Kesimpulan dan Saran

5.4 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil uji Granger Causality terlihat bahwa terdapat hubungan kausalitas antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pada siklus ekonomi yang sedang ekspansi, meningkatnya aktivitas ekonomi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan akibatnya inflasi meningkat. Hanya saja, inflasi yang terlalu tinggi lama-kelamaan akan menurunkan daya beli masyarakat sehingga permintaan agregat menurun begitu juga pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya saran penulis adalah bahwa stabilitas inflasi sangat perlu di jaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil. Peran kebijakan moneter dalam hal ini Bank Indonesia di perlukan dalam hal ini, sehingga terwujud tingkat inflasi yang wajar dan stabil dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.

Variabel jumlah uang beredar (M2) dengan variabel pertumbuhan ekonomi dan inflasi tidak memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Hal ini mengindikasikan jalur uang sebagai salah satu jalur dalam mekanisme transmisi moneter tidak efektif dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas inflasi, begitu juga sebaliknya. Perlu di teliti lagi jalur mekanisme transmisi yang lain yang lebih efektif dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi.

Terdapat hubungan se arah antara kebijakan fiskal yaitu pajak dan defisit APBN terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini memperlihatkan bahwa kurun periode penelitian, kebijakan fiskal lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Terdapat hubungan se arah antara kebijakan fiskal yaitu pajak dan defisit APBN terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini memperlihatkan bahwa kurun periode penelitian, kebijakan fiskal lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di

Berdasarkan uji kointegrasi, terlihat bahwa dalam jangka panjang kebijakan makro ekonomi meliputi kebijakan fiskal dan moneter memiliki hubungan keseimbangan dan saling merespon terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai indikator siklus ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan makro ekonomi efektif di terapkan dalam pengelolaan siklus pertumbuhan ekonomi dengan target jangka panjang.

Berdasarkan hasil uji VECM, seluruh variabel kebijakan, yaitu inflasi, jumlah uang beredar, pajak, dan defisit APBN memiliki hubungan jangka pendek dengan pertumbuhan ekonomi, di mana perubahan variabel-variabel tersebut akan di ikuti oleh perubahan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Hanya saja pengaruh variabel kebijakan fiskal dan moneter terlihat tidak terlalu besar yaitu di bawah 5 persen. Variabel kebijakan moneter dengan menambah jumlah uang beredar dan variabel fiskal dengan defisit APBN lebih efektif dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di bandingkan dengan variabel inflasi dan pajak.

Variabel jumlah uang beredar dan defisit anggaran memiliki hubungan jangka pendek dengan inflasi dengan pengaruh rata-rata 4 persen, sedangkan pajak memiliki hubungan jangka panjang dengan inflasi dengan pengaruh yang kurang signifikan di bawah 1 persen. Variabel pertumbuhan ekonomi sendiri terlihat memiliki hubungan jangka pendek dengan variabel inflasi. Pertumbuhan ekonomi terlihat sangat efektif mempengaruhi inflasi terlihat dari persentase pengaruhnya yang cukup besar di bawah

90 persen tiap periode. Dari hasil uji empiris di atas, penulis menyarankan, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang di koordinasikan dengan baik sangat efektif digunakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi dalam jangka panjang dan jangka pendek. Kebijakan fiskal baik dengan menambah defisit APBN ataupun dengan pajak, dan kebijakan moneter dengan menambah jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi dalam jangka panjang.

Untuk kebijakan jangka pendek, karena persentase pengaruhnya yang relatif kecil terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi, maka di perlukan kebijakan lain yang lebih efektif dalam upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan stbilitas inflasi. Namun bagaimanapun, berdasarkan hasil penelitian ini, kebijakan moneter ekspansif Untuk kebijakan jangka pendek, karena persentase pengaruhnya yang relatif kecil terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi, maka di perlukan kebijakan lain yang lebih efektif dalam upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan stbilitas inflasi. Namun bagaimanapun, berdasarkan hasil penelitian ini, kebijakan moneter ekspansif