berlainan. Pertama-tama akan ditinjau proses pemesinan yang umum dikenal yaiitu proses membubut. Dengan memahami proses bubut dapatlah hal ini dipakai sebagai
acuanreferensi untuk membandingkannya dengan proses pemesinan yang lain, yaitu proses sekrap, proses gurdi, dan proses freis.untuk setiap proses yang ditinjau akan
diperkenalkan dua sudut pahat yang penting,yaitu sudut potong utama principal cutting edge angel dan sudut geram rake angle. Kedua sudut tersebut berpengaruh
antara lain pada penampang geram, gaya pemotongan, serta umur pahat. Dengan memperhatikan kedua sudut ini pada setiap proses pemesinan yang ditinjau dapat
disimpulkan bahwa semua proses pemesian adalah serupa
2.3.1. Proses Bubut Turning
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilakn bagian- bagian mesin dengan bentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
mesin bubut. Dimana benda kerja dipasang diujung poros utama spindle, dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam, putaran
poros utama n dapat dipilih. Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untul mesin bubut
dengan mesin variable, kecepatan putaran poros utama tidak lagi bertingkat melainkan berkesinambungan continue.
Gambar 2.5. Mesin bubut konvensional
1. Parameter Yang Dapat Diatur Pada Proses Bubut
Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan puta spindle speed, gerak makan feed, dan kedalaman potong depth of cut. Factor lain seerti
benda kerja dan jenis pahat sebanrnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter diatas adalah tyang bisa diatur langsung oleh operator pada
mesin bubut.
Laporan Kerja Praktek 12
Kecepatan putaran speed selalu dihibungkan dengan poros utama spindle dan benda kerja. Karena kecepatan putar diekspresikan dengan putaran per menit
revolution per minute, rpm, hal ini menggambarkan kecepatan putarnya. Akan tetapi yang diutamakan pada proses bubut adalah kecepatan potong cutting speed atau v
atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat keliling benda kerja lihat Gambar
2.6. Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda
kerja dikalikan dengan kecepatan putar.
Gambar 2.6. Proses bubut secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan
V
C
= π . d . n
1000 ;mm
pers 2-14 Dimana
: v = kecepatan potong d = diameter benda kerja
n = putaran selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja, factor bahan
benda kerja dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan
pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja mild steel dengan pahat HSS, kecepatan potongnya antra 20 – 30 mmenit. Gerak makan feed,
adalah jarak yang ditempuh pahat setiap benda kerja berputar satu putaran. Sehingga satuan f adalah mmputaran. Gerak makan ditentukan oleh kekuatan mesin, material
benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan.
Beberapa proses pemesinan selain proses bubut dapat juga dilakukan pada mesin bubut, yakni proses bubut dalam, internal turning, proses pembuatan lubang
denag n menggunakan mata bor drilling, proses memperbesar lubang borring, pembuatan alur threading, dan pembuatan kartel knurling
2. Perencanaan Dan Perhitungan Proses Bubut