KETENTUAN UMUM WEWENANG Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum

7. 8. 9. 10. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258; Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263; Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737; Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 41; Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 3 Seri D, MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 4. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 6. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh Undang- Undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah. 7. Penyidik POLRI adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981. 8. Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo Nomor Nomor 43 Tahun 1999. 9. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mengandung sanksi pidana. 10. Unit Kerja adalah Dinas dan Lembaga Teknis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BAB II WEWENANG

Pasal 2 1 PPNS memiliki kewenangan untuk menyidik pelanggaran Peraturan Daerah dalam ruang lingkup tugas unit kerjanya. 2 Kewenangan PPNS sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini meliputi : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah; b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di tempat kejadian; c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret tersangka; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik POLRI memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; i. melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 3 Penyidikan yang dilakukan oleh PPNS meliputi pelanggaran tindak pidana tertentu yang diatur dalam Peraturan Daerah yang untuk pelaksanaannya dilakukan oleh unit Kerja PPNS yang bersangkutan. Pasal 4 Hal-hal yang perlu dilakukan oleh PPNS dalam pelaksanaan penyidikan adalah: a. meminta petunjuk dan bantuan penyidikan sesuai kebutuhan kepada Penyidik POLRI yang meliputi bantuan teknis, bantuan taktis dan bantuan upaya paksa; b. dalam hal suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana sedang dalam penyidikan PPNS, sebelum diajukan ke Penutut Umum PPNS melapor kepada Penyidik POLRI; c. memberitahukan penghentian penyidikan yang dilakukan kepada Korwas PPNS di Kepolisian; d. menyerahkan berkas perkara hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik POLRI; e. menyampaikan laporan secara periodik 3 tiga bulan sekali kepada Kepala Unit Kerja dan POLRI.

BAB III PENDIDIKAN CALON PPNS DAN COACHING CLINIC