Analisis pengelolaan kawasan eksokarst gunungkidul sebagai kawasan geowisata

ANALISIS PENCELOLAAN KAWASAN EKSOKARST
GUNUNGKIDUL SEBAGAI KAWASAN GEOWISATA

OLEH:
NUR HIDAYAT

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
NUR HIDAYAT. Analisis Pengelolaan Kawasan Eksokarst Gunungk~dul
sebagai Kawasan Geowisata. Dibawah bimbingan AN1 MARDIASTUTI
sebagai ketua dan RIDWAN DJAMALUDDIN sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : karakteristik sumberdaya
keanekaragaman geologi di Kawasan Karst Gunungkidul sebagai obyek geowisata
eksokarst, pembagian satuan geomorfologi dan zonasi karst, penentuan jalur
geowisata serta kesiapan sarana prasarana dan aksesibilitas geowisata. Penelitian
dilakukan dengan penentuan pemilihan lokasi karst di Gunungkidul berdasarkan
pertimbangan bahwa : kawasan tersebut secara spesifik memiliki keanekaragaman
bentang alam karst yang unik, secara aklamasi diakui oleh Union of Speleology

sebagai warisan alam yang harus dilindungi, memiliki potensi air yang cukup
besar, terdapat proses alami pembentukan eksokarst dan endokarst terlengkap di
dunia serta banyak peninggalan jaman purba yang terdapat di goa-goa. .
Penggunaan data sekunder untuk analisis tahap awal untuk memandu
pemilihan lokasi di lakukan dengan menggunakan peta rupa burni dan peta
geologi Kawasan Karst Gunun&dul skala 1 : 25.000. Metoda penelitian yang
digunakan adalah metode survey kualitatif diskriptif dan kuantitatif.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan dilapangan untuk
menindaklanjuti hasil analisis data sekunder sehingga mempertajam keberadaan
kondisi obyek geowisata terpilih, morfologi obyek geowisata terpilih dan berbagai
macam proses karstifikasi yang menyertainya serta ketersediaan sarana prasarana
dan aksesibilitas pendukung di lokasi terpilih yang bermanfaat dalam penentuan
pembagian satuan geomorfologi dan zonasi karst.
Jalur geowisata terpilih di mulai dari Kota Wonosari-Tepus-Baron kembali
ke Wonosari lagi, melewati Satuan Geomorfologi Dataran Karst di bagian paling
Utara, Satuan Geomorfologi Perbukitan Karst di bagian tengah, Sub Satuan
Geomorfologi Kerucut Karst di bagian tengah dan Satuan Geomorfologi Teras
Pantai di bagian paling Selatan daerah penelitian. Jalur tersebut juga melewati
Zona Pemanfaatan Intensif di bagian paling Utara, Zona Inti di bagian tengah dan
Daerah Penyangga yang terdapat di bagian paling Selatan daerah penelitian.

Selain itu pada jalur geowisata tersebut terdapat 20 stasiun geowisata yang
tersebar sepanjang jalur yang masing-masing stasiun tersebut dapat dianggap
mewakili satuan dan zona yang ada.
Hasil analisis kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa nilai kualitas
dan kuantitas tertinggi pada variable obyek geowisata dan variable sarana
prasarana dan aksesibilitas terdapat di Zona Pemanfaatan Intensif. Prioritas
kunjungan wisata di dasarkan pada peringkat tertinggi nilai kualitas dan kuantitas
pada semua variable yang diboboti dengan urutan yaitu stasiun 1, stasiun 2,
stasiun 4, stasiun 8 stasiun 16 dan stasiun 18. Wakty minimal kunjungan
geowisata disetiap obyek geowisata diperkirakan 8-20 menit dengan jarak tempuh
dari stasiun 1-20 sejauh 62 km. Penggunaan Sistem Informasi Geografi untuk
memvisualisasikan jalur geowisata beserta berbagai macam informasi gambar dan
data setiap obyek geowisata.
Kata kunci : Geowisata, alamiah, unik, langka dan menarik

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :
ANALISIS PENGELOLAAN KAWASAN EKSOKARST GUNUNGKIDUL
SEBAGAI KAWASAN GEOWISATA


Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang
- digunakan telah dinyatakan secara jelas

clan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 14 Oktober 2002

Nur Hidayat
P10500011/PSL

.

ANALISIS PENGELOLAAN KAWASAN EKSOKARST
GUNUNGKIDUL SEBAGAI KAWASAN GEOWISATA

OLEH:
NUR HIDAYAT


Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: ANALISIS PENGELOLAAN KAWASAN EKSOKARST

GUNUNGKIDUL SEBACAI

KAWASAN G E O W I S ~ ~ A

Nama Mahasiswa

: NUR HIDAYAT


Nomor Pokok

: ~1dBbQIOlt

Program Studi

: Pengelolaan Sumberdaya Alam c
b Lingkungan

Menyetujui
Komisi Perhbimbing

JDr. Ir. h i d~fdiastuti,MSc)
Ketua

Ketua Program Studi PSL

{Prof. Dr. Ir. Sri Saeni. M.S)
Tanggal Lulus : 14 Oktobert 2002


Direktur Program Pasea Sarjana

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karanganyar, Jawa Tengah, pada tanggal 11 Nopember
1970. Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari orang tua yang bernama
Sutyasno Hadiatmodjo dan Sri Harinti.
Penulis menyelesaikan pendidikan SDN Malangjiwan 6 di Colomadu tahun 1985,
SMPN 1 Kartasura di Kartasura tahun 1987 dan SMAN 1 Margoyudan di Solo tahun
1989. Setelah lulus SMA tahun 1989, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di UPN
"Veteran" Yogyakarta mengambil Jurusan Teknik Geologi pada Fakultas Teknologi
Mineral. Tahun 1995 penulis menyelesaikan pendidikan S-1 dan memperoleh gelar
Sarjana Teknik Geologi.
Tahun 1995 hingga sekarang bekerja sebagai staf peneliti di Direktorat Teknologi
Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT). Pada tahun 2000 penulis mengikuti pendidikan Program Pasca
Sarjana di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan (PSL).
Penulis menikah dengan Dian Kusurna Wati pada tanggal 29 Juli 1996 dan telah

dikaruniai dua orang anak laki-laki yaitu Reza Nurdiansyah pada tanggal 17 Pebruari
1998 dan (Alm) Fare1 Dwi Nurdian pada tanggal 2 1 Maret 2002.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas anugerah dan hidayahnya
sehingga penulis bisa menyelesaiakan penulisan tesis ini. Banyaknya kendala yang
menghadang baik sejak penelitian hingga penulisan dialarni oleh penulis, namw berkat
ketekunan, ketabahan dan kesabaran serta bantuan banyak pihak akhirnya tesis ini bisa
selesai.
Tesis dengan judul ANALISIS PENGELOLAAN KAWASAN EKSOKARST
GUNUNGKIDUL SEBAGAI KAWASAN GEOWISATA, penelitiannya dilakukan di
Jalur Wonosari-Baron, Kabupaten Gunungladul, Yogyakarta.
Penelitian tesis ini
dilakukan karena begitu rendahnya penghargaan kawasan karst yang selama ini hanya
dianggap sebagai kawasan yang bermasalah tanpa melihat potensi besar sebagai salah
satu peninggalan alam yang pantas dijadikan warisan alam.
U c a p terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
sejak dari proposal penelitian, penelitian di lapangan dan penulisan tesis ini. Kepada
Ibu Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing Utama, penulis

sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan bantuan
bimbingannya dari sejak proposal, penelitian lapangan hingga penulisan tesis. Kepada
Bapak Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, MSc, selaku anggota Komisi Pembimbing juga
penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingannya sejak
proposal hingga penulisan tesis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada :
Bapak Ir. Achsin Utami, MSc, Kepala Pusat Teknologi Pengelolaan Sumberdaya
Lahan dan Kawasan BPPT, atas perhatiannya, bantuan moril maupun materiil serta
dukungannya.
Prof Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS, selaku Ketua Program Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan, Program Pasca Sarjana IPB atas bantuannya.
Prof Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, selaku Asisten Direktur I Bidang Akademik
atas bantuamya.
Bappeda TK 11, Kabupaten Gunungludul yang telah memberikan bantuan dalam
pengumpulan data sekunder.
Istriku Dian Kusumawati, SE.,dan anak-anakku : Reza Nurdiansyah dan (Alm) Fare1
Dwi Nurdian yang senantiasa setia memberikan dukungan dan bantuan, baik waktu,
tenaga, pikiran dan moral serta rela waktunnya tersita selama Penulis melakukan studi
S-2 di IPB Bogor. Pada Tanggal 23 Oktober 2002 adalah hari terakhir kebersarnaanku
bersama anakku Fare1 Dwi Nurdian untuk memenuhi panggilan Yang Maha Berhak.
Orang tualy : Sutyasno Hadiatmojo dan Sri Harinti, atas dukungannya.

Isnu Hajar, Staff Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia, atas bantuannya
dalam pelatihan singkat pemanfaatan SIG.

8. Rekan-rekan di kantor BPPT dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dalarn membantu pelaksanaan penelitian di lapangan sert.bantuan pemikiran
dan hasil diskusinya.

Tulisan ini masih jauh dari sempuma. Kritik dan saran yang bersifat membangun
akan diterirna sebagai bagian dari proses penyempurnaan tesis ini. Harapan penulis,
mudah-mudahan tesis ini bukan sekedar jilidan kumpulan kertas yang bagus dipajang di
almari buku akan tetapi lebih dari itu yaitu bisa diaplikasikan dilapangan (masyarakat)
dan bisa menjawab keprihatinan dari penulis.

Bogor, 14 Oktober 2002

Penulis

DAFTAR IS1

PRAKATA ...........................................................................

DAFTAR IS1 .........................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................

1.1. Latar Belakang .................................................................
1.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................
1.3.2.Manfaat Penelitian ........................................................
1.4. Penunusan Masalah ..............................................................
1.4.1. Permasalahan Kawasan Karst ...........................................
1.4.2. Kerangka Pemikiran ......................................................

I1. TINJAUAN PUSTAKA

...........................................................

2.1. Diskripsi Geowisata ............................................................
2.1.1. Konsep dan Sejarah Geowisata ........................................

2.1.2. Pola Geowisata .............................................................
2.2. Batasan dan Kondisi Fisik Karst .................................................'
2.3. Karst Gunungludul .............................................................
2.3.1. Stratigrafi Gunungkidul .................................................
2.3.2. Tektonik Gunungkidul ..................................................
2.3.3. Stadia Geomorfologi Karst .............................................
2.3.4. Iklim dan Potensi Air Hujan ..............................................
2.3.5. Potensi Sumber Daya Air ................................................

3.1. Alat dan Bahan Persiapan Lapangan .........................................
3.2. Metode Pengurnpulan Data ......................................................
. 3.2.1. Studi Literatur ............................................................
3.2.2. Pengamatan Lapangan ...................................................
3.2.3. Metode Analisis Data ...................................................
3.3. Metode Pembobotan ............................................................
..................................
3.4. ~enentuan~enghitungan~ a k t ~unjungan
u

...i

111

v
vii
...

Vlll

N . HASIL DAN PEMBAHASAN

...................................................

49

4.1. Karst Gunungkidul Sebagai Obyek Geowisata ...........................
4.2. Pembagian Satuan Geomorfologi Daerah Penenlitian Kawasan Karst ...
4.2.1. Satuan Geomorfologi Dataran Karst (SGDK) ........................
4.2.2. Satuan Geomorfologi Perbukitan Karst (SGPK) .....................
..............
4.2.3. Sub Satuan Geomorfologi Kerucut Karst (SSGKk)
4.2.3. Satuan Geomorfologi Teras Pantai (SGTP) ..........................
4.3. Stadia Geomorfologi Daerah Penelitian .....................................
4.4. Pembagian Zona Karst Daerah Penelitian di Kawasan Karst

49
50
50
52
53
54
54
55

Gunun&dul
4.4.1. Zona Inti Karst (ZI) ......................................................
4.4.2. Daerah Penyangga (ZP)
..............................................
4.4.3. Zona Pemanfaatan Intensif (ZI) ........................................
4.5. Penentuan Jalur Geowisata Daerah Penelitian di Kawasan Karst
Gunungkldul .....................................................................
4.5.1. Interpretasi Berdasarkan Peta Rupa Bumi dan Peta Geologi ......
4.5.2. Interpretasi Berdasarkan Zona Pemanfaatan
......................
4.5.3. Keterwakilan Obyek Geowisata
....................................
4.5.4. Ketersediaan Sarana Prasarana dan Aksesibilitas
.................
4.6. Uraian Stasiun Obyek Geowisata Jalur Wonosari-Tepus-BaronWonosari ..........................................................................
4.7. Pemanfaatan Geologi Karst Gunungkidul Dalarn Pariwisata Sebagai
Obyek Geowisata .................................................................
4.8. Analisis Karakteristik Setiap Stasiun Obyek Geowisata Eksokarst Jalur
........................................
Wonosari-Tepus-Baron-Wonosari
4.8.1. Analisis Variabel Obyek Geowisata ...................................
4.8.2. Analisis Variabel Sarana-Prasarana ..................................
4.8.3. Analisis Karakteristik Aksesibilitas ..................................
4.9. Prioritas Kunjungan Geowisata di Jalur Geowisata Eksokarst ............
4.10. Keterkaitan Geowisata Eksokarst Gunungludul dengan Kelestarian
Lingkungan .....................................................................
4.1 1. Aplikasi Sistem Informasi Geografi dalam Jalur Geowisata Eksokarst
Gunungkldul .................................................................
4.12. Penentuan Penghitungan Waktu Kunjungan di Setiap Stasiun
Geowisata Eksokarst Gunungkidul ..........................................

57
60
61
62
62
66
66
66
70

112
117
117
122
125
128
132
135
136

...................................................

140

...................................................................
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran ..........................................................................

140
142

DAFTAR PUSTAK~

144

V. KESIMPULAN DAN SARAN

........................................................

No.

Text

Halaman

Kajian tentang geowisata yang dipergunakan sebagai referensi
pembobotan

40

Jenis dan keanekaragaman obyek gkwisata yang akan diberi
bobot her*kualitas dan kuantitasnya dari stasiun 1-20
di jalur geowisata eksokarst Gunungkidul

41

Uraian kriteria pembobotan berdasarkan nilai kualitas pada
variabel obyek geowisata

Uraian kriteria pembobotan berdasarkan nilai hantitas pada
variabel obyek geowisata

Urah kriteria pembobotan nilai kualitas dan kelengkapan
sarana prasanrna serta aksesibilitaspendukung geowisata
Uraian kriteria pembobatan nilai kuantitas dan kelengkapan
sarana prasarana serta aksesibilitas pendukung geowisata
Perhitungan waktu berdasarkan jenis obyek dan informasi
yang dibutubkan dengan mengacu kepada diskripsi yang ada
di setiap lampiran di stasiun geowisata

Udan m b t setiap stasiun geowisata
Hasil pembobotan variabel obyek geowisata di 20 stasiun
geowisata yang ada di jatur gewisata eksokarst Gunungkidul

Urutan nilai halitas dan stasiun geowisata terendak ke
tertinggi variabel obyek geowisata eksokarst Gunungkidul di
20 stasiun
Urutan nilai kuantitatif dan stasiun geowisata terendah ke
tertinggi variabel obyek geowisata eksokarst Gunungkidul di
20 stasiun
Hasil pembobotan variabd sarana prasarana di 20 stasiun
geowisata yang ada di jalur geowisata eksokarst Gunungkidul

10a

UNtan nilai kualitatif dan stasiun geowisata terendah ke
tertinggi variabel sarana prasarana geowisata eksokarst
Gunungkidul di 20 stasiun

lob

Urutan nilai kuantitatif dan stasiun geowisata terendak ke
tertinggi variabel sarana prasana geowisata eksokarst
Gunungkidul di 20 stasiun

11

Hasil pembobotan variabel aksesibilitas di 20 stasiun
geowisata yang ada di jalur geowisata eksokarst Gunungkidul

11 a

Urutan nilai halitatif dan stasiun geowisata terendah ke
tertinggi variabel aksesibilias
Gunungkidul di 20 stasiun

geowisata

eksokarst

11 b

Urutan nilai hatitatif dan stasiun geowisata terendah ke
tertinggi variabel aksesibilitas geowisata eksskarst
Gunungkidul di 20 stasiun

12

Empat stasiun unggulan dari 20 stasiun geowisata yang
menjadi prioritas kunjungan geowisata di jalur geowisata yang
sudah dapat mewakili satuan geomorfologi, zonasi
pernanfmorfologi bentang alam karst danproses
kadfksinya
Contoh perhitungan waktu kunjungan di stasiun 2 jalur
geowisata eksokarst Gunungkidul
Penghitungan waktu hnjungan di setiap stasiun obyek
geowisata eksokarst Gunungkidul

138

No.

Text

Halaman

1

Lokasi Penelitian dan rencana jalur geowisata di Kec.
Wonosafi-Tepus Kab. Gunugkidul

10

2

Kerangka Pemikiran Penelitian

15

3

Stadia Karst Menurut Esteban, 1996

30

4

Pembagian Satuan Geomorfood dan Lokasi Stasiun
Geowisata Eksokarst Gunungkidul

63

5

Pernbagian Zona Karst clan Lokasi Stasiun Geowisata
Eksokarst Gunungkidul

64

6

Sketsa Jalur Geowisata Gunungkidul

71

DAFTAR LAMPIRAN TABEL

No.

Text

1.

Pembobotan stasiun geowisata 1-4 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
obyek geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 5-8 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
obyek geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 9-12 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul berdasarkan variabel
obyek geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 13-16 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
obyek geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 17-20 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
obyek geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 1-4 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul berdasarka variabel
sarana prasarana geowisata

*

192

Pembobotan stasiun geowisata 5-8 bi jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul berdasarkan variabel
sarana prasarana geowisata

193

Pembobotan stasiun geowisata 9-12 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunun&dul berdasarkan variabel
sarana prasarana geowisata

194

Pembobotan stasiun geowisata 13-16 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
sarana prasarana geowisata

195

10.

Pembobotan stasiun geowisata 17-20 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
sarana prasamm geowisata

196

11.

Pembobotan stasiun geowisata 1-4 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
...
aksesibilitas geowisata

197

Mil

Pembobotan stasiun geowisata 5-8 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul berdasarkan variabel
aksesibilitas geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 9-12 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
aksesibilitas geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 13-16 di jaiur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul berdasarkan variabel
aksesibilitas geowisata
Pembobotan stasiun geowisata 17-20 di jalur geowisata
eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul berdasarkan variabel
aksesibilitas geowisata

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR

No.

Text

1.

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan pembagian
Satuan Geomorfblogi di stasiun 1 Jalur Geowisata Eksokarst
Wonosari-Tepus Gunungkidul

2.

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan proses
endokarstifikasi yang tersingkap ke permukaan sebagst~gejala
eksokarstifikasi di stasiun 2 Jalur Geowisata Eksokarst
Wonosari-Tepus Gunungkldul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan pembentukan
kerucut karst asimetri di stasiun 3 Jalur Geowisata Eksokarst
Wonosari-Tepus Gunungkidul

Data obyek geowisata, penilaian geologi clan proses
perkembangan gejala eksokarstifikasi pembentukan dolina di
stasiun 4 Jalur Geowisata Eksokarst Wonosari-Tepus
Gunungkidul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan perkembangan
morfologi negatif pembentukan m i n a di stasiun 5 Jalur
Geowisata Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul
Data obyek ge~wisata,penilaim geologi dan keanekaragaman
bentang alam kerucut karst dengan behtuk yang mariasi di
s w i m 6 Jalur Geowisata Eksokarst Wongq(lsi-Tepus
Gunungkldul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan proses
Mkembangan w n t u k a n bentuk positif karst topografi
yang berupa kerucut simetri di stasiun 7 Jalur Geowisata
Eksdkatst Wonosari-Tepus Gunungkidul

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan perkernbangan
lebih lanjut s-etelah k d f i k a s i membentuk topografi yang
lebih resisten terdapat di stasiun 8 Jalur Geowisata Eksokarst
Wonosari-Tepus Gunungkidul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan diskripsi
morfologi serta beberapa proses yang mungkin terjadi pada
perkembangan dolina menuju uvala di stasiun 9 Jalur
Geowisata Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan diskripsi
morfologi serta dinarnika perkembangan perbukitan karst
dengan topografi bergelombang di stasiun 10 Jalur Geowisata
Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan diskripsi
morfologi serta perkembangan morfologi keanekaragaman
perbukitan kerucut karst yang b e h g s i sebagai teras pantai di
stasiun 1 1 Jalur Geowisata Eksokarst Wonosari-Tepus
Gunungkidul
Data obyek pwisata, penilaian geologi dan dataran karst
yang mengisi ruang diantara tern pantai di stasiun 12 Jalur
Geowisata Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan morfologi pantai
karst yang beralaskan koral serta berada diantam perbukitan
karst yang dikontrol abrasi, di stasiun 13 Jalur Geowisata
Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan keanekaragaman
Satuan Geomorfologi Teras Pantai serta hilitas sarana
prasarana geowisata di stasiun 14 Jalur Geowisata Eksokarst
Wonosari-Tepus Gunungkidul
Data obyek geowisata, penilaian geologi dan pembentukan
morfologi cockpit di antara perbukitan karst di stasiun 15
Jalur Geowisata Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul

173

.

175

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan morfologi teluk
yang dibangun oleh perbukitan karst serta material pasir besi
yang mangalasi pantai Baron di stasiun 16 Jalur Geowisata
Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungludul

177

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan aliran sungai
bawah tanah di stasiun 17 Jalur Geowisata Eksokarst
Wonosari-Tepus Gunungk~dul

179

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan perkembangan
morfologi dolina menjadi uvala di stasiun 18 Jalur Geowisata
Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul

181

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan pembentukan
bukit asimetri yang dipengaruhi kontrol struktur geologi pada
topografi yang miring di stasiun 19 Jalur Geowisata
Eksokarst Wonosari-Tepus Gunungkidul

183

20.

Data obyek geowisata, penilaian geologi dan perkembangan
bukit simetri di Sub Satuan Geomorfologi Kerucut Karst di
stasiun 20 Jdur Geowisata Eksokarst Wonosari-Tepus
Gunungludul

185

I. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Otonomi daerah yang mulai diterapkan, memacu setiap daerah mencari

peluang untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing. Sumberdaya
alam yang merupakan modal dasar utama untuk pembangunan menjadi tumpuan
sebagai lahan eksploitasi yang semakin terancam keberadaanya. Pertimbangan
aspek lingkungan diabaikan dengan membayangkan keuntungan jangka pendek
tanpa menyadari dampak bencana besar dikemudian hari.
Berkurangnya cadangan sumberdaya alam non hayati, khususnya sumber
daya alam non hayati yang talc terbaharukan seperti minyak b u d dan gas dam
menjadi salah suatu pendorong untuk mencari sumber lain sebagai pengganti.
Salah satu kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang saat ini merupakan
program yang diprioritaskan dalam pembangunan nasional sebagai sumber devisa
negara adalah sektor pariwisata. Di Indonesia sektor pariwisata menduduki
peringkat ke tiga sebagai penghasil devisa setelah minyak bumi dan kayu lapis
(Meneg. LH, 1995). Fenomena tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata di
Indonesia diterima sebagai sektor ekonomi yang penting. Disamping menjadi
penggerak ekonomi, pariwisata juga sebagai wahana yang menarik untuk
mengentaskan pengangguran (Hartono, 1999).
Sejak pertengahan tahun 1980-an, sektor pariwisata di Indonesia telah
menunjukkan pertumbuhan yang pesat dengan jurnlah wisatawan mancanegara
yang meningkat dari 1,05 juta pada tahun 1985 menjadi 2,78 juta pada tahun 1993
dengan laju pertumbuhan 12,9 % pertahun. Sebagai gambaran, pada Repelita ke

VI telah ditetapkan sasaran jumlah kunjungan wisata yaitu, 6,s juta wisatawan

mancanegara dan 84 juta wisatawan nusantara dengan perkiraan jumlah
penerimaan US $ 8-9 milyar dari wisatawan mancanegara dan Rp. 8,424 milyar
dari wisatawan nusantara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13,02 % merupakan
pengunjung obyek wisata dam (BPS, 1992). Secara umum pariwisata telah
menjadi industri yang terpenting di dunia menurut Dewan Perjalanan dan
Pariwisata Dunia (WTTC, 1999 &lam Ceballos-Lascurain, 1995). Berdasarkan
perkiraan terbaru dari World Tourism Organization, pendapatan pariwisata dunia
tahun 1999 mencapai

US $ 455 milyar dari 657 kedatangan wisatawan

internasional.
Pariwisata juga berpotensi menimbukan kerusakan lingkungan bila tidak
di lakukan secara hati-hati serta cermat dalam perencanaan dan pengelolaanya.
Oleh karena itu perlu disusun suatu konsep wisata yang ramah terhadap
lingkungan bahkan dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan.
Ekoturisme merupakan suatu bentuk wisata alam yang

dapat

mengakomodir persyaratan wisata alam yang ramah lingkungan. Ekoturisme atau
ekowisata adalah model pengembangan wisata yang bertanggung jawab di daerah
yang masih alami atau di daerah yang dikelola secara kaidah dam dimana
tujuannya selain untuk menikmati keindahan alamnya, juga melibatkan unsur
pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi
sumberdaya alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Ekowisata
adalah bagian bidang wisata dam dimana pencinta konservasi dan wisatawan
tertarik bekerjasama untuk memelihara kualitas lingkungan saat satu sama lain
saling melindungi wisata (Farrel and Rumyan, 1991). Hal-hal penting yang
terdapat dalam ekowisata antara lain :

1. Ekowisata memperhatikan kualitas daya dukung alam dan bersifat

2. Ekowisata merupakan sdah satu program pembangunan dan

pelestarian secara terpadu antara upaya konservasi sumberdaya dam
dengan pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara
berkelanjutan.
3. Keberadaan ekowisata dapat meningkatkan status suatu kawasan

menjadi diakui sebagai kawasan dam yang dilindungi.
4. Ekowisata meminimalkan dampak terhadap mutu dan kulitas

keanekaragaman hayati yang disebabkan kegiatan wisata yang bersifat
masal/konvensional.
5. Kegiatan ekowisata berbasiskan masyarakat sehingga menjadikan

masyarakat sebagai pemilik, pelaku dan penerima manfaat utama.
6. Masyarakat diupayakan untuk memiliki keyakinan bahwa ekowisata

merupakan alternatif peningkatan pendapatan.
7. Daya tarik kegiatan ekowisata bertumpu pada kekayaan sumberdaya

d a m dan keanekaragaman hayati, sehingga kegiatan ekowisata
diharapkan marnpu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya
konservasi sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati.
8. Ekowisata membuka kesempatan kerja bagi masyarakat setempat

untuk menjadi pelaku ekonomi secara langsung.
Bentuk lain dari ekowisata yang lebih menekankan pada keindahan
keanekaragaman bentang alam, batuan serta upaya konservasinya dalam rangka
melindungi habitat flora dan fauna yang ada di dalamnya addah geowisata.

4

. Sebagai paradigma baru dalam kepariwisataan, geowisata menawarkan
konsep kegiatan wisata alam yang menonjolkan keindahan, keunikan, kelangkaan
dan keajaiban suatu fenomena dam yang berkaitan erat dengan gejala-gejala
geologi yang dijabarkan dalam bahasa populer dan sederhana. Pengembangan
geowisata merupakan salah satu upaya terobosan dalam kepariwisataan yang
relatif terukur mengingat elemen yang dibutuhkan seluruhnya memanfaatakan
sumberdaya lokal yang telah tersedia (Kusumahbrata, 1999). Beberapa pengertian
6

dan definisi tentang geowisata banyak diungkapkan oleh para ahli untuk
mentleskripsikan secara jelas makna dari geowisata itu sendiri, Geowisata
diartikan sebagai kondisi dan proses geologi yang dapat diangkat ke dalam
hakekat kepariwisataan sehingga mampu memberikan kepuasan, kenikmatan,
perasaan-perasaan yang khas, motivasi serta saling pengertian baik secara rasional
maupun secara irrasional (Sampurno, 1999).
Geowisata mempunyai dua aspek yang sangat penting sebagai bahan
pertimbangan yaitu : Konservasi

keragaman geologi dan secara otomatis

konservasi flora dan fauna yang ada di dalamnya. Latar belakang tatanan
kepulauan Indonesia yang secara geologis terbentuk oleh hasil tumbukan tiga
lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng
Hindia Australia dan satu Lempeng Tektonik Kecil yaitu Lempeng Philipina
(Katili, 1973) mengakibatkan Indonesia mengalami pentahapan geodinamik
sehingga selain menjadi daerah yang labil dan rawan bencana alam juga
menghasilkan rangkaian bentang alam yang indah dengan komposisi batuan yang
beragam. Potensi kekayaan keanekaragaman bentang darn inilah yang harus
dimanfaatkan dan dikelola untuk mendukung Pembangunan Nasiond.

Gunung Kidul merupakan salah satu dari lima Daerah Tingkat II di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Bappeda Gunung Kidul, 1999) yang
memiliki kondisi tanah kering dan tandus yang disusun oleh batugarnping dan
lebih dikenal dengan istilah karst. Karst merupakan suatu istilah untuk
menjelaskan keadaan suatu daerah yang disusun oleh batugamping terumbu tebal
yang menunjukkan topografi khas seperti dolina, uvala, polye, conical hill, goa
dan lain-lain. Pada daerah karst pola pengeringan permukaan yang muncul
sebagai sungai permukaan tidak berkembang dengan baik, sebagai gantinya
banyak muncul sungai-sungai di bawah permukaan yang akan muncul pada
tempat-tempat tertentu sebagai mata air.
Lahan karst terbentuk apabila memenuhi empat persyaratan yaitu : a)
terdiri dari batugamping murni, masif, keras dan kristalin, b) Ketebalan
batugamping lebih dari 100 meter c) berlapis baik dan banyak terdapat rekahan,
dan d)terekspresi oleh relief diatas permukaan laut yang tinggi sehingga dapat
memudahkan sistem sirkulasi air (Summerfield, 1991). Proses pelarutan
batugamping yang merupakan proses terpenting pembentukan karst bisa
dijelaskan menurut reaksi kimia batugamping dengan air dan kandungan gas C02
terlarut sebagai berikut :

Proses pelarutan batugamping tersebut terutarna disebabkan oleh C02
yang bersumber dari atmosfer yang diperkaya oleh faktor biologis dan kegiatan
gunung api. Variasi faktor lain yang ikut berperan dalam pembentukan bentang
alam karst di alam adalah jenis batugamping, struktur geologi, faktor biologi,

6

suhu udara, angin dan curah hujan. Ekosistem kawasan karst merupakan
gabungan dari ekosistem endokarst d m ekosistem eksokarst. Endokarst
merupakan semua fenomena yang dijumpai di bawah permukaan tanah kawasan
karst sedangkan Eksokarst semua fenomena yang dijumpai diatas permukaan
kawasan karst. Karst Gunung Kidul berkembang pada batuan gamping yang
berumur Miosen dengan luas sekitar 13.000 km2dengan jumlah kubah karst yang
**

diperkirakan mekapai 40.000.
Secara tektonis pembentukan karst Gunung Kidul diawali dengan fase
pengangkatan akibat tektonik dengan arah Barat-Timur dengan kemiringan landai
ke arah selatan sekitar lo0, sehingga mempunyai pola pengaliran ke arah Samudra
Hindia (van Bemmelen, 1970). Sifat tandus dan kering disebabkan karena Gunung
Kidul batuannya tersusun oleh dominasi batugamping yang mernpunyai sifat
porositas tinggi dan mudah larut sehingga tidak mampu menahan air hujan
(Jemings, 1985). Narnun demikian kawasan tersebut sebenarnya mempunyai
keistimewaan yang khas dan unik.
Geowisata merupakan salah satu altematif pengelolaan kawasan karst
Gunung Kidul yang mempunyai arti yang sangat penting karena :

-

Kawasan tersebut merupakan kawasan yang spesifik yang perlu
dikonservasi karena didalamnya terdapat flora dan fauna yang khas.

-

Karst Gunung Kidul secara aklamasi oleh International Union of
Speleology tahun 1994 diusulkan sebagai bentuk alam warisan dunia
(World Natural Heritage).

-

Merupakan akuifer air tanah yang cukup besar dan produktif yang dapat
mensuplai wilayah Yogyakarta dan sekitarnya (Sunarto, 1999).

-

Terdapat proses alami pembentukan eksokarst dan endokarst yang
terlengkap di dunia dari stadia muda-tua dan telah berumur ribuan-jutaan
tahun yang masih berlangsung hingga saat ini.

-

Keunikan bentang dam karst seperti perbukitan kerucut, goa bawah
tanah, air sungai bawah tanah, danau alam, mata air, pantai karang, dan
bentukan tekstur dan struktur batuannya yang beranekaragam.

-

Memperkaya jenis wisata yang terdapat di Yogyakart. sehingga dapat
diintegrasikan dengan wisata lain sehingga merupakan alternatif tujuan
wisata yang tidak kalah indahnya.

-

Banyak peninggalan bersejarah pada jaman manusia purba terutama yang
terdapat di goa-goa.

-

Berpotensi sebagai pusat penelitian dan laboratoriurn darn karst di
Indonesia.
Dengan melihat begitu banyak manfaat yang terdapat di kawasan karst

Gunung Kidul tersebut, diharapkan pengelolaan kawasan karst sebagai kawasan
geowisata dapat melindungi, menjaga, memelihara dan memanfaatkannya secara
aman dan lestari. Tanpa mengurangi kepentingan sektor lain untuk memanfaatkan
kawasan karst secara maksimal, diperlukan kesepakatan antara para pengguna
kawasan karst untuk mendayagunakan daerah itu secara adil dan berimbang untuk
kelestariannya (Samodra, 1999). Oleh karena itu dalam pengelolaannya sebagai
kawasan geowisata maka diperlukan perencanaan wisata yang matang mulai dari
pembagian zonasi kawasan, penentuan jalur wisata dan aspek-aspek lain yang
berupa sarana dan prasarana fisik yang mendukung jalur wisata serta peran
masyarakat disekitarnya.

Geowisata layak dikembangkan dengan pertimbangan banyak nilai positif
yang dikandungnya

Nilai-nilai tersebut meliputi nilai keindahan yang

ditunjukkan oleh keanekaragaman bentukan bentang alam yang khas seperti
perbukitan kerucut, goa bawah tanah, sungai bawah tanah, telaga, bentukan
mineral serta jenis batuannya. Nilai pendidikan ditunjukkan oleh proses alamiah
bentang dam tersebut terbentuk, bahan pembentuknya, serta umur dari morfologi
karst tersebut. Sedangkan nilai petualangan dapat diikuti pada kegiatan
penelusuran goa, penjelajahan aliian Bengawan Solo purba serta penjelajahan
perbukitan kerucut karst.
Kunci utama keberhasilan geowisata adalah : inventarisir dan identifikasi
sumberdaya keanekaragaman geologi, konsemasi sumberdaya dam, pembagian
zona wisata karst, penentuan jalur geowisata, sarana dan prasarana yang memadai
serta peran serta masyarakat sekitarnya.

1.2.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan Karst Daerah Tingkat 11Gunung Kidul
Yogyakarta yang secara geografis terletak antara 110°21'
dan T46'

-

8'09'

- 110°50' Bujur Timur

Lintang Selatan dengan Ibu Kota Wonosari (Bappeda

Kab.Gunung Kidul, 1999). Lokasi penelitian dipilih secara spesifik tepatnya di
daerah Wonosari - Tepus dan sebagian Baron (Gambar 1) yang mempunyai luas
masing-masing 204 Ha dan 1.114 Ha dengan memperhatikan

beberapa

pertimbangan yaitu:
1. Wonosari merupakan pusat kota di Gunungkidul yang sekaligus berhngsi
sebagai pintu gerbang menuju wisata karst memiliki sarana dan prasarana
yang relatif tersedia.

2. Jalur Wonosari - Tepus merupakan jalur yang diperkirakan padat dengan

obyek geowisata dan dapat mewakili keanekargaman bentang dam karst di
Gunungkidul.
3. Jalur Wonosari- Tepus- Baron merupakan jalur wisata yang sebelumnya

sudah dikembangkan sebagai wisata goa dan wisata pantai.
4. Aksesibilitas Wonosari - Tepus mudah dan bagus.
5. Ketersediaan air tanah di Wonosari cukup untuk mendukung pengembangan

geowisata disekitarnya.

LAUT JAWA

MprWn

Gambar 1. Lokasi penelitian dan rencana jalur geowisata di Kec.
Wonosari - Tepus Gunungkidul (daerah yang diarsir)

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menentukan karakteristik sumberdaya keanekaragaman

geologi untuk pengembangan geowisata, yaitu eksokarst Wonosari Tepus-Baron.

2. Mengetahui tingkat kelayakan pengelolaan kawasan karst sebagai kawasan

geowisata.
3. Membagi satuan geomorfologi karst di daerah penelitian untuk membantu

memudahkan pembagian zonasi karst daerah penelitian.
4. Membagi zona karst dalam bentuk peta zonasi berdasarkan pemdaatanya

sebagai kawasan geowisata agar upaya konservasi dapat berjalan dengan
tidak menghalangi aktifitas lain diluar kegiatan wisata.
5. Menentukan jalur geowisata dalam bentuk peta jalur geowisata di daerah

Wonosari

- Tepus berdasarkan keunggulan dan keunikan proses geologi,

sejarah geologi, keanekaragaman geologi dan keindahan batuan dan
mineral di sekitar jalur geowisata.
6. Mengetahui kesiapan sarana dan prasarana fisik, sebagai pendukung

pengembangan geowisata.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Membuka wawasan bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar pada
khususnya mengenai berbagai macam potensi yang ada pada sumberdaya alam
karst sehingga gambaran bahwa kawasan karst sebagai kawasan kering, tandus
dan tidak memiliki nil& jual dapat dihilangkan. Selain itu diharapkan obyek
geowisata dapat menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya kawasan karst
untuk dilindungi dan dilestarikan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
masukan kepada pemerintah daerah setempat dalarn merencanakan dan
mengevaluasi pengelolaan kawasan karst secara lebih menguntungkan dengan
menjadikannya sebagai kawasan geowisata.

1.4.

Perumusan Permasalahan

1.4.1. Permasalahan kawasan karst

Permasalahan yang ada pada kawasan karst baik yang alamiah atau akibat
aktifitas manusia adalah :
1. Kelestarian kawasan karst sebagai habitat flora dan fauna tertentu yang

semakin terancam dengan adanya kerusakan bentang alam akibat
penambangan, pemukiman dan aktifitas pertanian.
2. Sifat porositas yang tinggi dan pola sebaran sumber air di karst yang tidak

merata dan hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu menjadikan daerah
tersebut sering mengalami kesulitan air.
3. Tingkat pencemaran air tanah karst yang menunjukkan kecenderungan

meningkat akan mengancam keberadaan ekosistem karst.
4. Perusakan sumber akuifer akibat aktifitas manusia mengakibatkan sumber

tersebut tidak dapat menjalankan fbngsinya sebagaimana mestinya.
Dengan mengasumsikan bila permasalahan yang ada tersebut dapat dapat
diatasi, maka diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat untuk rnenjawab
beberapa permasalahan seperti :
1. Apakah potensi sumberdaya dam yang berupa keanekaragaman geologi

khususnya kawasan eksokarst Jalur Wonosari

-

Tepus

-

Baron memiliki

potensi untuk dikembangkan sebagai obyek geowisata ?
2. Pembagian zona karst untuk menentukan zona geowisata dan zona pendukung

wisata agar zona pemanfaatan lainnya seperti untuk pertanian, peternakan,
pemukiman, pertambangan tidak merasa terganggu dengan aktifitas geowisata
serta untuk mengurangi dampak dari pencemarannya.

3. Bagaimana menentukan jalur wisata berbasis SIG,aspek apa saja yang harus

dipenuhi ?
4. Bagaimana kesiapan prasarana dan sarana untuk pengembangan geowisata di

Gunung Kidul ? Apakah dapat mendukung keragaman wisata yang sudah ada
di Yogyakarta ?

1.4.2

Kerangka Pemikiran

Dasar pemikiran tentang Analisis Pengelolaan Kawasan Karst Gunung
Kidul sebagai Kawasan Geowisata adalah upaya pelestarian dan pemanfaatan
kawasan karst sebagai kawasan geowisata disamping memperkenalkan bentuk
alternatif wisata dam yang mempunyai masa depan yang cerah dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat (Garnbar 2).
Hal yang mendasari pertimbangan pengembangan kawasan karst sebagai
kawasan geowisata adalah :

-

Ekosistem karst mengandung dua pengertian dipandang dari sudut
kepentingannya yaitu, fisik dam karst dan sosial budaya masyarakat di
kawasan

karst.

Untuk

menjaga

kelestariannya

sekaligus

memberdayakannya, upaya yang dilakukan adalah memadukan dua
kepentingan tersebut agar saling mendukung dan dijaga keseimbangan
antara melestarikan dan memanfaatkannya.

-

Menginventarisir keunikan keanekaragaman geologi merupakan dasar bagi
pembagian

zona

karst

dalarn

pemanfaatannya

sehingga

dapat

meminimalkan dampak kerusakan ekosistem karst dalam bentuk peta
zonasi dan jalur geowisata.

-

Tingkat kerusakan ekosistem karst yang semakin mengkhawatirkan bagi
keberadaan air tanah, proses darn pembentukan karst, flora dan fauna
karst.

-

Kawasan ini sebagian kecil sudah dikembangakan sebagai obyek wisata,
sebagai contoh adalah wisata goa. Dengan pertimbangan itu berarti sarana
dan prasarana tentunya sebagian sudah ada.

-

Kesulitan air yang selama ini merupakan kendala utama, sebagian sudah
teratasi dengan masuknya program subsidi pemipaan pemerintah dari goagoa yang berpotensi air tanah.

-

Pemanfaatan kawasan karst yang bernilai ekonomis dan ekologis
merupakan kunci untuk melindungi kawasan karst.

EKOSISTEM
KARST

,

SOSIAL
BUDAYA

FISIK
ALAM

FLORA

Unik
Lanmb
Spesifik

INVENTARISMI
& ANALISIS
Aktifitas Manusia
Keanekararn.n C m a l a m i a h
geologi
Nilai
Kualitas &
Kuantitas

V
KONSERVASI
Mempelajari

PETA ZONASI
GEOWISATA

-

~ermnf.atkan
Mengamankan

A

PETA JALUR
GEOWISATA

Keanekaragaman
geologi
I
Sarana &

Aksesibilitas

Geografis (SIG)

i

-

Ekonomis
(O ~koloas

<

GEOWISATA

(Peta Panduan Geowisata)

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Deskripsi Geowisata

2.1.1. Konsep dan Sejarah Geowisata

Aktifitas yang dilakukan oleh manusia baik yang secara sengaja rnaupun

tidak sengaja seringkali m m a k situs-situs peninggalan dam sehingga mernbawa
resiko terhadap hilangnya potensi sumberdaya dam yang masih belum diketahui.
Dalam pengelolaan sumberdaya dam hendaknya dilakukan secara hati-hati dan
bijaksana sehingga potensi tersebut tidak rusak dan pemdaatanya dapat secara
berkelanjutan. Hal itu sesuai dengan arah kebijakan program pembangunan
nasional yaitu memanfaatkan sumberdaya alam semaksirnal mungkin untuk
kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan pelestarian fimgsi dm keseimbangan
lingkungan hidup yang dalam pelaksanaannya harus mempehatikan aspek
ekonomi, ekologi dan sosial.
Bentuk p e m a n f " sumberdaya darn yang dapat mengakomodir semua

aspek untuk mendukung pernbangunan yang berkelanjutan adalah pariwisata yang

ramah lingkungan yaitu ekowisata Untuk mengenal dan memahami konsep
ekowisata ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar
pariwisata seperti Ceballos-Lascurain (1987) &lam

Boo (]!NO),

yang

mengemukakan bahwa ekoturisme adalah perjalanan ke kawasan dam yang relatif
tidak terganggu atau tidak terkontarninasi, dmgan tujuan tertentu seperti
pendidikan, mengagumi dan menikmati pemandangan dengan tumbuhan dan
binatang liarnya, sebagai perwujudan budaya yang diternukan di wilayah ini.
Hadinoto (1996) mengemukakan bahwa pada dasarnya ekoturisme adalah
pariwisata yang tergantung pada atraksi alam, yaitu tergantung dari kondisi dan

suasana asli dam yang tidak tercemar. Sedangkan menurut Kodyat (1995),
dikemukakan bahwa prinsip-prinsip utama dalam kegiatan ekoturisme adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas hubungan antar manusia sehingga dapat
menirnbulkan saling pengertian yang lebih baik dm solidaritas sosial
atas dasar kesetaraan dan keadilan (hubungan antara pagunjung

dengan masyarakat seternpat).
2. Meningkatkan kualitas hidup atau kesejahteraan masyarakat, terutama

penduduk setempat.
3. Meningkatkan kualitas lingkungan.

Menurut Hafild (1995) bahwa suatu kegiatan dikategorikan sebagai
ekoturisme apabila memenuhi tiga demensi yaitu :
1. Dimensi konservasi, yaitu kegiatan wisata tersebut membantu usaha
pelestarian dam setempat dengan dampak negatif yang minim.
2. Dirnensi pendidikan, yaitu wisatawan yang ikut kegiatan tersebut akan

mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai ekosistem, keunikan biologi
dan kehidupan sosial di kawasan yang dikunjungi sehingga wisatawan
tersebut meningkat kesadarannya untuk ikut melestarikntn dam.
3. Dimend kerakyatan, yaitu rakyat setempatlah yang menjadi &or

utama dalam penyelenggamn kegiatan wisata tersebut.
Seiring dengan terus berkembangnya ekoturisme maka perkembangan selanjutnya
muncul cabang-cabang baru ekoturisme yang salah satunya adalah georurisme
atau geowisata Geowisata hadir dengan mempertimbangkan semua konsep,
pengertian serta prinsip dasar dari ekoturisme seperh: :

1. Obyek geowisata adalah dam, dalam hal ini bentuk fisik dam yang
terjadi akibat proses alamiah yang terjadi di burni.
2. Geowisata mengandung unsur konservasi alam yaitu konservasi

keanekaragaman geologi yang berarti pula melindungi habitat flora
maupun fauna yang ada di dalarnnya
3. Unsur pendiddmjuga ada dalam geowisata disamping petualangan
4. Bernilai ekonomis, ekologis dan sosial.

Perkembangan geowisata diawali dari Konferensi PBB di Rio De Jainero
1992 mengenai lingkungan. Dalam konferensi tersebut didefinisikan syarat

pembangumn berkelanjutan yang berorientasi kemasa depan bumi melalui
pqelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan sebagai prioritas utama bagi
peagmbil keputusan, perencam, ilmuan dan masyarakat umum. Fenomena dam

masih banyak yang merupakan rahasia yang belurn terpecahkan hingga saat ini
terekam secara detail dalam bentuk bentang dam dan jenis batuan yang terjadi di
bumi ini. Oleh karem itu dengan berpedoman pada konferensi tersebut sebaiknya
p d ' y a menggwkan kaidah-kaidah perlindungan dan pelestarian d a m
Mengacu kepada r e n m kerja dari General Confrence yang ke 29 dan
30 tahun 1997 & 1999, UNESCO pertama kali menyampailcan sebuah gagasan

baru yang dikenal dengan nama taman geologi atau gwpark (Pakak, 1999). Salah
satu kegiatannya adalah membuat jaringan menyeluruh terhadap daerah-daerah
yang terseleksi secara geologis di dunia untuk diintegrasikan mengenai
pemeliharaan dan perlindungan peninggalan dam geologi untuk pengembangan
ekonomi regional. Tujuan utama yang menjadi dasar untuk menghargai warisan
peninggalan geologi melalui taman geologi yaitu, pemanfbabn fenomena geologi

untuk pendidikan masyarakat, pengetahurn ilmu geologi dan lingkungan, alat

untuk menjamin bdangsungnya suatu pembangunan yang berkelanjutan
Cgeowisata) dan konservasi warisan geologi untuk generasi masa depan
(geokonservasi).
Geowisata untuk pertama kalinya didefinisikan sebagai ketentuan
interpretasi dan fasilitas pelayanan kepada wisatawan untuk memperoleh
pengetahuan dan pagertian tentang geologi dan geomorfologi sebagai sesuatu
dibawah tingkat penghargaan estetika semata (Hose, 1995). Di Malaysia
terminologi geowisata disarankan sebagai aplikasi ilmu geologi yang terbaru yang
dapat mendukung pertumbuhan ekoturisme di duni8 Pendekatan baru ini akan
menempatkan geokonservasi dalam kedudukan yang sangat penting sebagai
konservasi biologi yang akan mendorong pengembangan geologi kedepan
(Komoo, 1997). Menurut UNESCO kriteria untuk diangkat sebagai kawasan
geowisata, suatu daerah hams memiliki persayarata sebagai taman geologi yaitu:
1. Suatu daerah yang memiliki sejumlah tempat (bisa dalam berbagai skala) atau
sebuah mosaik yang secara geologis sungguh-sungguh mengandung nilai
keilmuan yang khusus, keindduin yang langka, mewakili k d m u sutu daerah
tennasuk sejarahnya bahkan prosesnya (kemekamgaman gdogi).
2. Suatu daerah yang bermanfaat dalam pembangunan sosial ekonomi

berkelanjutan di d-ya

Peduli terhadap lingkungan, meranpang kreasi,

inovasi usaha lokal, perdangangan, usaha penginapan dan pekejaan.
3. Suatu daerah harus mampu memberikan kontribusi konservasi yang signifikan

terhadap bentukan geoiogi yang menyediakan informasi berbagai disiplin ilrnu
geologi seperti semua bentukan geologi, geologi ekonomi dm pertambangan,

geologi teknik, geomorfologi, geologi jarnan es, hirologi, mineralogi,
pelontologi, pettografi, sedimentologi, stmtigrafi, struktur geologi dan
volkanologi.
4. Writas pengelolaan suatu taman geologi sebagai ukuran perlindtmgan yang

menjamin keefektifan upaya konservasi.
5. Suatu daerah seharusnya menyediakan bagi program pendidikan lingkungan

dan penelitian bagi sekolah, universitas dan masyankat umum.

2.1.2.

Pola Geowisata

Beberapa hal mengenai gejala geologi yang menarik untuk diangkat
sebagai potensi wisata (Sampumo, 1999) adalah :
1. Keindahan geologi yang dikaitkan dengan lingkungan dam sekitarnya
2. Pengaruh gejala geologi terhadap lingkungan, kehidupan, budaya atau

kepercayaan sosial, ekonomi, enjiniring dan kesehatan
3. Legenda yang berkembang dari gejala geologi tersebut.
4. Proses dam mengenai terjadinya gejala geologi tersebut.

5. Pemadhatm gejala geologi bagi manusia : istinhat, relaxsasi, kesehatan, olah

raga, petualaagan, ekonomi, enjiniring dan ilmu pengetahuan
Dalam perkembangannya geowisata mempunyai pola tertentu sebagai
obyek wisata dam sehingga geowisata sangat berbeda dengan jenis wisata lain
yang sudah ada Pola yang ada pada geowisata memang belum pernah
didiskripsikan secara rinci, namun dengan berpedoman pada konsep ekoturisme
maka geowisata mempunyai pola :

1. Geowisata merupakan salah satu segrnen dari wisata dam yang
mengutamakan elemen dam sebagai atraksinya
2. Geowisata merupakan wisata minat khusus, dan sering rnerupakan wisata
petualangan di tempat terpencil dimana keadaan alam masih relatif asli.
3. Geowisata merupakan bukan termasuk wisata masal.
4. Di dalam kawasan lindung, perilaku pengunjung terkendali sesuai dengan

persrturan kmjungan sehingga dampak dari geowisata kecil.
5. Geowisata membutuhkan sarana dan prasarana wisata yang dibutuhkan

wisatawan Sarana wisata yang dibangun hendaknya desainnya sesuai dengan
lingkungan dan sosial setempa