Teknik-Teknik Dasar Memanah Bagi Pemula

(1)

1

TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMANAH BAGI PEMULA

HAJIMARU HITO NI OKERU KIHON TEKINA KYUDO NO

GIJUTSU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

NIM : 122203032

AGUSTINA SIMANJUNTAK

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

2

TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMANAH BAGI PEMULA

HAJIMERU HITO NI OKERU KIHON TEKINA KYUDO NO

GIJUTSU

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian program pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Medan, untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan Diploma III dalam bidang Bahasa Jepang.

Dikerjakan

OLEH:

NIM:122203032

AGUSTINA SIMANJUNTAK

Pembimbing Pembaca

Zulnaidi,SS.,M.HUM Adriana Hasibuan,SS.,M.HUM NIP. 19670 807 200501 1 001 NIP. 19620727 198703 005

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

3

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia ujian program pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Dploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan

Nip.195110131976031001 Dr. Syahron Lubis, M.A

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, SS.,M.Hum ( )

2. Adriana Hasibuan,SS.,M.HUM ( ) 3. Zulnaidi, SS.,M.Hum ( )


(4)

4

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra Dan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program studi D III Bahasa Jepang

Ketua Program Studi

Nip. 196708072005011001

Zulnaidi, SS,M.Hum


(5)

5

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat, dan pertolongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas Karya ini berjudul

TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMANAH

BAGI PEMULA ”

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa apa yang telah tertulis dalam Kertas Karya ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi dan pembahasan masalah. Demi kesempurnaan, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kearah perbaikan.

Dalam Kertas Karya ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang cukup bernilai harganya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi, SS., M.Hum. selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang D3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi, SS.,M.Hum.selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan juga arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.


(6)

6

4. Ibu Adriana Hasibuan, SS.,M.Hum. selaku dosen pembaca yang telah memberikan pengarahan, kritik, dan saran yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian kertas karya ini.

5. Seluruh staf pengajar pada program studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, atas didikannya selama masa perkuliahan.

6. Dari semuanya yang teristimewa, ayahanda Alm.R.Simanjuntak, Ibunda tercinta N.Lumban Gaol, kakak saya tercinta Lisbet Simanjuntak dan abang saya tercinta Erikson Simanjuntak dan keluarga besar saya tulang Berkat, tulang Tasyah, tulang Willy, uda Rahel, nantulang Berkat, nantulang Tasyah, nantulang Willy, tante Rahel dan keluarga yang lainya tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan semangat, dukungan, doa, serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis baik secara materi, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik dan seluruh sahabat-sahabat satu kost b’Berkat, b’Arman, k’Nova, Rutdiani, Entelina, Frisca, b’Bene yang selalu membantu serta memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dan angkatan 2012 jurusan bahasa jepang terkhusus buat Helen, Margareth, Tanty, Bela, Weny, Natalia, Widya Ratna, Beta, Rohani, terimakasih atas kebersamaannya selama penulisan kertas karya ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini, sehingga kritik dan saran diharapkan oleh penulis.


(7)

7

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Kertas Karya ini dapat berguna bagi kita semuanya dikemudian hari.

Medan, Juli 2015 Penulis,

AGUSTINA SIMANJUNTAK NIM : 122203032


(8)

8 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMANAH BAGI PEMULA ... 4

2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang ... 4

2.2 Perkembangan Olahraga Memanah Di Jepang. ... 5

2.3 Peralatan Dan Aksesoris Memanah ... 9

2.4 Peraturan Olahraga Memanah ... 11

BAB III TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMANAH BAGI PEMULA ... 13

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 19

4.1 Kesimpulan ... 19

4.2 Saran ... 20 LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA


(9)

22 ABSTRAK

TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMANAH BAGI PEMULA

Olahraga memanah merupakan seni beladiri di Jepang yang menggunakan busur panah. Seni memanah di Jepang muncul pada abad ke-6 yang di perkenalkan oleh Cina pada saat periode Samurai kemudian seni memanah ini semakin berkembang menjadi lima tahapan di antaranya adalah periode prasejarah, periode kuno, periode feodal, periode transisi, dan periode modern. Olahraga memanah memiliki beberapa aturan yaitu: Lima belas menit latihan penembakan dihentikan sebelum perlombaan dimulai, Pemanah dapat menembakan 3 anak panah dalam 2 menit atau 6 anak panah dalam 4 menit dengan jarak 30 meter tetapi dalam keadaan berdiri dan garis tembak berada pada ke dua kaki. Peralatan dan aksesoris yang digunakan dalam memanah adalah Busur Jepang, Tali busur, Panah, Sarung tangan, Kepala panah, Nock, dan Bulu.

Beberapa teknik-teknik dasar memanah di antaranya adalah (1) Sikap berdiri adalah posisi kaki pada lantai. Sikap berdiri yang baik ditandai oleh titik berat badan ditumpu oleh kedua kaki secara seimbang, tubuh tegak, tidak condong ke depan, kebelakang, kesamping kanan dan kesamping kiri. (2) Memasang ekor panah adalah Gerakan menempatkan atau memasukkan ekor panah ke tempat anak panah. Kemudian diikuti dengan menempatkan jari-jari penarik pada tali dan siap menarik tali. (3) Mengangkat busur adalah Gerakan mengangkat penahan busur setinggi bahu dan tangan penarik tali siap untuk menarik tali. (4) Menarik tali busur adalah Gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir dan hidung. Kemudian dilanjutkan dengan menjangkarkan busur. (5) Menjangkarkan adalah Gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu sebelum melepas


(10)

23

panah. Hal yang harus diperhatikan adalah pada waktu penjangkaran, pernafasan harus di kontrol dengan baik dan tetap konsentrasi agar tepat sasaran. (6) Menahan sikap memanah adalah Suatu keadaan menahan sikap panahan beberapa saat, setelah penjangkaran dan sebelum anak panah dilepas. (7) Membidik adalah Gerakan mengarahkan atau menempelkan titik alat pembidik pada titik sasaran. (8) Melepas panah adalah Suatu gerakan melepaskan tali busur dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah. Pelepasan anak panah yang baik diperlukan untuk memberikan kekuatan penuh dari tali terhadap panah dalam setiap melepaskan panah yang diinginkan. Kesalahan sedikit apapun pada saat melepaskan anak panah, mengakibatkan dampak yang sangat besar terhadap sasaran, yang menyebabkan panah berputar. (9) Gerak lanjut adalah Ketika seorang pemanah selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap santai agar konsentrasi ketika menembak sasaran. Pandangan mata harus konsentrasi ke sasaran. Busur diusahakan tetap diam sebelum anak panah memancap ke sasaran dengan tujuan untuk memudahkan pemanah dalam pengontrolan gerak yang dilakukan.


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga. Dapat kita buktikan dengan membaca komik dan serial drama Jepang. Olahraga di Jepang juga mengalami perkembangan yang pesat dengan makin banyaknya masyarakat yang antusias manerima dan berpartisipasi dalam olahraga tersebut. Terbukti dengan aktifnya mengikuti dengan kejuaraan dan olimpiade dunia. Bahkan olahraga di Jepang tidak hanya di gemari kaum pria saja, tetapi kaum wanita pun ikut mengikuti olimpiade yang diadakan dalam lingkup dunia dan inilah yang membuat Jepang popular.

Jepang mempunyai berbagai macam jenis olahraga yang sangat terkenal di Jepang sendiri dan bahkan di dunia, meliputi; baseball, sepak bola, karate, judo, kendo, sumo dan kyudo. Diantara olahraga yang di sebutkan tadi yang paling di gemari oleh masyarakat Jepang adalah baseball dan juga sepak bola. Namun tidak hanya olahraga modern seperti baseball dan sepak bola saja yang di sukai oleh masyarakat Jepang. Beberapa olahraga tradisional juga masih di sukai dan di gemari. Contohnya; karate, jodo, kendo, sumo dan kyudo. Olahraga tradisional ini mendapatkan respon yang cukup banyak dari masyarakat Jepang, bahkan dunia dan masih ada sampai sekarang karena masyarakat Jepang menganggap bahwa olahraga memiliki ciri khas tersendiri bagi masyarakat Jepang. Dan kemudian salah satu budaya Jepang yang masih dilestarikan, misalnya seni panahan


(12)

2

Jepang(kyudo). Seni memanah merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh para prajurit saat berperang. Awalnya aktivitas memanah digunakan untuk berburu mencari makanan, juga mempertahankan diri dari serangan dan kemudian berkembang menjadi senjata dalam pertempuran. Namun saat ini panahan lebih dikenal menjadi salah satu cabang olahraga. Pemanah harus menguasai teknik memanah dengan benar agar mencapai prestasi yang maksimal. meliputi: semangat, kemurnian dan konsentrasi.

Berdasarkan hal di atas penulis merasa tertarik untuk membahas tentang ‘’Seni teknik dasar memanah bagi pemula’’, dan ingin menuangkannya kedalam kertas karya ini.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulis kertas karya ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui olahraga memanah sebagai seni bela diri Jepang.

2. Sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang.

1.3 BATASAN MASALAH

Memanah adalah suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah.Dalam kertas karya ini, penulis membatasi masalah ini meliputi; sejarah olahraga memanah, peralatan memanah, peraturan memanah, dan teknik-teknik dasar memanah.


(13)

3 1.4 METODE PENULISAN

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakn metode kepustakaan, yaitu mengumpulkan data-data atau informasi dengan cara membaca buku yang berkaitan dengan olahraga seni memanah, serta menjelajahi internet karena perkembangan internet yang semakin maju mampu menjawab berbagai kebutuhan maka penulis mencari data-data dengan menggunakan internet. Selanjutnya data di bahas dan dirangkum, kemudian dideskripsikan ke dalam kertas karya ini.


(14)

4 BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH

2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang

Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu) dan alat untuk berperang, tetapi seni memanah ini berubah fungsinya sesuai dengan zamannya menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai mengenal panah di daerah Afrika sebagai alat berburu mereka. Namun, sampai saat ini belum ada yang mengetahui dengan pasti sejak kapan panah mulai digunakan. Data dari buku-buku kuno menunjukkan panahan mulai digunakan 2100 SM dibuktikan dengan ditemukannya seorang prajurit mesir kuno yang mati karena tertembus anak panah. Selain itu, sekitar 1600 SM panah sudah mulai berkembang dalam pemakaiannya. Tak hanya sebagai alat berburu, pada saat itu alat ini juga sudah digunakan sebagai senjata perang, bahkan hingga sat ini ada ada suku-suku primitif yang menggunakan busur dan panah dalam mempertahankan kehidupannya. Di abad ke-6 pada periode samurai jepang Cina memperkenalkan olahraga memanah ke Jepang, di Jepang olahraga memanah disebut sebagai seni. Seni memanah dalam bahasa Jepang adalah kyujutsu. Pada saat itu banyak orang Jepang mulai berlatih dan meningkatkat ketrampilannya pada seni ini, alasannya adalah untuk membantu pertahanan negara.


(15)

5

2.2 Perkembangan Olahraga Memanah Di Jepang 2.2.1 Periode Prasejarah

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa penduduk Jepang awalnya mengenal budaya pemburu-pengumpul makanan sebagai pertahanan hidup mereka disebut Jomon. Ketika zaman Jomon Jepang dulu menggunakan peralatan primitive, di zaman ini pula sudah di kenal pembuatan alat-alat dari batu dan besi sebagai alat berburu, seperti busur. Masyarakat zaman ini yang bergantung pada penggunaan busur. Tetapi kemungkinan bahwa mereka menggunakan busur untuk melindungi diri mereka ketika ada musuh menyerang.

Pada waktu itu busur adalah alat yang paling canggih yang awalnya di miliki oleh pria Jepang. Dan pada zaman jomon, tempat tinggal mereka di daratan tinggi. Rumahnya didirikan dengan cara menggali tanah dan di tengah-tengahnya dibuat tiang penyangga atap. Atap yang terbuat dari rerumputan yang di sebut dengan tate ana shiki jukyo. Mereka tinggal dalam kelompok kecil dan hidup dari hasil berburu serta menangkap ikan.

2.2.2 Periode Kuno

Seiring dengan zaman, Jepang mulai mengadopsi panahan bukan hanya sebagai berburu tetapi sebagai ritual mereka pada saat upacara-upacara kebudayaan mereka dan juga sebagai alat perang mereka. Kemudian periode ini Jepang didominasi oleh budaya Yayoi, zaman Yayoi ditandai dengan lahirnya masyarakat petani yang dibawa dari budaya Cina. Akibat adanya teknologi pertanian, maka di zaman ini sudah dikenal peralatan pertanian dari logam. Dengan di kenalnya kebudayaan pertanian, akibatnya terjadi perubahan pola


(16)

6

kehidupan masyarakat. Pada masyarakat hidup di Jomon yang hidup berkelompok-kelompok kecil kini masyarakat tidak lagi bisa hidup berkelompok karena akan mengalami kesulitan memenuhi nafkah, sementara pertanian dapat menjamin pendapatan yang tetap sehingga memungkinkan masyarakatnya untuk tinggal bersama dengan jumlah kelompok besar yang bersifat kotong royong. Hal mengakibatkan semakin berkembangnya strata social dalam masyarakat dengan perkembangan ini melahirkan adanaya orang kaya dan oranag miskin, orang berkuasa dan orang tidak berkuasa.

Pada zaman yayoi ini sudah ditemuakan pemerintah pusat di Jepang yang di sebut Yamato Chotei, dan rajanya di sebut dengan Tenno. Akan tetapi seiring waktu masa pemerintahannya telah berkhir ia meninggal dunia dan kekuasaannya di gantikan oleh anaknya Nakatomi Nokamatari. Pada perkembangan periode ini busur sebagai alat berburu kini menjadi sistem politik, jelas terlihat bahwa para penduduk desa yang bertani kini di paksa untuk menghabiskan waktu untuk bekerja, seperti bertani dan memancing untuk mengumpulkan upeti upaya membantu ekonomi negara mereka. Hal ini jelas menggambarkan bahwa bahkan dalam tahap awal pengembangan negara Jepang adalah dari busur, hingga sampai digunakan sebagai simbol otoritas dan kesatuan politik.

2.2.3 Periode Feodal

pada tahun 1180-1185) penggunaan busur meningkat secara dramatis menjadi sebagai ajang alat perang yang semakin banyak menciptakan prajurit-prajurit hebat. Dan sampai terjadinya perang Gempei anatara Minamoto no Yoritomo dan nasu no Yoichi. Ada banyak cerita waktu itu yang menceritakan


(17)

7

tentang eksploitasi pemanah prajurit menyangkut Minamoto no Tametomo dan nasu no Yoichi yang membuat terjadinya pertikaian antara dua keluarga tersebut. Minamoto no Tametomo dikatakan sebagai orang yang sangat besar dan kuat dengan adanya panah yang hebat dan bagus ia mampu mengalahkan prajurit Nasu no Yoichi.

Pada 1192 Minamoto no Yoritomo ini ia berhasil mengkonsolidasikan kekuasaannya sehingga ia menguasai seluruh negeri dari Markas besar di Kamakura dan mempengaruhi seluruh masyarakat Jepang saat itu. Pada saat itu Yoritomo mulai memulai latihan memanah ketat untuk prajurit dan menambah prajurit baru untuk di latih, hingga sampai di ajarkannya prajurit pemanah berkuda untuk persiapan berperang ketika musuh menyerang. Dari signifikasi ini membu ktikan bahwa pengembangan panahan Jepang yang semakin meluas di Jepang.

2.2.4 Periode Transisi

Dari zaman yang semakin berubah masyarakat umum Jepang menambah praktek memanah dengan jumlah yang semakin meningkat. Menurut beberapa sumber, Morikawa Kozan pendiri modern Yamato Ryu, pertama kali menciptakan kata "kyudo", pada saat itu kyujutsu di ubah menjadi kata Kyudo (seni panahan Jepang).

Era Meiji (1868-1912) melihat Jepang memulai program modernisasi dengan semakin pekanya masyarakat Jepang pada seni memanah. Dengan menambahkan di sekolah-sekolah tradisional berlatih memanah dan dan mengajarkan meode-metode baru. Dari abad ke abad yang sudah berlalu, seorang Honda Toshizane instruktur kyudo di Universitas Kekaisaran Tokyo, menciptakan


(18)

8

metode gaya cepat penembakan kepada murid-murid agar menjadi prajurit yang tangguh di kemudian hari. Tentu saja, sekolah-sekolah tradisional mendukung metode baru. Dan pada saat itu, ajaran-ajarannya menyebar di luar sistem sekolah. Honda Toshizane diakui sebagai salah satu master kyudo paling berpengaruh dari zaman modern. Beberapa orang mengatakan bahwa ia tidak hanya bertanggung jawab untuk mengubah arah panahan Jepang tetapi juga untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat Jepang.

2.2.5 Periode Modern

Sejarah seni pahanan Jepang terus menjadi subjek pembahasan, sekarang pada zaman ini penggunaan busur telah berubah fungsi, tidak lagi di gunakan sebagai alat pertempulan akan tetapi, sebagai seni olahraga. Masyarakat Jepang mendapat julukan dari berbagi penjuruh sebagai negara modern di bidang olahraga. Oleh karena itu masyarakat Jepang banyak mendirikan sekolah-sekolah untuk belajar mengetahui tentang seni memanah dengan tujuan berbagai macam, seperti di ajarkan sebagi militer, sebagi untuk upacara-apacara tertentu, sebagai atlet dunia dan ada juga hanya sebagi hobbi semata, baik pria maupun kaum wanita. Tidak hanya sekolah pada zaman ini masyarakat Jepang juga banyak mendirikan sebuah Dojo (tempat berlatih memanah) sebagai tempat latihan mereka. Dan bahkan beberapa dari murid-murid ini menciptakan clup-clup berlatih, karena mereka antusias ingin ikut di ajang perlombaan seni olahraga memanah, bahkan tingkat internasional hingga pada saat ini.


(19)

9 2.3 Peralatan Dan Aksesoris memanah

Dalam seni memanah ada beberapa peralatan dan aksesoris yang di pergunakan di antaranya adalah:

A. Busur Jepang (Yumi)

Yumi merupakan busur tradisional yang berasal dari Jepang. Yumi digunakan dalam seni memanah, dan pada zamannya senjata ini digunakan oleh Jepang dalam berperang dan berburu. Busur jepang memiliki bentuk yang khas, berbeda dengan busur di seluruh dunia karena berbentuk asimetrik dan memiliki dimensi yang sangat panjang yaitu sekitar 2 meter. Busur ini ada beberapa variasi tergantung pada busurnya. Ada yang terbuat dari jeroan rusa, kayu,dan bambu yang berkualitas dan ada juga terbuat dari besi agar lebih tahan lama dalam penggunaannya.

B. Tali Busur

Pada dasarnya pilihan tsuru yang baik adalah tergantung pada pilihan individu pemanah, jenis tsuru mana yang sesui dengan kebutuhan dan keamanan pemanah, karena jenis tali busur ini ada bermacam-macam jenis. Dan panjang tali busur ini di tentukan panjang pada busur.

C. Kepala Panah (Yajiri)

Mata panah ini dibuat dari besi, kaca, batu, tulang maupun bahan keras lainnya. fungsi dari kepala panah ini adalah untuk melindungi batang atau badan


(20)

10

anak panah dalam mengenai target sasaran. Kepala panah ini di runcingkan di ujungnya agar lebih mudah menancapkan target.

D. Nock (Hazu)

Nock ini digunakan untuk tempat penyimpanan anak panah dengan penutup bulu. Nock ini terbuat dari tanduk rusa dan bambu yang berkualitas, berguna untuk melindungi anak panah agar tetap pada tempatnya. Dulu prajurit Jepang nock ini digunakan sebagai tempat penyimpanan anak panah, juga di gunakan untuk penyimpanan bekal seperti, kepalan nasi, sake dan jenis makanan lain, sebelum pertempuran di mulai.

E. Bulu (Hane)

Bulu ini biasanya bervariasi dan menurut kualitasnya. Sebagian bulu berasal dari bulu elanng, rajawali, angsa, dan kalkun. Kualitas bulu ini sangat bervariasi berdasarkan jenis burung dan jenis bulu. Yang sangat baik adalah bulu ekor luar elang. Fungsinya untuk melindungi anak panah di dalam nock, untuk menjaga keseimbangan pada panah, dan juga untuk member hiasan pada anak panah dan lain-lain.

F. Sarung Tangan (Yugake)

Seorang pemanah membutuhkan sarung tangan untuk melingdungi tangan jari-jari baik ibu jari telunjuk saat memegang busur, terutama di gunakan untuk tangan kanan karena tangan kanan di gunakan untuk menarik busur. Sarung tangan ini dibuat dari kulit rusa. Pada dasarnya ada tiga jenis yugake yang biasa


(21)

11

di gunakan yaitu: Mitsugake (sarung tanagn tiga jari), Yotsugake (sarung tangan emapat jari), dan Morogake (sarung tangan lima jari) akan tetapi memliki fungsi yang sama.

2.4 Peraturan Olahraga Memanah

1. Ketentuan Umum

• Perlombaan diatur oleh pengatur pemanah

• Latihan penembakan diperkenankan dilakukan setiap hari

• Lima belas menit latihan penembakan dihentikan sebelum perlombaan dimulai.

• Kompetisi olahraga dapat di lakaukan di dalam ruangan atau diluar ruangan.

2. Ketentuan Khusus

• Pemanah dapat menembakan 3 anak panah dengan 2 menit atau 6 anak panah dengan 4 menit setiap rambahan tergantung pada peraturan yang di tentukan.

• Jarak yang ditentukan adalah 30 meter atau 40 meter.

• Apabila ditembak oleh 3 pemanah (ABC), maka dapat dilakukan secara bersamaan dengan ketentuan yang ada.

• Penempatan pemanah di garis tembak ditentukan sebagai berikut: A (sebelah kiri), B (tengah), C (sebelah kanan).

• Apabila ditembak oleh 4 pemanah (A, B, C, D), maka pelaksanaannya dilakukan secara bergantian yaitu: AB – CD, CD – AB, AB – CD, CD –


(22)

12

AB dan seterusnya, dengan ketentuan hanya menembak 3 anak panah setiap rambahan.

• Setiap pemanah harus menembak dalam sikap berdiri tanpa alat bantu, garis tembak berada diantara kedua kaki atau di bawah kedua telapak kaki kecuali untuk orang-orang cacat.

3. Peraturan Perlombaan

• Apabila Seorang pemanah sudah berdiri digaris tembak tidak boleh menerima bantuan atau petunjuk, baik dengan kata-kata maupun cara-cara lain dari siapapun, kecuali untuk ada hal yang penting. Jika terjadi kecelakaan maka komisi wasit (KW) akan menentukan tindakan selanjuntnya atau apabila tembakan merosot, maka terserah pada KW tindakan apa yang di tentukan.

• Nilai-nilai yang di nilai dari setiap pemain dicacat pada lembar skor yang gol. Sebelum penilaian tidak diperbolehkan untuk menyentuh panah. Ketika konflik timbul dalam penilaian, seorang hakim dipanggil dan ia akan memerintah di mana panah kebohongan.


(23)

13 BAB III

TEKNIK-TEKNIK DASAR MEMANAH BAGI PEMULA

3.1 Teknik-Teknik Dasar Memanah

Pemanah pemula dalam latihan panahan harus mengetahui dan mencoba cara memasang tali yang benar pada busur. Cara memasang tali yang benar agar busur tidak patah dan berada pada posisi yang benar. Ada dua cara memasang tali pada busur:

Metode dorong tarik

Metode ini dipakai pada busur yang lurus dan melengkung. Tali dipasang secara tepat dari sisi busur sebelah bawah. Tangan yang satu menarik bagian tengah bususr keluar, sedangkan tangan yang lain mendorong untuk memaksa sisi busur kearah bawah. Ketika lengkungan diperoleh, jari harus menyumbat ujung tali. Pemanah harus hati-hati dalam menggunakan metode ini, karena jika saat mendorong tidak hati-hati tangan bisa tergelincir, akibatnya busur bisa terbang ke depan dan dapat memukul wajah.

Metode Tindak Langkah

Menempatkan sayap bawah di depan salah satu kaki dan tali busur berada diantara kaki yang lain. Pemanah manarik sayap bagian atas maju di atas paha dan masukkan tali sampai pada ujung sayap. Kelemahan metode ini, pemanah cenderung sering menarik sayap bagian atas kearah badan menjadi suatu garis lurus dengan tali busur dan busur melengkung.


(24)

14 Teknik memanah Sebagai Berikut:

1. Sikap Berdiri (stand)

Sikap berdiri (stand) adalah Sikap/posisi kaki pada lantai atau tanah. Sikap berdiri yang baik ditandai oleh: tubuh tegak, tidak condong ke depan atau ke belakang, ke samping kanan ataupun ke samping kiri. Terdapat macam, sikap kaki dalam memanah yang sering di gunakan, yaitu, open stand dan square stand.

A. Sejajar (square stance)

• Posisi kaki pemanah terbuka selebar bahu dan sejajar dengan garis tembak. • Pemahan pemula disarankan untuk mempergunakan cara ini 1 sampai 2

tahun, selanjutnya baru beralih ke terbuka (open stance)

• Cara berdiri sejajar mudah dilakukan untuk membuat garis lurus dengan sasaran, namun dalam hal ini perlu diingat, yaitu pada waktu menarik cenderung badan bergerak.

B. Terbuka (open stance)

• Posisi kaki pemanah membuat sudut 45˚dengan garis tembak. • Pada saat menarik, posisi badan lebih stabil.

• Posisi leher atau kepala akan lebih rileks dan pandangan pemanah lebih mudah untuk fokus kedepan.


(25)

15 2. Memasang Ekor Panah (nocking)

Memasang ekor panah (nocking) adalah Gerakan menempatkan atau memasukkan ekor panah ke tempat anak panah (nocking point) pada tali. Kemudian diikuti dengan menempatkan jari-jari penarik pada tali dan siap menarik tali. Memasang ekor panah dalam olahraga panahan bisa menjadi fatal apabila salah penempatan terlalu atas ataupun terlalu bawah, maka perlu untuk memperhatikan kembali apakah anak panah yang dipasang sudah lurus tersandar di busur ataukah belum.

3. Mengangkat Busur (extend)

Mengangkat busur (extend) adalah Gerakan mengangkat penahan busur (bow arm) setinggi bahu dan tangan penarik tali siap untuk menarik tali. Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu lengan penahan busur rileks, tali ditarik oleh tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Tali ditempatkan atau lebih tepatnya diletakkan pada ruas-ruas jari pertama, dan tekanan busur terhadap telapak tangan penahan busur ditengah-tengah titik, yang dibentuk oleh ibu jari dan jari telunjuk.

4. Menarik Tali Busur (drawing)

Menarik tali busur (drawing) adalah Gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir dan atau hidung. Pemanah dalam menarik tali harus bersamaan agar posisi badan selalu seimbang, kemudian pada waktu menarik jangan dibantu dengan badan, tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk


(26)

16

menarik. Ada tiga fase gerakan menarik, yaitu: pre-draw, primary draw dan secondary draw.

Pre-draw adalah gerakan tarikan awal..

Primary-draw atau tarikan utama adalah gerakan tarikan dari posisi pre-draw sampai tali menyentuh atau menempel dan sedikit menekan atau mengetat pada bagian dagu, bibir dan hidung dan berakhir pada posisi penjangkaran.

• Secondary-draw atau tarikan kedua adalah gerakan menahan tarikan pada posisi penjangkaran sampai melepas tali (release).

5. Menjangkarkan (anchoring)

Menjangkarkan (anchoring) adalah Gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada waktu penjangkaran pernafasan harus di kontrol dengan baik dan tetap konsentrasi. Setelah penjangkaran tekanan ke depan dari tarikang ke belakang dan kontinyunya jangan sampai kendor. Posisi penjangkaran ada dua yaitu penjangkaran tinggi dan penjangkaran rendah. Penjangkaran tinggi adalah dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/ ujung tangan pada bagian bawah tulang pipi. Penempatan jari depan di sudut mulut membantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata. Penjangkaran rendah adalah jari depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah. Tali menyentuh hidung dan di tengah-tengah dagu.


(27)

17 6. Menahan Sikap Memanah (tighten)

Menahan sikap panahan (tighten) adalah Suatu keadaan menahan sikap panahan beberapa saat, setelah penjangkaran dan sebelum anak panah dilepas. Pada saat itu otot-otot lengan panahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi agar sikap panahan tidak berubah. Bersamaan dengan itu pemanah melakukan pembidikan. Jadi pada saat membidik, sikap pemanah harus tetap dipertahankan.

7. Membidik (Aiming)

Membidik (aiming) adalah Gerakan mengarahkan atau menempelkan titik alat pembidik (visir) pada tengah sasaran atau titik sasaran. Pada posisi membidik, posisi badan dari pemanah diharapkan tidak berubah, kemudian pemanah tidak hanya fokus kepada sasaran tetapi diutamakan pada teknik, dengan kondisi badan yang release.

8. Melepas Tali/Panah (release)

Melepas tali/panah (release) adalah Gerakan melepas tali busur, dengan cara merilekskan jari-jari penarik tali. Pelepasan anak panah yang baik diperlukan untuk memberikan kekuatan penuh dari tali terhadap panah dalam setiap melepaskan panah yang diinginkan dan untuk mencegah getaran tali yang tidak diperlukan, yang akan menyebabkan panah berputar. Kesalahan sedikit apapun pada saat melepaskan anak panah, mengakibatkan dampak yang sangat besar terhadap sasaran. Penarikan tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher


(28)

18

pemanah, penarikannya harus halus agar setiap arah panah dan kecepatan serta terbangnya anak panah menjadi mulus dan tepat sasaran.

9. Gerak Lanjut (follow through)

Pemanah selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap dengan release. Pandangan mata pemanah juga harus tetap berkonsentrasi ke sasaran. tidak beralih ke terbangnya anak panah. Busur diusahakan tetap diam sebelum anak panah memancap ke target. Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan.


(29)

19 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Olahraga memanah merupakan olahraga seni bela diri di Jepang

2. Olahraga memanah di Jepang muncul pada abad ke-6 yang di perkenalkan oleh Cina ke Jepang dan kemudian di sebut Kyujutsu atau seni memanah pada saat periode Samurai Feodal Jepang, kemudian seni memanah ini berkembang menjadi lima tahapan meliputi: periode prasejarah,masa kuno, periode feodal, periode transisi,dan periode modern.

3. Olahraga memanah memiliki aturan meliputi: Lima belas menit latihan penembakan dihentikan sebelum perlombaan dimulai, pemanah dapat menembakkan 3 atau 6 anak panah pada setiap rambalan. Pemanah dapat menembakan 3 anak panah dalam 2 menit atau 6 anak panah dalam 4 menit setiap rambahan dengan jarak 40 meter atau 50 meter, setiap pemanah harus menembak dalam sikap berdiri tanta alat bantu, garis tembak berada pada ke dua kaki.

4. Olahraga memanah memiliki peralatan dan aksesoris yang di gunakan meliputi: Busur Jepang, Tali busur, Panah, Sarung tangan Kepala panah, nock, dan Bulu, dan memliki teknik-teknik memanah yaitu: Sikap berdiri, Memasang ekor panah, Mengangkat busur, Menarik tali busur, Menjangkarkan, Menahan sikap panahan, membidik, Melepas tali/panah, dan Gerak lanjut.


(30)

20 4.2 Saran

Saat kita mempelajari satu jenis olahraga, ada baiknya kita juga mengetahui sejarah olahraga itu sendiri. Agar kita lebih memahami atau mengenal tentang seni olahraga tersebut. Seperti saat kita mempelajari sejarah seni memanah, Ada baiaknya kita mengetahui teknik permainannya, alat yang digunakan, serta etika didalam permainan itu sendiri. Begitu juga kita sebagai anak muda Indonesia, Agar selalu tetap melestarikan atau membudidayakan seni bela diri yang di miliki negara Indonesi supaya tidak hilang atau pun di lupakan. Dan juga semakin mengembangkannya di negara kita sendiri agar tetap di akui dunia.


(31)

21

DAFTAR PUSTAKA

Acker, William R.B.Japanese Archery. Rutland/Tokyo:Charles E. Tuttle Co., 1965.

Ochiai, Seikichi, and Onuma, Hideharu. Japanese Archery. Tokyo:Asahi Archery Co. Ltd., 1961.

Sunohara, Heihachiro. Gendai Kyudo Shojiten. Tokyo:Asahi Shobo, 1966. Yurino, Minoru, ed. Kyudo Hassetsu: Eight Points in Japanese Archery. Tokyo:

Zen Nippon Kyudo Renmei, 1981.

http:file.Upi.Edu/Direktori/FPOK/JUR.PEND.KEPELATIHAN/19720403199903 1-KOMARUDIN/MATAKULIAH PANAHAN/Peraturan.pdf.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234789/45298/4/chapter %2011.pdf. http


(1)

16

menarik. Ada tiga fase gerakan menarik, yaitu: pre-draw, primary draw dan secondary draw.

Pre-draw adalah gerakan tarikan awal..

Primary-draw atau tarikan utama adalah gerakan tarikan dari posisi

pre-draw sampai tali menyentuh atau menempel dan sedikit menekan atau mengetat pada bagian dagu, bibir dan hidung dan berakhir pada posisi penjangkaran.

• Secondary-draw atau tarikan kedua adalah gerakan menahan tarikan pada posisi penjangkaran sampai melepas tali (release).

5. Menjangkarkan (anchoring)

Menjangkarkan (anchoring) adalah Gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada waktu penjangkaran pernafasan harus di kontrol dengan baik dan tetap konsentrasi. Setelah penjangkaran tekanan ke depan dari tarikang ke belakang dan kontinyunya jangan sampai kendor. Posisi penjangkaran ada dua yaitu penjangkaran tinggi dan penjangkaran rendah. Penjangkaran tinggi adalah dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/ ujung tangan pada bagian bawah tulang pipi. Penempatan jari depan di sudut mulut membantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata. Penjangkaran rendah adalah jari depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah. Tali menyentuh hidung dan di tengah-tengah dagu.


(2)

17

6. Menahan Sikap Memanah (tighten)

Menahan sikap panahan (tighten) adalah Suatu keadaan menahan sikap panahan beberapa saat, setelah penjangkaran dan sebelum anak panah dilepas. Pada saat itu otot-otot lengan panahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi agar sikap panahan tidak berubah. Bersamaan dengan itu pemanah melakukan pembidikan. Jadi pada saat membidik, sikap pemanah harus tetap dipertahankan.

7. Membidik (Aiming)

Membidik (aiming) adalah Gerakan mengarahkan atau menempelkan titik alat pembidik (visir) pada tengah sasaran atau titik sasaran. Pada posisi membidik, posisi badan dari pemanah diharapkan tidak berubah, kemudian pemanah tidak hanya fokus kepada sasaran tetapi diutamakan pada teknik, dengan kondisi badan yang release.

8. Melepas Tali/Panah (release)

Melepas tali/panah (release) adalah Gerakan melepas tali busur, dengan cara merilekskan jari-jari penarik tali. Pelepasan anak panah yang baik diperlukan untuk memberikan kekuatan penuh dari tali terhadap panah dalam setiap melepaskan panah yang diinginkan dan untuk mencegah getaran tali yang tidak diperlukan, yang akan menyebabkan panah berputar. Kesalahan sedikit apapun pada saat melepaskan anak panah, mengakibatkan dampak yang sangat besar terhadap sasaran. Penarikan tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher


(3)

18

pemanah, penarikannya harus halus agar setiap arah panah dan kecepatan serta terbangnya anak panah menjadi mulus dan tepat sasaran.

9. Gerak Lanjut (follow through)

Pemanah selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap dengan release. Pandangan mata pemanah juga harus tetap berkonsentrasi ke sasaran. tidak beralih ke terbangnya anak panah. Busur diusahakan tetap diam sebelum anak panah memancap ke target. Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan.


(4)

19 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Olahraga memanah merupakan olahraga seni bela diri di Jepang

2. Olahraga memanah di Jepang muncul pada abad ke-6 yang di perkenalkan oleh Cina ke Jepang dan kemudian di sebut Kyujutsu atau seni memanah pada saat periode Samurai Feodal Jepang, kemudian seni memanah ini berkembang menjadi lima tahapan meliputi: periode prasejarah,masa kuno, periode feodal, periode transisi,dan periode modern.

3. Olahraga memanah memiliki aturan meliputi: Lima belas menit latihan penembakan dihentikan sebelum perlombaan dimulai, pemanah dapat menembakkan 3 atau 6 anak panah pada setiap rambalan. Pemanah dapat menembakan 3 anak panah dalam 2 menit atau 6 anak panah dalam 4 menit setiap rambahan dengan jarak 40 meter atau 50 meter, setiap pemanah harus menembak dalam sikap berdiri tanta alat bantu, garis tembak berada pada ke dua kaki.

4. Olahraga memanah memiliki peralatan dan aksesoris yang di gunakan meliputi: Busur Jepang, Tali busur, Panah, Sarung tangan Kepala panah, nock, dan Bulu, dan memliki teknik-teknik memanah yaitu: Sikap berdiri, Memasang ekor panah, Mengangkat busur, Menarik tali busur, Menjangkarkan, Menahan sikap panahan, membidik, Melepas tali/panah, dan Gerak lanjut.


(5)

20 4.2 Saran

Saat kita mempelajari satu jenis olahraga, ada baiknya kita juga mengetahui sejarah olahraga itu sendiri. Agar kita lebih memahami atau mengenal tentang seni olahraga tersebut. Seperti saat kita mempelajari sejarah seni memanah, Ada baiaknya kita mengetahui teknik permainannya, alat yang digunakan, serta etika didalam permainan itu sendiri. Begitu juga kita sebagai anak muda Indonesia, Agar selalu tetap melestarikan atau membudidayakan seni bela diri yang di miliki negara Indonesi supaya tidak hilang atau pun di lupakan. Dan juga semakin mengembangkannya di negara kita sendiri agar tetap di akui dunia.


(6)

21

DAFTAR PUSTAKA

Acker, William R.B.Japanese Archery. Rutland/Tokyo:Charles E. Tuttle Co.,

1965.

Ochiai, Seikichi, and Onuma, Hideharu. Japanese Archery. Tokyo:Asahi Archery

Co. Ltd., 1961.

Sunohara, Heihachiro. Gendai Kyudo Shojiten. Tokyo:Asahi Shobo, 1966.

Yurino, Minoru, ed. Kyudo Hassetsu: Eight Points in Japanese Archery. Tokyo:

Zen Nippon Kyudo Renmei, 1981.

http:file.Upi.Edu/Direktori/FPOK/JUR.PEND.KEPELATIHAN/19720403199903

1-KOMARUDIN/MATAKULIAH PANAHAN/Peraturan.pdf.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234789/45298/4/chapter %2011.pdf.

http ://rahmawati-penjasorkes.blogspot.Com/2010/11/teknik-panahan-bagi-pemanah-pemula.html.