2.1.14 Retribusi Pemerintah Daerah
Kebijakan memungut bayaran untuk barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah berpangkal pada pengertian efisiensi ekonomi. Seseorang bebas
menentukan besar jasa tertentu yang akan dinikmati, harga jasa itu memegang peranan penting dalam menjatah permintaan, mengurangi penghamburan dan
memberikan isyarat yang perlu kepada supplier mengenai besar produksi jasa tersebut.
Penerimaan dari pungutan adalah sumber daya untuk menaikkan produksi sesuai dengan keadaan permintaan. Oleh karena itu, harga harus disesuaikan
sehingga permintaan dan penawaran akan barang dan jasa yang bersangkutan dapat selaras. Teori ekonomi mengatakan, harga barang dan jasa yang disediakan
pemerintah hendaknya didasarkan pada biaya tambahan marginal cost. Harga akan muncul apabila di dalam pasar terdapat persaingan bebas. Karena sebagian
jasa pemerintah disediakan dari kedudukan monopoli, maka manfaat ekonomis untuk masyarakat paling tinggi apabila pemerintah menetapkan harga jasa yang
bersangkutan seolah-olah terdapat pesaing di dalamnya, dan berproduksi pada titik marginal cost sama dengan marginal revenue.
Pendapat ini memberikan masalah antara lain : a.
Pemerintah mungkin tidak mengetahui penuh susunan biaya jasa yang bersangkutan untuk menghitung berapa marginal cost jasa tersebut.
Meski dengan bahan keterangan yang baik sekalipun, marginal cost jasa yang disediakan pemerintah mungkin jauh lebih sulit ditentukan
dibanding dengan marginal cost barang yang dihasilkan oleh swasta.
b. Terdapat masalah apakah marginal cost diukur dalam jangka panjang
atau jangka pendek. c.
Asas harga sama dengan marginal cost mungkin tidak dapat menutup biaya pembelian barang modal.
d. Upaya menebus biaya melalui pungutan itu sendiri, mungkin akan
menaikkan harga. e.
Terdapat masalah dampak terhadap pihak luar. Jasa yang disediakan pemerintah banyak yang bersifat campuran antara manfaat bagi
masyarakat dan manfaat bagi pribadi.
2.1.15 Klasifikasi Retribusi Daerah