Pengujian Hipotesis

C. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian persyaratan analisis tersebut menunjukkan bahwa skor setiap variabel penelitian telah memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian statistik lebih lanjut, yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian bertujuan untuk menguji tiga hipotesis yang telah dirumuskan di bab I yaitu : (1) Terdapat hubungan positif antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru (2) Terdapat hubungan yang positif motivasi kerja guru dengan kepuasan kerja guru ; (3) Terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan kepuasan kerja guru.

Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel- variabel tersebut adalah teknik statistik korelasi product moment dan regresi ganda, secara sederhana dan ganda . Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya kontribusi dari variabel (X) terhadap variabel (Y).

1. Hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan Kepuasan Kerja (Y)

Hipotesis pertama dalam penelitian ini berbunyi Terdapat hubungan positif antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru. Adapun pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana terhadap dua variabel Supervsisi Kepala Sekolah atas Kepuasan Kerja Guru menghasilkan arah regresi b sebesar 0,652 dan konstanta atau a sebesar 19,988. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut oleh persaman

regresi Y ˆ = 19,988 + 0,652 X 1 . Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dilakukan Uji F, yang hasilnya dapat dirangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 : Daftar ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi

Y ˆ = 19,988 + 0,652 X 1

Sumber

F tabel

Varian dk

JK

RJK

F hitung

Regresi (a)

Regresi (b/a) * 1 652,161 652,161 21,63

Tuna Cocok ns 17 350,76 29,23 0,88

= Regresi Sangat Signifikan. F hitung (21,63) > F tabel (7,08) pada

α= 0,01 = Regresi berbentuk linier F hitung (0,88)<F t abel(1,80) pada α = 0,05 dk

ns

= Derajat Kebebasan JK

= Jumlah Kuadrat RJK

= Rata-Rata Jumlah Kuadrat Dari tabel analisis varian tersebut diatas maka hasil pengujian signifikansi dan

linieritas dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y ˆ = 19,988 + 0,652 X 1 , dengan

F hitung (21,63) > F tabel (7,08) pada α= 0,01 dan F hitung (0,88)<F tabel (1,80) pada α = 0,05 adalah sangat signifikan dan linier. Model hubungan antara variabel supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) dengan menggunakan model persamaan regresi Y ˆ = 19,988 + 0,652 X 1 dapat

digambarkan dalam grafik berikut ini : Gambar 4.4 : Garis Regresi Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah

1 ) Dengan Kepuasan Kerja Guru (Y) . (X

10 Y ˆ = 19,988 + 0,652 X 1

Persamaan regresi Y ˆ = 19,988 + 0,652 X 1 tersebut dapat untuk menjelaskan ramalan (forecasting) yang menyatakan bawa peningkatan satu unit Supervisi Kepala

Sekolah akan diikuti dengan peningkatan nilai Kepuasan Kerja guru sebesar 0,652 unit pada konstanta 19,988.

Tingkat keeratan hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y) ditunjukkan oleh Koefisien Korelasi (r y1 ) sebesar 0,52. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi menggunakan uji-t yang hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.8 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 )

dengan Kepuasan Kerja (Y)

Koefisien Korelasi

t hitung t tabel

= Koefisien sangat signifikan t hitung (6,44) > t tabel (2,66) pada α = 0,01

r y1 = Korelasi X 1 dengan Y

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut dapat diketahui bahwa koefisien korelasi sangat signifikan. Hal ini karena t hitung 6,44 lebih besar daripada t tabel 1,67 pada α=0,01 dengan dk = 58.

Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan Kepuasan Kerja Guru (Y) sangat signifikan. Temuan ini menyimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Supervisi Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru. Berarti makin baik Supervisi Kepala Sekolah diberikan kepada guru akan membuat Guru puas dalam melakukan pekerjaan, hal ini disebabkan Supervisi Kepala Sekolah sebagai sarana untuk memecahakan masalah bersama antara Kepala Sekolah dengan guru.

Kuadrat dari koefisien korelasi disebut dengan koefisien determinasi, dengan demikian Koefisien determinasi dari korelasi antara X1 dengan Y yaitu (r y1 ) 2 = 0,52 2 =0,27 Kuadrat dari koefisien korelasi disebut dengan koefisien determinasi, dengan demikian Koefisien determinasi dari korelasi antara X1 dengan Y yaitu (r y1 ) 2 = 0,52 2 =0,27

Sekolah (X 1 ) melalui regresi Y ˆ = 19,988 + 0,652 X 1 .

Kekuatan hubungan antara variabel Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) apabila dilakukan pengontrolan terhadap Motivasi Kerja (X 2 ), diperoleh koefisien korelasi parsial antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) sebesar 0,291 Pengujian signifikansi koefisien korelasi parsial dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 : Uji Signifikansi Koefisien Parsial Antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) dengan mengontrol variabel Motivasi Kerja (X 2 )

Koefisien Korelasi Parsial t hitung t tabel

(r y1.2 )

r y1.2 = 0,291

= Koefisien korelasi parsial r y12 sangat signifikan t hitung (4,26) > t tabel (2,66) pada α = 0,01 Jadi uji signifikansi koefisien korelasi parsial dapat disimpulkamn bahwa dengan mengontrol Motivasi Kerja (X 2 ) tetap terdapat hubungan positif antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan Kepuasan Kerja (Y).

2. Hubungan Antara Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja (Y)

Hipotesis kedua dalam penelitian ini berbunyi Terdapat hubungan positif antara Motivasi Kerja dengan kepuasan kerja guru SMK Negeri se-kota Samarinda. Adapun pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana terhadap dua variabel Motivasi Kerja atas Kepuas an Kerja Guru menghasilkan arah regresi b sebesar 0,616 dan konstanta atau a sebesar 22,872. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut oleh persaman

regresi Y ˆ = 22,872 + 0,616 X 2 . Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dilakukan Uji F, yang hasilnya dapat dirangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.10 : Daftar ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Y ˆ = 22,872 + 0,616 X 2

Sumber

F tabel

Varian dk

JK

RJK

F hitung

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Tuna Cocok ns 17 554,114 32,59 1,11

= Regresi Sangat Signifikan dimana F hitung (20,11) > F tabel (7,08) pada α= 0,01 ns = Regresi berbentuk linier F

hitung (1,11)<F t abel (1,80) pada α = 0,05 dk

= Derajat Kebebasan JK

= Jumlah Kuadrat RJK

= Rata-Rata Jumlah Kuadrat

Dari tabel analisis varian tersebut diatas maka hasil pengujian signifikansi dan linieritas dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y ˆ = 22,872 + 0,616 X 2 , dengan

F hitung (20,11) > F tabel (7,08) pada α= 0,01 dan F hitung (1,11)<F tabel (1,80) pada α = 0,05 adalah sangat signifikan dan linier. Model hubungan antara variabel Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) dengan menggunakan model persamaan regresi Y ˆ = 22,872 + 0,616 X 2 dapat

digambarkan dalam grafik berikut ini : Gambar 4.5 : Garis Regresi Hubungan Antara Motivasi Kerja

1 ) Dengan Kepuasan Kerja Guru (Y) . (X

Y ˆ = 22,872 + 0,616 X 2

Persamaan regresi Y ˆ = 22,872 + 0,616 X 2 tersebut dapat untuk menjelaskan ramalan (forecasting) yang menyatakan bawa peningkatan satu unit Motivasi Kerja akan

diikuti dengan peningkatan nilai Kepuasan Kerja guru sebesar 0,616 unit pada konstanta 22,872.

Tingkat keeratan hubungan antara Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) ditunjukkan oleh Koefisien Korelasi (r y2 ) sebesar 0,504. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi menggunakan uji-t yang hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.11 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara Motivasi Kerja (X 2 ) dengan

Kepuasan Kerja (Y)

Koefisien Korelasi

t hitung t tabel

= Koefisien sangat signifikan t hitung (6,26) > t tabel (2,66) pada α = 0,01

r y1 = Korelasi X 2 dengan Y

Berdasarkan tabel 4.11 tersebut dapat diketahui bahwa koefisien korelasi sangat signifikan. Hal ini karena t hitung 6,26 lebih besar daripada t tabel 1,67 pada α=0,01 dengan dk = 58.

Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja Guru (Y) sangat signifikan. Temuan inii menyimpulan bahwa terdapat Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja Guru (Y) sangat signifikan. Temuan inii menyimpulan bahwa terdapat

Kuadrat dari koefisien korelasi disebut dengan koefisien determinasi, dengan

2 demikian Koefisien determinasi dari korelasi antara X 2

2 dengan Y yaitu (r y2 ) = 0,50 =0,25 berarti bahwa 25% variasi Kepuasan Kerja (Y) dapat dijelaskan oleh adanya Motivasai

Kerja (X 2 ) melalui regresi Y ˆ = 22,872 + 0,616 X 2 .

Kekuatan hubungan antara variabel Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) apabila dilakukan pengontrolan terhadap Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ), diperoleh koefisien korelasi parsial antara Motivasii Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) sebesar r y.2.1 = 0,248 Pengujian signifikansi koefisien korelasi parsial dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.12 : Uji Signifikansi Koefisien Parsial Antara Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja (Y) dengan mengontrol variabel Supervisi Kepala Sekolah (X 1 )

Koefisien Korelasi Parsial

t hitung t tabel

(ry 2.1 )

r y2.1 = 0,248

Keterangan : **

= Koefisien korelasi parsial r y1.2 sangat signifikan t hitung (3,88) > t tabel (2,66) pada α = 0,01

Jadi uji signifikansi koefisien korelasi parsial dapat disimpulkamn bahwa dengan mengontrol Supervsisi Kepala Sekolah (X 1 ) tetap terdapat hubungan positif antara Motivasi Kerja (X 2 ) dengan Kepuasan Kerja (Y).

3. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) Secara Bersama-Sama Dengan Kepuasan Kerja Guru (Y)

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini menyastakan bahwa terdapat hubungan positif antara Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin baik pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah dan makin tinggi Motivasi Kerja Guru, maka akan semakin meningkatkan Kepuasan Kerja.

Sesuai hasil penghitungan ternyata diperoleh hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kepuasan Kerja, hal ini dapat dinyatakan melalui persamaan regresi Y ˆ = 13,517 + 0,419 X 1 + 0,346 X 2

Selanjutnya untuk mengetahui derjat keberartian persamaan regresi ganda, dilakukan uji F yang hasilnya dicantumkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 : daftar ANAVA Uji Keberartian Regresi Linear Ganda Y ˆ = 13,517 + 0,419 X 1 + 0,346 X 2

Sumber Variasi dk

JK

RJK

F hitung F tabel 0,05 0,01

= Regresi Sangat Signifikan, F hitung (13,22) > F tabel (4,98) pada α = 0,01 = Regresi Sangat Signifikan, F hitung (13,22) > F tabel (4,98) pada α = 0,01

= Jumlah Kuadrat RJK

= Rata-rata Jumlah Kuadrat Berdasarkan hasil pengujian signifikansi persamaan regresi sebagaimana divantumkan dalam tabel tersebut di atas, diperoleh F hitung (13,22) > F tabel (4,98) pada α = 0,01 dengan dk=57, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ganda

Y ˆ = 13,517 + 0,419X 1 + 0,346X 2 sangat signifikan, berarti terdapat hubungan positif antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) secara bersama-sama

dengan Kepuasan Kerja Guru (Y). Penghitungan korelasi ganda antara variabel Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) secara bersama-sama dengan Kepuasan Kerja Guru (Y), diperoleh harga koefisien korelasi sebesar Ry.12 = 0,56. Uji keberartian koefisien korelasi ganda dengan menggunakan Uji F diperoleh sebesar F hitung = 13,22. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.14 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda Cacah

Koefisien Korelasi F hitung F tabel Observasi (r y1.2) 0,05

** = Koefisien Korelasi Ganda sangat signifikan F hitung (13,22) > F tabel (4,98) pada α =0,01

Dari hasil penghitungan uji signifikansi korelasi ganda diperoleh F hitung (13,22) >

F tabel (4,98) pada α =0,01, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien korelasi antara Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ), dan Motivasi Kerja (X 2 ) secara bersama-bersama

dengan Kepuasan Kerja (Y) sangat signifikan, dengan R y1.2 =0,56.

2 Besarnya koefisien determinasi adalah R 2 y1.2 =0,56 = 0,32. Ini menunjukkan bahwa 32% variasi Kepuasan Kerja (Y) dapat dijelaskan oleh Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ), dan Motivasi Kerja (X 2 ) secara bersama-sama melalui persamaan regresi

Y ˆ = 13,517 + 0,419X 1 + 0,346X 2

Mengenai peringkat pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapt dilihat berdasarkan urutan besarnya koefisien korelasi parsial, seprti dicantumkan di tabel berikut ini.

Tabel 4.15 : Urutan Peringkat Menurut Besarnya Koefisien Korelasi Parsial

Nomor Koefisien Korelasi Parsial

Peringkat

1 r y1.2 = 0,291

Pertama

2 r y2.1 =0,249

Kedua

Berdasarkan tabel tersebut ternyata koefisien korelasi parsial variabel Supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) dengan r y1.2 =0,291 merupakan peringkat pertama, sedangkan koefisien korelasi parsiall variabel Motivasi Kerja (X 2 ) dengan r y2.1 =0,249 merupakan peringkat kedua.