Efisiensi adalah menghasilkan suatu nilai output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu, baik secara fisik maupun nilai
ekonomis harga. Menurut Jaya 2001, efisiensi terbagi menjadi dua, yaitu efisiensi internal X-eff dan efisiensi alokasi.
Efisiensi internal menggambarkan pengelolaan perusahaan dengan baik. Efisiensi internal merupakan usaha yang maksimal dari para pekerja dan
menghindari kejenuhan dalam pelaksanaan jalannya perusahaan. Efisiensi ini diukur dengan perbandingan nilai tambah value added dan nilai input
setiap perusahaan. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai input dengan nilai output. Nilai input dihitung dari biaya-biaya input bahan baku, tenaga
kerja, biaya overhead pabrik, biaya umum dan administrasi, biaya pemasaran dan biaya-biaya jasa lainnya, sedangkan efisiensi alokasi
menggambarkan sumber daya ekonomi yang dialokasikan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi perbaikan dalam berproduksi yang dapat menaikkan
nilai dari output.
2.1.5. Hubungan Struktur-Perilaku-Kinerja
Keterkaitan antara struktur, perilaku dan kinerja yang saling berinteraksi mempengaruhi proses alokasi hasil produksi kepada masyarakat secara efektif dan
efisien. Seperti dijelaskan sebelumnya, sesuai paradigm SCP, struktur akan mempengaruhi perilaku semakin rendah derajat konsentrasi maka akan semakin
tinggi tingkat persaingan di pasar, perilaku akan mempengaruhi kinerja semakin tinggi tingkat persaingan maka akan semakin rendah market power atau semakin
rendah keuntungan perusahaan, dan struktur akan mempengaruhi kinerja
semakin rendah derajat konsentrasi pasar maka akan semakin tinggi tingkat persaingan, dan market power pun semakin rendah.
Berdasarkan hal tersebut, implikasi dari teori struktur pasar terhadap perilaku dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Perilaku dan Kinerja
Struktur Kekuatan
Pasar Perilaku
Kinerja Strategi Harga
Strategi Iklan
Profitabilitas
Persaingan Sempurna
Tidak Ada
Satu Harga Tidak
ada Normal Profit
Persaingan Monopolistik
Sedikit Sedikit perbedaan
harga Ada
Normal Profit dalam jangka panjang
Oligopoli Tinggi
Satu harga Ada
Abnormal Profit Monopoli
Absolut Kemungkinan
diskriminasi harga Tidak
ada Abnormal Profit
Sumber: Eko Prasetyo, 2007
2.2. Penelitian Terdahulu
Para peneliti terdahulu telah menunjukkan adanya hubungan antara kinerja pasar dengan struktur dan perilaku pasar menggunkan pendekatan SCP Structure-
Conduct-Performance. Beberapa peneliti mengaplikasikan hubungan ini ke dalam industri kecil dan menengah. Eko Prasetyo 2007 dalam penelitiannya
berjudul “Hubungan Struktur Pasar dan Perilaku Pasar seeta Pengaruh terhadap
Kinerja Pasar ” mengaplikasikan pendekatan struktur, perilaku, dan kinerja pada
industri kecil kerajinan bambu di Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa struktur dan perilaku signifikan mempengaruhi kinerja
sebesar 98,26. Nilai CR
4
dan CR
8
sebesar 18,91 dan 27,71 menunjukan bahwa struktur pasar industri kecil kerajinan bambu di Bantul merupakan struktur