Sistematika Penulisan Dalam penulisan tesis yang berjudul “KAJIAN YURIDIS

penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju ke hal yang bersifat khusus. 20

G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tesis yang berjudul “KAJIAN YURIDIS

PENGESAHAN PERKAWINAN DI PENGADILAN AGAMA JEMBER Studi Kasus Putusan Nomor 06Pdt.P2008PA. Jr”, sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB I. Pendahuluan, pada bab ini akan diuraikan tentang alas an pemilihan judul, permasalahan, tujuan penelitian manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan metode penelitian serta sistematikan penulisan. BAB II. Tinjauan Pustaka, pada bab ini berisi teori-teori dan peraturan- peraturan sebagai dasar hukum yang melandasi pembahasan masalah- masalah yang akan dibahas, yaitu tinjauan umum perkawinan dan perkawinan di bawah tangan serta pencatatan perkawinan. BAB III. Hasil Penelitian Dan Pembahasan, dalam hal ini akan diuraikan tentang hasil penelitian mengenai pengesahan perkawinan dalam praktek dan kedudukan perkawinan di bawah tangan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia serta akibat hukum pengesahan perkawinan di bawah tangan. BAB IV. Penutup, merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap permasalah yang telah diuraikan, serta saran dari penulis berkaitan dengan pelaksanaan pengesahan perkawinan dalam 20 Ibid, Hal. 10 praktek dan kedudukan perkawinan di bawah tangan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia serta akibat hukum perkawinan di bawah tangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Umum Perkawinan 1.1. Pengertian Perkawinan Menurut ketentuan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pengertian perkawinan ialah: “ikatan lahir batin antara soarang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga rumahtangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perkawinan yang dilakukan antara pasangan seorang pria dengan seorang wanita, pada hakekatnya merupakan naluri atau fitrah manusia sebagai makhluk sosial guna melanjutkan keturunannya. Oleh karenanya dilihat dari aspek fitrah manusia tersebut, pengaturan perkawinan tidak hanya didasarkan pada norma hukum yang dibuat oleh manusia saja, melainkan juga bersumber dari hukum Tuhan yang tertuang dalam hukum agama. Tinjauan perkawinan dari aspek agama dalam hal ini terutama dilihat dari hukum Islam yang merupakan keyakinan sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut hukum Islam khususnya yang diatur dalam Ilmu Fiqih, pengertian perkawinan atau akad nikah adalah ikatan yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta bertolong-tolongan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang antara keduanya bukan merupakan muhrim”. 21 21 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Jakarta : Attahiriyah, 1993, Hal. 355