Teknik Pengumpulan Data.

E. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sumber data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beragam jenis, bisa berupa orang, peristiwa dan tempat, benda serta dokumen atau arsip. Beragam sumber data tersebut menuntut dilakukannya cara atau teknik pengumpulan data tertentu sesuai guna mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahannya. Menurut Nasution (2005:9) menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen peneliti utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti, masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

commit to user

49

Goetz dan Le Compte menyatakan bahwa “Data dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua cara yaitu : metode interaktif dan

non interaktif” (Bambang Sumarjoko, 2004:21). Data interaktif meliputi wawancara yang mendalam dan observasi langsung sedangkan metode non

interaktif meliputi observasi, kuisioner (angket) dan mencatat dokumen maupun arsip.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data berdasarkan jawaban responden yang diajukan peneliti secara lisan. Adapun maksud dari wawancara ini seperti yang dikatakan Lincoln dan Guba antara lain sebagai berikut :

Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain –lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan –kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (trianggulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. (Lexy J. Moleong, 2004:186)

Menurut Sugiyono (2010:319), macam-macam wawancara di antaranya yaitu: ”wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan wawancara tidak struktur”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Wawancara terstruktur (Structured interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara semistruktur (Semistrukture Interview) Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

commit to user

50

c. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dalam sebuah wawancara, diperlukan langkah-langkah yang digunakan agar tujuan dari penelitian dapat tercapai. Lincoln dan Guba menjelaskan bahwa terdapat tujuh langkah dalam penelitian kualitatif yaitu:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

c. Mengawasi atau membuka alur wawancara

d. Melangsungkan alur wawancara

e. Mengkonfirmasikan ihtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh (Sugiyono, 2010:322)

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menggunakan jenis wawancara semistruktur, karena dalam melakukan wawancara penulis membuat kerangka pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu sebagai panduan wawancara. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar pokok-pokok yang telah direncanakan dapat tercakup seluruhnya dan hasil wawancara dapat mencapai sasaran. Jenis wawancara ini merupakan in-depth interview, di mana peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam, kemudian yang menjadi subjek responden wawancara adalah Pembina dan pengurus SDU (Smada Disipline Up Holder), Siswa SMA Negeri 2 Ngawi.

Adapun pedoman pertanyaan wawancara dapat dilihat di lampiran 2, serta petikan hasil wawancara dapat dilihat di lampiran 3.

2. Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala –gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2004:158). Teknik ini merupakan teknik yang paling diandalkan

commit to user

51

oleh penulis karena beberapa alasan seperti yang dikemukakan Lexy J. Moleong (2004:174) sebagai berikut :

.... pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya; pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subyek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subyek pada keadaan waktu itu; pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data; pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek.

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti secara langsung yang bertujuan untuk mengumpulkan data. Adapun yang menjadi tempat tujuan observasi peneliti yaitu di SMA Negeri 2 Ngawi. Observasi ini dilakukan dengan mengamati program kerja dari SDU, diantaranya adalah operasi seragam dan atribut sekolah pada pagi hari, razia barang bawaan siswa serta operasi sebelum upacara dll.

3. Analisis Dokumen

Menurut Sugiyono (2010 :329) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sumber data yang digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan kejadian yang akan datang. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah Program kerja SDU (Smada Disipline Up Holder), Buku pelanggaran siswa SMA Negeri 2 Ngawi, Arsip-arsip lainya