12 ? BPR wajib menyampaikan laporan transaksi keuangan mencurigakan kepada Pusat
Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan PPATK paling lambat 3 hari kerja setelah diketahui adanya unsur transaksi keuangan mencurigakan.
? Bank Indonesia melakukan penilaian dan pengenaan sanksi atas penerapan prinsip mengenal nasabah dan kewajiban lain terkait dengan Undang-undang tentang tindak
pidana pencucian uang bagi Bank Umum.
C. Ketentuan mengenai Tingkat Kesehatan BPR
? Tingkat kesehatan BPR dinilai dengan atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu BPR, yang meliputi aspek Permodalan,
Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, dan Likuiditas, CAMEL serta mempertimbangkan faktor-faktor yang lain yang dapat menurunkan dan atau
menggugurkan TKS. ? Hal-hal yang terkait dengan penilaian tersebut antara lain :
a. Hasil penilaian ditetapkan dalam empat predikat yaitu: Sehat, Cukup Sehat,
Kurang Sehat dan Tidak Sehat. b.
Bobot setiap faktor CAMEL adalah : Permodalan
30 Kualitas Aktiva Produktif
30 Manajemen
20 Rentabilitas
10 Likuiditas
10
c. Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat
kesehatan BPR meliputi pelanggaran dan atau pelampauan terhadap ketentuan BMPK, pelanggaran ketentuan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah KYC,
pelanggaran ketentuan transparansi informasi produk BPR dan penggunaan data pribadi nasabah.
d. Faktor-faktor yang dapat menggugurkan penilaian tingkat kesehatan BPR menjadi
Tidak Sehat yaitu perselisihan intern, campur tangan pihak di luar manajemen
13 BPR, window dressing, praktek Bank dalam bank, kesulitan keuangan, praktek
perbankan lain yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR.
D. Ketentuan Exit Policy
T
INDAK
L
ANJUT
P
ENANGANAN
T
ERHADAP
BPR D
ALAM
S
TATUS
P
ENGAWASAN
K
HUSUS
DPK
? Dalam hal Bank Indonesia menilai suatu BPR mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya maka BPR tersebut ditetapkan dalam status
pengawasan khusus Bank Indonesia yaitu apabila Rasio KPMM kurang dari 4 dan atau Cash Ratio CR rata-rata selama 6 bulan terakhir kurang dari 3.
? Jangka waktu pengawasan khusus ditetapkan maksimal selama 6 bulan sejak tanggal surat pemberitahuan penetapan status BPR dalam pengawasan khusus dari BI dan
tidak dapat diperpanjang. ? Selama jangka waktu pengawasan khusus tersebut, Bank Indonesia dapat
memerintahkan BPR danatau pemegang saham antara lain untuk : a.
menambah modal, b.
menghapusbukukan kredit yang tergolong macet dan memperhitungkan kerugian BPR dengan modalnya,
c. mengganti anggota Direksi danatau dewan Komisaris BPR,
d. melakukan merger atau konsolidasi dengan BPR lain,
e. menjual BPR kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
BPR, f.
menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan BPR kepada pihak lain, g.
menjual sebagian atau seluruh harta danatau kewajiban BPR kepada pihak lain, danatau
h. menghentikan kegiatan usaha tertentu dalam waktu yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. ? Selama jangka waktu pengawasan khusus sampai dengan pada saat berakhirnya
jangka waktu tersebut, BPR dapat dikeluarkan dari status pengawasan khusus apabila
14 memenuhi kriteria rasio KPMM paling sedikit sebesar 4, dan CR rata-rata selama 6
bulan terakhir paling sedikit sebesar 3. ? BPR yang ditetapkan dalam status pengawasan khusus, dalam jangka waktu 3 tiga
bulan sejak pengawasan khusus wajib memperbaiki kondisi keuangan sehingga rasio KPMM meningkat paling sedikit 25 dari selisih untuk mencapai Rasio KPMM
sebesar 4 dan Rasio KPPM lebih besar dari 0. Apabila BPR tidak dapat memenuhi kondisi tersebut, maka BPR dilarang melakukan kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana dan Bank Indonesia akan mengumumkan larangan dimaksud kepada masyarakat.
? Bank Indonesia memberitahukan kepada Lembaga Penjamin Simpanan LPS dan meminta LPS untuk memberikan keputusan menyelamatkan atau tidak
menyelamatkan BPR yang bersangkutan apabila BPR yang ditetapkan dalam status pengawasan khusus:
a. tidak memenuhi Rasio KPMM paling sedikit sebesar 4, dan CR rata-rata selama
6 bulan terakhir paling sedikit sebesar 3. b.
tidak dapat meningkatkan Rasio KPMM menjadi lebih besar dari 0 dalam jangka waktu 3 tiga bulan sejak ditetapkan dalam status pengawasan khusus,
bagi BPR yang pada saat ditetapkan dalam status pengawasan khusus memiliki rasio KPMM sama dengan atau lebih kecil dari 0; atau
c. memiliki Rasio KPMM sama dengan atau kurang dari 0 danatau memiliki CR
rata-rata selama 6 bulan terakhir kurang dari 1 dalam jangka waktu 3 bulan sejak ditetapkan dalam status pengawasan khusus, bagi BPR yang pada saat
ditetapkan dalam status pengawasan khusus memiliki rasio KPMM lebih besar dari 0; atau
d. memiliki Rasio KPMM sama dengan atau kurang dari 0 danatau memiliki CR
rata-rata selama 6 bulan terakhir kurang dari 1 setelah jangka waktu 3 bulan sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan c, sampai dengan 1 satu hari sebelum
berakhirnya jangka waktu pengawasan khusus. ? LPS akan melakukan penilaian untuk mengambil keputusan menyelamatkan atau
tidak menyelamatkan BPR yang bersangkutan. Apabila LPS memutuskan untuk tidak menyelamatkan BPR yang bersangkutan, Bank Indonesia akan mencabut izin usaha
15 BPR yang bersangkutan setelah memperoleh pemberitahuan dari LPS dan
mengumumkannya kepada masyarakat.
L
IKUIDASI
BPR
? Likuidasi BPR adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan kewajiban BPR sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum BPR.
? Beberapa alasan suatu BPR dicabut izin usahanya oleh BI adalah karena : a.
tindakan penyelamatan yang diminta oleh BI terhadap BPR yang mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, belum cukup mengatasi
kesulitan yang dihadapi BPR. b.
menurut penilaian BI keadaan suatu BPR dapat membahayakan sistem perbankan. c.
terdapat permintaan dari pemilik atau pemegang saham BPR. ? Jangka waktu likuidasi ditetapkan sebagai berikut :
a. pelaksanaan likuidasi BPR paling lama 5 tahun terhitung sejak terbentuknya Tim
Likuidasi. b.
apabila melebihi 5 tahun, penjualan aset dilakukan melalui lelang dalam jangka waktu 180 hari sejak berakhirnya pelaksanaan likuidasi BPR.
E. Ketentuan lain – Lain