LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DIPLOMA - III
5. Kerusakan pada ginjal Bau urin akan menjadi tajam setelah memakai krim bermerkuri. Selain itu, orang yang memakai krim
bermerkuri juga akan merasakan sakit pinggang. Namun, bukan karena kelelahan tapi karena logam berat yang menumpuk di ginjal
sehingga bisa mengakibatkan gagal ginjal. 6. Penyakit kanker Pemakaian kosmetik yang mengandung bahan
merkuri lama-kelamaan akan mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker
lainnya. Efek samping yang ditimbulkan jika memakai kosmetik berbahan merkuri itu tentunya sangat membahayakan kesehatan.
Sekali masuk dalam tubuh, merkuri sangat sulit bahkan hampir tidakmungkin dikeluarkan. Untuk itu, Anda harus berhati-hati
dalam memilih kosmetik. Pastikan kosmetik yang digunakan aman dan sudah terdaftar oleh BPOM atau badan kesehatan dunia yang
dapat dipertanggungjawabkan. Jangan juga tergiur krim pemutih yang berdar di pasaran, sekalipun harganya mahal.
C. Mekanisme Iritasi
Dermatitis kontak iritan atau iritasi merupakan kelainan sebagai akibat pajanan dengan bahan toksik non-spesifik yang merusak epidermis
danatau dermis. Umumnya setiap orang dapat terkena, bergantung pada kapasitas toleransi kulitnya. Penyakit tersebut mempunyai pola
monofasik, yaitu kerusakan diikuti dengan penyembuhan.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 7
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DIPLOMA - III
Dermatitis kontak iritan dapat terjadi melalui dua jalur: efek langsung iritan terhadap keratinosit dan kerusakan sawar kulit. Efek
langsung iritan pada keratinosit, pada iritasi akut, penetrasi iritan melewati sawar kulit akan merusak keratinosit dan merangsang pengeluaran
mediator inflamasi diikuti dengan aktivasi sel T. Selanjutnya terjadi akumulasi sel T dengan aktivasi tidak lagi bergantung pada penyebab. Hal
tersebut dapat menerangkan kesamaan jenis infiltrat dan sitokin yang berperan antara Dermatitis kontak Iritan dan Dermatitis Kontak Alergi.
Peradangan hanya merupakan salah satu aspek sindrom iritasi. Apabila terjadi pajanan dengan konsentrasi suboptimal maka reaksi yang terjadi
langsung kronik. Stratum korneum atau kulit ari merupakan sawar kulit yang sangat
efektif terhadap berbagai bahan iritan karena pembaharuan sel terjadi secara berkesinambungan dan proses penyembuhan berlangsung cepat.
Apabila waktu pajanan lebih pendek daripada waktu penyembuhan, sehingga sel-sel keratinosit tidak sempat sembuh, maka akan terjadi gejala
klinis iritasi kumulatif. Kerusakan sawar lipid berhubungan dengan kehilangan daya kohesi antar korneosit dan deskuamasi diikuti dengan
peningkatan trans-epidermal water loss TEWL. Hal tersebut merupakan rangsangan untuk memacu sintesis lipid, proliferasi keratinosit dan
hiperkeratosis sewaktu transient sehingga dapat terbentuk sawar kulit dalam keadaan baru.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 8
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DIPLOMA - III
D. Anti Iritasi dan pengobatan