tersebut cenderung emosional dan reaktif dalam berpolitik. Kedua, sebagian besar partai politik  tidak  memiliki  visi,  misi,  platform,  dan  program  yang  jelas.  Ini  merupakan
dampak  turunan  dari  kemunculan  partai  politik  itu  sendiri  yang  dilandasi  oleh  euforia politik.  Akibatnya  tidak  ada  wacana  politik  yang  dapat  ditawarkan  kepada  masyarakat,
hanya konvoi dan arak-arakan saja. Dalam  kaitan  itu,  partai  politik  tidak  melakukan  pendewasaan  politik  tetapi
melakukan  pembodohan  politik  kepada  masyarakat.  Ketiga,  struktur  dan  infrastruktur politik  yang  dimiliki  oleh  sebagian  besar  partai  politik  baru  sangat  tidak  memadai  bagi
terealisasinya fungsi-fungsi dari partai politik. Hal ini dimungkinkan karena usianya yang masih  relatif  muda,  dibutuhkan  waktu  yang  panjang  untuk  mematangkan  dan
menguatkan  struktur  dan  infrastruktur  partai  politik  sehingga  dapat  berfungsi sebagaimana  mestinya.  Keempat,  sebagian  partai  politik  masih  cenderung  memiliki
pemikiran politik yang kurang dewasa, terutama menempatkan pemilu sebagai alat untuk memperoleh  kekuasaan  semata.  Pemilu  hanya  dilihat  sebagai  alat  untuk  mendapatkan
jatah kursi di legislatif. Fungsi lain dari pemilu diabaikan begitu saja. Akibatnya, partai- partai politik terjebak pada pragmatisme dan cenderung menghalalkan segala cara untuk
memperoleh  kekuasaan.  Mal-fungsi  dari  partai  politilt  tersebut  pada  akhirnya  akan mengurangi kualitas dari penyelenggaraan pemilu, terutama berkaitan dengan pendidikan
dan pendewasaan politik masyarakat.
2. 1. 3. Partai Politik Lokal
Lazimnya  yang  diartikan  dengan  kesejahteraan  bersama  adalah  kesejateraan masyarakat  atau  kesejahteraan  rakyat  secara  nasional.  Pertanyaannya  adalah  adakah
tersedia  ruang  bagi  aspirasi  politik  yang  membatasi  diri  hanya  pada  kepentingan  ingin kesejahteraan  dalam  ruang  lingkup  wilayahnya  sendiri  lokal.
18
Bila  yang  dimaksud dengan keberadaan partai adalah untuk menampung aneka macam aspirasi rakyat, maka
keberadaan  partai  dalam  skala  nasional  ataupun  partai  dalam  skala  lokal  merupakan konsekuensi  logis  saja.  Partai  lokal  bahkan  bisa  menjadi  pintu  solusi  ketika  negara
dirasakan belum atau tidak memberikan rasa keadilan secara  merata. Artinya jangkauan kebijakan pembangunan belum berhasil menyentuh semua wilayah.
Kebijakan  pusat  yang  bernuansa  SARA  Suku,  Agama  Ras  Antar  Golongan, ketidaksenanagan  terhadap  suku  atau  etnis  tertentu  yang  dirasakan  terlalu  dominan  di
pemerintahan,  adalah  salah  satu  sebab-sebab  perasaan  tidak  adil  dimaksud.
19
Namun parati  lokal  yang  bisa  hadir  dalam  sistem  demokrasi  yang  normal  tanpa  harus  dilatar
belakangi  oleh  alasan-alasan  yang  telah  disebutkan  terdahulu.  Menurut  Jeo  Garecht, partai lokal
‟backbone of Amerika political system”
20
masalah partai lokal kalaupun mau disebut  masalah  partai  adalah  lebih  pada  partai  itu  sendiri.  Partai  lokal  yang  hanya
berkonsentrasi  pada  kepentingan  lokal  sudah  tentu  tidak  berharap  aspirasinya  diterima dalam lingkup nasional. Artinya parati lokal telah siap dengan konsekuensi bahwa ruang
lingkup partainya hanya ada pada wilayah lokal.
21
Partai  politik  lokal  adalah  organisasi  politik  yang  dibentuk  oleh  sekelompok warga  negara  Indonesia  yang  berdomisili  di  Aceh  secara  sukarela  atas  persamaan
18
Ranadireksa, Hendarmin. Arsitektur Konstitusi Demokratik Mengapa ada negara yang gagal melaksanakan Demokrasi.
Fokusmedia, Bandung. 2007. hal 189
19
Dijerman, telah memerintah wilyah bivaria beberapa tahun bahkan telah bergabung dalam pemerintahan koalisi  ditingkat  nasional.  Di  Filandia,  partai  local  dibentuk  untuk  memproteksi  etnis  Swedish.  Di
Spanyol  partai  politik  local  yang  besar,  catalonia,  The  Beque  lands,  dan  Galicia,  jelas  menuntut kemerdekaan  .  Di  kanada  The  Party  Quesbecois  memenangi  pemilu  dan  membentuk  pemerintahan  di
Qeubeck tahun 1976-1985 dan tahun 1994- 2003.Denny Indrayana, Opini, Kompas, 19 Juli 2005
20
Ibid Kompas 19 Juli 2005.
21
Umumnya partai local tidak memiliki ambisi untuk berkecimpung dalam kebijakan yang dikeluarkan pusat.
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan, anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui Dewan Perwakilan Rakyat Aceh DPRA  Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupten  Kota DPRK, Gubernur dan wakil Gubernur, serta Bupati dan Wakil Bupati Walikota dan Wakil Walikota.
22
Partai politik lokal adalah sebuah organisasi yang terdiri dari sejumlah warga masyarakat  yang  memiliki  kepentingan  yang  lebih  kurang  sama  dan  bersepakat  untuk
memperjuangkan  dan  mewujudkan  kepentingan  tersebut  secara  damai  sebagai  bagian dari sebuah negara bangsa. Kepentingan tersebut diperjuangkan dan diwujudkan melalui
penguasaan  jabatan-jabatan  politik  atau  pemerintah.  Kepentingan  tersebut  juga  dapat diperjuangkan  dan  diwujudkan  melalui  kontrol  terhadap  pemerintah  melalui  lembaga-
lembaga perwakilan rakyat secara parlementer atau pun melalui protes dan demonstrasi secara  ekstraperlementer  Dari  sisi  pandang  positif  kehadiran  partai  lokal  merupakan
akomodasi  aspirasi  majemuk,  tidak  terkecuali  aspirasi  kewilayahan,  yang  ada  dalam negara  yang  memiliki  luas,  hal  yang  justru  amat  membantu  bagi  penentu  kebijakan
nasional. Partai  politik  lokal  dapat  dipahami  dalam  dua  hal.  Pertama,  adalah  partai-
partai  politik  yang  hanya  eksis  didaerah-daerah  tertentu,  misalnya  saja  di  dalam kabupatenkota  tertentuatau  propinsi  tertentu.  Meskipun  demikian  partai  politik  lokal
tidak  hanya  bisa  ikut  memperebutkan  kursi  parlemen  di  daerah,  termasuk  DPD,  tetapi juga kursi parlemen untuk pusat DPR, termasuk juga jabatan-jabatan eksekutif. Dalam
taraf  tertentu,  partai  demikian,  boleh  dikatakan  merupakan  representasi  dari  daerah tertentu  tersebut.  Kedua  parati  politik  lokal  yang  hanya  eksis  didaerah  dan  hanya  ikut
serta dalam pemilu untuk memperebutkan jabatan-jabatan publik didaerah tersebut, baik
22
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 Tahun 2007 Tentang  Partai Politik Lokal di Aceh.
legislatif,  maupun  eksekutif.  Fokus  dan  orientasi  dari  partai  lokal  lebih  pada permasalahan daerah bukan nasional.
2. 1. 4. Pemilihah Umum