Corruption ... 9

1.5.1.2. Petty Corruption ... 10

1.6. Pemberantasan Korupsi ... 11

1.6.1. Sosial dan Budaya ... 12

1.6.2. Ekonomi ... 12

1.6.3. Hukum...13

1.6.4. Politik...13

1.7. Metodologi Penelitian... 14

1.7.1 Jenis Penelitian...14

1.7.2 Tingkat Analisa...14

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data...15


(2)

xii

1.7.5 Ruang LingkupPenelitian...16

1.8. Argumen Pokok ... 16

1.9. Sistematika Penulisan Skripsi ... 17

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KEMUNCULAN TRANSPARANSI INTERNASIONAL di INDONESIA 2.1. Profil Tentang Transparansi Internasional ... 19

2.2. Struktur Kepengurusan Transparansi Internasional Di Indonesia... 22

2.3. Visi ... 23

2.4. Misi ... 24

2.5. Program Yang Telah Berjalan...24

2.6. Program yang Sedang Berlangsung...25

2.7. Kepentingan di Bentuknya Transparansi Internasional Di Indonesia...26

2.8. Transparansi Internasional di Era Susilo Bambang Yudhoyono...27

BAB III PERAN TRANSPARANSI INTERNSIONAL DALAM MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA 3.1. Survey Transparansi Internasional dalam Korupsi di Indonesia ... 32

3.2. Peran Transparansi Internasional Indonesia dalam Memberantas Korupsi... 42

3.2.1. Upaya-upaya Strategi Preventif ... ... 42

3.2.2. Upaya-upaya Strategi Represif...48

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 51


(3)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.Indeks Persepsi Korupsi 2009... 33

Tabel 1.2.Indeks Persepsi Korupsi 2008...36

Tabel 1.3 Indeks Persepsi Korupsi 2007...37

Tabel 1.4.Indeks Persepsi Korupsi 2006...38

Tabel 1.5.Indeks Persepsi Korupsi 2005...39


(4)

54

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali, Chidir. 1979. Yurisprudensi Indonesia tentang Hukum Pidana Korupsi. Jakarta: Bina Cipta.

Koentjaraningrat. 1974. Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Mubyarto, 1980. Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Argo Ekonomi.

Poedjosobroto, Santoso. 1964. Pemberantasan Korupsi. Yogyakarta: N.V. BP Kedaulatan Rakyat.

Zachrie Ridwan, Wijayanto. 2009. Korupsi Mengorupsi Indonesia. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soedarso, B. 1969. Korupsi di Indonesia. Jakarta: Bhratara.

Hamzah, Andi. 2008. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional. Jakarta: Rajawali Pers.

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan, Vol. 4.

Hamzah, Andi. 1991. “Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya”. Jakarta: Gramedia.

____________, 2007, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chaerudin, 2008, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Bandung: Refika Aditama.

Pope, Jeremy. 2003, Strategi Memberantas Korupsi, Jakarta: Transparancy Internasional Indonesia.

Ediwarman. 1991. Kriminologi dan Korupsi.Medan: Universitas Sumatera Utara. SH, Alatas. 1987. Korupsi, Sifat, Sebab, dan Fungsi. Jakarta:LP3ES.


(5)

55

Hartanti, Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika. Lubis, Mochtar. 1985. Bunga Rampai Korupsi. Jakarta: LP3ES.

Internet:

http://www.transparansi.or.id/?pilih=lihatabout corruption&id=7 Indonesia Corruption Watch: http://www.antikorupsi.org.

http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesian_Corruption_Watch. http://www.transparency.org/policy_reseach/surveys_indicies.cpi. http://www.Transparasi Internsional.or.id.

http://www.transparency. Org/news

http://www.transparency.org/policy_research/surveys_indices/cpi http://www.transparency.org/translet

http://www.transparansi internasional Indonesia.org/.

http://www.sumbawanews.com/berita/nasional/ti-indonesia-kebijakan pemberantasan-korupsi-mengalami-kemunduran.html

http://www.antaranews.com/berita/1250191351/transparency-international-kirim- surat-kepada-sby

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2009/11/17/indeks-persepsi-korupsi-2009-pemberantasan-korupsi-di-indonesia-masih-lemah

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2009/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2008-2.

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2007/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2007-3

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2006/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2006-4

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2006/01/21/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2005-5


(6)

56

http://www.beritaindonesia.co.id/berita-utama/rapor-merah-pemberantasan-korupsi

http://www.transparansi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id= 53&Itemid=19

http://www.ti-indonesia.com/berita/nasional/ti-indonesia-program-pemberantasan-korups html