METODE PENELITIAN

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam rangka untuk mengetahui data yang diperoleh peneliti absah atau tidak, maka peneliti menggunakan beberapa cara yang dilakukan:

1. Perpanjangan Keikutsertaan Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulan.

2. Ketekunan Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan secara berkesinambungan dapat memberikan perhatian secara lebih mendalam, terperinci dan teliti terhadap sesuatu yang dipandang dominan. Hal ini berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.

3. Triangulasi Triangulasi adalah merupakan salah satu cara untuk pengumpulan data secara lebih hati-hati dan cermat, serta teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

tehnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. 15 Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan

triangulasi metode, yaitu peneliti berusaha membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan atau dengan dokumentasi. Selain itu, peneliti juga membandingkan data yang diperoleh dari satu informan pada informan lainnya.

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan penelitian yang peneliti lakukan yaitu sebagaimana tahap- tahap penelitian pada umumnya :

1. Tahap Pra-lapangan : Menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan : Dalam tahapan ini seorang penelti harus melakukan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data : Analisis data dilaksanakan langsung di lapangan bersama-sama dengan pengumpulan data, dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi data.

4. Penulisan Laporan Hasil Penelitian : Dalam penulisan laporan hasil penelitian, peneliti menulis kerangka dan isi laporan hasil penelitian, adapun mekanisme yang diambil dalam penyusunan laporan 4. Penulisan Laporan Hasil Penelitian : Dalam penulisan laporan hasil penelitian, peneliti menulis kerangka dan isi laporan hasil penelitian, adapun mekanisme yang diambil dalam penyusunan laporan

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data

Dari paparan teoritis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka peneliti akan memadukan dengan hasil temuan di lapangan. Pada bab ini akan dijelaskan paparan dan temuan penelitian yang diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian baik berupa dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Deskripsi data temuan penelitian dan pembahasannya tersebut meliputi :

1. Pemberian Hukuman Dilakukan Dalam Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan telah dilaksanakan penerapan hukuman. Hal itu dilakukan karena kepala dan guru selalu menekankan kepada semua siswa supaya selalu disiplin setiap harinya. Apalagi dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa memang harus dilaksanakan secara bagus. Baik secara disiplin untuk tidak terlambat, disiplin supaya mematuhi tata tertib sekolah, dan disiplin dalam ilmu ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Sugiarto. M.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut:“Ya, karena Penerapan hukuman disini memang sangat penting untuk kami terapkan. Apalagi dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa memang harus dilaksanakan secara

betul. Baik secara disiplin untuk tidak terlambat, disiplin mematuhi mematuhi tata tertib sekolah, serta disiplin dalam ilmu ketika proses

belajar mengajar berlangsung”. (Ww/I1/F1/T1/05-01-2015). 1 Pengakuan senada diakui oleh Guru BK Sri Widiastutik.S.Pd

SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Ya. Hukuman memang diterapkan disini, karena sebagai sebuah tindakan yang diambil oleh guru untuk menghilangkan prilaku negatif siswa. Dengan maksud untuk memberikan efek jera pada siswa”.

(Ww/I2/F1/T2/05-01-2015). 2

Hal senada juga diakui oleh Waka Kesiswaan Rudi Siswanto.S.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: ”Ya. Penerapan hukuman memang dilkukakan di SMPN 1 Pademawu ini. Karena dengan adanya hukuman maka siswa akan menerima sanksi atas segala perbuatan-perbuatan yang sudah

dilanggarnya”. (Ww/I3/F1/T3/16-04-2015). 3 Hal senada juga diakui oleh Guru Pengajar Djuhairiyah.S.Pd SMPN

1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: ”Ya, karena penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa sangat penting dalam menunjang suatu keberhasilan siswa dan tujuan

1 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs.Sugiarto.M.Pd)SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

2 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05- 01-2015

3 Wawancara langsung dengan Waka Kesiswaan (Rudi Siswanto.S.Pd) SMPN 1 Pademawu

pendidikan dalam menggali potensi yang ada pada diri siswa”.

(Ww/I4/F1/T3/05-01-2015). 4

Hal senada juga diakui oleh Siswa Febri Kurniawan SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Ya. Karena dengan adanya hukuman maka siswa akan menerima sanksi atas segala perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena telah melanggar aturan dan tata tertib di sekolah SMPN 1 Pademawu sehingga siswa tersebut tidak mengulangi kesalahan kembali.”(Ww/I5/F1/T4/05-01-

Hasil wawancara tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis observasi yang menunjukkan tampak guru sedang melakukan pengarahan tentang penerapan hukuman dikelas kepada siswa yang kurang disiplin

didalam kelas.(OB/F/T/05-01-2015). 6 Hasil wawancara tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis

dokumen yang menunjukkan bahwa buku pedoman penilaian sikap/budi pekerti siswa sesuai dengan bobot pelanggaran tata tertib. (DK/F/T/05-01-

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan ada banyak bentuk penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa sesuai kriteria pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dari tingkat pelanggaran ringan, sedang dan pelanggaran berat yaitu seperti contoh bentuk hukuman dari

4 Wawancara langsung dengan Guru (Djuhairiyah.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015 5 Wawancara langsung dengan Siswa (Febri Kurniawan) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015 6 Observasi, pada tanggal 05-01-2015

berdiri, skorsing, dan dikeluarkan dari sekolah. Karna dengan bentuk- bentuk hukuman tadi siswa akan merasa jera dengan hukuman yang sudah ditentukan tadi. Hal tersebut sesuai hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Sugiarto. M.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: ”Bentuk penerapan hukuman yang diterapakan seperti hukuman fisik yaitu berdiri di depan kelas, dijemur, dikeluarkan untuk tidak mengikuti proses KMB, bisa saja

diskorsing dan dikeluarkan dari sekolah”. (Ww/I1/F1/T1/05-01-2015). 8 Hal senada diakui oleh Waka Kesiswaan Rudi Siswanto.S.Pd

SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Penerapan hukuman yang dilakukan di SMPN 1 Pademawu sangat bervariasi yang dilakukan oleh guru namun hal itu harus sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Namun hal ini bertujuan untuk mendisiplinkan siswa agar tidak melakukan pelanggaran-

pelanggaran”.(Ww/I3/F1/T3/16-04-2015). 9 Hal senada Juga diperkuat oleh pengakuan Guru BK Sri

Widiastutik. S. Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Bentuk penerapan hukuman yang dilakukan salah satunya seperti halnya berdiri di depan kelas bahkan dikeluarkan didalam

kelas selama bel pergantian jam pelajaran”. (Ww/I2/F1/T2/05-01-2015). 10

8 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs.Sugiarto.M.Pd)SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

9 Wawancara langsung dengan Waka Kesiswaan (Rudi Siswanto.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 16-04-2015

10 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-

Hal senada juga disampaikan oleh Guru Djuhairiyah. S. Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan sebagaimana petikan wawancara berikut: “Bentuk dari penerapan hukuman itu sendiri bervariasi dari tingkat pelanggaran yang dilakukan siswa dan dari situasi dan kondisi. Karena itu bentuk yang diterapkan nantinya dapat memberi efek jera bagi siswa yang melanggar”.

(Ww/I4/F1/T3/05-01-2015). 11

Hal senada juga diakui oleh Guru Muyassaroh. S.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan sebagaimana petikan wawancara berikut: “Penerapan hukuman yang dilakukan di SMPN 1 Pademawu salah satunya yaitu berdiri di depan kelas selama jam pelajaran dengan tujuan agar siswa tersebut menjadi malu terhadap teman-temannya dan supaya

tidak mengulangi kesalahan kembali”. (Ww/I4/F1/T3/16-04-2015). 12 Hal senada juga diakui oleh Siswa Ahmad Maulana SMPN 1

Pademawu Pamekasan sebagaimana petikan wawancara berikut: “Hukuman yang diterapkan di sekolah ini tidak menutup kemungkinan para siswa tersebut yang sudah melanggar aturan-aturan akan dikeluarkan

di dalam kelas”. (Ww/I5/F1/T4/16-04-2015). 13 Hasil wawancara tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis

observasi yang menunjukkan Tampak adanya guru sedang menangani siswa dan memberikan hukuman pada siswa yang tidak lengkap memakai

11 Wawancara langsung dengan Guru (Djuhairiyah.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015 12 Wawancara langsung dengan Guru (Muyassaroh.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 16-04-2015

atribut sekolah pada saat upacara dengan hukuman lari keliling lapangan..(OB/F/T/05-01-2015). 14

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan telah dilaksanakan penerapan hukuman dalam membetuk kedisiplinan belajar siswa dan itu berlaku terus menerus dan tidak ada batasan waktu dalam berlakunya. Karena tidak membedakan satu sama lain. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Sugiarto. M.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Pada saat siswa tidak disiplin ketika proses belajar mengajar berlangsung maka saat itu juga hukuman tersebut diterapkan. Karena kami tidak begitu saja memberikan hukuman kepada siswa tanpa ada permasalahan terlebih dahulu yang diperbuat oleh

siswa”. (Ww/I1/F1/T1/05-01-2015). 15 Hal senada juga diakui disampaikan oleh Guru Sri Widiastutik.S.Pd

BK SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Dilaksanakannya suatu penerapan hukuman yaitu pada saat siswa tersebut tidak mematuhi aturan-aturan di sekolah. Maka pada saat

itu pula hukuman diterapkan”. (Ww/I2/F1/T2/05-01-2015). 16 Hal senada juga diperkuat oleh guru pengajar Djuhairiyah.S.Pd

SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Setiap waktu, karena bentuk pelanggaran itu sendiri tidak dapat diduga dan hukuman tanpa disadari dapat memberikan respon baik nantinya agar

14 Observasi, pada tangal 05-01-2015 15 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs.Sugiarto.M.Pd)SMPN 1 Pademawu Pamekasan,

20-02-2015 16 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-

siswa sadar akan tanggung jawabnya sebagai siswa yang diikat oleh peraturan yang ada di sekolah”. (Ww/I4/F1/T3/05-01-2015). 17

Pengakuan senada juga diakui oleh Waka Kesiswaan Rudi Siswanto.S.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Ketika proses belajar mengajar berlangsung maka saat itu juga hukuman tersebut diterapkan. Karena seorang guru tidak semena-mena melakukan hukuman kepada siswanya tanpa ada alasan

tertentu”. (Ww/I3/F1/T3/16-04-2015). 18 Hal senada juga disampaikan oleh Siswa Febri Kurniawan SMPN 1

Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Pada saat siswa tidak disiplin ketika proses belajar mengajar berlangsung maka saat itu juga hukuman tersebut diterapkan. Karena kami tidak begitu saja memberikan hukuman kepada siswa tanpa ada permasalahan terlebih

dahulu yang diperbuat oleh siswa”. (Ww/I5/F1/T4/05-01-2015). 19

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan telah dilaksanakan penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa memberikan hasil dan dampak positif bagi kemajuan siswa dan pencapaia tujuan pendidikan. Dampak positifnya siswa yaitu tidak lagi melanggar tat tertib yang sudah ditetapkan. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Sugiarto. M.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Yaitu dalam bentuk kedisiplinan dan tidak

17 Wawancara langsung dengan Guru (Djuhairiyah.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015 18 Wawancara langsung denganWaka Kesiswaan (Rudi Siswanto.S.Pd) SMPN 1 Pademawu

Pamekasan, 16-04-2015

melanggar maupun mengulangi perbuatan-perbuatan yang menyimpang sesuai tata tertib sekolah”. (Ww/I1/F1/T1/05-01-2015). 20

Hal senada juga disampaikan oleh Guru BK Sri Widiastutik.S.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Yaitu memberikan efek jera kepada siswa itu sendiri agar tidak mengulangi kesalahan kembali. Sehingga siswa tersebut mentaati semua peraturan yang sudah ditetapkan di sekolah”.(Ww/I2/F1/T2/05-01-

Hal senada juga duakui oleh Guru pengajar Djuhairiyah.S.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana petikan wawancara berikut: “Selama ini hasil dari penerapan hukuman itu sendiri memberikan hasil yang positif, yang mana siswa lebih berhati-hati dan disiplin setiap

melakukan perbuatan”. (Ww/I4/F1/T3/05-01-2015). 22

2. Keterlibatan Guru Pada Penerapan Hukuman Dalam Membentuk

Kedisiplinan Belajar Siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan.

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan guru terlibat dalam penerapan hukumnan dan telah melaksanakan penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa. Karena sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak sekolah dalam proses pengembangan siswa dan menjaga kedisiplinan siswa demi tercapainya tujuan pendidikan. Namun guru disini hanya dituntut untuk memberikan hukuman dalam

20 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs.Sugiarto.M.Pd)SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

21 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 20- 02-201505-01-2015

jenis pelanggaran ringan saja dan selebihnya akan ditangani oleh guru BK seperti pelanggaran ringan hingga berat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Sugiarto. M. Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagai berikut: “Ya, karena semua guru ikut berpartisipasi untuk menerapkan hukuman. Apalagi untuk membentuk kedisiplinan belajar siswa. Karena bukan kepala sekolah saja yang ingin melihat siswanya bisa disiplin ketika belajar, akan tetapi semua guru. Dan penerapan hukuman ini juga diperketat dengan adanya guru BK jika

terjadi pelanggaran sedang hingga berat”. (Ww/I1/F2/T1/05-01-2015). 23 Hal senada juga diakui oleh Guru BK Sri Widiastutik. S.Pd

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Tidak semuanya, akan tetapi guru dituntut agar bisa berpartisipasi dalam menerapkan hukuman agar kedisiplinan belajar siswa tetap terjaga. Karena kedisiplinan belajar siswa sangat penting didalam kelas makanya guru dituntut agar bisa menerapkan hukuman

anak tersebut”.

(Ww/I2/F2/T2/05-01-2015). 24

Hal senada juga dijelaskan oleh Guru pengajar Djuhairiyah.S.Pd sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ya, karena merupakan tanggung jawab seluruh pihak sekolah baik itu guru maupun pihak-pihak

23 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs.Sugiarto.M.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

24 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-

yang terkait yang ada dalam lingkungan sekolah”. (Ww/I4/F2/T3/05-01-

Hal senada juga diperkuat dengan pengakuan Siswa Febri Kurniawan sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ya. Karena itu sudah menjadi tugas guru dalam memberikan hukuman bagi siswa yang melakukan pelanggaran. Apalagi guru disini dituntut untuk berpartisipasi dalam penerapan hukuman agar bisa membentuk kedisiplinan belajar

siswa”. (Ww/I5/F2/T4/05-01-2015). 26 Hal senada juga diakui oleh Waka Kesiswaan Rudi Siswanto.S.Pd

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ya, karena guru merupakan pendidik dimana seorang guru mempunyai hak untuk mengambil tindakan bagi siswanya yang sudah melakukan pelanggaran sehingga diterapkanlah

suatu hukuman”. (Ww/I3/F2/T3/16-04-2015). 27 Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan penerapan hukuman dilakukan

dengan cara pendekatan persuasif, karena dengan penerapan hukuman yang dilakukan dengan cara pendekatan persuasif supaya guru bisa mengetahui siswa-siswi yang melakukan pelanggaran, akan tetapi hukuman itu diberikan bukan untuk menyakiti melainkan untuk memperbaiki perilaku siswa tersebut. Apalagi sudah ada konseling dari guru BK bagi siswa yang sering bermasalah ataupun pertama kalinya melakukan pelanggaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

25 Wawancara langsung dengan Guru (Djuhairiyah.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015 26 Wawancara langsung dengan Siswa (Febri Kurniawan) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015 27 Wawancara langsung dengan Bag.Kesiswaan (Rudi Siswanto.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan,

Kepala Sekolah Drs. Sugiarto. M. Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagai berikut: “Ada, yaitu dengan pendekatan persuasif. Dengan pendekatan persuasif tersebut siswa akan lebih terbuka sehingga dengan mudah guru akan mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa itu

sendiri”. (Ww/I1/F2/T1/05-01-2015). 28 Hal senada juga disampaikan oleh Waka Kesiswaan Rudi Siswanto

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Penerapan hukuman yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya dapat berupa dengan pendekatan persuasif. Karena dengan pendekatan tersebut kadang siswa lebih terbuka kepada guru sehingga guru bisa mengambil jalan keluar atas

permasalahan tersebut”. (Ww/I3/F2/T3/16-04-2015). 29 Hal senada juga diakui oleh Guru BK Sri Widiastutik.S.Pd

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ya. Karena dengan penerapan hukuman yang dilakukan dengan cara pendekatan persuasif supaya guru bisa mengetahui siswa-siswi yang melakukan pelanggaran, akan tetapi hukuman itu diberikan bukan untuk melukai melainkan untuk membenarkan

siswa tersebut”.

(Ww/I2/F2/T2/05-01-2015). 30

Hal senada juga diakui oleh guru pengajar Djuhairiyah. S. Pd sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Tentunya ada, karena dari pendekatan itu sendiri dapat memberikan respon terhadap perkembangan

28 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs. Sugiarto. M.Pd ) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

29 Wawancara langsung dengan Waka Kesiswaan (Rudi Siswanto) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 16- 04-2015

30 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-

siswa baik dari tingkah laku maupun tindakan yang diperbuat. Dan untuk mengetahui perkembangan psikis dari siswa”. (Ww/I4/F2/T3/05-01-

Hal senada juga diakui oleh Siswa Febri Kurniawan sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ya. Karena penerapan hukuman melalui pendekatan persuasive sangat penting. Apalagi disini ada konseling dari guru BK bagi siswa yang sering bermasalah ataupun pertama kalinya

melakukan pelanggaran”. (Ww/I5/F2/T4/05-01-2015). 32 Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan pertimbangan pada penerapan

hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa yaitu masih melihat situasi dan kondisi ketika siswa melakukan pelanggaran, serta melihat sejauh mana siswa melakukan pelanggaran. Karena Kepala Sekolah, guru tidak semenah-menah mengeluarkan hukuman akan tetapi masih melihat situasi dan kondisi dimana hukuman tersebut harus disesuaikan dengan kesalahannya, ada kriteria-kriteria seperti halnya hukuman ringan, sedang dan berat. jadi masih di pertimbangkan terlebih dahulu bahkan di musyawarahkan oleh semua guru dan Kepala Sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs.Sugiarto.M.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagai berikut: “Ada. Dalam mengeluarkan hukuman tidak semena-mena tetapi masih lihat situasi dan kondisi dimana hukuman tersebut ada criteria-kriterianya

31 Wawancara langsung dengan Guru (Djuhairiyah.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

seperti halnya hukuman ringan, sedang dan berat”. (Ww/I1/F2/T1/05-01-

Hal senada juga juga diakui oleh Guru BK Sri Widiastutik.S.Pd sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Karena seorang guru memberikan sanksi tidak semena-mena menghukumnya tetapi harus sesuai dengan kesalahannya. Apakah kesalahannya itu ringan, sedang dan berat. Karena sanksi itu sudah dipertimbangkan sebelum memberikan sanksi kepada siswa yang sudah melanggarnya”. (Ww/I2/F1/T2/05-01-

Hal senada juga disampaikan oleh Guru pengajar Djuhairiyah. S. Pd sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ada banyak pertimbangan, yaitu dari segi prilaku dan jenis perbuatan ataupun pelanggaran yang

diperbuat oleh siswa sesuai kriterianya”. (Ww/I4/F2/T3/05-01-2015). 35 Hal senada juga diakui oleh Siswa Febri Kurniawan sebagaimana

petikan wawancara berikut ini: “Dalam suatu penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa guru memperhatikan aspek criteria pelanggaran yang dilakukan siswa pada tingkat pelanggaran tersebut”.

(Ww/I5/F2/T4/05-01-2015). 36

Hal senada juga disampaikan oleh Guru pengajar Muyassaroh. S.Pd sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Dalam mengeluarkan suatu hukuman tidak semena-mena dan harus sesuai dengan dengan kesalahan

33 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs.Sugiarto.M.Pd)SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

34 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05- 01-2015

35 Wawancara langsung dengan Guru (Djuhairiyah.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

yang telah diperbuat oleh siswa tersebut. Karena dalam memberikan hukuman harus sesuai dengan ganjaran yang telah diperbuatnnya”.

(Ww/I4/F2/T3/16-04-2015). 37

3. Kendala Yang Dihadapi Guru Pada Penerapan Hukuman Dalam Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan.

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan Kendala yang dihadapi ketika penerapan hukuman dilaksanakan salah satunya tidak mendengarkan guru dalam menjelaskan materi. Tetapi bukan itu saja, terkadang anak yang terlambat itu juga bisa mempengaruhi pelajaran. Selain itu ketika guru menjelaskan didepan terkadang ada siswa yang (celometan) bicaranya dibelakang dan itu yang memebuat kurang disiplinnya belajar siswa. Dan juga mendengarkan Kepala Sekolah dan guru ketika menyampaikan tata tertib yang sampaikan pada upacara hari senin sedangkan siswa selalu mengabaikan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah ini. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs.Sugiarto SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagai petikan wawancara berikut: : ”Salah satunya tidak mendengarkan guru dalam menjelaskan materi. Tetapi bukan itu saja, terkadang anak yang terlambat itu juga bisa mempengaruhi pelajaran. Selain itu ketika guru menjelaskan didepan

37 Wawancara langsung dengan Guru (Muyassaroh. S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 16-04-

terkadang ada siswa yang celometan bicaranya dibelakang dan itu yang membuat kurang disiplinnya belajar siswa. (Ww/I1/F3/T1/05-01-2015). 38

Hal senada juga diakui oleh Guru BK Sri Widiastutik sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Terkadang ada anak yang masih tidak mendengarkan guru-gurunya meskipun sudah dikasih hukuman yang ada anak tersebut melakukan pelanggaran lagi sehingga anak tersebut harus ditangani oleh guru BK yang mana nantinya guru BK akan memberikan

hukuman melalui pendekatan”. (Ww/I2/F3/T2/05-01-2015). 39 Hal senada juga diakui oleh Waka Kesiswaan Rudy Siswanto.S.Pd

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Karena disini mayoritas siswanya berasal dari anak desa maka tidak menutup kemungkinan kurang kesadarannya suatu tata tertib atau aturan yang sudah ditetapkan oleh

sekolah”. (Ww/I3/F3/T3/16-04-2015). 40 Hal senada juga diakui oleh guru pengajar Djuhairiyah. S. Pd,

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Selama ini banyak kendala yang dihadapi oleh sekolah, karena itu semua timbul dari segala aspek psikis siswa dan tanggung jawab pihak sekolah yang kurang”.

(Ww/I4/F3/T3/05-01-2015). 41

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan efek jera dari siswa setelah penerapan hukuman itu dilaksanakan yaitu siswa lebih berhati-hati dalam

38 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs.Sugiarto) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05- 01-2015

39 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01- 2015

40 Wawancara langsung dengan Waka Kesiswaan (Rudy Siswanto.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 16-04-2015

bertingkah laku dan bertindak sehingga siswa lebih disiplin. Karena hukuman tersebut sudah membuat siswa merasakan efek jera dari hukuman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Sugiarto.M.Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagaimana wawancara berikut ini: “Ada siswa yang tidak mau ketika penerapan hukuman tersebut diberikan akan tetapi ada juga yang menerimanya karena siswa tersebut mengakui kesalahannya. Karena setiap siswa itu berbeda maka responnyapun juga berbeda”.

(Ww/I1/F3/T1/05-01-2015). 42

Hal senada juga diakui oleh guru BK Sri Widiastutik. S. Pd, sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ada, yang mana dalam hal ini adanya suatu penerapan hukuman memberikan respon yang positif bagi siswa, sehingga siswa mampu dan dapat menjalankan tata terb yang

ada dan berlaku di sekolah”. (Ww/I2/F3/T2/05-01-2015). 43 Hal senada juga diakui oleh guru pengajar Djuhairiyah.S.Pd,

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ada, dengan adanya penerapan hukuman tersebut siswa dapat mengontrol dan memperhatikan segala aspek tingkah lakunya. Dan menjadikan siswa lebih disiplin dan

bertanggung jawab”. (Ww/I4/F3/T3/05-01-2015). 44 Hal senada juga diakui oleh Siswa Ali Ridho, sebagaimana petikan

wawancara berikut ini: “Ya. Seorang siswa ketika diberikan suatu

42 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs. Sugiarto. M. Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

43 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S .Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05- 01-2015

hukuman maka akan berpikiran untuk tidak akan diberi hukuman kembali dengan

kesalahan kembali”.

(Ww/I5/F3/T4/16-04-2015). 45

Hal senada juga diakui oleh Siswa Febri kurniawan sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Ya. Karena siswa dituntut untuk disiplin dan harus mentaati peraturan yang ada dan berlaku di sekolah. Karena tiap pelanggaran itu terdapat sanksi yang harus siswa terima”.

(Ww/I5/F3/T4/05-01-2015). 46

Solusi ketika penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa yaitu melalui pendekatan dipanggil, diberi tahu anak ini kalau memang tidak melaksanakan hukuman itu pada akhirnya aka nada pemanggilan orang tua dan dimusyawarahkan karena dengan dimusyawarahkanlah solusi dalam penerapan hukuman itu akan keluar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Sugiarto. M. Pd SMPN 1 Pademawu Pamekasan, sebagai berikut: “Solusinya kepala sekolah selalu mencari cara supaya anak-anak tidak melakukan pelanggarannya lagi, serta mematuhi tata tertib yang sudah ditetapkan disekolah tersebut agar tetap disiplin belajarnya”.

(Ww/I1/F3/T1/05-01-2015). 47

Hal senada juga disampaikan oleh guru BK Sri Widiastutik.S.Pd, sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Solusinya yaitu setiap guru-

45 Wawancara langsung dengan siswa (Ali Ridho) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 16-04-2015 46 Wawancara langsung dengan Siswa(Febri kurniawan) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015

47 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah (Drs. Sugiarto. M. Pd)SMPN 1 Pademawu Pamekasan,

guru selalu memberikan arahan kepada siswanya agar tidak melakukan pelanggaran ataupun tata tertib yang ada di sekolah ini serta selalu disiplin

setiap saat”. (Ww/I2/F3/T2/05-01-2015). 48 Hal senada juga diakui oleh guru pengajar Djuhairiyah. S. Pd,

sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Yaitu nantinya dapat memberikan kontribusi positif sehingga pihak sekolah lebih mengedepankan kedisiplinan, dengan berbagai variasi dan tidak terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang akan merugikan siswa itu sendiri”.

(Ww/I4/F3/T3/05-01-2015). 49

Hal senada juga dijelaskan dengan jelas oleh Waka Kesiswaan Rudi Siswanto.S.Pd, sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Tentunya pasti ada siswa yang merasa jera terhadap suatu hukuman yang sudah diberikan oleh seorang guru. Karena kalau tidak begitu maka siswa tersebut pasti akan mengulangi kesalahan yang sama”. (Ww/I3/F3/T3/16-

04-2015). 50

Hal senada juga pengakuan siswa Febri Kurniawan sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “Berbagai cara guru memberikan hukuman yang membuat siswa tidak lagi mengulang pelanggaran dan itupun sanksi yang diberikan semakin berat dan bervariasi”. (Ww/I5/F3/T4/05-01-

48 Wawancara langsung dengan Guru BK (Sri Widiastutik.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05- 01-2015

49 Wawancara langsung dengan guru (Djuhairiyah.S.Pd) SMPN 1 Pademawu Pamekasan, 05-01-2015 50 Wawancara langsung dengan Waka Kesiswaan(Rudi Siswanto.S.Pd) SMPN 1 Pademawu

Pamekasan, 16-04-2015

Hal senada juga diakui oleh Siswa Ahmad Maulana sebagaimana petikan wawancara berikut ini: “banyak cara yang dilakukan seorang guru agar siswa tersebut tidak mengulangi kesalahan kembali yaitu salah satunya dengan cara akan dipanggilkan kedua orang tuanya”.

(Ww/I5/F3/T4/16-04-2015). 52

Hasil wawancara tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis observasi yang menunjukkan Tampak dewan guru memberikan himbauan dan pemahaman kepada siswa atas tanggung jawab sebagai siswa dalam dunia pendidikan

sebagai bekal masa depan.(OB/F/T/05-01-2015).

yang sesungguhnya

B. Temuan Penelitian

1. Pemberian Hukuman Dilakukan Dalam Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan telah dilaksanakan penerapan hukuman. Karena Kepala dan guru selalu menekankan kepada semua siswa supaya selalu disiplin setiap harinya, Apalagi dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa memang harus dilaksanakan secara betul. Baik secara disiplin untuk tidak terlambat, disiplin supaya mematuhi tata tertib sekolah. Ada banyak bentuk penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa sesuai kriteria pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dari tingkat pelanggaran ringan, sedang dan pelanggaran berat yaitu seperti contoh bentuk hukuman yaitu dari berdiri, skorsing, dan dikeluarkan dari sekolah. Penerapan hukuman dalam membetuk kedisiplinan belajar siswa dan itu berlaku terus

menerus dan tidak ada batasan waktu dalam berlakunya karena tak mebedakan satu sama lain. Dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa memberikan hasil dan dampak positif bagi kemajuan siswa dan pencapaia tujuan pendidikan.

2. Keterlibatan Guru Pada Penerapan Hukuman Dalam Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan

Penerapan hukuman SMPN 1 Pademawu Pamekasan dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak sekolah dalam proses pengembangan siswa dan menjaga kedisiplinan siswa demi tercapainya tujuan pendidikan. Penerapan hukuman dilakukan dengan cara pendekatan persuasif, karena dengan penerapan hukuman yang dilakukan dengan cara pendekatan persuasif supaya guru bisa mengetahui siswa-siswi yang melakukan pelanggaran, akan tetapi hukuman itu diberikan bukan untuk melukai melainkan untuk membenarkan atau memperbaiki perilaku siswa tersebut. Apalagi disini ada konseling dari guru BK bagi siswa yang sering bermasalah ataupun pertama kalinya melakukan pelanggaran. Penerapan hukuman masih dipertimbangkan terlebih dahulu. Karena Kepala Sekolah atau guru tidak semena-mena mengeluarkan hukuman akan tetapi masih melihat situasi dan kondisi dimana hukuman tersebut harus disesuaikan dengan kesalahannya, ada kriteria-kriteria seperti halnya hukuman ringan, sedang dan berat. Jadi masih di pertimbangkan terlebih dahulu bahkan di musyawarahkan oleh semua guru dan Kepala Sekolah.

3. Kendala Yang Dihadapi Guru Pada Penerapan Hukuman Dalam

Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan.

Kendala yang dihadapi ketika penerapan hukuman dilaksanakan Salah satunya tidak mendengarkan guru dalam menjelaskan materi. Tetapi bukan itu saja, terkadang anak yang terlambat itu juga bisa mempengaruhi pelajaran. Selain itu ketika guru menjelaskan didepan terkadang ada siswa yang (celometan) bicaranya dibelakang dan itu yang memebuat kurang disiplinnya belajar siswa. Dan juga mendengarkan Kepala Sekolah dan guru ketika menyampaikan tata tertib yang sampaikan pada upacara hari senin sedangkan siswa selalu mengabaikan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah ini. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa yaitu adanya efek jera pada siswa sehingga siswa lebih berhati-hati dalam bertingkah laku dan bertindak sehingga siswa lebih disiplin. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa nantinya mampu melatih diri agar siswa disiplin dan memberikan arahan dan masukan bagi perkembanga psikis siswa.

C. Pembahasan

1. Pemberian Hukuman Dilakukan Dalam Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan

Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan telah dilaksanakan penerapan hukuman. Karena Kepala dan guru selalu menekankan kepada semua siswa supaya selalu disiplin setiap harinya. Ada banyak bentuk penerapan

hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa sesuai criteria pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dari tingkat pelanggaran ringan, sedang dan pelanggaran berat yaitu seperti contoh bentuk hukuman yaitu dari berdiri, skorsing, dan dikeluarkan dari sekolah. Penerapan hukuman dalam membetuk kedisiplinan belajar siswa dan itu berlaku terus menerus dan tidak ada batasan waktu dalam berlakunya karena tak mebedakan satu sama lain. Dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa memberikan hasil dan dampak positif bagi kemajuan siswa dan pencapaia tujuan pendidikan.

Menurut buku karangan Syamsul Bachri bahwasanya penggunaan hukuman dan disiplin secara konsisten serta bantuan pemecahan masalah

merupakan aspek penting dalam proses pembimbingan dan pengasuhan. 53 Serta menurut buku karangan Mamiq Gaza Psikologis, hukuman pada

kondisi tertentu juga harus diberikan sehingga siswa merasa ada hal yang perlu ditakuti dan dipertimbangkan lagi sebelum lebih jauh memutuskan untuk melakukan kesalahan. Dengan adanya legalitas pemberian hukuman, mekanisme kendali yang efektif melainkan harus melalui

prosedur. 54

2. Keterlibatan Guru Pada Penerapan Hukuman Dalam Membentuk

Kedisiplinan Belajar Siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan

Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak sekolah dalam proses pengembangan siswa dan menjaga kedisiplinan siswa demi

53 Syamsul bachri, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarata: Kencana Prenadamedia Group, 2010), hlm. 69.

tercapainya tujuan pendidikan. Namun guru disini hanya dituntut untuk memberikan hukuman dalam jenis pelanggaran ringan saja dan selebihnya akan ditangani oleh guru BK. Penerapan hukuman masih dipertimbangkan terlebih dahulu. karena Kepala Sekolah atau guru tidak semenah-menah mengeluarkan hukuman akan tetapi masih melihat situasi dan kondisi dimana hukuman tersebut harus disesuaikan dengan kesalahannya, ada kriteria-kriteria seperti halnya hukuman ringan, sedang dan berat. jadi masih di pertimbangkan terlebih dahulu bahkan di musyawarahkan oleh semua guru dan Kepala Sekolah.

Menurut buku karangan Sirinam S. Khalsa bahwasanya tidak ada satu pendekatan yang berlaku setiap waktu pada setiap siswa. Kadang- kadang terjadi ketika semua siswa menanggapi prosedur disiplin dengan cara yang serupa.tetapi, pada umumnya, pendekatan harus dirancang sesuai kebutuhan agar sesuai dengan usia dan kepribadian tiap siswa. Selain itu, sejumlah guru merasa lebih nyaman dengan satu pendekatan

disiplin dari pada pendekatan lain. 55 Dan juga menurut buku karangannya Sardiman membimbing dalam

hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungandan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing, ada dua fungsi, yakni fungsi moral dan fungsi kedinasan. Guru dengan segala perannya akan keliatan lebih

menonjol fungsi moralnya, sebab walaupun dalam situasi kedinasan pun guru tidak dapat melepaskan fungsi moralnya. 56

3. Kendala Yang Dihadapi Guru Pada Penerapan Hukuman Dalam Membentuk Kedisiplinan Belajar Siswa Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan.

Kendala yang dihadapi ketika penerapan hukuman dilaksanakan Salah satunya tidak mendengarkan guru dalam menjelaskan materi. Tetapi bukan itu saja, terkadang anak yang terlambat itu juga bisa mempengaruhi pelajaran. Selain itu ketika guru menjelaskan didepan terkadang ada siswa yang (celometan) bicaranya dibelakang. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa yaitu adanya efek jera pada siswa sehingga siswa lebih berhati-hati dalam bertingkah laku dan bertindak sehingga siswa lebih disiplin. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa nantinya mampu melatih diri agar siswa disiplin dan memberikan arahan dan masukan bagi perkembanga psikis siswa.

Menurut buku karangannya Mamiq Gaza bahwasanya apapun bentuk hukuman yang diberikan pada siswa sebaiknya bersifat positif sehingga hasilnya pun berbuah positif pada siswa. Sebab, jika hukuman berlandasan pada hal-hal negatif, bukan tidak mungkin akan menimbulkan

hal negatif pula. 57

56 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 140.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Di SMPN 1 Pademawu Pamekasan telah dilaksanakan penerapan hukuman. Karena Kepala dan guru selalu menekankan kepada semua siswa supaya selalu disiplin setiap harinya. Ada banyak bentuk penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa sesuai criteria pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dari tingkat pelanggaran ringan, sedang dan pelanggaran berat yaitu seperti contoh bentuk hukuman yaitu dari berdiri, skorsing, dan dikeluarkan dari sekolah. Penerapan hukuman dalam membetuk kedisiplinan belajar siswa dan itu berlaku terus menerus dan tidak ada batasan waktu dalam berlakunya karena tak mebedakan satu sama lain. Dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa memberikan hasil dan dampak positif bagi kemajuan siswa dan pencapaia tujuan pendidikan.

2. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak sekolah dalam proses pengembangan siswa dan menjaga kedisiplinan siswa demi tercapainya tujuan pendidikan. Namun guru disini hanya dituntut untuk memberikan hukuman dalam jenis pelanggaran ringan saja dan selebihnya akan ditangani oleh guru BK seperti pelanggaran ringan hingga berat. Penerapan hukuman masih dipertimbangkan terlebih dahulu. karena Kepala Sekolah atau guru tidak semenah-menah mengeluarkan hukuman akan tetapi masih melihat situasi dan kondisi dimana hukuman tersebut harus disesuaikan dengan 2. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa di SMPN 1 Pademawu Pamekasan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak sekolah dalam proses pengembangan siswa dan menjaga kedisiplinan siswa demi tercapainya tujuan pendidikan. Namun guru disini hanya dituntut untuk memberikan hukuman dalam jenis pelanggaran ringan saja dan selebihnya akan ditangani oleh guru BK seperti pelanggaran ringan hingga berat. Penerapan hukuman masih dipertimbangkan terlebih dahulu. karena Kepala Sekolah atau guru tidak semenah-menah mengeluarkan hukuman akan tetapi masih melihat situasi dan kondisi dimana hukuman tersebut harus disesuaikan dengan

3. Kendala yang dihadapi ketika penerapan hukuman dilaksanakan di SMPN

1 Pademawu Pamekasan Salah satunya tidak mendengarkan guru dalam menjelaskan materi. Tetapi bukan itu saja, terkadang anak yang terlambat itu juga bisa mempengaruhi pelajaran. Selain itu ketika guru menjelaskan didepan terkadang ada siswa yang (celometan) bicaranya dibelakang. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa yaitu adanya efek jera pada siswa sehingga siswa lebih berhati-hati dalam bertingkah laku dan bertindak sehingga siswa lebih disiplin. Penerapan hukuman dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa nantinya mampu melatih diri agar siswa disiplin dan memberikan arahan dan masukan bagi perkembanga psikis siswa.

B. Saran

1. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat memberikan contoh sikap ataupun tingkah laku yang baik sehingga siswa juga dapat meniru tingkah laku tersebut dan Hendaknya kepala sekolah lebih meningkatkan pengawasan terhadap guru dan murid di dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar berhasil dan sukses dengan visi dan misi.

2. Bagi para guru, diharapkan dapat memperhatikan tingkah laku siswa bukan hanya memperhatikan mata pelajarannya saja karna itu adalah tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik serta, guru dapat memahami tingkah laku siswa

3. Bagi siswa, diharapkan dapat mengikuti peraturan yang ada, dan lebih memperhatikan lagi peraturan yang sudah di tentukan oleh kepala sekolah serta mentaatinya secara baik.

4. Bagi Orang tua, diharapkan dapat memperhatikan kemajuan belajar anak- anaknya dengan selalu memotivasi dan mengarahkan untuk selalu belajar agar dan selalu berusaha untuk menjadi penghubung antara guru dan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’ an Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2007. AL-Jumbulati,Ali, Abdul Futuh At-tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Buna’i, Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan, Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2006. Danim, Sudarwan, Khairil, Psikologi pendidikan, Bandung: alfabeta, 2010. Gaza, Mamiq, Bijak Menghukum siswa, Jojakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada. http://antitesisku.blogspot.com/2006/12/efektifitas-hukuman-terhadap-siswa.html.

diakses tanggal 23 maret 2015. Minarti, Sri, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Naim, Ngainum, Character Building, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Padil, Moh, triyo Supriyanto, Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: UIN maliki Press, 2010.

Prihatin, Eka, Manajemen peserta Didik, Bandung: Alfabeta, 2011.

Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Jawa Barat: Alfabel, 2009. Salim, Moh. Haitami & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Goup,2007. Sardiaman, interaksi & Motivasi Belajara Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2011. Sirinam S. Khalsa, Pengajaran Disiplin & Harga Diri, Jakarta: PT Indeks, 2008. Subari, Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka Perbaikan Situasi B, Jakarta: Bina

Aksara,1994. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Bandung: Alfabeta, 2010. Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Undang-undang RI No 14 Tahun 2005, Guru Dan Dosen, Bandung: Citra Umbara.