Kegiatan Belajar 1. Menentukan Validitas Instrumen Penilaian

A. Kegiatan Belajar 1. Menentukan Validitas Instrumen Penilaian

Ketika Anda menyusun suatu instrumen tes untuk siswa Anda, apakah tes tersebut telah mengukur sesuai dengan harapan Anda? Bagaimanakah kualitas

dari instrumen yang Anda susun? Apakah telah valid ? Bagaimanakah

menentukan validitas dari instrumen yang telah disusun?

Nunnaly (1970) menyatakan bahwa pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung pada macam validitas yang digunakan. Berdasarkan tujuannya, validitas dibedakan menjadi empat macam (Messick, 1989), yaitu:

1. Validitas isi (content validity)

Menurut Guion (1977), validitas isi dapat ditentukan berdasarkan justifikasi para ahli. Prosedur yang ditempuh agar instrumen tes tersebut valid, adalah: mendefinisikan kisi- kisi yang hendak diukur, menentukan kisi-kisi yang akan diukur oleh masingmasing soal, dan membandingkan masing-masing soal dengan kisi-kisi yang sudah ditetapkan.

2. Validitas konstruk (construct validity) Suatu alat ukur dikatakan memenuhi validitas konstruk apabila soal-soal yang telah dibuat memenuhi aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum. Ketika Anda menyusun suatu instrumen tes untuk siswa Anda, apakah tes tersebut telah mengukur sesuai dengan harapan Anda? Bagaimanakah kualitas dari instrumen yang kita susun? Apakah telah valid ? Bagaimanakah menentukan validitas dari instrumen yang telah kita susun?

3. Validitas prediksi (predictive validity) Validitas prediksi menunjukkan kepada hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

4. Validitas konkuren (concurent validity) Validitas konkuren atau validitas yang ada sekarang menunjuk pada hubungan antara tes skor dengan yang dicapai pada keadaan sekarang. Validitas ini dikenal sebagai validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konkuren jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Setelah mengetahui berbagai bentuk validitas yang ada, kemudian bagaimanakah cara mengukur validitas? Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang dikemukakan oleh Pearson berikut ini.

Dengan, rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y (x = X - . Ʃxy : jumlah perkalian antara x dan y

x 2 : kuadrat dari x y 2 : kuadrat dari y

Setelah didapatkan nilai r hitung, kemudian kita bandingkan dengan r tabel (ada pada lampiran). Kemudian pemaknaannya adalah, jika r hitung >r tabel , maka instrumen tersebut valid. Sebagai contoh, perhatikan uraian berikut. Misal X adalah nilai matematika pada Setelah didapatkan nilai r hitung, kemudian kita bandingkan dengan r tabel (ada pada lampiran). Kemudian pemaknaannya adalah, jika r hitung >r tabel , maka instrumen tersebut valid. Sebagai contoh, perhatikan uraian berikut. Misal X adalah nilai matematika pada

IX. Akan dicari validitas dari ujian tersebut.

Tabel 11. Hitungan untuk Koefisien Korelasi Product Moment

Hasil hitungan didapatkan r hitung adalah 0,802, sedangkan r tabel (derajat bebas = N- 2 = 10-2 =8, taraf signifikansi 5%) adalah 0,707, maka r hitung = 0,802 > r tabel = 0,707, maka instrumen tersebut dengan taraf signifikansi 5% adalah valid. Selain cara di atas, validitas tes dapat ditentukan dengan memanfaatkan pendapat ahli. Pertimbangan yang diminta kepada ahli menyangkut isi dari butir dan kisi-kisi. Orang yang dapat dimintakan pendapatnya adalah yang memang memiliki kompetensi di bidang pengembangan tes tersebut. Pemberian pendapat dapat dilakukan dengan memberikan respon atas kesesuaian butir yang ditulis dengan kisikisinya dalam hal materi. Ahli dapat memberi pendapat tentang kebaikan dan kelemahan tes, dan memberikan saran perbaikan. Selaian itu, pendapat ahli dapat pula dikuantifikasikan Hasil hitungan didapatkan r hitung adalah 0,802, sedangkan r tabel (derajat bebas = N- 2 = 10-2 =8, taraf signifikansi 5%) adalah 0,707, maka r hitung = 0,802 > r tabel = 0,707, maka instrumen tersebut dengan taraf signifikansi 5% adalah valid. Selain cara di atas, validitas tes dapat ditentukan dengan memanfaatkan pendapat ahli. Pertimbangan yang diminta kepada ahli menyangkut isi dari butir dan kisi-kisi. Orang yang dapat dimintakan pendapatnya adalah yang memang memiliki kompetensi di bidang pengembangan tes tersebut. Pemberian pendapat dapat dilakukan dengan memberikan respon atas kesesuaian butir yang ditulis dengan kisikisinya dalam hal materi. Ahli dapat memberi pendapat tentang kebaikan dan kelemahan tes, dan memberikan saran perbaikan. Selaian itu, pendapat ahli dapat pula dikuantifikasikan

Contoh:

Ketentuan: tidak sesuai(-1), ragu ragu (0), dan sesuai(+1)

Perhitungan dilakukan dengan rumus product moment ( r = 0,667). Hasil r hitung kemudian dikonfirmasikan ke r tabel (N = 10 dan ฀ = 5% , r tabel = 0,632). Karena r hitung > r tabel maka skor berkorelasi signifikan dan kedua rater menilai bahwa alat ukur mengukur hal yang sama, sehingga dapat dikatakan instrumen mengukur keadaan yang ingin diukur (valid)