BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 8
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
manfaat   pertanian   dengan   adanya   proyek with   project  dengan   nilai
manfaat   pertanian   tanpa   adanya   proyek without   project.   Dengan
menunjukkan kepada masyarakat tentang manfaat bersih yang diterima setiap tahunnya mencapai hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan
net present value dari manfaat bersih pertanian selama 10 tahun, maka angka   yang   diperoleh   dapat   menunjukkan   bahwa   pembangunan
Bendungan   Tinalah   memberikan   manfaat   positif   bagi   perekonomian lokal dan regional karena meningkatkan produksi pertanian di beberapa
kabupaten penerima manfaat.
b. Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Pembangunan Bendungan Tinalah akan semakin mengaktifkan kegiatan pertanian   di   beberapa   daerah   Kulon   Progo   dan   sekitarnya   sehingga
dapat  berlangsung   sepanjang   tahun.   Diperkirakan   setelah   Bendungan beroperasi,   siklus   tanam   akan   meningkat   dari   sekali   hingga   dua   kali
dalam setahun menjadi tiga kali dalam setahun, selain itu luas sawah yang dapat diairi pun bertambah. Dengan demikian tentu saja aktivitas
pertanian   pun   akan   meningkat,   sehingga   membutuhkan   tenaga   kerja yang lebih banyak di bidang pertanian.
7.1.2.Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Sosial a.  Strategi Pembangunan Sosial Sosiological Insight
Pendekatan :  Public Decision Making Process Tejadinya   berbagai   dampak   sosial   dari   kegiatan   pembangunan
Bendungan pada umumnya menuntut dilakukannya analisis lebih lanjut terhadap   akar   permasalahanya.   Kegiatan   pembangunan   Bendungan
biasanya tidak terintegrasi dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat   setempat   yang   merupakan   dimensi   kekuasaan   distributif
distributive   power   yang   dijalankan   selama   ini   tanpa   mendapatkan kekuatan   penyeimbang   dari
stakeholders  lainnya   yaitu   Pemerintah Kabupaten   Kulon   Progo,   Pemerintah   Propinsi   Daerah   Istimewa
Yogyakarta,   dan civil   society  masyarakat   yang   terkena   dampak
langsung   dari   kegiatan,   dan   LSM   setempat   baik   yang   pro   maupun kontra.
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 9
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Pada saat ini kekuatan penyeimbang belum berfungsi karena lemahnya fungsi   kontrol
stakeholeders  dalam   setiap   kegiatan   pembangunan Bendungan   yang   dilaksanakan.   Artinya   belum   dicapai   suatu
pemahaman   bersama   diantara stakeholders  terhadap   fungsi   sumber
daya   alami   yang   terbatas   dan   terganggunya   lingkungan   sosial   oleh kegiatan pembangunan Bendungan serta belum terjadinya kesepakatan
kolektif diantara stakeholders terhadap program pengelolaannya. Untuk
itu perlu dilakukan public decision making process, yaitu suatu proses
pengambilan   keputusan   dalam   penanganan   dampak   sosial   dengan melibatkan para
stakeholders lihat Gambar 7.1
Gambar 7.1 Hubungan Pra Sinergis Para
Stakehoders
Public   decision   making   process  dilaksanakan   dengan   tujuan   utama pengelolaan   terhadap   sumber   daya   alami   khususnya   lahan   dapat
terkelola   dengan   baik   dan   lingkungan   sosial   tidak   terganggu   oleh kegiatan pembangunan Bendungan. Untuk itu perlu dirumuskan suatu
Kegiatan Pembangunan Tidak Sesuai dengan
Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya
Kontrol Pemerintah
Daerah Lemah Partisipasi
Masyaraka t  Rendah
Sumber Daya Alami dan
Lingkungan Sosial Terganggu
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 10
Kesepakatan Kolektif
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
strategi   pembangunan Bendungan
Tinalah   yang   berbasis   pada terbatasnya sumber daya alami dan budaya lokal secara berkelanjutan
dengan   melibatkan   para stakeholders.   Strategi   pembangunan   dapat
dilaksanakan apabila para stakeholders dapat menjalankan status peran
yang diembannya dalam sistem sosial lihat Gambar 7.2. yaitu : a. Berfungsinya kontrol Pemerintah Propinsi dan Kabupaten terhadap
kegiatan Pembangunan Bendungan Tinalah b. Meningkatnya   partisipasi   masyarakat   dalam   setiap   proses
pembangunan Bendungan Tinalah. c. Terintegrasinya   setiap   rencana   pembangunan   Bendungan   Tinalah
oleh Pemerintah Pusat dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemda   setempat     dan   kondisi   sosial   kultural   masyarakat   yang
terkena dampak. d. Terciptanya   suatu   kesepakatan   kolektif   diantara
stakeholders terhadap tujuan bersama yang akan dilaksanakan.
Gambar  7.2 Hubungan Sinergi Para
Stakehoders Status peran yang harus dijalankan oleh
stakeholders merupakan fungsi adaptasi   dari   persyaratan   fungsional   yang   perlu   dilaksanakan   diawal
K o n t r o l P e m e r i n t a h
D a e r a h B e r j a l a n
K e g i a t a n   P e m b a n g u n a n T e r i n t e g r a s i   d e n g a n
K o n d i s i   S o s i a l   E k o n o m i d a n   B u d a y a
P a r t i s i p a s i M a s y a r a k a t
M e n i n g k a t T u ju a n   B e r s a m a
P e m b a n g u n a n   W a d u k J a t i g e d e Y a n g   B e r b a s is
S u m b e r   D a y a  A l a m i  d a n B u d a y a   L o k a l
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 11
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
kegiatan   strategi   pembangunan.     Pada   strategi   pembangunan selanjutnya harus memuat empat macam persyaratan fungsional Pola
AGIL   Talcot   Parsons-Smelser.   Pendekatan   AGIL   Parsons-Smelser digunakan   karena   strategi   pembangunan   Bendungan   Tinalah   yang
dilaksanakan   membutuhkan   suatu   pendekatan   yang   mampu menjembatani setiap permasalahan sosial baik makro maupun mikro.
Strategi   pembangunan   disusun   untuk   mengatasi   permasalahan mendasar   seputar   kegiatan   pembangunan   Bendungan   Tinalah   pada
tahap   perencanaan   dan   pra   konstruksi   pembebasan   lahan   dan pemindahan   penduduk   yang   dilaksanakan,   dan   harus   disusun
berdasarkan pada hubungan sinergi diantara stakeholder yaitu institusi
Pemerintah   Pusat,   Pemerintah   Daerah   Propinsi   dan   Kabupaten,   dan Masyarakat  baik yang terkena dampak maupun penerima manfaat agar
tercipta kondisi equilibrium diantara ketiganya.
Menurut Parsons kondisi equilibrium dapat terlaksana sepanjang  ketiga
struktur   institusional   diatas     mampu   membentuk   suatu   sistem   besar dalam   suatu   komunitas   dan   melahirkan   interelasi   pola   institusional
yang   terintegrasi.   Meskipun   disatu   sisi   masing-masing   aktor   dapat dilihat   sebagai   suatu   sistem   yang   menghadapi   masalah   adaptasi,
pencapaian tujuan, integrasi dan pemeliharaan pola laten sendiri lihat Tabel 7.1. Pola tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
strategi pembangunan Bendungan Tinalah, serta penanganan terhadap dampak negatif yang terjadi dari pembangunan Bendungan Tinalah.
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 12
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Tabel 7.1 Strategi Pembangunan Bendungan Tinalah
Berbasis Sumber Daya Alami dan Budaya Lokal Masing-Masing Struktur Institusional Dalam
Public Decision Making Process
Struktur Institusional
Persyaratan Fungsional
Pemerintah Daerah Pelaksana Proyek SDA Air
Masyarakat
Adaptation a Kebijakan pembangunan harus
memperhatikan permasalahan dan kebutuhan masyarakat, lingkungan
fisik, sistem budaya, dan organisme perilaku masyarakat
b Menetapkan kebijakan pembangunan sosial dalam rencana
pembangunan Bendungan Tinalah c Menetapkan kebijakan
pembangunan Bendungan Tinalah yang disesuaikan dengan kondisi
sumber daya lahan yang terbatas d Membuat kebijakan pembangunan
yang terintegrasi dengan lingkungan ekonomi, sosial, dan
budaya setempat
a
Perencanaan bangunan site plan
dan jenis kegiatan harus memperhatikan lingkungan fisik,
sistem budaya, norma-norma yang berlaku di masyarakat
b
Menyesuaikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kondisi sumber daya lahan
yang terbatas
c
Mengintegrasikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kebijakan Pemerintah
Daerah Propinsi dan Kabupaten
a
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan yang
terjadi dengan dibangunnya pembangunan Bendungan
Tinalah, baik dari sistem budaya dan norma sosial
yang dianut, lingkungan fisik, dan organisme perilaku
masyarakat.
b
Kemampuan mencari alternatif solusi dari setiap
perubahan yang terajdi
c
Memiliki kekuatan mengorganisasi diri
self organizing agar tercapai
bargaining power dengan kekuatan pelaku ekonomi
lainnya
Goal Attainment
orientasi pertumbuhan ekonomi dan PAD. Orientasi ini harus
diselaraskan dengan tujuan bersama pada strategi
pembangunan Bendungan Tinalah
Maksimalisasi keuntungan dan pencapaian pembangunan
fisik. Orientasi ini harus diselaraskan dengan tujuan
bersama pada strategi pembangunan Bendungan
Tinalah
a
Kesejahteraan masyarakat meningkat ekonomi
b
Lingkungan yang terpelihara
c
Sistem budaya dan norma yang berlaku terpelihara
d
Ketiga tujuan diatas harus diselaraskan dengan tujuan
bersama pada strategi pembangunan Bendungan
Tinalah
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 13
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Struktur Institusional
Persyaratan Fungsional
Pemerintah Daerah Pelaksana Proyek SDA Air
Masyarakat
Adaptation
a Kebijakan pembangunan harus memperhatikan permasalahan dan
kebutuhan masyarakat, lingkungan fisik, sistem budaya, dan organisme
perilaku masyarakat
b Menetapkan kebijakan pembangunan sosial dalam rencana
pembangunan Bendungan Tinalah c Menetapkan kebijakan
pembangunan Bendungan Tinalah yang disesuaikan dengan kondisi
sumber daya lahan yang terbatas d Membuat kebijakan pembangunan
yang terintegrasi dengan lingkungan ekonomi, sosial, dan
budaya setempat
a
Perencanaan bangunan site plan
dan jenis kegiatan harus memperhatikan lingkungan fisik,
sistem budaya, norma-norma yang berlaku di masyarakat
b
Menyesuaikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kondisi sumber daya lahan
yang terbatas
c
Mengintegrasikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kebijakan Pemerintah
Daerah Propinsi dan Kabupaten
a
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan yang
terjadi dengan dibangunnya pembangunan Bendungan
Tinalah, baik dari sistem budaya dan norma sosial
yang dianut, lingkungan fisik, dan organisme perilaku
masyarakat.
b
Kemampuan mencari alternatif solusi dari setiap
perubahan yang terajdi
c
Memiliki kekuatan mengorganisasi diri
self organizing agar tercapai
bargaining power dengan kekuatan pelaku ekonomi
lainnya
Struktur Institusional
Persyaratan Fungsional
Pemerintah Daerah Pelaksana Proyek SDA Air
Masyarakat
Integration
a
Melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan pembangunan
Bendungan Tinalah
b
Menjalin hubungan kerjasama sinergis dengan masyarakat dan
pelaksana proyek dalam program pengelolaan lingkungan sosial
a
Melakukan pengawasan terhadap setiap beroperasinya kegiatan
pembangunan Bendungan Tinalah
b
Menjalin kerjasama sinergis dengan Pemda dan masyarakat
yang terkena dampak dan penerima manfaat dalam program
pengelolaan lingkungan sosial
a
Kemampuan melakukan kontrol sosial terhadap
setiap kegiatan pembangunan Bendungan
Tinalah
b
Kemampuan untuk membentuk solidaritas
sosial dan kesediaan bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 14
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Struktur Institusional
Persyaratan Fungsional
Pemerintah Daerah Pelaksana Proyek SDA Air
Masyarakat
Adaptation
a Kebijakan pembangunan harus memperhatikan permasalahan dan
kebutuhan masyarakat, lingkungan fisik, sistem budaya, dan organisme
perilaku masyarakat
b Menetapkan kebijakan pembangunan sosial dalam rencana
pembangunan Bendungan Tinalah c Menetapkan kebijakan
pembangunan Bendungan Tinalah yang disesuaikan dengan kondisi
sumber daya lahan yang terbatas d Membuat kebijakan pembangunan
yang terintegrasi dengan lingkungan ekonomi, sosial, dan
budaya setempat
a
Perencanaan bangunan site plan
dan jenis kegiatan harus memperhatikan lingkungan fisik,
sistem budaya, norma-norma yang berlaku di masyarakat
b
Menyesuaikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kondisi sumber daya lahan
yang terbatas
c
Mengintegrasikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kebijakan Pemerintah
Daerah Propinsi dan Kabupaten
a
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan yang
terjadi dengan dibangunnya pembangunan Bendungan
Tinalah, baik dari sistem budaya dan norma sosial
yang dianut, lingkungan fisik, dan organisme perilaku
masyarakat.
b
Kemampuan mencari alternatif solusi dari setiap
perubahan yang terajdi
c
Memiliki kekuatan mengorganisasi diri
self organizing agar tercapai
bargaining power dengan kekuatan pelaku ekonomi
lainnya
Propinsi dan Kabupaten dan pelaksana proyek
agar tujuan kolektif tercapai
Lattent Patern
Maintenance
Mendorong, mendukung, dan memfasilitasi dipertahankannya pola
interaksi dan kerjasama antara Pemerintah, pelaksana proyek, dan
masyarakat  dalam jangka panjang
a
Senantiasa melakukan koordinasi dan kerjasama baik dengan
Pemerintah Daerah maupun masyarakat agar keberadaan
pembangunan Bendungan Tinalah dapat memberikan manfaat bagi
lingkungan setempat
b
Ikut memfasilitasi kegiatan- kegiatan yang mendukung dan
memperkuat interaksi dan pola kerjasama antara Pemerintah,
Senantiasa menciptakan kegiatan-kegiatan yang bisa
mendukung dan memperkuat pola interaksi dan kerjasama
baik diantara masyarakat sendiri maupun dengan Pemerintah
Daerah dan pelaksana proyek.
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 15
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
Struktur Institusional
Persyaratan Fungsional
Pemerintah Daerah Pelaksana Proyek SDA Air
Masyarakat
Adaptation
a Kebijakan pembangunan harus memperhatikan permasalahan dan
kebutuhan masyarakat, lingkungan fisik, sistem budaya, dan organisme
perilaku masyarakat
b Menetapkan kebijakan pembangunan sosial dalam rencana
pembangunan Bendungan Tinalah c Menetapkan kebijakan
pembangunan Bendungan Tinalah yang disesuaikan dengan kondisi
sumber daya lahan yang terbatas d Membuat kebijakan pembangunan
yang terintegrasi dengan lingkungan ekonomi, sosial, dan
budaya setempat
a
Perencanaan bangunan site plan
dan jenis kegiatan harus memperhatikan lingkungan fisik,
sistem budaya, norma-norma yang berlaku di masyarakat
b
Menyesuaikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kondisi sumber daya lahan
yang terbatas
c
Mengintegrasikan setiap rencana pembangunan
Bendungan Tinalah dengan kebijakan Pemerintah
Daerah Propinsi dan Kabupaten
a
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan yang
terjadi dengan dibangunnya pembangunan Bendungan
Tinalah, baik dari sistem budaya dan norma sosial
yang dianut, lingkungan fisik, dan organisme perilaku
masyarakat.
b
Kemampuan mencari alternatif solusi dari setiap
perubahan yang terajdi
c
Memiliki kekuatan mengorganisasi diri
self organizing agar tercapai
bargaining power dengan kekuatan pelaku ekonomi
lainnya
pelaksana proyek dan masyarakat
BARUNADRI ENGINEERING  CONSULTANT
7 - 16
Survey Potensi Bendungan Tinalah di Kabupaten Kulon Progo
7.2. REKOMENDASI