Alat dan Cara Penelitian Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Gambaran Umum

Kabupaten Asmat terletak pada bagian Selatan Provinsi Papua dengan letak geografis antara 137 o – 140 o Bujur Timur dan 4 o – 7 o Lintang Selatan dengan luas 23.746 Km 2 . Secara administratisi pemerintahan Kabupaten Asmat terdiri dari tujuh Distrik Kecamatan dan 139 Kampung Desa. Secara administrasi wilayah Kabupaten Asmat mempunyai batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo; - Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura dan Kabupaten Mappi; - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mimika; - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan Boven Digoel. Letak geografis Kabupaten Asmat berbatasan dengan Laut Arafura yang merupakan jembatan perhubungan dengan Australia dan daerah Pasifik lainnya. Posisi ini sangat menguntungkan dari segi aksesibilitas dan ekonomi.. Untuk lebih jelasnya Kabupaten Asmat secara administratif dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1:Jumlah Kampung dan Luas Wilayah Menurut Distrik di Kabupaten Asmat No Distrik Ibukota Distrik Kampung Luas Km 2 1 AGATS Agats 9 2.963 2 ATSY Atsy 22 4.282 3 PANTAI KASUARI Kamur 35 2.297 4 SAWA ERMA Sawa Erma 36 6.974 5 SUATOR Suator 16 3.205 6 AKAT Ayam 9 3.057 7 FAYIT Basim 12 968 Jumlah 139 23.746 Sumber: Bappeda Kabupaten Asmat, 2007. Dari data tersebut diketahui bahwa untuk Kabupaten Asmat, Distrik Sawa Erma merupakan Distrik terluas dengan luas 6.974 Km 2 atau 29,36 dari luas wilayah Kabupaten Asmat dan Distrik Fayit merupakan distrik terkecil dengan luas 967 Km 2 atau 4,07 luas wilayah. Kondisi topografi Kabupaten Asmat terletak pada daerah dataran rendah berkisar antara 0 – 100 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayahnya merupakan daerah dataran yang dialiri banyak sungai dan dengan genangan air sepanjang tahun. Kemiringan tanah atau lereng merupakan salah satu faktor pembatas dalam pengolahan tanah dan pengaruhnya besar sekali terhadap penyebab erosi tanah.. Pembudidayaan wilayah yang berlereng akan menggangu kestabilan debit air di wilayah hilir karena aliran permukaan run off di wilayah hulu tidak terkendali. Sebaliknya di Kabupaten Asmat dengan tingkat kemiringan yang relatif landai maka yang terjadi adalah kecenderungan untuk tergenang air setelah hujan atau air pasang. Kondisi iklim di Kabupaten Asmat cukup bervariasi mulai dari daerah beriklim kering di pantai Selatan akibat pengaruh angin kering yang bertiup dari daratan Australia sampai dengan daerah beriklim basah dengan curah hujan tinggi di daerah Utara. Angin Muson Tenggara yang bertiup antara bulan Mei hingga Nopember berasal dari benua Asutralia saat matahari berada di Utara khatulistiwa sehingga menyebabkan daerah ini merupakan daerah rendah tekanan udaranya. Angin Muson Tenggara mempunyai sifat tidak banyak mengandung uap air karena daratan Australia yang sebagian besar teridiri dari daerah sabana yang tandus. Angin Muson Barat Laut yang bertiup antara bulan Desember hingga April mempunyai sifat sebaliknya dengan Angin Muson Tenggara. Angin berasal dari daratan Asia yang pada saat matahari berada diatas daratan Australia di Selatan khatulistiwa yang menyebabkan daerah ini rendah tekanan udaranya. Angin Muson Barat Laut banyak mengandung uap air karena daerah yang dilalui cukup panjang dan hampir sebagian besar melewati samudera dan laut. Karena sifatnya demikian banyak mendatangkan hujan terutama di daerah utara Kabupaten Asmat. Angin Muson Tengara dan Barat Laut mempunyai kecepatan rata-rata antara 0,5-1,5 mdetik di sore dan pagi hari. Sedangkan pada siang hari antara 3-4 mdetik. Pada kenyataannya angin Barat lebih besar kecepatannya dibandingkan dengan angin Tenggara. Pada musim angin Barat, daerah yang terkena pengaruhnya adalah