BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 16
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
7.2. REKOMENDASI
Pada uraian diatas sudah dikemukakan strategi pembangunan Bendungan Tinalah yang berbasis pada sumber daya alami dan budaya lokal sebagai
pendekatan dari public decision making process. Strategi tersebut perlu
diimpelemtasikan dalam bentuk program kegiatan. Program yang disarankan harus menjembatani penanganan permasalahan perencanaan
pembangunan yang tidak terintegrasi dan pengelolaan dampak sosial pembangunan Bendungan Tinalah.
Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan program yaitu Pemerintah Daerah Propinsi Kabupaten, Pelaksana Proyek, dan masyarakat baik
yang terkena dampak maupun penerima manfaat dan unsur-unsur lembaga kemasyarakatan di desa seperti BPD, kelompok tani, KSM, Karang
Taruna, dan PKK, maupun LSM setempat baik yang pro maupun kontra. Ketiga unsur ini membentuk suatu forum yang digunakan sebagai media
komunikasi guna membahas setiap perencanaan pembangunan Bendungan Tinalah yang akan dilaksanakan dan alternatif solusi
pengelolaan lingkungan sosial lihat Gambar 7.3.
Pelaksana Proyek
Masyarakat terkena dampak
dan penerima manfaat, dan
lembaga kemasyarakatan
Forum Pembangunan
Bendungan Tinalah dan
Pengelolaan Lingkungan
Sosial
Pemerintah Daerah PropinsiKabKec.
Desa
Kemitraan Partisipatif
Partisipasi Regulasi
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 17
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Gambar 7.3. Pembentukan Forum Pembangunan Bendungan Tinalah
dan Pengelolaan Lingkungan Sosial
Media tersebut dibentuk untuk membahas berbagai persoalan seputar pembangunan Bendungan Tinalah dan pengelolaan dampak negatifnya.
Kegiatan yang dilaksanakan merupakan Social invention yang disusun
berupa tahapan program berdasarkan suatu proses yang terintegrasi mulai dari perencanaan sampai pemantauan agar permasalahan yang dihadapi
baik oleh pihak pemerintah daerah, pelaksana proyek dan masyarakat bisa teratasi secara berkelanjutan
suistainable. Agar Forum bisa berjalan dan dapat dilaksanakan oleh para
stakeholders membutuhkan sejumlah
prasyarat yaitu : a Proses penyusunan program dilaksanakan secara musyawarah dengan
melibatkan stakeholders secara sinergi. Sinergi berarti : pertama,
adanya kreatifitas sehingga memiliki kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru;
Kedua, kegiatan yang dilaksanakan memiliki perspektif jangka panjang
long term sehingga bisa berkelanjutan sustainable; Ketiga, stakeholders dalam berinteraksi harus mampu
mendefinisikan sesuatusituasi defining the situation, dimana dalam
mendefinisikan sesuatu sangat tergantung pada kemampuan sendiri sampai
stakeholders bisa mendefinisikan apa yang menjadi perannya. b Penciptaan hubungan yang sinergi ditingkat implementasi dilakukan
dengan menjadikan permasalahan dampak sosial pembangunan
Bendungan Tinalah menjadi isu bersama oleh ketiga unsur pelaku
pembangunan tersebut. Jadi masing-masing unsur harus memahami secara komprehensif setiap permasalahan dampak sosial
pembangunan Bendungan Tinalah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya dan memahami tugas dan tanggung jawab
yang diemban oleh pihak lainnya. Dengan kata lain harus terjadi
perubahan norma diantara para stakeholders.
c Harus dibangun kesadaran diantara stakeholder terhadap kebutuhan
terjadinya perubahan sebagai tanggapan terjadinya perubahan
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 18
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
sosial lingkungan di wilayah masing-masing. Secara sistematis langkah-langkah mengadakan perubahan adalah sebagai berikut :
1. Mengakui perlunya perubahan diantara para stakeholders;
2. Menciptakan suasana merasa perlunya perubahan berupa tekanan adanya kebutuhan perubahan dari
stakeholders; 3. Memutuskan apa yang diubah; dilakukan dengan studi diagnosa
4. Menyiapkan kondisi untuk memperkenalkan perubahan.
Gambar 7.4 : Langkah-Langkah Mengadakan Perubahan
7.2.1. Proses Penyusunan Kebijakan Pembangunan Sosial Tingkat Propinsi Dan Kabupaten
Dampak negatif pada kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah yang telah diuraikan diatas membutuhkan penanganan pada tingkat kebijakan
karena faktor penyebab biasanya adalah terjadinya kegiatan pembangunan Bendungan yang tidak terintegrasi yang dikonsepkan
dengan baik. Oleh karena itu perlu dibentuk Forum Pembangunan Bendungan Tinalah dan Pengelolaan Lingkungan Sosial Forum PWTPLS
yang dapat menyusun konsep kebijakan pembangunan sosial di dalam Peraturan Daerah PERDA Bidang Pengairan dan Permukiman. PERDA
MENGAKUI PERLU PERUBAHAN
Check list yang perlu diubah
MENGAKUI PERLU PERUBAHAN
Check list yang perlu diubah
MENETAPKAN YANG DIUBAH
Studi diagnosa Strategic
planning MENYIAPKAN
KONDISI Melakukan
tawar menawar
Daftar kecemasan
MENETAPKAN YANG DIUBAH
Studi diagnosa Strategic
planning MENYIAPKAN
KONDISI Melakukan
tawar menawar
Daftar kecemasan
MENCAPAI PERUBAHAN
Responsibility deal
Tanda sukses MENCAPAI
PERUBAHAN Responsibility
deal Tanda sukses
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 19
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
tersebut dibahas oleh Forum PWTPLS dengan prinsip-prinsip musyawarah dan kemitraan sehingga tercipta suatu sinergi, kemudian PERDA tersebut
diusulkan kepada DPRD dan dilakukan pembahasan secara komprehensif dengan melibatkan
Stakeholders. Materi kebijakan pembangunan sosial memuat pembahasan mengenai
: 1.
Site Plan Pembangunan Bendungan Tinalah hendaknya terintegrasi dengan Lingkungan dan Budaya Lokal
2. Aktifitas Pembangunan Bendungan Tinalah Berorientasi pada Kesejahteraan Masyarakat Kondisi Sosial Ekonomi, Nilai dan Norma
Masyarakat 3. Ketersediaan Lahan, Sumber Air dan Sarana dan Prasarana Bagi
Masyarakat PERDA tersebut merupakan kekuatan hukum yang bersifat mengikat bagi
stakeholders dalam menyusun berbagai program maupun kegiatan pengelolaan lingkungan sosial terutama di lingkungan pedesaan, sehingga
setiap pihak tidak ada yang dirugikan karena telah memberi berbagai usulan maupun ketentuan pada kegiatan pembangunan yang akan
dilaksanakan. Secara lebih lengkap proses penyusunan PERDA Bidang Pengairan dapat dilihat pada Gambar 7.5. dan Strategi Kebijakan
Pembangunan Sosial dapat dilihat pada Gambar 7.6.
PERDA Kebijakan Pembangunan
Sosial Bidang Pengairan
dan Permukiman Kabupaten
DPRD Pembahasa
n
Forum PWTPLS
Masyarakat Penduduk Wilayah
GenanganPemindahan Penduduk
Pelaksan a Proyek
Pemerintah Daerah
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 20
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Gambar 7.5 Proses Penyusunan Peraturan Daerah
Kebijakan Pembangunan Sosial bidang Pengairan
Gambar 7.6 Strategi Kebijakan Pembangunan Sosial
Bidang Pengairan
•
• Site Plan Pembangunan
Terintegerasi dgn Lingkungan dan
Budaya Lokal
•
• Aktifitas Pembangunan
Waduk Berorientasi Pada Kesejahteraan
Masyarakat Sosial Ekonomi, Nilai dan
Norma Masyarakat
•
• Ketersediaan Lahan
dan Sumber Air, dan Sarana dan
Prasarana Bagi Masyarakat
Strategi Kebijakan Pembangunan Sosial Bidang Pengairan dan Permukiman
Tujuan Stakeholder
s
Kebijakan PERDA
Instrumen Kebijakan
Pembanguna n
Sosial Pengelolaan
Lingkungan Sosial
Program-Program
Pemerintah Daerah
Pelaksana Proyek
Masyarakat
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 21
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Hasil analisis yang telah dilaksanakan terhadap kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah menunjukan kegiatan tersebut dapat menimbulkan
gangguan pada lingkungan sosial yang akhirnya juga mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur sosial dan terganggunya hubungan
sosial. Gambaran dampak negatif yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 7.7.
Sumber dampak utama terjadinya berbagai dampak negatif diatas dapat disebabkan oleh pembangunan Bendungan Tinalah yang dicanangkan oleh
pihak proyek tidak terintegrasi dengan kondisi lingkungan disekitarnya maupun dengan kebijakan Pemda. Kondisi tersebut telah menimbulkan
ketidakseimbangan dalam sistem sosial, menurut gerakan dalam AGIL Talcot Parsons ketidakseimbangan terjadi karena adanya ketegangan
diantara status peran organisme perilaku dalam sistem sosial terhadap keadaan yang diinginkan dari suatu sistem sosial. Organisme perilaku
disini adalah para pelaku pembangunan stakeholders yaitu Pemerintah
PropinsiKabupaten, pihak proyek dan masyarakat. Ketegangan terjadi karena masing-masing
stakeholders memiliki tujuan masing-masing dalam menempatkan posisinya
status-role di dalam kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah. yaitu :
1. Pihak proyek sebagai pelaksana kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan Bendungan
Tinalah biasanya masih berorientasi pada target penyelesaian fisik, namun kurang memperhatikan kebutuhan dasar
basic needs dan kebutuhan sosial
social needs masyarakat khususnya para petani. DAMPAK
PRIMER KEGIATAN
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 22
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
2. Pemerintah Daerah dengan diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menentukan kebijakan pembangunan
Bendungan Tinalah dengan tujuan untuk meningkatkan PDRB setempat yang diharapkan akan meningkatkan produksi pertanian,
perikanan, dan ketersediaan air baku bagi wilayah penerima manfaat. Namun dalam mekanisme pelaksanaannya Pemda belum menetapkan
kebijakan pembangunan Bendungan yang ramah lingkungan sehingga dapat menimbulkan dampak sosial terhadap kehidupan para petani
setempat. 3. Aspek Kondisi Masyarakat :
Masyarakat belum dilibatkan secara maksimal dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan rencana pembangunan Bendungan
Tinalah oleh Pemda setempat dan pihak proyek baik mulai dari awal rencana sampai pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan.
Selain itu pelibatan masyarakat terhadap penyusunan program pengelolaan lingkungan khususnya lingkungan sosial masih lemah;
dengan prinsip partisipasi seharusnya masyarakat dilibatkan mulai dari tahap perencanaan, implementasi, dan monitoring program.
Dengan dilibatkannya masyarakat mulai dari proses perencanaan, maka masyarakat bisa memahami secara jelas hakekat dari tujuan
dilaksanakannya rencana penambangan pembangunan Bendungan Tinalah di wilayahnya.
Ketegangan yang terjadi menuntut terjadinya penyesuaian adaptation
dari masing masing stakeholders ke arah pencapaian tujuan bersama
goal attainment agar dampak negatif yang terjadi dapat diminimalkan. Tujuan bersama disini adalah menjadikan dampak negatif yang terjadi
menjadi isu bersama. Jadi menuntut terciptanya suatu solidaritas minimal diantara para
stakeholders agar sistem sosial dapat bergerak sebagai suatu kesatuan menuju tercapainya tujuan bersama tersebut. Namun pada
prosesnya menurut Parsons akan terjadi gangguan pada solidaritas emosional pada masing-masing
stakeholders, jadi tahap pencapaian tujuan harus diikuti oleh tekanan kearah integrasi dimana solidaritas
stakeholders diperkuat. Pada gilirannya tahap ini diikuti oleh tahap mempertahankan pola oleh para
stakeholders tanpa interaksi atau bersifat laten
latent pattern maintenance yaitu sistem budaya yang menekankan
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 23
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
pada nilai dan norma budaya yang telah dilembagakan dalam sistem sosial.
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 24
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Gambar 7.7 Dampak Negatif Pembangunan Bendungan Tinalah
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa permasalahan yang bisa ditangkap dari rencana pembangunan Bendungan, dari serangkaian
Pembanguna n Bendungan
Tinalah Tidak Sesuai
dengan kondisi sosial
ekonomi dan budaya
Aktifitas Masyarak
at Tergangg
u
Lahan Pertanian
Terbatas Terganggu
Proses Sosial
Masyarak at
Tergangg u
Nilai Budaya
Tergang gu
Norma AgamaAdat
Terganggu Ganggua
n Keamana
n Meningka
t Sumber
Air Tergangg
u Produktifitas
Pertanian Kurang
Pendapata n Penduduk
Menurun
Wilayah Penduduk
Terbagi Pro dan Kontra
Konflik Sosial baik
vertika dan Horisontal
Hubungan Sosial
Terganggu
Terjadi Jarak Sosial
Komunik asi
Kurang
Dinamika Masyaraka
t Terganggu
Terjadi Distrust Kepada
Pemerintah
KEGIATAN DAMPAK
PRIMER DAMPAK
SEKUNDE R
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 25
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
permasalahan tersebut, prioritas masalah yang berkaitan dengan rencana pembangunan Bendungan Tinalah adalah :
1. Kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah tidak sesuai degan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat serta dengan kebijakan Pemda
setempat. 2. Kontrol Pemerintah Daerah terhadap rencana pembangunan rendah
3. Partisipasi masyarakat rendah dalam setiap rencana pembangunan Bendungan Tinalah yang dilaksanakan.
Sedangkan prioritas dampak sosial pembangunan Bendungan Tinalah adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya lahan pertanian 2. Sumber air bersih terbatas
3. Pendapatan masyarakat rendah 4. Hubungan sosial terganggu sehingga terjadi konflik sosial baik vertikal
maupun horisontal. Sebab-sebab pokok terjadinya permasalahan diatas adalah sebagai berikut
: 1.
Kurangnya perhatian terhadap sumber daya alam yang terbatas 2.
Kurangnya pengembangan sumber daya manusia 3.
Kurangnya lapangan kerja 4.
Adanya struktur masyarakat yang menghambat Permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan Bendungan
Tinalah diatas dapat diatasi dengan melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan Sosial RKLS dan Rencana Pemantauan Lingkungan Sosial
RPLS. Sedangkan di tingkat kebijakan dan perencanaan kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah perlu dilakukan langkah-langkah atau
program pembangunan sosial seperti dapat dilihat pada Tabel 7.2.
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 26
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Tabel 7.2. Program pembangunan sosial
No Tujuan Program
Sasaran Kegiatan
1. Terintegrasinya
Pembangunan Bendungan
Tinalah dengan kondisi sosial
ekonomi dan budaya lokal
Kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah
tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat
Perumusan s ite plan
Bendungan Tinalah yang disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya masyarakat
a
Proyek melakukan program sosialisasi kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah secara transparan kepada masyarakat yang akan terkena dampak dengan berkoordinasi
dengan aparat desaRTRW setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan LSM setempat.
b
Melakukan analisis kondisi sosial budaya masyarakat yang terkena dampak bersama- sama dengan masyarakat agar diperoleh gambaran mengenai perkembangan sosial
budaya yang sedang berlangsung beserta latar belakang permasalahannya.
c
Menggali kebutuhan dan keinginan masyarakat mengenai rencana pembangunan Bendungan Tinalah yang seharusnya dirancang.
d
Melakukan musyawarah dengan masyarakat mengenai site plan pembangunan
Bendungan Tinalah yang akan dibangun dan menampung masukan dari masyarakat 2.
Meningkatnya Fungsi Kontrol
Pemerintah Daerah Terhadap Kegiatan
Pembangunan Bendungan Tinalah
Perumusan kebijakan pembangunan sosial
dalam rencana pembangunan Bendungan
Tinalah di Propinsi dan Kabupaten Kulon Progo
a
Melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi seputar kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah sebagai bahan masukan bagi kebijakan pembangunan
sosial
b
Melakukan koordinasi dan pembahasan dengan pelaksana proyek seputar permasalahan sosial pada kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah
c
Melakukan analisis kebijakan sosial yang sudah dilaksanakan pada kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah di lingkungan Pemda DIY dan Kabupaten Kulon Progo
d
Meminta berbagai masukan dari kecamatan dan desa-desa di Kabupaten Kulon Progo seputar permasalahan sosial pada kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah
e
Menampung berbagai aspirasi masyarakat melalui media sosialisasi yang dilaksanakan oleh pelaksana proyek
f
Mendukung dan merintis pembentukan Forum Pembangunan Bendungan Tinalah dan Pengelolaan Lingkungan Sosial bersama-sama dengan masyarakat dan pelaksana proyek
3. Meningkatnya
Partisipasi Masyarakat dalam
Proses Pembangunan
Bendungan Tinalah Penumbuhan partisipasi
masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan
Bendungan Tinalah Masyarakat yang terkena dampak memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap setiap
perencanaan pembangunan self mobilization yang dilaksanakan oleh Pemda DIY dan
Kabupaten Kulon Progo sebagai bentuk partisipasi masyarakat yang tertinggi. Untuk itu diupayakan penyusunan penguatan kelembagaan
self organizing masyarakat. Langkah- langkah yang dapat dilaksanakan guna menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunan Bendungan Tinalah adalah sebagai berikut : a Guna menumbuhkan partisipasi fungsional, masyarakat berpartisipasi dengan
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 27
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
No Tujuan Program
Sasaran Kegiatan
membentuk kelompokkelembagaan untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan permasalahan dampak sosial pembangunan Bendungan Tinalah
b Guna menumbuhkan partisipasi interaktif, masyarakat dengan kelompoklembaga yang sudah terbentuk di Kecdesa berpartisipasi dalam analisis lingkungan bersama yang
dilaksanakan bersama-sama dengan Pemda DIY dan Kabupaten Kulon Progo dan sekaligus terlibat pada penyusunan perencanaan penanganan dampak sosial yang
terjadi. Kelompok-kelompok masyarakat yang sudah terbentuk mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh
penyelenggaraan kegiatan.
c Guna menumbuhkan self mobilization, masyarakat berpartisipasi dengan mengambil
inisitatif secara bebas tidak dipengaruhiditekan pihak luar untuk menentukan sistem- sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki khususnya bagi pengelolaan lahan pertanian
yang ada di wilayahnya masing-masing. Kemudian masyarakat bisa melakukan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan teknis dan sumberdaya yang
dibutuhkan. Terpenting adalah masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya.
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 28
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
7.2.2.Rekayasa Sosial Pembangunan Bendungan
Dalam pembangunan Bendungan tidak terlepas dari permasalahan sosial. Hal ini dapat dilihat pada rencana pembangunan Bendungan Tinalah di
Kabupaten Kulon Progo. Pada saat ini semakin nampak nyata dan menggejala adanya reaksi bahkan penolakan oleh masyarakat, sejalan
dengan terjadinya perubahan dinamika sosial. Masyarakat yang terkena dampak pembangunan Bendungan semakin berani dalam mengepresikan
sikapnya terhadap lingkungan hidupnya terhadap pembangunan dan terhadap kehidupan sosial budaya ekonominya. Jika dampak sosial ini
diabaikan, akibatnya dapat kita rasakan bersama, betapa besar kerugian yang harus ditanggung karena beberapa proyek besar mengalami
hambatan, tertunda-tundanya waktu pelaksanaan, bahkan ada yang terpaksa harus dibatalkan, sedangkan persiapan fisik dan teknis teknologis
telah secara matang telah dilakukan. Belum lagi munculnya beban social
cost yang harus ditanggung, munculnya potensi benih-benih konflik sosial baik vertikal maupun horizontal, serta gejala-gejala ke arah disintegrasi
bangsa yang harus diwaspadai. Berbagai Bendungan yang telah diresmikan atau akan dibangun ternyata
masih menyisakan berbagai permasalahan yang belum terselesaikan secara tuntas. Beberapa permasalahan muncul karena tujuan antara
Pemerintah dengan berbagai pihak atau masyarakat masih belum terjadi secara sinergi karena masing-masing pihak memiliki perbedaan
kepentingan dalam perencanaan dan pemanfaatan pembangunan Bendungan. Selain itu penanganan pembangunan Bendungan oleh
pemerintah pada masa lalu, menjadikan permasalahan menjadi semakin kompleks.
Berbagai penolakan atau tuntutan terjadi karena masih kuatnya berbagai permasalahan sosial yang muncul. Diantaranya dampak dari berubahnya
lingkungan fisik yang mengakibatkan dampak lanjutan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yaitu terjadinya perubahan fungsi lahan dari
lahan pertanian menjadi pembangunan Bendungan yang menimbulkan dampak lanjutan terhadap perubahan mata pencaharian penduduk. Untuk
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 29
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
itu, sebuah pedoman yang dapat dijadikan acuan untuk pengelolaan dan pemecahan masalah sosial yang timbul akibat kegiatan pembangunan
Bendungan perlu disusun dalam bentuk suatu rekayasa sosial. Pembangunan Bendungan termasuk usaha atau kegiatan yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, karena pembangunan Bendungan merupakan kegiatan yang mengubah
bentuk lahan atau bentang alam, eksploitasi sumber daya air, proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan
budaya, pelaksanaan konservasi sumber daya air, penerapan teknologi yang berpotensi mempengaruhi lingkungan hidup PP Nomor 51 Tahun
1993 Pasal 2. Pembangunan Bendungan yang berkelanjutan mensyaratkan
dimasukkannya aspek lingkungan ke dalam kegiatan penyelenggaraan pembangunan. Jadi tidak hanya didasarkan atas pertimbangan teknis dan
ekonomis tapi tidak kalah pentingnya aspek lingkungan, dimana pengertian lingkungan termasuk aspek sosial dan budaya. Permen PU
No.69PRT1995 tentang Pedoman Teknis Amdal Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
Keunggulan Rekayasa sosial pembangunan Bendungan
1. Membantu pengambilan keputusan pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan sosial ekonomi dan budaya.
2. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan sosial. 3. Memberikan informasi bagi masyarakat untuk dapat pemanfaatan dan
penghindaran dampak.
Kelemahan Rekayasa sosial pembangunan Bendungan
1. Membutuhkan komitmen yang kuat dari pemangku kepentingan, terutama berkaitan dengan sifat proyek yang menginginkan
penyelesaian cepat. Dengan menggunakan rekayasa sosial membutuhkan waktu lebih lama.
2. Membutuhkan peran kuat masyarakat dan berkesinambungan.
7.2.2.1.Prinsip-prinsip Pendekatan Rekayasa Sosial dalam Pembangunan Bendungan
Dalam melaksanakan rekayasa sosial pembangunan Bendungan, pelaksana pembangunan perlu memperhatikan pendekatan sebagai
berikut :
BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
7 - 30
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
a. Pendekatan Rekayasa Sosial Berbasis Masyarakat