7 tentang eksploitasi pemanah prajurit menyangkut Minamoto no Tametomo dan
nasu no Yoichi yang membuat terjadinya pertikaian antara dua keluarga tersebut. Minamoto no Tametomo dikatakan sebagai orang yang sangat besar dan kuat
dengan adanya panah yang hebat dan bagus ia mampu mengalahkan prajurit Nasu no Yoichi.
Pada 1192 Minamoto no Yoritomo ini ia berhasil mengkonsolidasikan kekuasaannya sehingga ia menguasai seluruh negeri dari Markas besar di
Kamakura dan mempengaruhi seluruh masyarakat Jepang saat itu. Pada saat itu Yoritomo mulai memulai latihan memanah ketat untuk prajurit dan menambah
prajurit baru untuk di latih, hingga sampai di ajarkannya prajurit pemanah berkuda untuk persiapan berperang ketika musuh menyerang. Dari signifikasi ini membu
ktikan bahwa pengembangan panahan Jepang yang semakin meluas di Jepang.
2.2.4 Periode Transisi
Dari zaman yang semakin berubah masyarakat umum Jepang menambah praktek memanah dengan jumlah yang semakin meningkat. Menurut beberapa
sumber, Morikawa Kozan pendiri modern Yamato Ryu, pertama kali menciptakan kata kyudo, pada saat itu kyujutsu di ubah menjadi kata Kyudo seni panahan
Jepang. Era Meiji 1868-1912 melihat Jepang memulai program modernisasi
dengan semakin pekanya masyarakat Jepang pada seni memanah. Dengan menambahkan di sekolah-sekolah tradisional berlatih memanah dan dan
mengajarkan meode-metode baru. Dari abad ke abad yang sudah berlalu, seorang Honda Toshizane instruktur kyudo di Universitas Kekaisaran Tokyo, menciptakan
8 metode gaya cepat penembakan kepada murid-murid agar menjadi prajurit yang
tangguh di kemudian hari. Tentu saja, sekolah-sekolah tradisional mendukung metode baru. Dan pada saat itu, ajaran-ajarannya menyebar di luar sistem sekolah.
Honda Toshizane diakui sebagai salah satu master kyudo paling berpengaruh dari zaman modern. Beberapa orang mengatakan bahwa ia tidak hanya bertanggung
jawab untuk mengubah arah panahan Jepang tetapi juga untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat Jepang.
2.2.5 Periode Modern
Sejarah seni pahanan Jepang terus menjadi subjek pembahasan, sekarang pada zaman ini penggunaan busur telah berubah fungsi, tidak lagi di gunakan
sebagai alat pertempulan akan tetapi, sebagai seni olahraga. Masyarakat Jepang mendapat julukan dari berbagi penjuruh sebagai negara modern di bidang
olahraga. Oleh karena itu masyarakat Jepang banyak mendirikan sekolah-sekolah untuk belajar mengetahui tentang seni memanah dengan tujuan berbagai macam,
seperti di ajarkan sebagi militer, sebagi untuk upacara-apacara tertentu, sebagai atlet dunia dan ada juga hanya sebagi hobbi semata, baik pria maupun kaum
wanita. Tidak hanya sekolah pada zaman ini masyarakat Jepang juga banyak mendirikan sebuah Dojo tempat berlatih memanah sebagai tempat latihan
mereka. Dan bahkan beberapa dari murid-murid ini menciptakan clup-clup berlatih, karena mereka antusias ingin ikut di ajang perlombaan seni olahraga
memanah, bahkan tingkat internasional hingga pada saat ini.
9
2.3 Peralatan Dan Aksesoris memanah