Data Pengujian dengan Mesin Air Conditioner ¾ HP (0,75 HP)

4.4.2 Data Pengujian dengan Mesin Air Conditioner ¾ HP (0,75 HP)

Pada awal sebelum dilakukan recovery, massa refrigeran diketahui 430 gram, tekanan pada sistem mesin pendingin ¾ HP yang dalam kondisi tidak aktif

sebesar 145 Psi (10 bar) dengan suhu lingkungan 30 o

C. Pada kondisi ini refrigeran R22 berada pada fasa uap dengan data-data sebagai berikut :

T o L = 28,4 C m ref AC awal = 430 gr

m ref AC akhir = 4

m Tb awal = 0 gr

m Tb akhir = 421 gr

P AC awal = 145 Psig P AC akhir = 8.5Psi (17 in.Hg) (Vacuum) P Tb awal = 5 Psig

P Tb akhir = 122 Psig

m oil+dust = 13.5 gr

300 assa (gr 200

waktu (m)

Gambar 4.18. Grafik penurunan massa (gr) mesin pendingin terhadap waktu.

Gambar 4.11. menunjukkan laju penurunan massa refrigeran pada mesin pendingin (AC). Terlihat bahwa terjadi penurunan massa refrigeran secara signifikan mulai dari menit-menit awal proses recovery. Hal ini terjadi akibat adanya proses hisap dan kompresi oleh kompresor mesin 2R. Memasuki menit ke-

5 proses recovery, massa refrigeran pada mesin 2R berada pada kondisi terendah dan stabil hingga berakhirnya proses recovery. Laju pengurangan massa yang cepat ini diakibatkan oleh laju aliran massa kompresor yang besar juga. Hal ini tentunya akan berbeda bila massa refrigeran yang akan di-recovery lebih banyak atau daya kompresi pada kompresor mesin 2R juga lebih kecil.

waktu (m)

Gambar 4.19. Grafik massa (gr) tabung terhadap waktu (menit).

Gambar 4.12. menunjukkan laju penambahan massa refrigeran pada tabung penampung setelah mesin 2R. Terlihat bahwa terjadi kenaikan massa refrigeran secara signifikan mulai dari menit-menit awal proses recovery. Hal ini terjadi akibat adanya proses hisap dan kompresi oleh kompresor mesin 2R. Memasuki menit ke-5 proses recovery, massa refrigeran pada mesin 2R berada pada kondisi optimal dan stabil hingga berakhirnya proses recovery. Tekanan dan pemindahan massa refrigeran tercapai dalam waktu 5 menit. Menit ke 6 hingga ke 10 proses recovery sebagai proses pengoptimalan proses recovery dimana proses ini memastikan semakin sedikitnya refrigeran yang masih terjebak dimesin AC dan semakin banyaknya refrigeran yang ter-recovery.

) 100 P1 Sebelum

P2 Setelah Kompresor 60

Tekan 40 P3 Setelah Kondensor 20

waktu (m)

Gambar 4.20. Grafik tekanan (Psig) terhadap waktu (menit).

Gambar 4.13 menunjukkan perubahan tekanan refrigeran pada mesin 2R. Sebelum memasuki kompresor, terlihat bahwa terjadi penurunan tekanan secara signifikan mulai dari menit-menit awal proses recovery. Memasuki menit ke-5 proses recovery, tekanan refrigeran pada mesin 2R berada pada kondisi vakum dan stabil hingga berakhirnya proses recovery. Setelah melewati kompresor, terlihat bahwa terjadi kenaikan tekanan secara signifikan mulai dari menit-menit awal proses recovery lalu stabil hingga pada akhir proses. Setelah melewati kondensor, terlihat bahwa terjadi kenaikan tekanan secara signifikan mulai dari menit-menit awal proses recovery.

T1 Sebelum 20

atu

Kompresor er p 15

T2 Setelah Kompresor Tem 10

T3 Setelah Kondensor 5

waktu (menit)

Gambar 4.21. Grafik temperatur (C) terhadap waktu (menit).

Gambar 4.14. menunjukkan perubahan temperatur refrigeran pada mesin 2R. Sebelum memasuki kompresor, terlihat bahwa terjadi penurunan tekanan mulai dari menit-menit awal proses recovery, lalu berangsur kembali naik mendekati temperatur lingkungan hingga berakhirnya proses recovery. Setelah melewati kompresor, terlihat bahwa terjadi kenaikan temperatur mulai dari menit- menit awal proses recovery lalu stabil cenderung turun hingga pada akhir proses. Setelah melewati kondensor, terlihat bahwa hanya sedikit terjadi perubahan temperatur mulai dari menit-menit awal proses recovery. Pada proses pengujian varian 4 dengan AC ¾ HP, didapatkan data hasil analisa sebagai berikut: Pada awal sebelum dilakukan recovery, massa refrigeran

diketahui 430 gram dan suhu lingkungan 30 o C dengan tekanan 145 Psi (10 bar). Dari data hasil pengujian, dapat diperoleh :

Dengan massa awal 430 gram, selama 10 Menit :

a. Vapor Recovery Rate (kg/min) Vapor Recovery Rate sama dengan Laju Aliran Massa mesin 2R secara keseluruhan, meskipun pada pengujian ini lebih cepat beberapa menit, hal ini diakibatkan massa refrigeran pada mesin AC yang lebih sedikit. t = 5 menit = 300 s m = 430 gram = 0,43 kg

= ⁄ 0,086 kg/min

b. Final Recovery Vacuum (in.Hg) Final Recovery Vacuum pada pengujian ini mencapai 8,5 Psi hal ini cukup baik mengingat tekanan absolut vacuum sebesar 15 Psi = 8,5 Psi / 17 in.Hg (selama 10 Menit)

c. Recycle Flow Rate (kg/min) Recycle Flow Rate sama dengan nilai Vapor Recovery Rate. = 0,086 kg/min

d. Residual Trapped Refrigeran (kg) Adalah jumlah refrigeran yang terjebak pada mesin AC. = 4 gram (<1%)

e. Refrigeran Loss (kg)

Adalah jumlah refrigeran yang terlepas pada saat pembilasan pipa penghubung dan pelepasan pipa penghubung.

m ref AC awal = 430 gr m T akhir = 421 gr m ref AC akhir = 4 Refrigeran Loss = m ref AC awal - m T akhir - m ref AC akhir

= 430 – 421 – 4 = 5 gram (≈1%)

f. Oli dan kotoran yang berhasil ditampung = 15 ml = 13,5 gr (3%)