DATA HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Lampiran 20 DATA HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Saya AP mahasiswa peneliti di SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta, pada hari Selasa, 6 Juni 2017 tepatnya pada pukul 11.11 WIB selama kurang lebih 16 menit melakukan wawancara kepada kepala sekolah yaitu Bapak US di ruang kepala sekolah.

AP : Selamat siang Pak. US

: Selamat siang. AP

: Saya mau bertanya mengenai pendidikan karakter. Menurut Bapak, apa yang dimaksud deengan pendidikan karakter?

US : Pendidikan karakter itu adalah pendidikan berbasis dimana anak harus punya yang namanya sikap atau moral atau tingkah laku yang baik dalam kehidupan, belajar maupun masyarakat dan maupun kehidupan di rumah.

AP : Apa saja nilai karakter yang dikembangkan di SDN Kelapa Dua 06 Pagi?

US : Yang pertama, yang dikembangkan itu religius. Yang kedua, yang dikembangkan itu adalah kemandirian. Yang ketiga itu yang dikembangkan adalah sikap sosial atau gotong royong. Nah yang keempat yang dikembangkan itu budaya bersih atau peduli lingkungan.

AP : Apa saja kegiatan yang diadakan oleh sekolah dalam program pengembangan nilai karakter? Khususnya pada nilai religius, disiplin, dan peduli lingkungan.

US : Jadi untuk religius, disiplin, dan peduli lingkungan itu yang diterapkan itu ada namanya satu GBS atau gerakan bersih-bersih pagi-pagi sehat- sehat selama 15 menit. Nah! Gerakan bersih-bersih pagi-pagi sehat-sehat itu dilakukan setiap hari, jadi kalau bersih diri anak itu, bersih lingkungan kelas belajar, bersih lingkungan tempat dia belajar diluar kelas seperti taman, lapangan, kantin, musholah, auditorium, semua ruangan-ruangan itu adalah harus bersih. Maka setiap pagi mereka diajarkan untuk dua strategi pendekatan gerakan. Yang pertama, jika lihat berantakan maka wajib dirapihkan. Kedua, jika lihat kotor wajib dibersihkan. Jadi anak setiap harinya seperti itu. Yang kedua untuk kegitan religius itu setiap

hari Jum’at diadakan yang namanya pengajian mentari pagi, isinya ada ceramah atau tausiyah agama Islam, kedua ada pembiasaan sholat duha,

sholat taubat, dan yang ketiga tadarus Al- Qur’an, yang keempatnya itu ada budaya-budaya Islami seperti marawis, kemudian yang kelima anak- anak itu juga pada saat pengajian mentari pagi mereka mengolah kegiatan tersebut untuk melatih tanggung jawab, disiplin mulai dari pra- acara pengajian sampai pengisi acara dan sesudah acara. Jadi selakau item organizer nya adalah anak-anak.

AP : Bagaimana cara Bapak berkomunikasi dengan wali murid maupun dengan siswa?

US : Wali murid itu ada sosialisasi pada awal tahun ajaran baru, biasanya kita sosialisasi tentang kurikulum, ada program pembiasaan tentang pendidikan karakter atau penguatan dan karakter yang diintegrasikan kepada muatan pelajaran atau pelajaran di kelas, dan diintegrasikan pada kegiatan ekstrakulikuler. Disamping ada GBS dan gerakan peduli lingkungan.

AP : Bagaimana cara Bapak menanamkan pada siswa untuk berpakaian rapih dan berperilaku baik dan sopan?

US : Yang pertama ditanamkan, yang kedua dibiasakan, yang ketiga dibudayakan, dan keempat menjadi karakter. Jadi yang dimaksud di tanamkan dijelaskan bahwa berpakaian tertib itu penting sebagai wujud kepribadian kita sebagai manusia yang memiliki karakter atau pribadi baik. Kemudian yang kedua, dibiasakan setiap hari harus pakai, kalau gak pakai ya ditegur. Yang ketiga dibudayakan, semua anak-anak itu harus ikut serta disamping guru sebagai panutan. Nah! Kalau sudah dibiasakan semua menjadi komitmen, terbiasa, maka akan jadi budaya, namanya budaya sekolah.

AP : Apa yang Bapak lakukan jika menjumpai guru atau siswa yang melakukan hal yang tidak baik?

US : Untuk guru itu, kita tegur pada saat rapat, pembinaan. Kedua, diinformasikan secara tidak langsung pada saat upacara setiap hari Senin. Yang ketiga, diberi contoh oleh kita bahwa kita itu harus memiliki disiplin sebagai pegawai negeri. Untuk anak-anak bagi yang melanggar, US : Untuk guru itu, kita tegur pada saat rapat, pembinaan. Kedua, diinformasikan secara tidak langsung pada saat upacara setiap hari Senin. Yang ketiga, diberi contoh oleh kita bahwa kita itu harus memiliki disiplin sebagai pegawai negeri. Untuk anak-anak bagi yang melanggar,

AP : Menurut pendapat Bapak, bagaimana kedisiplinan tugas piket di sekolah baik siswa maupun guru?

US : Kegiatannya itu ada jadwal yang terprogram terstruktur, kemudian yang kedua adanya pembinaan yang berkelanjutan oleh guru atau petugas piket, yang ketiga harus dibangun komitmen antara murid dengan guru tentang peraturan itu, yang keempat harus kontinue terus-menerus dan tidak boleh mengenal rasa lelah.

AP : Bagaimana peran aktif siswa dalam kegiatan sekolah? khususnya dalam kegiatan pembiasaan yang rutin dilakukan.

US : Yang pertama ada tiga tipe. Tipe yang pertama itu ada anak yang memang respon, peduli, cekatan, semangat, melakukan dengan penuh keikhlasan, dan tentu saja tanggapan saya ini yang kita harapkan. Jadi ada atau tidak ada kepala sekolah atau guru, dia melakukan. Tipe yang kedua, dia melakukan tapi setengah hati karena keterpaksaan oleh aturan yang ditegakkan oleh guru atau kepala sekolah, dan ini kita lakukan pembinaan secara terus-menerus. Makanya setiap pagi itu selalu ada yang namanya motivasi belajar bekerja dalam menanamkan nilai karakter, termasuk contoh Bapak/Ibu guru maupun contoh temannya, seperti ada duta sekolah, duta peduli lingkungan yang menjadi contoh US : Yang pertama ada tiga tipe. Tipe yang pertama itu ada anak yang memang respon, peduli, cekatan, semangat, melakukan dengan penuh keikhlasan, dan tentu saja tanggapan saya ini yang kita harapkan. Jadi ada atau tidak ada kepala sekolah atau guru, dia melakukan. Tipe yang kedua, dia melakukan tapi setengah hati karena keterpaksaan oleh aturan yang ditegakkan oleh guru atau kepala sekolah, dan ini kita lakukan pembinaan secara terus-menerus. Makanya setiap pagi itu selalu ada yang namanya motivasi belajar bekerja dalam menanamkan nilai karakter, termasuk contoh Bapak/Ibu guru maupun contoh temannya, seperti ada duta sekolah, duta peduli lingkungan yang menjadi contoh

AP : Dari hal tersebut, apa kesulitan Bapak dalam menerapkan aturan sekolah?

US : Kesulitannya ketika kedatangan malas, jadi kalau kepala sekolahnya malas jadi ada setan maka itu sulit sekali. Yang kedua adalah ketika tidak punya mindset bahwa karakter itu lebih penting daripada angka-angka atau nilai-nilai yang tertulis, jadi pendidikan karakter itu ditempatkan sebagai tujuan utama dari sebuah dunia pendidikan. Jadi tujuan pendidikan nasional itu sebenarnya agar memiliki karakter terlebih dahulu, makanya lagu Indonesia Raya itu membangun jiwanya dulu baru raganya. Kalau jiwanya sudah terbentuk dengan baik, sudah memiliki karakter, maka pengetahuan akan masuk, keterampilan akan mudah dilakukan, termasuk hal-hal yang lain. Ketiga adalah ada pola didik yang keliru dimasa lalu yang mengutamakan bahwa pendidikan itu yang paling penting adalah pengetahuan, padahal yang paling utama itu adalah sikap US : Kesulitannya ketika kedatangan malas, jadi kalau kepala sekolahnya malas jadi ada setan maka itu sulit sekali. Yang kedua adalah ketika tidak punya mindset bahwa karakter itu lebih penting daripada angka-angka atau nilai-nilai yang tertulis, jadi pendidikan karakter itu ditempatkan sebagai tujuan utama dari sebuah dunia pendidikan. Jadi tujuan pendidikan nasional itu sebenarnya agar memiliki karakter terlebih dahulu, makanya lagu Indonesia Raya itu membangun jiwanya dulu baru raganya. Kalau jiwanya sudah terbentuk dengan baik, sudah memiliki karakter, maka pengetahuan akan masuk, keterampilan akan mudah dilakukan, termasuk hal-hal yang lain. Ketiga adalah ada pola didik yang keliru dimasa lalu yang mengutamakan bahwa pendidikan itu yang paling penting adalah pengetahuan, padahal yang paling utama itu adalah sikap

AP : Bagaimana cara Bapak menanamkan nilai karakter dalam proses pembelajaran?

US : Caranya yang pertama harus punya ungkapan doa sebelum bekerja, jadi anak-anak itu harus didoakan dulu supaya misalnya anak itu mau beriman, bertakwa, beramal sholeh, mau bertanggung jawab, disiplin, jadi yang pertama kita harus doakan dulu. Yang kedua, kita harus mendesain atau merencanakan pendidikan karakter itu sebelum masuk kelas. Nah yang ketiga yaitu guru sendiri harus sudah punya karakter yang positif, misalnya dia sudah bertanggung jawab sebelum mengajarkan tanggung jawab, dia sudah bersih sebelum mengajarkan kebersihan, dia sudah jujur sebelum mengajarkan jujur, dia harus dimulai dari dirinya, dirinya adalah guru, selama dia mulai tidak melakukan maka itu tidak akan mencapai yang maksimal. Keempatnya itu pendekatannya dimulai dengan pendekatan dari hati ke hati, jadi anak itu tidak bisa

pendekatannya dimulai dari IQ tapi dari EQ (Emotional Question) dulu jadi bagaimana dia merasa nyaman dengan kita, merasa penting tentang pembelajaran tentang ilmu pengetahuan. Baru yang kedua, setelah merasa nyaman, dia senang dengan kita, dibawah ke alam yang namanya alam keterampilan untuk melakukan, misalnya anak masuk ke kelas, dia senang gak dengan kita? Kalau sudah senang dengan bersih, kita ajak untuk melakukan. Baru setelah keterampilan proses, setelah membersihkan anak disuruh untuk mengungkapkan, mempresentasikan tentang apa manfaat bersih, apa yang dialami. Yang terakhir, guru menerapkan betapa pentingnya bersih itu sebagai konfirmasi dari materi yang sudah dilakukan, dan terakhir dimotivasi bahwa itu penting lohh.. untuk dilakukan, membersihkan, tanggung jawab itu.

AP : Menurut Bapak, apa saja manfaat yang didapat oleh siswa maupun guru dalam mengikuti kegiatan sekolah yang rutin dilaksanakan?

US : Itu calon penghuni surga, jadi penghuni surga itu adalah yang melakukan amalan sholehah. Artinya orang-orang yang membiasakan pada hal-hal positif itu adalah kalau dalam agama itu namanya Dzikir Bilmal’ yaitu dengan perbuatan bukan dengan lisan, dia melakukan sesuatu setiap pagi apa itu membersihkan yang kotor, menata yang berantakan, menghidupkan yang mati seperti pohon, mempersiapkan semua area pembelajaran supaya bisa dipakai dengan nyaman. Nah itu adalah orang-orang atau anak-anak calon penghuni surga. Yang kedua, US : Itu calon penghuni surga, jadi penghuni surga itu adalah yang melakukan amalan sholehah. Artinya orang-orang yang membiasakan pada hal-hal positif itu adalah kalau dalam agama itu namanya Dzikir Bilmal’ yaitu dengan perbuatan bukan dengan lisan, dia melakukan sesuatu setiap pagi apa itu membersihkan yang kotor, menata yang berantakan, menghidupkan yang mati seperti pohon, mempersiapkan semua area pembelajaran supaya bisa dipakai dengan nyaman. Nah itu adalah orang-orang atau anak-anak calon penghuni surga. Yang kedua,

AP : Terima kasih Bapak atas waktunya, selamat siang. US

: Selamat siang.

Dokumen yang terkait

BRIKET PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF YANG BERNILAI EKONOMIS DAN RAMAH LINGKUNGAN Petir Papilo Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi – UIN Suska Riau Email : pilo_ukmyahoo.com ABSTRAK - Briket Pelepah Kelapa Saw

0 0 12

APLIKASI PREDIKSI HASIL TANAMAN PALAWIJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR MENGGUNAKAN METODE MARCOV CHAINS

0 0 10

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DALAM PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN

1 2 8

KETERAMPILAN MANAJEMEN KELAS MELALUI GERAKAN SEDERHANA SENAM OTAK (BRAIN GYM) DI SD PELITA 2, JAKARTA BARAT

0 1 70

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN IPA BAGI GURU-GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN PERGURUAN BIRRUL WAALIDAIN

0 1 29

SUPPORT VECTOR REGRESSION UNTUK PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT DI PROVINSI RIAU

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV A SDN KEBON JERUK 11 JAKARTA

0 0 9

BAB II KAJIAN TEORI - PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN KELAPA DUA 06 PAGI JAKARTA

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN KELAPA DUA 06 PAGI JAKARTA

0 10 13

USULAN PERBAIKAN KESELAMATAN KERJA UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA AREA LANTAI PRODUKSI DI PT. ALAM PERMATA RIAU

0 7 8