OPTIMALISASI PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BANTEN LAMA SEBAGAI WISATA RELIGI.
No.Daftar FPIPS: 2085/UN.40.2.4/PL/2014 OPTIMALISASI PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BANTEN LAMA
SEBAGAI WISATA RELIGI
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan
JurusanPendidikanGeografi
Oleh
FirmanFajarSaputra 1000133
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
OPTIMALISASI PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BANTEN LAMA SEBAGAI WISATA RELIGI
Oleh :
FirmanFajarSaputra
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© FirmanFajarSaputra2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 18 JULI 2014
Panitia ujian sidang terdiri dari :
Ketua :Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP . 19700814 199402 1 001
Sekretaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP . 19620304 198704 2 001
Penguji : 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, MT NIP . 19640603 198903 1 001 2. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd
NIP. 19610501 198901 1 002 3. Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd
(4)
PERNYATAAN
Denganinisayamenyatakanbahwaskripsidenganjudul “OPTIMALISASI PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BANTEN LAMA SEBAGAI
WISATA RELIGI”.
Besertaseluruhisinyaadalahbenar-
benarkaryasayasendiridantidakmelakukanpenjiplakanataupengutipandengancara-cara yang tidaksesuaietikakeilmuan. Ataspernyataanini,
sayasiapmenanggungresiko/sanksi yang
dijatuhkankepadasayaapabilaterdapatpelanggaranterhadapetikakeilmuan, atauterdapatklaimdaripihak lain tehadapkeasliankaryasayaini.
Bandung, Juli 2014 Yang MembuatPernyataan
FirmanFajarSaputra NIM. 1000133
(5)
KATA PENGANTAR
SegalapujidansyukurpenulisucapkankeHadirat Allah SWT,
karenadenganrahmatdankarunia-Nyapenulisdapatmenyelesaikanskripsidenganjudul“OptimalisasiPengelolaanKawa sanWisataBanten Lama SebagaiWisataReligi” dalamwaktu yang telahditetapkan. ShalawatsertasalamsemogaselalutercurahkankepadaNabi Muhammad SAW, besertakeluarga,
parasahabatdanseluruhpengikutnyahinggaakhirzaman.Maksuddaripenulisanskripsi ini,
disusunsebagaisyaratuntukmemperolehgelarSarjanaJurusanPendidikanGeografi FPIPS UPI Bandung.
Penulisberharapsemogadengandibuatnyapenelitianinidapatmenjadisebuahpem belajarandanmemberikanmanfaatbagipenulissebagaipenyusunkhususnyadanbagip embacapadaumumnyajugadapatmenjadimasukanuntukperbaikandalampenelitianse lanjutnya.
Bandung, Juli 2014 Penulis,
FirmanFajarSaputra NIM. 1000133
(6)
UCAPAN TERIMAKASIH
Skripsiinitidakdapatterselesaikantanpausahadankerjakeraspenulissendirisertaatasbi mbngan, dorongan, perhatiandanbantuandariberbagaipihak yang senantiasaselalumemberikankemudahandankelancaransehinggapenulisdapatmeny
elesaikanskripsiini. Olehkarenaitu,
penulisdalamkesempataniniinginmenyampaikanucapanterimakasih yang sebesar-besarnyakepadasemuapihak yang telahmembantumenyelesaikanskripsiini, jazakumullahkhairankatsirankepada :
1. Dr. Hj. EponNingrum, M.PdselakuketuajurusanPendidikanGeografi PFIPS UPI
terimakasihtelahmeluangkanwaktuditengahkesibukannyauntuksenantiasamem
bimbingdanmemberikanarahan, masukandandukungan yang
berhargasehinggapenulisselaluterpacuuntuksegeramenyelesaikanskripsiini. 2. Prof.Dr.RGurniwanKamilP,M.Siselakudosenpembimbing I yang
selalumenyempatkanwaktunyauntukmembimbingdanmengarahkanpenulisden ganpenuhkesabarandankeiklasandalamperjalanannyamenyelesaikanskripsiini.
3. BagjaWaluyaS.Pd,M.PdselakuDosenPembimbing II yang
senantiasadalamkesibukannyatidakpernahberhentiselalumemberikankesempat anuntukmembimbingdanmemberikanarahandenganpenuhkesabarandankeiklas ankepadapenulisdalammenyelesaikanskripsiini.
4. Kepadatemanterbaikku, Dias Amanullah, FifiFikriyah, , Hanna Nurhasanah,
Kanah, NetiSusanti, SuciPuji A, danTri
Widodoterimkasihtelahbanyakmembatusertatakpernahberhentimemberikanse mangatdanmembantupenulisuntukmenyelesaikanskripsiini.
5. Teman-temanGeografiangkatan 2010 yang selama 4 tahuninibersama-samamenjalanisukadandukamenimbailmu di JurusanPendidikanGeografi Bandung
(7)
6. Kedua orang tua, yang senantiasatakpernahberhentimemberikando’adanmotivasiuntukkeberhasilanpe nulis.
7. TerimakasihkepadaDisporaparbud Kota Serang, DisbudparProvinsiBanten, BPCB danKenadziranBanten Lama yang telahbanyakmemberikaninformasi-informasi yang dibutuhkandalampenulisanskripsiini.
Serta semuapihak yang tidakmungkinpenulissebutkansatupersatu, semoga Allah
SWT membalasamaldankebaikan yang
telahdiberikankepadapenulis.Semogatulisanberupapenelitianinidapatbermanfaatba gikitasemua.
Bandung, Juni 2013 Penulis,
FirmanFajarSaputra NIM. 1000133
(8)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.LatarBelakangPenelitian ... 1
B.IdentifikasiMasalahPenelitian ... 4
C.RumusanMasalah ... 4
D.TujuanPenelitian ... 4
E.ManfaatPenelitian... 5
F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKADAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A.KajianPustaka ... 8
1. Kepariwisataan... 8
a. Pariwisata ... 8
(9)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. PengertianKawasanPariwisata ... 11
2. KepariwisataanSebagaiIlmu di Geografi ... 13
3. PengertianPengelolaandanOptimalisasi ... 15
4. OptimalisasiPengelolaanKawasanBanten Lama SebagaiWisataReligi... 17
5. PotensiKawasanWisataBanten Lama ... 18
6. KarakteristikWisatawanBanten Lama ... 21
7. PengembanganKawasanWisataBanten Lama SebagaiWisataReligi ... 21
8. HubunganPartisipasiterhadapKelestarianCagarBudaya ... 24
a. PartisipasiMasyarakat... 24
b. Pelestarian Benda CagarBudaya ... 25
B. HipotetsiPenelitian ... 27
C. ProsedurPenelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A.MetodePenelitian... 29
B.VariabelPenelitian ... 29
C.Populasi Dan Sampel ... 33
D.TeknikPengumpulan Data ... 38
E.AlatdanBahan ... 37
F. Analisis Data ... 38
G.DefinisiOperasional ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A.HasilPenelitian ... 44
(10)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. LokasidanLuasWilayah ... 44
b. Topografi ... 46
c. Iklim ... 46
d. Geologi ... 47
e. PenggunaanLahan ... 47
2. KondisiSosial Daerah Penelitian ... 50
a. JumlahdanKepadatanPenduduk ... 50
b. KomposisiPendudukBerdasarkanJenisKelamindanUsia ... 50
c. KomposisiPendudukBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52
3. PengelolaanKawasanWisataBanten Lama... 53
4. PartisipasiMasyarakatDesabanten ... 63
5. Kelestarian Benda CagarBudaya... 71
B.Pembahasan Data ... 77
1. OptimalisasiPengelolaanBanten Lama ... 77
2. Kelestarian Benda CagarBudaya ... 85
3. HubunganAntaraPartisipasiMasyarakatdenganKelestarian Benda CagarBudaya... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
A.Kesimpulan ... 91
B.Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
(12)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 DestinasiWisata di KawasanBanten Lama ... 2
2.1 PotensiAspekDayaTarikWisatabanten Lama ... 19
2.2 PotensiAspekSaranaPrsaranaWisatabanten Lama ... 20
2.3 PotensiAspekAksesibilitasWisatabanten Lama ... 20
3.1 VariabelPenelitian ... 28
3.2 TabelPresentasi ... 38
3.3 KlasifikasiKorelasi ... 39
3.4PembobotanKondisiFisikCagarBudaya ... 40
3.5ProsedurPenentuanKelasKelestarian ... 41
4.1 Lokasi Situs Peninggalan Banten Kesultanan Banten Lama ... 44
4.2 Rata-rata Suhu Udara, Curah, Kelembaban... 47
4.3 Penggunaan lahan di Desa Banten Kecamatan Kasemen ... 50
4.4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 51
4.5 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Status Pendidikan ... 52
4.6 Hasil Observasi Pengelola ... 54
4.7 Usia Pengelola Banten Lama ... 55
4.8 Tingkat Pendidikan Pengelola Banten Lama ... 56
4.9 Sistem perekrutan Pegawai ... 56
4.10 Jenis Kelamin Wisatawan yang Berkunjung ... 57
(13)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.12Daerah Asal Wisatawan yang Berkunjung ... 58
4.13 Intensitas Kunjungan Wisata ... 59
4.14 Daya Tarik Menurut Wisatawan ... 60
4.15 Tujuan Wisatwan Berkunjung ... 60
4.16 Kebersihan Lokasi Menurut Wisatawan ... 61
4.17 Kondisi Jalan Menurut Wisatawan ... 62
4.18 Aspek Yang Harus Ditingkatkan Menurut Wisatawan ... 62
4.19 Masyarakat Desa Banten Berdasarkan Mata Pencaharian ... 63
4.20 Pendidikan Masyarakat Desa Banten ... 64
4.21 Pendaptan Masyarakat Desa Banten ... 64
4.22 Patisipasi Masyarakat dalam Menjaga BCB Dari Kehancuran ... 65
4.23 Tingkat Kepedulian Masyarakta Terhadap BCB ... 65
4.24 Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Keamanan ... 66
4.25 Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan... 66
4.26 Partisipasi Masyarakat Dalam Perawatan ... 67
4.27 Perubahan Bentuk,Perubahan warna dan Pemindahan Lokasi Benda Cagar Budaya ... 67
4.28 Aktivitas Masyarakat Menggembala Hewan Ternak Disekitar Lokasi Wisata ... 68
4.29 Partisipasi Masyarakat Dalam Promosi Wisata ... 68
4.30 Keuntungan Kawasan Wisata bagi Masyarakat ... 69
4.31 Tanggapan Tentang Pengelolaan Menurut Masyarakat ... 69
(14)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.33 Aspek yang Harus Diperbaiki Menurut Wisatawan... 70
4.34 Kondisi Fisik Keraton Kaibon ... 72
4.35 Kondisi Fisik Spelwijk ... 73
4.36 Kondisi Fisik Vihara ... 74
4.37 Kondisi Fisik benteng Surosoan ... 75
4.38 Kondisi Fisik Kompleks Masjid dan Pemakaman ... 76
4.39 Hasil Korelasi Partisipasi Masyarakat terhadap Kelestarian Benda cagar Budaya ... 89
(15)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 ProsedurPenelitian... 28
4.1 PetaAdministratifPenelitian ... 45
4.2 PetaGeologi... 48
4.3 PetaPenggunaanLahan... 49
(16)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-Kisi InstrumenPenelitian 2. InstrumenPenelitian
3. HasilPenelitian 4. Surat-SuratPenelitian 5. DokumenPenelitian
(17)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
OPTIMALISASI PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BANTEN LAMA SEBAGAI WISATA RELIGI
Firman Fajar Saputra
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
Gurniwan Kamil.1) Bagja Waluya.2) ABSTRAK
Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu sebagai pusat pemerintahan provinsi Banten. Kota Serang memiliki beberapa destinasi wisata utama, satu diantaranya adalah Kawasan Banten Lama, yang merupakan ikon Provinsi Banten itu sendiri. Banten Lama merupakan suatu kawasan wisata, berlokasi di Kecamatan Kasemen berjarak 12 Km ke arah utara dari pusat Kota Serang menuju teluk Banten. Kawasan tersebut berupa kompleks peninggalan Kesultanan Banten terdiri atas peninggalan-peninggalan sejarah diantaranya Masjid Agung Banten, Keraton, Benteng, Vihara dan Pemakaman Sultan-sultan Banten yang tentunya menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi wisatawan terutama daya tarik wisata religi. Namun sampai saat ini Banten Lama cenderung tidak berkembang dan dikelola secara tidak optimal. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi Banten Lama sebagai wisata religi, menentukan upaya optimalisasi pengelolaan Banten Lama dan menganalisis hubungan Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian cagar budaya di kawasan Banten Lama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif. Penelitian ini terdiri dari populasi wilayah dan manusia, dimana populasi wilayahnya adalah Kecamatan Kasemen dengan sampel wilayah Desa Banten, sedangkan populasi manusia terdiri dari masyarakat Desa Banten dengan sampel 100 orang, 100 orang wisatawan dan 25 orang pengelola Banten Lama. Data diambil melalui teknik observasi, wawancara dan angket, yang kemudian diolah dengan teknik presentase, analisis korelasi Spearman Rank, dan perngharkatan serta pembobotan. Variabel penelitian terdiri dari pengembangan kawasan wisata (Atraksi, sarana prasaran dan aksesibilitas) Variabel (X) berupa partisipasi masyarakat dengan variabel (Y).Hasil dari penelitian ini kawasan Wisata Banten Lama memiliki potensi yang cukup mendukung sebagai destinasi wisata religi, dilihat dari daya tarik wisata religi yang besar dan aksesibilitas yang cukup baik, hanya saja aspek sarana prasarana yang minim dan kurang mendukung sebagai suatu kawasan wisata. Optimalisasi pengelolaan Banten Lama harus segera mungkin di lakukan.Pemerintah dengan seluruh pihak-pihak terkait yang berwenang harussegeramenyelesaikan konflik-konflik yang terjadi sehingga terjadi hubungan yang harmonis, sinergis dalamupayaperencanaandanpembangunanfisikBanten Lama. Korelasi antara partisipasi masyarakat dengan kelestarian cagar budaya yang ada dikawasan Banten Lama sangat lemah, hampir tidak ada hubungan sama sekali, halini dikarenakan tidak ada upaya masyarakat yang berkaitan dengan usaha-usaha pelestarian cagar budaya.
Kata Kunci : Optimalisasi, Pengelolaan, Wisata Religi.
1) 2)
(18)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MANAGEMENT OPTIMALISATION TOURISM AREA OF BANTEN LAMA AS A RELIGI TOURISM
Firman Fajar Saputra
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
Gurniwan Kamil.2) Bagja Waluya.2)
ABSTRACT
Serang City As the capital of Banten Province has a very strategic location as the central Government of Banten Province. Serang has some major tourist destinations, one of whom is the area of Banten Lama, which is an icon of Banten Province itself. Banten Lama is a tourist area, located in the District of Kasemen is 12 km to the North from the center of Serang to Banten Bay. The area of the complex legacy of the Sultanate of Banten consists of historical relics such as the Masjid Agung Banten, Palaces, Fortresses, Monasteries and Cemeteries sultans of Banten which would become its own tourist attraction for tourists, especially religious tourism attraction. However until now Banten Lama tend not to develop and not privately optimal.Therefore the aim of this research is to know the potential of Banten Lama as religious tourism, management optimization efforts, determines the Banten Lama and analyze the relationship of community participation with respect to the preservation of cultural heritage in the area of Banten Lama. The methods used in this research is descriptive method. This research consists of the human population of the area and population of the territory, which is Sub Kasemen with samples of the Banten Village, while the human population consists of the Banten village community with a sample of 100 people, 100 tourists and 25 people of Banten Lama Manager Data extracted through techniques of observation, interview and question form, which is then treated with the technique of the correlation analysis, percentage of the Spearman Rank, and scoring as well as weighting. Research on variable consists of the development of the tourist (attractions, means prasaran and accessibility) Variables (X) in the form of community participation with variable (Y) ispreservation of cultural heritageThe results of this research, the tourist area of Banten Lama has sufficient support as a potential destination for religious tourism, as seen from the appeal of religious tourism and accessibility is good enough, it's just a minimal infrastructure aspects and less support as a tourist area. Optimization of the management of Banten Lama must immediately may do.The Government and all parties concerned authorities should immediately resolve conflicts that occur so a synergistic, harmonious relationships in the physical planning and development efforts of Banten Lama. The correlation between public participation with preservation of existing heritage Banten Lama area is very weak, almost no relationship at all, this is because there is no community efforts with regard to the efforts of cultural preservation.
Keywords: Optimalization, Management, Religious Tourism
2) 2)
(19)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Banten merupakan salah satu provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Jawa Barat, dimana saat ini Provinsi Banten berada dalam tahap pembangunan yang dilakukan di berbagai sektor penunjang perekonomian, salah satu sektor yang sedang gencar dikembangkan adalah sektor pariwisata, seperti yang kita ketahui bersama, pariwisata merupakan bagian yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia yang menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Seperti yang telah diketahui bersama dalam beberapa tahun terakhir ini, industri pariwisata Indonesia berkembang cukup pesat dan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai penghasil devisa negara setelah gas alam dan minyak bumi.
Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten memiliki lokasi yang sangat strategis, dimana Kota Serang dikelilingi kabupaten dan kota lain, serta sangat mudah di akses dari setiap kabupaten kota yang ada karena terletak tepat di tengah dan sebagai pusat pemerintahan provinsi Banten. Kota Serang memiliki beberapa destinasi wisata utama, satu diantaranya adalah Kawasan Banten Lama, yang merupakan ikon Provinsi Banten itu sendiri.
Banten Lama merupakan suatu kawasan wisata, berlokasi di Kecamatan Kasemen berjarak 12 Km ke arah utara dari pusat Kota Serang menuju teluk Banten. Kawasan tersebut berupa kompleks peninggalan Kesultanan Banten terdiri atas peninggalan-peninggalan sejarah diantaranya Masjid Agung Banten, Keraton, Benteng, Vihara dan Pemakaman Sultan-sultan Banten yang tentunya menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi wisatawan.
(20)
2
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1
Destinasi Wisata Di Kawasan Banten Lama
No. Nama Destinasi Wisata Kondisi
1 Masjid Agung Banten Terawat
2 Masjid Kenari Terawat
3 Masjid Kasunyatan Terawat
4 Musium Situs Kepurbakalaan Banten Lama Terawat
5 Benteng Spelwijk Tidak Terawat
6 Situs Watu Gilang Tidak Terawat
7 Kerkof Tidak Terawat
8 Vihara Avalokitesvara Sangat Terawat
9 Keraton Kaibon Terawat
10 Keraton Surosoan Terawat
11 Kompleks Pemakaman Kesultanan Terawat
12 Makam Sultan Maulana Yusuf Terawat
13 Makam Arya Mandalika Terawat
Sumber : Dinas Pemuda, olahraga, Pariwisata dan Budaya Kota Serang
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2011, Kawasan Banten Lama termasuk dalam salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), sedangkan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Serang Pasal 11 Ayat 3 ( c ), Banten Lama dan sekitarnya sebagai tempat wisata regigi purbakala, budaya dan minat khusus. Hal ini selaras dengan RIPPAR Provinsi Banten dalam Pasal 7 ayat 1 tentang pengembangan dan kebijakan bahwa pengembangan Pariwisata yang menjadikan sub sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan daerah dengan melestarikan ciri khas daerah serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi alam dan budaya secara berkelanjutan.
(21)
3
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya tarik yang dimiliki Banten Lama sudah sangat dikenal oleh para wisatawan lokal maupun nasional, terbukti dengan tercatatnya 8 juta wisatawan dalam satu tahun (Kabar Banten 2005). Sedangkan menurut Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten, kawasan wisata Banten Lama menduduki urutan ke dua dengan pengunjung terbanyak sebesar 9.909.908 pengunjung (2009) dan 9.536.442 pengunjung (2010) setelah Pantai Anyer. Dapat dibayangkan dengan sekian banyak pengunjung yang datang setiap tahunnya tentu akan sangat berpengaruh dan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Berdasarkan skripsi Nina Nurliana Arnas (0700081) yang meneliti tentang potensi Kawasan Banten Lama dan kerekteristik wisatawan, dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Kawasan Wisata Banten Lama” menjelaskan bahwa Kawasan Banten Lama memiliki potensi yang cukup mendukung untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata, namun sampai saat ini karakteristik wisatawan didominasi oleh wisatawan lokal dengan mayoritas mata pencaharian sebagai petani dengan motivasi kunjungan untuk melakukan ziarah terutama dihari libur dan hari besar keagamaan, dengan mengunjungi masjid Agung Banten sebagai tujuan utama dan makam-makam para sultan. Sedangkan Kawasan Banten Lama sesungguhnya memililiki banyak objek yang bisa dikunjungi, seperti keraton, benteng dan vihara.
Namun sampai saat ini kawasan tersebut tidak dikelola secara keseluruhan baik itu oleh pemerintah ataupun pengelola, yang menjadi fokus/destinasi utama adalah hanya masjid agung banten saja, sedangkan objek objek lain hampir tidak pernah dikunjungi oleh para wisatawan. Sebagai suatu kawasan wisata, harusnya keberadaan objek objek peninggalan sejarah yang lain nya bisa dikembangkan, agar terjadi optimalisasi kawasan secara terpadu sebagai destinasi wisata religi.
Kondisi yang sangat memprihatinkan ketika berkunjung, hampir semua objek menunjukan kondisi yang tidak terawat, kumuh, dan dijadikan tempat beraktifitas msyarakat sekitar seperti untuk mengembala kambing, bermain bola, tempat pembuangan sampah dan lain sebagainya. Pengelolaan dan kesadaran masyarakat yang belum maksimal yang menjadi salah satu kendala berkembangnya Kawasan Wisata Banten Lama.
(22)
4
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Inilah yang harus menjadi perhatian kita, dimana terdapat banyak objek yang sangat potensial namun belum ada sama sekali upaya pengoptimalisasian potensi-potensi tersebut, yang harapannya Banten Lama dapat menjadi suatu kawasan terpadu wisata religi tidak hanya Masjid Agung nya saja yang dikunjungi tapi seluruh Kawasan Banten Lama.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang terdapat di lapangan. Masalah dalam penelitian didapatkan dari kondisi langsung dilapangan melalui observasi, dokumentasi, dan study penelitian yang relevan yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga muncul beberapa masalah masalah yang dapat diidentifikasi oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
1. Perkembangan Kawasan Wisata Banten Lama yang tidak optimal 2. Pengelolaan yang belum ter arah
3. Konflik antar pengelola dengan pemerintah 4. Fasilitas yang minim
5. Kebersihan dan kenyamanan yang kurang mendukung 6. Masyarakat yang apatis terhadap keberadaan kawasan wisata
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang dijadikan fokus permasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya optimalisasi pengelolaan Banten Lama sebagai kawasan wisata religi?
2. Bagaimana Kelestarian Benda Cagar Budaya di Kawasan Banten Lama? 3. Bagaimana hubungan antara partisipasi masyarakat dan pelestarian cagar
budaya yang ada dikawasan Banten Lama?
(23)
5
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan upaya optimalisasi pengelolaan kawasan wisata banten lama sebagai wisata religi.
2. Mengidentifikasi kelestarian benda cagar budaya
3. Menganalisis hubungan hubungan partisipasi masyarakat terhadap pelestarian cagar budaya di kawasan Banten Lama.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah daerah setempat berkenaan
dengan masalah-masalah yang harus diseleseikan di kawasan tersebut.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan kawasan Banten Lama.
3. Sebagai bahan masukan bagi pengelola dalam pengembangan Kawasan Wisata Banten Lama
4. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam mendukung keberadaan Kawasan Wisata Banten Lama.
5. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab, sebagai berikut ini :
1. Bab I Pendahuluan
Bab I skripsi ini membahas uraian tentang ;latar belakang penelitian, penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta suber referensi dan permasalahan yang terjadi yaitu mengenai krang optimalnya kawasan wisata Banten Lama sebagai suatu tujuan wsiata reigius. Identifikasi masalah penelitian, dalam
(24)
6
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sehingga peneliti dapat menentukan batasan masalah dengan fokus kajian terhadapkebdala-kendala yang terjadi dalam pengembangan pengelolaan dan kondisi masyarakat.
Rumusan masalah, dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah mengenai optimalisasi kawasan wisata banten lama sebagai wisata religi, partisipasi masyarakat sekitar kawasan wisata dan peran pengelola serta pemerintah dalam pengelolaan. Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan poin-point dalam rumusan masalah.Manfaat penelitian, dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, pengelola dan pemerintah dalam upaya pengembangan kawasan wisata Banten Lama .Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab.
2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangkan Pemikiran, dan Hipotesis Tindakan
Bab II dalam penelitian ini berisi uraian tentang ; Kajian Pustaka, membahas mengenai teori-teori yang relevan yang memperkuat dalam penelitian ini, yang berisi konsep-konsep sebagai berikut pariwista, jeni-jenis pariwisata, perencanaan dan pengembangan pariwisata, kawasan wisata Banten Lama sebagai wisata religius serta partisipasi masyarakat. Kerangka Pemikiran, menjelaskan tentang proses identifikasi masalah-masalah yang peneiliti buat melalui bagan-bagan yang saling berkaitan membentuk suatu kerangka pikir dalam melandasi munculnya latar belakang masalah penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III dalam penelitian tindakan ini memaparkan lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, analisis data.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada Bab IV, memaparkan dan menguraikan mengenai masalah-masalah yang dihadapi, upaya optimalisasi kawasan wisata Banten Lama sebagai wisata religi, partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan dan pelestarian objek-objek peninggalan serta peranan pengelola/pemerintah dalam pengelolaan.
(25)
7
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Membahas penjelasan secara singkat mengenai hasil dari penellitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya.
6. Daftar Pustaka
Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini, berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain. Dalam penulisan daftar pustaka ini mengunkan sistem penulisan Harvard berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2013.
7. Lampiran-Lampiran
Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul untuk memudahkan pembaca.
(26)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Menurut Ari Kunto (2006:26) “Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”. Sedangkan pengertian penelitian itu sendiri menurut Sugiyono (2011:1) “penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”Definisi lain mengenai pengertian metode penelitian menurut Wardiyanta (2006 : 1) adalah sebagai berikut :
Metode penelitian adalah cara dan prosedur ilmiah yang diterapkan untuk melaksanakan penelitian, mulai dari menentukan variable, menentukan populasi, menentukan sampel, mengumpulkan data, mengolah data dan menyusunnya dalam laporan tertulis
Adapun penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif, dimana metode deskriptif menurut Wardiyanta adalah “penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena social/alam secara sistematis, factual dan akurat. Sedangkan menurut Tika (2004:4) metode deskriptif adalah :
Penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah ataukeadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada,walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi dan analisis. Penelitian deskriptifini perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligusberfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisikmaupun sosial yang dipersoalkan.
Peneliti memilih menggunakan metode penelitian deskriptif untuk memaparkan segala kondisi dan kendala-kendala yang terjadi dalam pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama serta membuat deskripsi suatu model dan strategi pengembangan Kawasan Banten Lama sebagai wisata religi.
(27)
30
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:3) variable penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable sebagai berikut :
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Ukuran Responden
P en ge lol aan Kawas an W is at a B an te n L am a
Organisasi Struktur organisasi
Ada atau tidaknya struktur organisasi Pengelola Sistem rekruitmen tenaga kerja Pola penerimaan tanaga kerja
Sistem kerja Ada atau tidaknya pembagian kerja Sistem upah Pengaturan
pembagian upah bagi para pekerja Tata ruang Pengaturan tata
letak dan tata ruang kawasan wisata
Kebijakan Ada atau tidaknya kebijakan yang dikeluarkan Administrasi Kelengkapan dan
kerapihan berkas berkas
administrasi
(28)
31
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cetak
Pameran
Media elektronik
Bentuk Bentuk promosi
yang dilakukan :
Pamflet
Spanduk
Ilflet
Iklan
Target Siapa yang
menjadi sasaran pemasaran
Local
Mancanegara Jangkauan Seberapa jauh
pemasaran dilakukan
Di dalam kota
Di dalam provinsi
Pulau jawa
Indonesia
Internasional
Waktu Kapan pemasaran
tersebut dilakukan
Pelayanan Keamanan Ketersediaan
sarana kemanaan yang mendukung Kenyamanan Ketersediaan
fasilitas fasilitas yang memadai bagi wisatawan
Keramahan Sikap para
pengelola
(pegawai) terhadap wisatawan
Ketertiban Tertib atau tidaknya
(29)
32
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyelenggaraan wisata
Kebersihan Ketersediaan sarana kebersihan Sumberdaya
Manusia
Jenis kelamin Klasifikasi sumberdaya manusia berdasarkan gender, usia, tingkat pendidikan dan jumlahnya Usia Pendidikan Jumlah tenaga kerja Sumber dana
Pribadi Ketersediaan
sumber dana Pemerintah
Swasta
Variabel
(X) Partisipasi
Indikator Sub
Indikator Ukuran
Partisipasi Langsung
Betuk Partisipasi
Segala bentuk kegiatan yang
dilakukan secara
langsung/tidak oleh
masyarakat dalam upaya memelihara dan melestarikan Cara Segala cara yang dilakukan
masyrakat dalam upaya pemeliharaan dan pelestarian
Partisipasi Tidak Langsung
Waktu Kapan kegiatan tersebut
dilakukan
Intensitas Seberapa sering masyarakat
melakukan kegiatan
(30)
33
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2011:61) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini berupa populasi wilayah penelitian dan populasi manusia sebagai responden dan narasumber, diantaranya :
Variabel (Y)
Indikator Sub Indikator Ukuran
Kele
st
ar
ian
A. Perlindungan 1. Penyelamatan Upaya Penanggulangan : a. Kerusakan b. Kehancuran c. Kemusnahan
2. Pengamanan Upaya Menjaga dan mencegah :
a. Ancaman b. Gangguan 3. zonasi Penentuan batas-batas
khusus lokasi benda cagar budaya
4. Pemeliharaan Upaya dalam menjaga dan merawat kondisi fisik BCB
a. Kebersihan b. Keindahan 5. Pemugaran Upaya pengembalian
kondisi fisik sesuai keaslian :
a. Bentuk b. Warna c. Tata letak B. Pengembanga n Peningkatan Potensi BCB (Benda CagarBudaya) a. Nilai b. Informasi c. Promosi C. Pemanfaatan Pendayagunaan
BCB(Benda CagarBudaya)
a. Penelitian b. Revitalisasi c. Adaptasi
(31)
34
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Populasi Wilayah penelitian meliputi seluruh kawasan wisata Banten Lama yang secara administratif berada di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten.
b. Populasi Manusia yaitu penduduk disekitar kawasan wisata Banten Lama, pengelola dan steakholder.
2. Sampel
Sugiyono (2011:62) menjelaskan bahwa sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” sedangkan menurut (Sumaatmaja, 1988:122) “sampel yang merupakan bagian dari populasi yang bersifat mewakili populasi bersangkutan”. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebagai berikut :
a. Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah Desa Banten Kecamatan Kasemen Kota Serang, dengan alasan bahwa lebih dari setengah kawasan wisata Banten Lama berada di Desa Banten.
b. Sampel responden dalam penelitian ini terbagi kedalam tiga kelompok, yaitu sampel responden penduduk Desa Banten (sekitar kawasan wisata), sampel wistawan, responden pengelola kawasan wisata, sampel steakholder/lembaga pemerintah terkait.
1) Sampel responden penduduk/masyarakat sekitar kawasan wisata
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penduduk adalah ramdom sampling yaitu “pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut” Sugiyono (2011:64) dengan pertimbangan penduduk/masyarakat yang menjadi responden berada pada satu kawasan yang sama yaitu masyarakat Desa Banten sifatnya relatif homogen.
Data monografi Desa Banten menunjukan jumlah penduduk di desa tersebut sebanyak 15970 jiwa, maka jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (umar 2008:108) sebagai berikut :
(32)
35
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
�
=
1 +
2 Dimana :n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi
e : Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kesalahan 10 % maka dengan rumus diatas diperoleh perhitungan sebagai berikut :
�= 15.970
1 + 15.970 (0,12)= 99,37 = 100 ���
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Slovin maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 100 orang
2) Sampel Wisatawan
Begitu juga dengan sampel wisatawan, dihitung dengan rumus yang sama (Slovin) dari jumlah wisatawan tahun 2010 berjumlah 9.909.908 didapatkan jumlah sampel wisatawan sebanyak 100 Orang.
3) Sampel responden pengelola
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel responden pengelola adalah dengan sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono (2011:68). Dimana peneliti akan menemui pihak kenadziran (pengelola dari pihak keluarga kesultanan) untuk kemudian menentukan siapa saja yang nanti akan dijadikan sebagai responden. Jumlah responden diambil secara keseluruhan (jenuh) atau disesuaikan dengan kemampuan penulis dan kondisi dilapangan.
4) Sampel reponden pemerintah/steakholder
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel responden pengelola adalah dengan sampling purposive, Dimana peneliti akan menemui pihak pemerintahan yang dalam hal ini adalah BPCB, Disporaparbud Kota Serang dan Disbudpar Banten.
(33)
36
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengamatan (observasi)
Menurut Wardiyanta (2006:32) metode observasi adalah “cara mengumpulkan data berlandaskan pada pengamatan langsung terhadap gejala fisik obyek penelitian” Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi langsung. Menurut Tika (2005:42) bahwa :
“Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek ditempat atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti “.
Dengan melakukan observasi langsung maka penulis akan mendapatkan data-data primer yang actual dan factual sesuai dengan kondisi di lapangan yang dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi di seluruh daya tarik yang ada dikawasan wisata Banten Lama.
2. Wawancara (interview)
Menurut Tika (2005:43) “wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian”.
Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi data sekunder yang tidak diperoleh melalui observasi, yang dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan responden. Adapun data sekunder yang diperoleh dari teknik wawancara ini adalah kendala-kendala yang dialami, perencanaan wisata dan pengelolaan, yang diperoleh langsung dari pengelola maupun pemerintah.
3. Angket/kuisioner
Menurut Wardiyanta (2006:36) kuisioner merupakan “alat bantu yang paling banyak digunakan, berupa suatu daftar pertanyaan tertulis mengenai suatu permasalahan tertentu untuk dijawab secara tertulis”. Dalam penelitian ini angket akan disebarkan dan di isi langsung oleh responden, yaitu masyarakat disekitar kawasan wisata.
(34)
37
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data dalam bentuk media gambar, peta dan dokumen-dokumen dari pemerintah daerah.
5. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan pengkajian literatur yang digunakan penulis untuk menguasai teori, prinsip, konsep, dan hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. Adapun studi kepustakaan yang berkaitan antara lain buku dan hasil penelitian pihak lain yang berkaitan dengan penelitian yang dimaksudkan untuk menjadi petunjuk dan bahan pertimbangan sehingga dapat memperjelas analisis dalam pemecahan masalah peneliti.
E. Alat dan Bahan 1. Fisik
a) Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 sebagai pedoman dalam melakukan langkah-langkah awal penelitian dan survey lapangan.
b) Peta Geologi Skala 1 : 100.000 untuk mengetahui jenis batuan yang terdapat di Kawasan Wisata banten Lama
c) Global Positioning System (GPS) untuk lebih mudah menentukan yang akan dijadikan sample penelitian.
d) Kamera, yang digunakan untuk mendokumentasikan objek penelitian di lapangan.
2. Sosial
a. Cheklist, Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengamatan kondisi fisik di lapangan.
b. Pedoman Wawancara, sebagai pedoman dalam melakukan wawancara dengan masyarakat, pengelola dan pemerintah yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian.
(35)
38
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Analisis Data
Menurut Wardiyanta (2006:37) analisis data pada dasarnya merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini teknik dan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Persentase
Analisis persentase ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan responden dan fenomena-fenomena di lapangan dengan menggunakan rumus:
P =
�× 100%
Keterangan: P = Persentase
f= Frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih
n = Jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang jadi pilihan 100 = konstanta
Setelah dilakukan perhitungan maka hasil persentase tersebutdiklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Persentase No Persentase Keterangan
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 24% Sebagian kecil
3 25% - 49% Hampir setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 74% Sebagian besar
6 75% - 99% Hampir seluruhnya
7 100% Seluruhnya
(36)
39
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Korelasi
Menurut Arikunto (2006:270) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.
Besar kecilnya hubungan / korelasi/pengaruh antar variabel, dilihat berdasarkan ketentuan pada tabel berikut
Tabel 3.3 Klasifikasi Korelasi
No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1 0.0 – 0.199 Sangat rendah
2 0.20 – 0.399 Rendah
3 0.40 – 0.599 Sedang
4 0.60 – 0.799 Kuat
5 0.80 – 1.00 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (dalam Yosi Khusnul 2011 :38)
3.Pengharkatan (scoring) dan Pembobotan (weighting)
Pengharkatan ini digunakan untuk memberi nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub variable agar dapat dihitung nilai serta dapat ditentukan peringkatnya. Parameter yang dinilai meliputi atraksi wisata religi, sarana prasarana, dan akesesibilitas.
Selain membobot potensi wisata, dalam penelitian ini juga dilaukan pembobotan terhadap kelestarian cagar budaya yang ada dikawasan Banten Lama, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan dan kelestarian secara fisik benda serta bangunan cagar budaya yang di kawasann tersebut.
(37)
40
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Pembobotan Kondisi Fisik Cagar Budaya
No Kondisi Fisik Cagar Budaya Skor Bobot
1 Tinkat Kerusakan 1-4 12
2 Tingkat Kehancuran 1-4 12
3 Tingkat Kemusnahan 1-4 12
4 Ancaman 1-4 12
5 Ganguan 1-4 12
6 batas zonasi 1-4 12
7 Perawatan 1-4 12
8 Kebersihan 1-4 12
9 keaslian bentuk 1-4 12
10 Keaslian Warna 1-4 12
11 Lokasi 1-4 12
12 Pemanfaatan 1-4 12
Jumlahskor Tertinggi 12
Jumlah skor Terendah 48
Sumber : Hasil Observasi 2014
Penentuan tingkat kelestarianCagar Budaya dilakukan dengan menggunakan panjang interval dari hasil perhitungan skor masing-masing variable dengan menggunakan rumus interval yang dikemukakan oleh subana,dkk (2000:40)
= �
(38)
41
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterngan :
P = Panjang Interval R = Rentang Jangkauan K = Banyaknya Kelas
Berdasarkan rumus tersebut maka ditentukan kelas-kelas potensi dukungan sebagai berikut :
Tabel 3.5
Prosedur Penentuan Kelas Kelestarian
Kelas Tingkat Penilaian Potensi Jenjang Rata-Rata Harkat Pemerian
IV Lesatari 37-48
Suatu kondisi cagar budaya yang lestari berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan
III CukupLestari 25-36
Suatu kondisi cagar budaya yang Cukup lestari berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan
II Kurang Lestari 13-24
Suatu kondisi cagar budaya yang kurang lestari berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan
I Tidak Lestari 1-12
Suatu kondisi cagar budaya yang tidak lestari berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan Sumber : Hasil Pengolahan
G. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “OPTIMALISASI PENGELOLAAN KAWASAN WISATA BANTEN LAMA SEBAGAI WISATA RELIGI”
Untuk melandasi dan membatasi penelitian yang dilakukan agar lebih jelas dan terarah, penulis menguraikan definisi dari judul tersebut diantaranya:
(39)
42
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Optimalisasi
Optimalisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995:628) berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi, sedangkan optimalisasi berarti suatu proses meningkatkan atau meninggikan, dimana dalam penelitian ini terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan suatu destinasi wisata yang dalam hal ini akan di optimalisasikan sebagai wisata religius.
2. Pengelolaan Pariwisata
Pengelolaan menurut Harsoyo (1977:121) pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata kelola yang mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam menunjang pengelolaan berbagai kegiatan kepariwisataan, teknologi menejemen perlu diterapkan agar sumberdaya wisata yang murni dapat direkayasa secara berhasil guna.Sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya termasuk lingkungan alamnya.
Pengelolaan objek dan daya tarik wisata objek wisata budaya, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan objek serta daya tarik wisata budaya adalah :
Pembangunan objek dan daya tarik wisata budaya, termasuk penyediaan sarana prasarana dan fasilitas pelayanan bagi wisatawan.
Pengelolaan objek dan daya tarik wisata budaya termasuk sarana dan prasarana yang ada
Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat member nilai tambah terhadap objek beserta masyarakat disekitarnya
(40)
43
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyrakat disekitarnya untuk berperan serta dalam kegiatan pengusahaan objek wisata yang bersangkutan
3. Kawasan Banten Lama sebagai Wisata Religi
Banten Lama merupakan suatu kawasan Situs Kepurbakalaan, dimana situs kepurbakalaan merupakan suatu tempat atau lokasi ditemukannya tinggalan arkeologi, berupa benda, bangunan atau kompleks yang menjadi bukti adanya aktivitas manusia dimasa lalu. Dalam hal ini kaitannya dengan keberadaan kompleks wisata Banten Lama yang merupakan salah satu peninggalan sejarah sebagai bukti masa kejayaan kesultanan Banten.
Kawasan wisata Banten Lama terletak di Desa Banten Kecamatan Kasemen Kota Serang, dimana banten lama merupakan suatu kompleks wisata yang didalamnya terdapat peninggalan-peninggalan kesultanan Banten diantaranya Keraton Surosoan, Keraton Kaibon, Masjid Agung banten, Benteng Spelwijk Dan Pemakaman Kesultanan Banten.
Wisata religi merupakan perjalan wisata yang didasari atas keinginan untuk memenuhi kebutuhan rohani dan memperkuat kepercayaan seseorang dengan mengunjungi tempat-tempat yang nbersifat religious seperti tempat ibadah, pemakaman, panembahan dll.
Untuk kawasan wisata Banten Lama mempunyai beberapa tempat religi sekaligus peninggalan sejarah, seperti Masjid Agung Banten, Vihara Avalokitesvara, Pemakaman sultan-sultan Banten serta peninggalan sejarah lain yang terdapat dikawasan tersebut sebagai objek kajian penelitian.
(41)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasanskripsimenegenai
“OptimalisasiKawasanWisataBanten Lama sebagaiWisataReligi”
makasebagaiakhirbabdalampenulisanskripsiini,
berikutakandikemukakanbeberapakesimpulandan saran yang
penulissampaikansebagaiupayaoptimalisasiKawasanBanten Lama
untukpengelolaan yang lebihbaik.
A. Kesimpulan
Upaya optimalisasi pengelolaan kawasan wisata Banten Lama yang dapat dilakukan diantaranya adalah, pertama, penyamaan persepsi, tujuan dan perencanaan terkait keberadaan Banten Lama sebagai aset utama Kota Serang oleh para pemangku kewenangan yang dalam hal ini adalah pihak Kenadziran, Disporaparbud Kota Serang, Disbudpar Banten dan Pihak Nasional yang diwakili oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP). Untuk merealisasikan langkah pertama ini, dibutuhkan suatu forum pembahasan secara serius yang mempertemukan pihak-pihak tersebut dalam satu ruangan yang sama, bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kawasan tersebut. menyatukan visi-misi pengembangan kawasan Banten Lama sehingga muncul satu perencanaan pengembangan yang terintegrasi dan jelas.
Setelah langkah pertama ditempuh maka langkah selanjutnya adalah pembuatan model pengembangan (maket) perencanaan dan pengembangan Banten Lama sebagai suatu kawasan wsiata religi yang terintegrasi secara matang dan disepakati oleh semua pihak-pihak terkait, dengan daya tarik Banten Lama sebagai tujuan utama ziarah serta vihara yang selama ini kurang ter ekspose. kondisi Banten Lama yang sangat miris, tata lokasi yang semrawut mengharuskan adanya perencanaan untuk menata kembali kawasan Banten Lama dengan konsep yang lebih baik.
(42)
92
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah ketiga adalah Pembangunan fisik kawasan Banten Lama sesuai dengan perencanaan dan model pengembangan kawasan wisata religi yang telah direncanakan, pembangunan ini terkait dengan relokasi tempat-tempat sesuai dengan fungsinya, pembangunan fasilitas sarana-prasarana pendukung, aksesibilitas dan menggali kemenarikan. sehingga menata kembali Banten Lama dengan wajah baru yang lebih rapih, indah, nyaman dan layak. Langkah ke empat, Pembagian kewenangan, antara Kenadziran, BPCP, Pemerintah Kota dan provinsi secara jelas dan tegas, sehingga masing-masing pihak memiliki tugas pokok dan fungsinya, tidak ada tumpang tindih kewenangan, tumpang tindih kepentingan dan tanggung jawab, melalui pembuatan regulasi yang jelas.
Harus adanya penunjukan lembaga otonom yang secara penuh mengelola Banten Lama, baik itu dari pihak pemerintah, kenadziran atau pihak swasta yang disepakati, sehingga pengelolaan Banten Lama memiliki aturan main yang jelas, sistem perekrutan tenaga kerja yang resmi, upah yang pasti, administrasi yang rapih, perawatan dan pelestarian yang sesuai dengan UU cagar budaya serta menejemen yang baik.
Hubunganantarapartisipasimasyarakatdengankelestarian di
kawasanwsiataBanten Lama sangatlemah,
halinidisebabkankarenakeduavariabeltersebuttidaksignifikansalingmempengaruhi, kondisikelestarianmemangdipengaruhiolehaktivitasmasyrakat yang adadisekitarnyanamunpengaruhtersebuttidakbesarjikaaktivitas yang dilakukantidakterkaitdenganupayapelestarian.
B. Saran
Adapun saran yang
dapatdiberikandarihasilpenelitianinidiantaranyaadalahsebagaiberikut :
WisataReligiadalahstrategi yang paling
tepatuntukpengembangankawasanBanten Lama,
(43)
93
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pentingdilakukan agar kawasanBanten Lama menjadikwasanwisatareligiterpadu yang menyajikanbanyakkemenarikan.
PemerintahharuslebihpeduliterhadapkeberadaanBanten Lama sebagaisuatudestinasiutama Kota Serang. Penyelesaiankonflik yang
menimbulkanhubungantidakharmonisantarapihak-pihakpemangkukewenanganjugaharussesegeramungkindiselesaikandenganmelebu rkankepentingan-kepentingankelompok demi kepentinganbersama.
Pemerintahharuslebihtegasdalammengambilkeputusandanpembuatankebijak anterkaitpengelolaandanpengembanganBantenLama.Meningkatkankordinasiantar aKenadziran, BPCB, Pemerintah Kota danPemerintahProvinsi agar tidakadakesalahpahamansertakecurigaansatusama lain.
Perluadanya program
sosialisaikepadamasyarakatakanpentingnyapartisipasidalamkegiatankepariwisataa nsertapengelolaanwisata yang baik,sehinggamasyarakatbersama-samadenganpemerintahdapatbekerjasama demi peningkatankesejahteraan.
(44)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachmat, I., E. Maryani. (1998). Geografi Ekonomi (Diktat Kuliah). Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.
Adishakti. Laretna.(2003). Pelestarian Pusaka Budaya ; Masyarakat Sebagai Pusat Pengelolaan Perubahan. Bali:Kongres Kebudayaan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Gee,Y, Chuk (1981). Resort Development and Management. Watson-Guptil. Publication
Marpaung, H., B. Herman. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
Maryani, Enok. (2000). Dimensi Geografi dalam Kepariwisataan. Jurnal Pariwisata.
Maryani, Enok. (2000). Pengantar Geografi Pariwisata. IKIP Bandung.
Mubyarto. (1998). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES
Nurliana Nina.(2011). Pengembangan Kawasan Banten Lama. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Geografi Bandung.
Harsoyo. (1977). Menejemen Kinerja. Jakarta : Persada
Pendit, Nyoman S. (2006). Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: Pradnya Paramitha.
Pitana, I (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Prajogo,M. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan
Sugiyono.(2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Soemarwoto. (2004). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan
Sumaatmadja, N. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis. Bandung: Alumni.
(45)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tika, Moh. Pabundu. (1997). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: GramediaPustaka Utama.
Tika. P. M (2005) Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara
Yoeti, Oka. A. (1990). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. ]
Yoeti,Oka.A.(2008).Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.Jakarta: Pradnya Paramita
Wardyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Jogjakarta : Andi
Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi RI No. 59/PW.002/MPPT/85 Tentang Kawasan Pariwisata
Depdikbud (1995). Arti Kata Optimalisasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Monografi Desa Banten 2013
BPS Kota Serang. (2013). Kecamatan Kasemen Dalam Angka
Rencana Induk Pariwisata Kota Serang Tahun 2012
Rencana Induk Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2010
UU RI No 11 Tahun 2010 Tentang Pelestarian Cagar Budaya
(1)
43
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyrakat disekitarnya untuk
berperan serta dalam kegiatan pengusahaan objek wisata yang bersangkutan
3. Kawasan Banten Lama sebagai Wisata Religi
Banten Lama merupakan suatu kawasan Situs Kepurbakalaan, dimana situs kepurbakalaan merupakan suatu tempat atau lokasi ditemukannya tinggalan arkeologi, berupa benda, bangunan atau kompleks yang menjadi bukti adanya aktivitas manusia dimasa lalu. Dalam hal ini kaitannya dengan keberadaan kompleks wisata Banten Lama yang merupakan salah satu peninggalan sejarah sebagai bukti masa kejayaan kesultanan Banten.
Kawasan wisata Banten Lama terletak di Desa Banten Kecamatan Kasemen Kota Serang, dimana banten lama merupakan suatu kompleks wisata
yang didalamnya terdapat peninggalan-peninggalan kesultanan Banten
diantaranya Keraton Surosoan, Keraton Kaibon, Masjid Agung banten, Benteng Spelwijk Dan Pemakaman Kesultanan Banten.
Wisata religi merupakan perjalan wisata yang didasari atas keinginan untuk memenuhi kebutuhan rohani dan memperkuat kepercayaan seseorang dengan mengunjungi tempat-tempat yang nbersifat religious seperti tempat ibadah, pemakaman, panembahan dll.
Untuk kawasan wisata Banten Lama mempunyai beberapa tempat religi sekaligus peninggalan sejarah, seperti Masjid Agung Banten, Vihara Avalokitesvara, Pemakaman sultan-sultan Banten serta peninggalan sejarah lain yang terdapat dikawasan tersebut sebagai objek kajian penelitian.
(2)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasanskripsimenegenai
“OptimalisasiKawasanWisataBanten Lama sebagaiWisataReligi”
makasebagaiakhirbabdalampenulisanskripsiini,
berikutakandikemukakanbeberapakesimpulandan saran yang
penulissampaikansebagaiupayaoptimalisasiKawasanBanten Lama
untukpengelolaan yang lebihbaik.
A. Kesimpulan
Upaya optimalisasi pengelolaan kawasan wisata Banten Lama yang dapat dilakukan diantaranya adalah, pertama, penyamaan persepsi, tujuan dan perencanaan terkait keberadaan Banten Lama sebagai aset utama Kota Serang oleh para pemangku kewenangan yang dalam hal ini adalah pihak Kenadziran, Disporaparbud Kota Serang, Disbudpar Banten dan Pihak Nasional yang diwakili oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP). Untuk merealisasikan langkah pertama ini, dibutuhkan suatu forum pembahasan secara serius yang mempertemukan pihak-pihak tersebut dalam satu ruangan yang sama, bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kawasan tersebut. menyatukan visi-misi pengembangan kawasan Banten Lama sehingga muncul satu perencanaan pengembangan yang terintegrasi dan jelas.
Setelah langkah pertama ditempuh maka langkah selanjutnya adalah pembuatan model pengembangan (maket) perencanaan dan pengembangan Banten Lama sebagai suatu kawasan wsiata religi yang terintegrasi secara matang dan disepakati oleh semua pihak-pihak terkait, dengan daya tarik Banten Lama sebagai tujuan utama ziarah serta vihara yang selama ini kurang ter ekspose. kondisi Banten Lama yang sangat miris, tata lokasi yang semrawut mengharuskan adanya perencanaan untuk menata kembali kawasan Banten Lama dengan konsep yang lebih baik.
(3)
92
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah ketiga adalah Pembangunan fisik kawasan Banten Lama sesuai dengan perencanaan dan model pengembangan kawasan wisata religi yang telah direncanakan, pembangunan ini terkait dengan relokasi tempat-tempat sesuai
dengan fungsinya, pembangunan fasilitas sarana-prasarana pendukung,
aksesibilitas dan menggali kemenarikan. sehingga menata kembali Banten Lama dengan wajah baru yang lebih rapih, indah, nyaman dan layak. Langkah ke empat, Pembagian kewenangan, antara Kenadziran, BPCP, Pemerintah Kota dan provinsi secara jelas dan tegas, sehingga masing-masing pihak memiliki tugas pokok dan fungsinya, tidak ada tumpang tindih kewenangan, tumpang tindih kepentingan dan tanggung jawab, melalui pembuatan regulasi yang jelas.
Harus adanya penunjukan lembaga otonom yang secara penuh mengelola Banten Lama, baik itu dari pihak pemerintah, kenadziran atau pihak swasta yang disepakati, sehingga pengelolaan Banten Lama memiliki aturan main yang jelas, sistem perekrutan tenaga kerja yang resmi, upah yang pasti, administrasi yang rapih, perawatan dan pelestarian yang sesuai dengan UU cagar budaya serta menejemen yang baik.
Hubunganantarapartisipasimasyarakatdengankelestarian di
kawasanwsiataBanten Lama sangatlemah,
halinidisebabkankarenakeduavariabeltersebuttidaksignifikansalingmempengaruhi,
kondisikelestarianmemangdipengaruhiolehaktivitasmasyrakat yang
adadisekitarnyanamunpengaruhtersebuttidakbesarjikaaktivitas yang
dilakukantidakterkaitdenganupayapelestarian.
B. Saran
Adapun saran yang
dapatdiberikandarihasilpenelitianinidiantaranyaadalahsebagaiberikut :
WisataReligiadalahstrategi yang paling
tepatuntukpengembangankawasanBanten Lama,
(4)
93
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pentingdilakukan agar kawasanBanten Lama menjadikwasanwisatareligiterpadu yang menyajikanbanyakkemenarikan.
PemerintahharuslebihpeduliterhadapkeberadaanBanten Lama
sebagaisuatudestinasiutama Kota Serang. Penyelesaiankonflik yang
menimbulkanhubungantidakharmonisantarapihak-pihakpemangkukewenanganjugaharussesegeramungkindiselesaikandenganmelebu rkankepentingan-kepentingankelompok demi kepentinganbersama.
Pemerintahharuslebihtegasdalammengambilkeputusandanpembuatankebijak anterkaitpengelolaandanpengembanganBantenLama.Meningkatkankordinasiantar
aKenadziran, BPCB, Pemerintah Kota danPemerintahProvinsi agar
tidakadakesalahpahamansertakecurigaansatusama lain.
Perluadanya program
sosialisaikepadamasyarakatakanpentingnyapartisipasidalamkegiatankepariwisataa
nsertapengelolaanwisata yang
(5)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachmat, I., E. Maryani. (1998). Geografi Ekonomi (Diktat Kuliah). Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.
Adishakti. Laretna.(2003). Pelestarian Pusaka Budaya ; Masyarakat Sebagai Pusat Pengelolaan Perubahan. Bali:Kongres Kebudayaan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Gee,Y, Chuk (1981). Resort Development and Management. Watson-Guptil. Publication
Marpaung, H., B. Herman. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Maryani, Enok. (2000). Dimensi Geografi dalam Kepariwisataan. Jurnal
Pariwisata.
Maryani, Enok. (2000). Pengantar Geografi Pariwisata. IKIP Bandung. Mubyarto. (1998). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES
Nurliana Nina.(2011). Pengembangan Kawasan Banten Lama. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Geografi Bandung.
Harsoyo. (1977). Menejemen Kinerja. Jakarta : Persada
Pendit, Nyoman S. (2006). Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: Pradnya Paramitha.
Pitana, I (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Prajogo,M. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan
Sugiyono.(2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Soemarwoto. (2004). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan
Sumaatmadja, N. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis. Bandung: Alumni.
(6)
Firman Fajar Saputra, 2014
Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Wisata Banten Lama Sebagai Wisata Religi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tika, Moh. Pabundu. (1997). Metode Penelitian Geografi. Jakarta:
GramediaPustaka Utama.
Tika. P. M (2005) Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Yoeti, Oka. A. (1990). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. ]
Yoeti,Oka.A.(2008).Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.Jakarta:
Pradnya Paramita
Wardyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Jogjakarta : Andi
Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi RI No.
59/PW.002/MPPT/85 Tentang Kawasan Pariwisata
Depdikbud (1995). Arti Kata Optimalisasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Monografi Desa Banten 2013
BPS Kota Serang. (2013). Kecamatan Kasemen Dalam Angka Rencana Induk Pariwisata Kota Serang Tahun 2012
Rencana Induk Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 UU RI No 11 Tahun 2010 Tentang Pelestarian Cagar Budaya UU RI No 9 Tahun 1990 Pasal 1 Butir 3 Tentang Pariwisata