TINJAUAN BISNIS 2011 2011 BUSINESS REVIEW

TINJAUAN BISNIS 2011 2011 BUSINESS REVIEW

Pada tahun 2011, Pasar Modal Indonesia terus mencatat pencapaian dan perkembangan yang luar biasa. Melihat kondisi perekonomian nasional pada umumnya dan pasar modal Indonesia pada khususnya, KPEI senantiasa berusaha untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan dan pengendalian risiko transaksi bursa yang merupakan kompetensi utama KPEI dalam menjalankan perannya untuk menjadi organisasi yang berkelas dunia, termasuk aktif berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur pasar modal untuk mewujudkan tercapainya Pasar Modal Indonesia yang aman, teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan amanat Undang-Undang.

A. Indeks Harga Saham Gabungan

Semakin kokohnya fundamental dan bertambah menariknya Pasar Modal Indonesia ditandai dengan pertumbuhan indeks yang cukup signifikan sejak pembukaan perdagangan di tahun 2011.

The Indonesian capital market had recorded significant progress and remarkable achievement during year 2011. Considering the national economic condition in general and especially the Indonesian capital market, as a world class organisation, KPEI will continue to enhance its risk management and risk control of the stock exchange transaction. KPEI has been actively contributing to the development of capital market infrastructure in order to create a safe, orderly, fair and efficient Indonesian Capital Market according to the prevailing laws.

A. Jakarta Composite Index

The growing fundamental strength and attractiveness of the Indonesian Capital Market was indicated by a significant increase of the index since initial trading opening in 2011.

TINJAUAN BISNIS 2011

2011 ANNUAL REPORT

2011 BUSINESS REVIEW

Pada perdagangan tanggal 3 Januari 2011, yang merupakan perdagangan awal tahun 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis (0,15%) ke level 3.704,441 dari harga penutupan pada 2010 sebesar 3.698,938. Posisi indeks pada awal tahun 2011 ini tidak dapat dipertahankan dikarenakan adanya sentimen negatif yang berasal dari krisis kawasan ekonomi Eropa sehingga indeks mengalami penurunan yang cukup dalam hingga ke level 3.346,061 pada tanggal 24 Januari 2011.

Seiring dengan kesadaran bahwa fundamental ekonomi domestik cukup kuat dan ekpektasi pasar akan diraihnya status investment grade pada tahun ini, kepercayaan investor berangsur-angsur pulih kembali yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks hingga ke level 4.192,509 yang diraih pada tanggal 2 Agustus 2011, yang juga merupakan level indeks tertinggi yang dicapai pada tahun 2011. Krisis di kawasan ekonomi Eropa yang terus berlanjut tidak dapat dielakkan, kembali berimbas pada pasar modal di Indonesia yang menyebabkan indeks mengalami penurunan hingga mencapai level terendah untuk tahun 2011, sebesar 3.269,543 pada 4 Oktober 2011. Namun, timbulnya kepercayaan bahwa fundamental ekonomi domestik cukup kuat dan bahwa penurunan indeks lebih disebabkan oleh faktor eksternal, indeks berangsur- angsur pulih. Pada 15 Desember 2011, Fitch rating agency akhirnya merealisasikan status investment grade (BBB-) bagi Indonesia yang setidaknya diharapkan berefek positif untuk prospek tahun 2012. Pada 30 Desember 2011 indeks ditutup pada level 3.821,992, atau hanya naik tipis 3,20% dibandingkan harga pembukaan tahun 2011.

B. Transaksi Bursa

Selama tahun 2011, total frekuensi transaksi bursa sebesar 28,023 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar 113.454 kali transaksi. Adapun total volume transaksi bursa di Bursa Efek Indonesia telah mencapai 1,204 triliun unit saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 4,873 miliar unit saham, serta total nilai transaksi bursa yang dicapai sebesar Rp. 1.223,4 triliun dengan rata-rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp. 4,953 triliun.

During the opening held on 3 January 2011, the Jakarta Composite Index slightly increased by 0.15% to a level of 3.704,441 from its closing price as of end 2010, which was 3.698,938. However, as of early 2011 the index position could not be maintained due to negative sentiments deriving from the European economic crisis that plunged the index to the level of 3.346,061 on 24 January 2011.

Along with the realization that fundamental of the domestic economy would be quite strong and the market expectation in achieving

a status in investment grade this year, the investors’ confidence

slowly recovered which was indicated by the increase in index to 4.192,509 which was achieved on

2 August 2011, which was the highest level of index achieved in 2011. The unavoidable prolonged economic crisis in Europe once again affected the capital market in Indonesia which caused the index to plunge again to the lowest level in 2011 i.e. 3.269,543 on 4 October 2011. However, with the increase in confidence that the fundamental of the domestic economy was quite strong and that the decrease in index was mainly due to external factors, the index slowly recovered. On 15 December 2011, Fitch rating agency finally gave investment grade (BBB-) status to Indonesia which at least was expected to give a positive prospect for 2012. On 30 December 2011 index closed at 3.821,992, or a slight increase of 3.20% compared to the index price during opening year of 2011.

B. Stock Exchange Transaction

During the year 2011, the total frequency of the stock exchange transactions were 28.86 million with a daily average transaction of 113.454 times. Furthermore, the total volume of stock exchange transaction at the Indonesian Stock Exchange had reached 1,204 trillion units of shares, with a daily average of stock exchange transactions of 4,873 million units of shares, as well as a total value of stock exchange transaction of Rp. 1.223,4 trillion with a daily average of stock exchange transaction of Rp. 4,953 trillion

LAPORAN TAHUNAN 2011

“As a world class organization, KPEI will continue to enhance its risk management and risk control of the stock exchange transaction

risk”.

C. Kliring Transaksi Bursa

C. Clearing of Stock Exchange Transaction

i. Efisiensi Volume

i. Efficiency Volume

Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan The netting clearing process conducted by KPEI secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2011,

in 2011 had achieved volume efficiency in the telah mencapai efisiensi volume penyelesaian

settlement of the average daily stock exchange transaksi bursa dengan rata-rata harian

transaction at 57.52%. That prescribed the sebesar 57,52%, sehingga volume efek yang

traded shares volume by KPEI reached 42.48% diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar

or 2,1 billion share units per day.

42,48% atau 2,10 miliar unit saham per hari.

(See Table 1).

(Lihat Tabel 1).

ii. Efisiensi Nilai

ii. Value Efficiency

Efisiensi nilai dari penyelesaian transaksi The value efficiency of the average daily stock bursa rata-rata harian adalah sebesar 82,32%,

transaction reached 82.32%, which resulted in sehingga rata-rata harian nilai penyelesaian

the daily average value being settled through dana yang dilakukan melalui KPEI menjadi

KPEI at 17.68% or Rp. 845,79 billion. sebesar 17,68% atau sejumlah Rp. 845,79

(See Table 1).

miliar. (Lihat Tabel 1). The level of efficiency in the clearing of stock Tingkat efisiensi kliring penyelesaian

transaction settlement will lessen the cost transaksi bursa baik dari sisi efek maupun

for the Clearing Members (CM) in settling dana yang cukup signifikan, tentunya akan

their stock exchange transactions and will be mengurangi beban Anggota Kliring (AK) dalam

expected to increase market liquidity. menyelesaikan transaksi bursa dan diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar.

Tabel 1. Efisiensi Penyelesaian Transaksi Bursa Periode Tahun 2011*

Transaksi Bursa

Penyelesaian Transaksi Bursa

Stock Transaction

Settlemeent of Stock Transaction

Frequency Value Efficiency

Total Total

Tertinggi Highest

Rata-rata Average

Terendah Lowest

TINJAUAN BISNIS 2011

2011 ANNUAL REPORT

D. Settlement

D. Settlement

i. Alternate Cash Settlement (ACS)

i. Alternate Cash Settlement (ACS)

Selama periode tahun 2011, hingga tanggal 29 During the year 2011, to 29 December 2011, the Desember 2011, penyelesaian transaksi bursa

settlement of the stock Exchange transaction yang dilakukan melalui mekanisme Alternate

conducted through Alternate Cash Settlement Cash Settlement (ACS) terjadi atas 66 AK

(ACS) were done by 66 Clearing Members in dalam hari yang berbeda, dengan total volume

different days with a total volume of stock penyelesaian efek sebesar 8,74 juta unit saham

settlement of 8.74 million shares which was yang setara dengan Rp. 23,10 miliar.

equal to Rp 23.1 billion. (See Table 2.) (Lihat Tabel 2.)

Tabel 2. Penyelesaian Transaksi Bursa melalui Mekanisme ACS, Periode 2009 s.d 2011

Penyelesaian Transaksi Bursa

ACS

ACS (% dari Penyelesaian Transaksi Bursa)

Settlement of Stock Transaction ACS (% from the Settlement of Stock Transaction)

Khusus untuk tahun 2011, data Penyelesaian For 2011, the data of the Settlement of Stock Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS

Transaction through ACS Mechanism are as adalah sebagai berikut (Lihat tabel 3)

follows: (See table 3)

Tabel 3. Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS tahun 2011

ACS

ACS (% Dari Netting)

JUMLAH AK (ACS)

ACS (% From Netting)

Total Clearing Members (ACS)

AK SERAH

AK TERIMA

Volume

Receiving Total

Tertinggi Highest

Rata-rata Average

Terendah Lowest

ii. Gagal Bayar

ii. Payment Settlement Failure

Sepanjang periode tahun 2011 ini, gagal bayar For 2011, there were no Clearing Members dalam penyelesaian transaksi bursa oleh AK

failing to settle payment of the stock exchange tidak pernah terjadi atau NIHIL.

transaction.

2011 BUSINESS REVIEW

LAPORAN TAHUNAN 2011

E. Fasilitas Intraday

E. Intraday Facilities

Fasilitas Intraday merupakan fasilitas kredit The Intraday Facilities are credit facilities yang diberikan oleh Bank Pembayaran kepada

provided by the Payment Bank to KPEI to KPEI untuk mendukung proses penyelesaian

support the settlement process of Stock Transaksi Bursa dengan konsep yang

Exchange Transaction through “Continuous disebut “Continuous Settlement”. Fasilitas

Settlement” concept. The Intraday Facility was Intraday digunakan untuk memenuhi hak

utlized to fulfill the Clearing Members’ rights of terima dana AK yang telah menyelesaikan

cash after they submitted their stock obligation, seluruh kewajiban serah efeknya tanpa harus

without having to wait for other Clearing menunggu terlebih dahulu penyelesaian

Members to settle off their cash obligations. kewajiban serah dana dari AK lainnya. Besaran

The amount of the Intraday Facilities provided Fasilitas Intraday dari Bank Pembayaran adalah

by the Payment Banks are as follows: sebagai berikut:

Sepanjang Tahun 2011, penggunaan Fasilitas Intraday oleh KPEI untuk penyelesaian transaksi bursa telah mencapai total nilai lebih dari Rp. 43,51 triliun. Sementara itu, rata-rata harian penggunaan fasilitas intraday adalah sebesar Rp. 176,19 miliar, dengan angka tertinggi harian sebesar Rp. 923,21 miliar, sedangkan penggunaan terendah hariannya adalah sebesar Rp. 1,55 miliar. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp. 1,81 miliar.

In 2011, the use of Intraday Facilities by KPEI to settle stock transaction had reached a total of more than Rp 43.51 trillion. Meanwhile, the daily average use of this intraday facilities accounted Rp 176.190 billion with the highest daily figure of Rp 923.21 billion and the lowest daily figure of Rp 1.55 billion. The total cost which KPEI had to pay for the use of the intraday facilities amounted to Rp 1.81 billion.

TINJAUAN BISNIS 2011

2011 ANNUAL REPORT

Secara keseluruhan penggunaan Fasilitas In overall, total usage of the Intraday Facility Intraday oleh KPEI di tahun 2011 dapat dilihat

by KPEI in 2011 is listed on the following table: pada tabel dibawah ini:

No

Bulan - Month

Total

(Rp)

Rata-Rata Harian - Daily Average Rata-Rata Bulanan - Monthly Average Total Penggunaan FI - Total Usage Intraday Facilities

F. Pinjam Meminjam Efek

Pada tahun 2011, kegiatan Pinjam Meminjam Efek (PME) KPEI mencapai nilai Rp. 1,61 triliun serta dengan rata-rata total outstanding pinjaman harian sebesar Rp. 4,44 miliar. Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai total tahun lalu hingga tanggal

29 Desember 2010 yang sebesar Rp. 1,77 triliun dan rata-rata total outstanding pinjaman harian sebesar Rp. 4,9 miliar.

F. Securities Borrowing and Lending

In 2011, KPEI Securities Borrowing and Lending (SBL) amounted to Rp. 1.61 trillion and the average daily outstanding loans amounted to Rp. 4.44 trillion. The amount was slightly decreased compared to previous year’s total value up to 29 December 2010, which amounted to Rp. 1.77 trillion and daily average total outstanding loans of Rp. 4.9 billion.

2011 BUSINESS REVIEW

LAPORAN TAHUNAN 2011

TINJAUAN BISNIS 2011

Grafik 1. Grafik Komposisi Agunan Anggota Kliring (AK), per Tanggal 30 Desember 2011

G. Pengelolaan Agunan

Agunan milik AK yang dikelola oleh KPEI, merupakan jaminan penyelesaian transaksi bursa dan digunakan sebagai dasar perhitungan trading limit untuk 119 AK dalam bertransaksi di Bursa. Pada akhir 2011, nilai agunan telah mencapai Rp. 13,09 triliun. Agunan tersebut terdiri dari agunan offline senilai Rp. 6,58 triliun dan agunan on line sebesar Rp. 6,51 triliun.

Untuk komposisi agunan offline senilai Rp. 6,51 triliun terdiri dari Rp. 5,39 triliun atau 81,83% berbentuk bank garansi, Rp. 991,02 miliar atau 15,06% berbentuk Deposito Berjangka, dan Rp. 192,94 miliar atau 2,93% merupakan Minimum Cash collateral AK yang disimpan dalam bentuk Deposito Berjangka, serta Rp. 12,00 miliar atau 0,18% merupakan nilai yang berasal dari Saham BEI milik AK yang dijaminkan di KPEI.

Sementara komposisi agunan online pada akhir 2011 bernilai kurang lebih Rp. 6,51 triliun, mayoritas masih berasal dari efek dengan komposisi 98,64% senilai Rp. 6,42 triliun, dan berbentuk tunai atau cash senilai Rp. 88,53 miliar atau 1,36%.

G. Collateral Management

KPEI have managed Clearing Members’ collaterals as guarantee for stock exchange transaction settlement. These collaterals are used for trading limit calculation for a total of 119 Clearing Members performing their transactions in the Stock Exchange. By the end of 2011, collateral value amounted to Rp13.09 trillion. These collaterals consisted of offline and online collaterals that amounted to Rp 6.58 trillion and Rp 6.51 trillion, respectively.

The offline collateral of Rp 6.51 trillion comprised of Rp 5.39 trillion or 81.83% of bank guarantees, and Rp 991.02 billion or 15.06% of Time Deposit, and Rp192.94 billion or 2,93% of Minimum Cash collateral paid by the Clearing Members, which were kept as Time Deposit, plus Rp 12 billion or 0.18% was generated from IDX shares owned by the Clearing Members and placed as collateral at KPEI.

The value of online collateral amounted to approximately Rp 6.51 trillion, majority of which was composed of stock with composition of 98.64% equated to Rp 6.42 trillion and in cash form at Rp 88.53 billion or 1,36%.

Komposisi Agunan Online per 30 Desember 2011

Composition of Online Collateral

Komposisi Agunan Offline per 30 Desember 2011

Composition of Offline Collateral

CASH EFEK STOCK

Agunan Minimum Kas

Deposito

Bank Garansi

Seat BEI

Minimum Cash Collateral

Deposits

Bank Guarantee

IDX Seat

2011 ANNUAL REPORT

2011 BUSINESS REVIEW

H. Guarantee Fund

As of 30 December 2011, the position of Guarantee Funds had reached Rp 1.79 trillion. KPEI’s Credit Policy and Risk Control Committee has been regularly monitoring and coordinating to maintain the accountability, management and investment of the Guarantee Funds.

As of 30 December 2011, KPEI had invested Guarantee Funds asset in two types of instruments comprising 75.52% of time deposit and 24.48% of Government Bonds. As of 30 December 2011, total amount of investment of the Guarantee Funds asset amounted to Rp 1.79 trillion, which consisted of time deposit amounted to Rp 1.35 trillion and Government Bonds amounted to Rp 438.1 billion.

I. KPEI’s Contribution to the development of Indonesian Capital Market in 2011

i. Straight Through Processing (STP) Development

The development of STP is one of the building blocks in the buidling of the Indonesian Capital Market infrastructure. The implementation of several development initiatives relating to STP implementation planning have been completed, which include Pre Deal Check, Continuous Settlement and Netting Per Counter. In effort of testing process the system, in December 2011, KPEI executed Mock-STP initiative which was integrated with IDX Mock-Trading and KSEI system involving all Clearing Members. The testing process went well, despite of further necessary improvements prior to its ‘go live’ implementation.

H. Dana Jaminan

Posisi Dana Jaminan yang dikelola KPEI per 30 Desember 2011 telah mencapai Rp. 1,79 triliun. Untuk menjaga akuntabilitasnya, pengelolaan dan investasi Dana Jaminan di KPEI diawasi dan dikoordinasikan dengan Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko.

Per tanggal 30 Desember 2011, KPEI telah menginvestasikan aset Dana Jaminan tersebut ke dalam dua jenis instrumen yang terbagi dalam bentuk deposito berjangka dengan porsi yang mencapai 75,52% dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 24,48%. Dengan demikian, investasi aset Dana Jaminan sebesar Rp. 1,79 triliun, per tanggal 30 Desember 2011 terdiri dari deposito berjangka sejumlah Rp. 1,35 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp. 438,10 miliar.

I. Kontribusi KPEI dalam Pengembangan Pasar Modal Indonesia di Tahun 2011

i. Pengembangan Straight Through Processing (STP)

Pengembangan STP merupakan salah satu building block dalam pengembangan infrastruktur Pasar Modal Indonesia, beberapa inisiatif pengembangan sistem yang terkait dengan rencana implementasi STP yang antara lain meliputi Pre Deal Check, Continuous Settlement dan Netting Per Saham (Netting Per Counter) telah selesai dilaksanakan. Untuk pengujian sistem tersebut, di bulan Desember 2011, KPEI telah melaksanakan Mock-STP yang diintegrasikan dengan Mock-Trading BEI dan sistem KSEI dengan melibatkan seluruh Anggota Kliring. Pengujian berjalan lancar dengan hasil yang cukup memuaskan walaupun ada beberapa hal yang perlu disempurnakan sebelum diimplementasikan (go live).

“The development of Straight Through Processing is one of the building blocks in the development of the Indonesian Capital Market infrastructure”.

LAPORAN TAHUNAN 2011

ii. Pengembangan Risk Management System

ii. Risk Management System (RMS)

(RMS)

Development

Risk Management System (RMS) merupakan KPEI Risk Management System (RMS) is sistem pengelolaan risiko di KPEI, yang

developed with reference to some best dikembangkan dengan merujuk pada best

practices of risk management methodology, practice metodologi risk management yang

as part of the building blocks of the STP menjadi bagian dari building block program

development program. The development of pengembangan STP. Pengembangan Risk

Risk Management System has been completed. Management System tersebut telah selesai

In addition, testing of the RMS integration to dilakukan. Selain itu, pengujian integrasi

the clearing and trading systems of the Stock RMS dengan sistem kliring dan sistem

Exchange had been conducted simultaneously perdagangan Bursa telah dilakukan bersamaan

with the Mock Trading executed by SRO that dengan Mock Trading yang diselenggarakan

involved Trading Members. KPEI is planning oleh SRO dengan melibatkan Anggota

to implement the RMS simultaneously with the Bursa. Rencananya, Implementasi RMS akan

STP implementation.

dilakukan bersamaan dengan implementasi STP.

iii. Pengembangan Sistem Pelaporan MKBD

iii. Net Adjusted Working Capital (MKBD)

dan Pembentukan Komite Haircut

Reporting System Development and

Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam dan

Haircut Committee Formation

LK No.Kep-550/BL/2010, tentang Pemeliharaan With reference to the Decision of the Chairman dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan

of Bapepam-LK No. Kep-550/BL/2010 (MKBD), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

concerning Maintenance and Report of Net diberi amanat untuk mengembangkan dan

Adjusted Working Capital (MKBD), PT Kliring menyediakan Sistem Pusat Pelaporan MKBD

Penjaminan Efek Indonesia was given the (SPP-MKBD) dan membentuk Komite Haircut.

authority to develop and allocate Central Reporting System of MKBD (SPP-MKBD) and to

Di tahun 2011, pengembangan SPP MKBD telah set up Haircut Committee. selesai dilakukan dan berlaku efektif sejak bulan November 2011, setiap Perusahaan Efek

In 2011, the development of SPP MKBD had wajib melakukan uji coba pelaporan MKBD

been completed and taken into effect from untuk periode pelaporan 1 November 2011 s.d

November 2011, every securities company must

31 Januari 2012. execute a trial run on MKBD reporting for the period of 1 November 2011 to 31 January 2012.

“The growing Indonesia capital market pushed KPEI along with Bapepam-LK, BEI and KSEI to continuously develop a robust capital market infrastructure”.

TINJAUAN BISNIS 2011

2011 ANNUAL REPORT

Adapun untuk Komite Haircut, PT Kliring Regarding the Haircut Committee, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia telah menerbitkan

Penjaminan Efek Indonesia had published Peraturan No.II-11 tentang Komite Haircut.

Regulation No. II-11 on Haircut Committee. Komite tersebut bertugas untuk menentukan

The Haircut Committee is responsible for Haircut Efek Bersifat Ekuitas atau Efek Beragun

determining Haircut on Equity Stock or Stock Aset Arus Kas Tidak Tetap yang tercatat di

with Non-fixed Cashflow that is registered Bursa Efek di Indonesia dan Reksa Dana Yang

on the Stock Exchange in Indonesia, and Unit Penyertaannya Diperdagangkan di Bursa

Mutual Funds whose Participating Units are Efek. Untuk komposisi anggota Komite Haircut

traded in the Stock Exchange. Members of the tersebut terdiri dari Direktur SRO, Direktur

Haircut Committee comprised SRO Directors, Anggota Kliring dan Praktisi/Profesional.

Clearing Members’ Directors and Practitioners/ Professionals.

Komite Haircut telah menetapkan besaran Haircut untuk periode bulan November dan

The Haircut Committee had determined the Desember 2011 serta bulan Januari 2012.

Haircut amount for November and December 2011 as well as January 2012.

“The development of STP is one of the building blocks in the buidling of the Indonesian Capital Market infrastructure”.

J. Corporate Social Responsibility (CSR)

J. Corporate Social Responsibility (CSR)

dan Sponsorship

and Sponsorship

Program Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) program (CSR) merupakan inisiatif yang selalu melekat

is an initiative which is always attached to dengan aktivitas tahunan KPEI. Selain itu

KPEI’s yearly activities. The CSR program is program CSR tersebut juga merupakan bentuk

also a form of KPEI’s social concern carried kepedulian sosial sesuai dengan kebijakan

out in accordance with the existing CSR policy. CSR KPEI. Program CSR KPEI ditujukan

KPEI’s CSR programs are targeting at the untuk masyarakat luas, yayasan maupun

general public, foundations and individuals. perorangan. KPEI dan SRO akan senantiasa

KPEI and SRO will continuously contribute by memberikan kontribusi berupa sponsorship

providing sponsorship for activities relating to untuk penyelenggaraan kegiatan terkait pasar

the capital market. The sponsorship program modal. Program sponsorship bertujuan untuk

is aimed at giving support toward activities pemberian dukungan terhadap kegiatan-

relating to the Indonesian capital market kegiatan pengembangan pasar modal

development.

Indonesia.

2011 BUSINESS REVIEW

LAPORAN TAHUNAN 2011

K. Rencana Pengembangan KPEI di 2012 K. KPEI Development Planning in 2012

Untuk tahun 2012, selain tetap melanjutkan In 2012, KPEI will be conducting some projects proyek yang belum terselesaikan di tahun 2011,

being carried over from year 2011 and hence KPEI telah menetapkan beberapa inisiatif untuk

KPEI had determined several development pengembangan-pengembangan berikutnya,

initiatives such as the following: yaitu sebagai berikut:

1. Implementation of Membership untuk Anggota Kliring.

1. Implementasi Stratifikasi Keanggotaan

Stratification for Clearing Members.

KPEI telah mengusulkan pembentukan Working KPEI had proposed the formation of Working Group yang terdiri atas perwakilan SRO dan

Groups which will consist of representatives of pelaku pasar serta di bawah pengawasan

SROs and market players under the supervision Bapepam-LK dan Bank Indonesia selaku

of Bapepam-LK dan Bank Indonesia as regulator. Tujuan dari pembentukan Working

regulators. The aim of the formation of the Group tersebut adalah untuk mengkaji

Working Groups is to review the whole aspects seluruh aspek yang berkaitan dengan

related to participation of Custodian Banks keikutsertaan Bank Kustodian di dalam

in the new scheme of Clearing Members skema baru Partisipasi Keanggotaan Kliring

Participation which includes implementation termasuk implementasi dari General Clearing

of General Clearing Member and Individual Member dan Individual Clearing Member bagi

Clearing Member for Securities Companies. Perusahaan Efek.

TINJAUAN BISNIS 2011

2011 ANNUAL REPORT

2. Development of Securities Lending and Meminjam Efek (PME)

2. Pengembangan transaksi Pinjam

Borrowing (SLB) transaction, KPEI akan mengimplementasikan perluasan

KPEI will stretch the scope of SLB transactions ruang lingkup Transaksi PME melalui KPEI

carried out through KPEI system, which yang mencakup implementasi Bid-Offer dan

will cover the implementation of Bid-Offer Bilateral transaksi PME. Dengan skema ini

and Bilateral Stock Loan Transactions. With para pelaku diberi keleluasaan dan proses

this scheme, major players will be given the negosiasi dalam transaksi PME. Di samping

freedom and negotiation opportunity in the itu, KPEI akan melakukan pengembangan

SLB Transactions. KPEI will be also making untuk memfasilitasi transaksi REPO untuk

a development initiative to facilitate REPO tipe Sell Buy Back REPO. Adapun untuk

transaction for Sell Buy Back REPO type. meningkatkan likuiditas transaksi PME,

However, to increase the liquidity of SLB KPEI akan menerapkan Auto LB-Continuous

Transactions, KPEI will implement Auto LB- Settlement. Selain untuk meningkatkan

Continuous Settlement. Besides increasing the pendapatan (revenue), pengembangan tersebut

revenue, this development initiative aims at bertujuan untuk mewujudkan transaksi PME

implementing an international standard SLB yang berstandar internasional, transparan dan

Transactions conducted in a transparant and regulated.

regulated manner.

3. Derivative product development, Pengembangan yang dilakukan oleh KPEI

3. Pengembangan produk Derivatif,

KPEI wll be developing its clearing and adalah melakukan pengembangan sistem

settlement of Derivative Transaction in kliring dan penyelesaian Transaksi Derivatif

accordance with the specification of derivative sesuai dengan spesifikasi transaksi produk

product transaction occuring at the Indonesia derivatif yang dilakukan di Bursa Efek

Stock Exchange. In addition, KPEI will also be Indonesia. Selain itu, KPEI juga akan

supporting the clearing process and transaction mendukung proses kliring dan penyelesaian

settlement of Bond Index Futures derivative transaksi produk derivatif Bond Index Futures.

product.

“Development initiatives in 2012: Implementation of Membership Stratification, Development of SLB transaction and Derivative product.”

2011 BUSINESS REVIEW

LAPORAN TAHUNAN2011