POTENSI-POTENSI BELAJAR

CHAPTER IV POTENSI-POTENSI BELAJAR

Potensi memiliki arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih belum tergali dalam arti masih terpendam dan dapat dimunculkan menjadi sesuatu yang nyata, sehingga membutuhkan sebuah proses untuk dikembangkan hingga suatu level yang lebih tinggi dan digunakan secara optimal. Penjelasan dari Dr. Stenberg pakar psikologi dari Universitas Yale (Practical Intellegence, John meunier, Fall, 2003). Ia berkesimpulan bahwa kemampuan manusia itu pada dasarnya bukan bersifat baku pada satu bentuk atau titik tertentu (not fixed ability), tetapi suatu kemampuan yang sifatnya terus berkembang (Developing abities). Dalam hal ini ada 7 potensi yang selalu ada dalam diri si pembelajar dan akan dipaparkan atau dijelaskan yaitu: inteligensi, bakat, minat, perhatian, daya pikir, daya ingat, dan kemauan sebagai faktor yang berada dalam sifat potensi.

A. Inteligensi. Inteligensi adalah suatu kemampuan mental, pikiran atau intelektual. Inteligensi merupakan bagian dari proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi (higher order cognition). Secara umum inteligensi sering disebut kecerdasan, sehingga orang yang memiliki inteligensi tinggi sering disebut cerdas atau golongan jenius. Dalam hal ini para ahli belum dapat kesatuan dari definisi inteligensi. Menurut Solso (1988), inteligensi merupakan suatu kemampuan memperoleh dan menggali informasi; mengunakan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep secara konkret ataupun abstrak dan menghubungkan diantara objek-objek dengan gagasan-gagasan serta wawasan yang dipelajari. Secara umum inteligensi sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk berfikir abstrak.

2. Untuk menangkap hubungan-hubungan untuk belajar.

3. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru. Perumusan pertama (1) melihat inteligensi sebagai kemampuan berfikir, perumusan

kedua (2) sebagai kemampuan untuk belajar, dan yang ketiga (3) sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Dari ketiga aspek tersebut terlihat berbeda namun memiliki keterkaitan satu sama lain.

B. Bakat. Bakat adalah kemampuan daasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relative pendek dibandingkan orang lain namun hasilnya justru lebih baik dari orang lain. Faktor ini juga dapat memengaruhin sebuah kinerja dari proses belajar menjadi lebih efisien, efektif dan lebih mudah. Pada dasarnya bakat memiliki sebuah limit dimana seseorang dapat memiliki bakat suatu pengetahuan yang lebih menonjol dari pembelajaran yang lainnya. Bakat juga dapat didefiniskan sebagai suatu pembawaan alamiah sejak lahir karena didasari faktor-faktor tertentu yang menjadikannya ahli dalam bidang tersebut, dalam hal ini bakat harus seimbang dengan adanya minat karena dengan adanya minat bakat tersebut akan tumbuh lebih baik dengan melewati fase proses.

Menurut pakar M. Ngalim Purwanto kata bakat lebih dekat dengan pengertiannya dengan kata APTITUDE yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu.

William B. Michael memberi definisi mengenai bakat sebagai berikut: An aptitude may be defined as a person’s capacity, or hyphotectical potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined pettern of behaviour involved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training (Michael, 1960: 59).

Jadi Michael meninjau bakat itu terutama segi kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas, yang sedikit sekali bergantung kepada latihan mengenai hal tersebut. Woodworth dan Marquis memberikan pendapat “aptitude is predictable achievement and can be measured by specially devised test” (Woodworth and Marquis, 1957: 58). Bakat (aptitude), oleh woodworth dan marquis dimasukan sebagai salah satu kemampuan (ability), menurutnya ability memiliki 3 arti, yaitu:

Archievement yang merupakan actual ability, yang diukur langsung dengan alat atau test tertentu. Capacity yang merupakan potential ability, yang diukur dengan cara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, dimana kecakapan ini berkembang dengan perpaduan dasar training yang intensif dan pengalaman.

Aptitude sebagai kualitas yang hanya dapat diungkap/ diukur dengan test khusus yang sengaja dibuat untuk hal tersebut. (Purwanto, 2007)

Jenis-jenis bakat:

1. Bakat umum: merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.

2. Bakat khusus: merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki bakat tersebut.

e.g. bakat seni, kepimpinan, penceramah, dan olahraga.

Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu:

a. Bakat verbal. Bakat berbentuk konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata.

b. Bakat numerical. Bakat yang berbentuk konep dalam angka.

c. Bakat skolastik.

Bakat yang berbentuk kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya bersifat rasional.

d. Bakat abstrak. Bakat yang berbentuk kata maupun angka namun berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk maupun posisi-posisinya.

e. Bakat mekanaik. Bakat tentang prinsip-prinsip umum berbasis ilmu pengetahuan tentang mesin.

f. Bakat relasi ruang (spasial). Bakat yang mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam tiga dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu degan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta mudah menyesuaika orientasi salam ruang tiga dimensi.

g. Bakat kecepatan ketelitian klerikal. Bakat tentang penulisan, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dsb.

h. Bakat Bahasa (linguistic). Bakat tentang penalaran analitis Bahasa (ahli sastra).

C. Minat. Berbeda dengan bakat, minat terjadi karena hasil pengenalan suatu lingkungan. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi sebuah potensi atas pendalaman minat tersebut. Minat juga tergolong faktor yang membuat seseorang merasa keinginan kuat akan hal yang diasukai, untuk itulah butuh perhatian khusus bagi pendidik untuk menilai dan mempertimbangkan minat dari peserta didik serta mengarahkannya agar potensi dapat secara optimal, efektif dan efisien. Menurut sejumlah ahli mengemukakan bahwa minat dalam definisinya sendiri seperti; Kamisa (1997), minat dapat diartikan sebagai kehendak, keinginan, atau kesukaan. Gunarso (1995), minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Hurlock (1999), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. John Holland, ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberi pengertian minat sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.

Berdasarkan definisi di atas, minat memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Minat merupakan suatu gejala psikologis.

2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subjek karna tertarik.

3. Adanya timbul perasaan senang terhadap objek atau aktivitas yang dilakukan.

4. Adanya kemauan untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

Dari hal serta unsur dijelaskan kita bisa mengaitkan antara bakat dengan sebuah minat, ini merupakan hal yang satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan karena bakat merupakan faktor awal terjadinya sebuah potensi akan tetapi tanpa adanya sebuah minat hal itu akan membuat segala sesuatunya menjadi tidak berkembang. Dalam hal ini terlepas dari bagaimana bakat dan minat yang sebagai fondasi dalam potensi, bakat tidak indentik dengan minat sehingga kita akan menemukan bahwa kedua perbedaan konteks tersebut seperti:

2 Natural/alami/bawaan. Nurtural/ hasil belajar/ pengalaman

3 Terlepas dari aspek suka atau Orientasi terhadap hobi/ kesukaan tidak suka.

semata.

4 Tidak mudah berubah atau Mudah berubah sesuai dengan keinginan permanen.

dari pembelajar.

5 Aspek genetik lebih dominan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi minat yang diambil berdasarkan (Crow and crow, 1973) minat akan berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dari sebab akan dipakai lagi delam kegiatan yang sama. Faktor terjadinya minat akan diuraikan sebagai berikut:

a. The factor inner urge. Ransangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan menimbulkan minat.

b. The factor of social motive. Minat seseorang terhadap objek atau sesuatu hal yang mengiginkan suatu keberhasilan dalam lingkungan sosial.

c. Emosioanal factor. Faktor perasaan atau emosi ini mempunyai pengaruh terhadap individu dalam suatu kegiatan tertentu dalam bentuk kesenangan dan semangat.

D. Perhatian. Satu lagi potensi yang ada pada diri pembelajar yang dapat dikelolah secara maksimal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar, yaitu sebuaah perhatian. Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh organisme dan kesadaran seseorang. Faktor- faktor yang mempengaruhi perhatian, tidak selamanya dapat menarik perhatian orang lebih lanjut, karena objek tersebut harus memiliki makna atau arti yang kuat untuk memerhatikan dari individu. Pada pernyataan tersebut dibutuhkan latar belakang pengalaman atau dasar pengetahuan, keadaan/ situasi yang menunjang untuk memfokuskan perhatiannya.

E. Daya pikir. Salah satu keungulan dari manusia pada dasarnya adalah dapat berfikir. Potensi ini sangat berperan dalam proses belajar dan pembelajaran, sekaligus menjadi salah satu tujuan belajar. Ada beberapa unsur yang sangat penting hubungan pemikiran sebagai fungsi mental, yaitu:

1. Merupakan suatu kekuatan yang memiliki daaya dorong .

2. Kekuatan itu terorganisasikannya adalah unsur-unsur psikis

3. Yang diorganisasikannya adalah unsur-unsur psikis..

4. Mempunyai dasar kesadaran atau tujuan menciptakan.

5. Apa yang siciptakan itu Nampak dalam wujud konsep-konsep, materi maupun gerak-gerik perbuatan.

dengan dasar 5 unsur tersebut, dapat dirumuskan pengertian dalam arti sebagai fungsi psikis. Pemikiran adalah sebuah kekuatan psikis yang mengorganisasikan secara sistematik unsur-unsur psikis lain sehingga ia dapat mengontrol dan mengendalikannya dengan sadar untuk mencapai tujuan menciptakan sesuatu yang baru, baik bersifat konseptual, material maupun bersifat perbuatan. Adapun pula dengan dasar 5 unsur tersebut, dapat dirumuskan pengertian dalam arti sebagai fungsi psikis. Pemikiran adalah sebuah kekuatan psikis yang mengorganisasikan secara sistematik unsur-unsur psikis lain sehingga ia dapat mengontrol dan mengendalikannya dengan sadar untuk mencapai tujuan menciptakan sesuatu yang baru, baik bersifat konseptual, material maupun bersifat perbuatan. Adapun pula

a. Pembentukan pengertian.

b. Pembentukan pendapat.

c. Penarikan kesimpulan.

F. Daya ingat. Pembelajaran ini lebih dominan mengacu pada teori behaviorisme, yaitu menekankan hubungan stimulus-respon. Metode ini tidak salah untuk diaplikasikan akan tetapi harus disertai dengan pemahaman karena menghapal merupakan fondasi utama untuk berfikir sehingga lebih memahami secara keseluruhan.

G. Kemauan. Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi, kemauan itu dapat diartikan sebagai kebijaksanaan akal dan wawasan untuk mendalami sebuah bidang, di samping itu juga ada kontrol dan persetujuan dari pusat kepribadian. Ciri-ciri adanya kemauan sebagai berikut:

1. Kemauan merupakan dorongan dari dalam yang khusus dimiliki manusia.

2. Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan.

3. Kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.

4. Di dalam gejala kemauan terdapat sifat aktif/ giat. Proses kemauan akan diikuti aktivitas yang disebut perbuatan. Dorongan

kemauan akan menyebabkan timbulnya tekad, atau kesiapan untuk mencapai suatu tujuan yang mempunyai proses bertingkat. Berikut ini akan dipaparkan sebuah proses dari kemauan tersebut:

1. Adanya motive.

2. Mempertimbangkan motive-motive tersebut.

3. Memilih.

4. Memutuskan.

5. Melaksanakan kepututsan berdasarkan kemauan.