Pengaruh Nilai Perusahaan dan Rasio Harga Laba Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

(2)

(3)

Dengan ini saya menyatakan :

1. Karya tulis (Skripsi) saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di UNIKOM maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri. Tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang sudah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Agustus 2016

Siti Hardiyanti Z.R NIM : 21212232


(4)

(5)

Nama : Siti Hardiyanti ZR

TTL : Makassar, 24 Desember 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki

Gol Darah : B

Agama : Islam

Suku : Bugis Makassar Kebangsaan : Indonesia Kewarganegaraan : Indonesia Status Perkawinan : Belum menikah

Nomor HP : 08112248234 E-Mail : ecizaenal@yahoo.com

Alamat : Jl. Anggrek v no 5 Maizonette, makasssar

Pendidikan :

1. SDN Mangakura III Makassar 2001-2016 2. SMPN 5 Makassar 2006-2009

3. SMAN 11 Makassar 2009-2012

4. Universitas Komputer Indonesia Kota Bandung Semester 8 (Berjalan) -


(6)

PENGARUH NILAI PERUSAHAAN DAN RASIO HARGA LABA

TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR PLASTIK

DAN KEMASAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

The Effect of Value of The Company and The Price Earning Ratio On The Return of Share in The Sub Sectors Of Manufacturing Plastic and Packaging Listed

Indonesia Stock Exchange

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Jenjang S1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Disusun Oleh: SITI HARDIYANTI ZR

21212232

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(7)

Assalammualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “PENGARUH NILAI PERUSAHAANDAN RASIO HARGA LABA TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKRUR SUB SEKTOR PLASTIK DAN KEMASAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014”

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan, pembahasan masalah serta penyajiannya mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Terselesaikannya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic. Selaku Dekan Universitas Komputer Indonesia

3. Dr. Raeny Dwi Santy SE., MSi, selaku Ketua Program Studi Manajemen 4. Windi Novianti, SE., MM. Selaku Dosen Wali Jurusan Manajemen Kelas


(8)

5. Linna Ismawati,SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi.

6. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

7. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

8. Mama dan Papa yang selalu mendukung dan selalu mendoakan anaknya agar diberikan kelancaran dalam perkuliahan selama 4 tahun ini. Terima kasih juga kepada saudara saya yang selalu mendukung dan mendoakan adiknya ini. 9. Geng saya MMG (Manis Manja Group) yang sangat saya cintai, Cyntia, Oca,

Dhilla, Dini, Dhea, Betri, Wildan, Ida, Ovie, Tiara Rizky, dan teman-teman MN6 yang sebenarnya tidak selalu membantu saya dalam suka maupun duka dalam menyusun laporan ini hingga selesai, tapi mereka yang membuat saya tersenyum bahagia dan menikmati pembuatan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangantnya

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan kepda penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.


(9)

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...ii

MOTTO...iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang Penelitian...1

1.2. Identifikasi dan Masalah...9

1.2.2. Identifikasi Masalah...9

1.2.2. Rumusan Masalah...10

1.3. Maksud danTujuan Penelitian...10

1.3.1 Maksud Penelitian...10

1.3.2 Tujuan Penelitian ...10

1.4. Kegunaan Penelitian...11

1.4.1. Kegunaan Akademis...11

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian...12


(10)

1.5.2. Waktu Penelitian...13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...14

2.1. Kajian Pustaka...14

2.1.1. Nilai Perusahaan...14

2.1.2. Rasio Harga Laba...18

2.1.3. Tingkat Pengembalian Saham...21

2.2. Penelitian Terdahulu...24

2.3. Kerangka Pemikiran...29

2.3.1. Hubungan antara PBV dengan Retrun Saham...30

2.3.2. Hubungan antara PER dengan Return Saham...31

2.3.3. Hubungan antara PBV dan PER pada Retrun Saham ...32

2.4. Hipotesis...35

BAB III METODE PENELITIAN...36

3.1. Objek Penelitian...36

3.2. Metode Penelitian...36

3.2.1. Desain Penelitian...38

3.2.2. Operasional Variabel...40

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data...42

3.2.3.1. Sumber Data...42

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data...43


(11)

3.2.5.1. Rancangan Analisis...45

3.2.5.2. Pengujian Hipotesis...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...62

4.1 Gambaran Umum Peerusahaan...62

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan...62

4.1.1.1. Alam Karya Unggul Tbk...63

4.1.1.2. Argha Karya Prima Industri...64

4.1.1.3. Asiaplast Industri Tbk...64

4.1.1.4. Berlina Industri Tbk...65

4.1.1.5. Lotte Chemical Tiran Tbk...65

4.1.1.6. Indopoly Swakarsa Industri Tbk...67

4.1.1.7. Siwani Makmur Industri Tbk...68

4.1.1.8. Yanaprima Hastapersada Tbk...69

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan...70

4.1.2.1. Struktur Organisasi AKKU...70

4.1.2.2. Struktur Organisasi AKPI...70

4.1.2.3. Struktur Organisasi APLI...71

4.1.2.4. Struktur Organisasi BRNA...71


(12)

4.1.2.6. Struktur Organisasi IPOL...72

4.1.2.7. Struktur Organisasi SIMA...73

4.1.2.8. Struktur Organisasi YPAS...73

4.2 Pembahasan Penelitian...74

4.2.1. Analisis Deskriptif...74

4.2.1.1. Perkembangan PBV Pada Perusahaan Manufaktur Sub.Sektor Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014...74

4.2.1.2. Perkembangan PER Pada Perusahaan Manufaktur Sub.Sektor Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014...78

4.2.1.3. Perkembangan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub.Sektor Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014...82

4.2.2. Analisis Verifikatif...86

4.2.3. Pengujian Hipotesis...97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...105

5.1 Kesimpulan...105

5.2 Saran...107 DAFTAR PUSTAKA...


(13)

Bambang Riyanto. 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.

Fahmi Poernamawatie. 2008. “Pengaruh Price Book Value Ratio (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen Gajayana, Vol. 5, No. 2, November : 115-118.

Mariana, Mathelda, 2012. “Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) Terhadap Return Saham Indeks LQ 45 (Periode 2007-2009)”. Martiani Dwi, Mulyono, Rahfiani Khairurizka. 2009. “The Effect of Financial

Ratios, Frim Size, and Cash Flow From Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return”International Journal of Economics and Finance.

Mohamad Samsul, 2006. Pasar Modal Dan Manjemen Portofolio. Edisi Baru. Dicetak : Penerbit Erlangga

Najmiyah, Dkk, 2011. “Pengaruh Price To Book Value (PBV), Price Earning Ratio

(PER), Dan Debt To Equity (DER) Terhadap Return Saham pada Industri

Real Eastate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2013”, Jurnal Akuntansi.

Rio, Malintan, 2011. “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),

Price Earning Ratio (PER) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2010”.

Ridwan, Hidayat, 2014. “Pengaruh Earning Per Share (EPS),Price Earning Ratio

(PER), dan Dividen Payout Ratio (DPR) Terhadap Return Saham

Perusahaan (Study pada Sektor Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2011-2013”,Jurnal Akuntansi.


(14)

Stephen H.Penman, Scott A. Richardson and Irem Tuna, 2006. “The Book To Proce Effect in Stock Returns and Accountng for Leverage”, International Journal of Economics and Finance.

Saniman,Widodo. 2007. “Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003-2005”. Tesis. Magister Manajemen Undip, Semarang.

Suad Husanan, Enny Pudjiastuti. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan Pertama.

Kompas 2016. Berita Ekonomi indonesia 2012 Dan 2013 di Tengah Ketidakpastian Global http://kompas.com diakses tanggal 20 februari 2016

Bursa Efek Indonesia, 2016. Laporan keuangan PBV, PER, http://idx.co.id diakses tanggal 12Maret 2016

Seputar Return Saham, Data Historis Return Saham Per Tahun, www.sahamok.com diakses 12 maret 2016


(15)

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Rasio Nilai Perusahaan (Price To Book Value (PBV))

Menurut Ang (1997), Price To Book Value (PBV) merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Menurut Jones (2000:274) PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Menurut Jogiyanto (2008:120) mengemukakan bahwa : “Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham, karena aktiva bersih adalah sama dengan total equitas pemegang saham. Sehingga nilai buku perlembar saham adalah total equitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar”. Nilai buku (BV) per lembar saham secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

(Jogiyanto, 2008:120)

Keterangan :

14

Beredar Saham

Jumlah

Ekuitas Total


(16)

BVS = nilai buku per lembar saham


(17)

Total Ekuitas = selisih total aset dengan total hutang

Jumlah saham beredar = jumlah saham yang beredar di pasar

Jika perusahaan mempunyai dua macam kelas saham, yaitu saham preferen dan saham biasa. Maka perhitungan nilai buku per lembar untuk masing-masing kelassaham ini lebih rumit dibandingkan jika hanya mempunyai saham biasa saja. Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas saham adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2008:120):

1. Hitung nilai ekuitas saham preferen. Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus (call Price) ditambah dengan dividen yang di arrears dengan lembar saham preferen yang beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan, maka nilai nominal yang digunakan. Di dalam perhitungan ini, agio saham untuk saham preferen tidak dimasukkan, karena pemegang saham preferen tidak mempunyai hak untuk agio ini walaupun berasal dari saham preferen, sehingga nilai agio ini dimasukkan sebagai tambahan nilai ekuitas saham biasa.

2. Hitung nilai ekutas saham biasa. Nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai ekuitas saham preferen.

3. Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa dengan jumlah saham beredar saham biasa yang beredar.


(18)

17

Sehubungan dengan hal tersebut, Price To Book Value (PBV) sebagai pengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Jones, 2000:274)

Keterangan :

1. Harga Pasar Saham = Nilai Pasar sekuritas yang dapat diperoleh investor apabila investor menjual atau membeli saham, yang ditentukan berdasarkan harga penutupan atau closing price di bursa pada hari yang bersangkutan.

2. Nilai Buku Per Lembar Saham = Nilai Aktiva bersih (net assets) yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham.

Formula Nilai Perusahaan (PBV) adalah sebagi berikut (Brigham &

Gapenski, 2006: 631; Brigham & Ehrhardt, 2002: 87-89):

Dalam rasio ini harga pasar saham yang dimaksudkan adalah harga saham pada pasar sekunder, sedangkan nilai buku ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam

Saham Lembar Per

Buku Nilai

Saham Pasar Harga PBV

Share Per Value Book

Share Per Price Market PBV


(19)

perusahaan yaitu selisih antara nilai buku aktiva (Asset) dan nilai buku kewajiban (Liability) dan dengan demikian tidak merupakan nilai jual perusahaan. Nilai buku asset ditentukan dengan mengurangkan nilai perolehan asset tersebut dengan penyusutan (Depreciation) yang telah direalisasikan. Nilai buku hutang adalah nilai hutang yang harus dipenuhi perusahaan pada saat penilaian. Ekuitas suatu perusahaan biasanya terdiri atas ekuitas saham, agio saham dan laba ditahan.

Price To Book Value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut (Arifin, 2002:141).

Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan sehingga mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham (Halim, 2003:16).

Herdiningsih (2000), PBV merupakan indikator lain yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Semakin besar rasio PBV maka semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan oleh perusahaan. PBV digunakan untuk mengukur kinerja harga saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio


(20)

19

PBVnya mencapai di atas satu yang mununjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai bukunya.

Menurut Dr.Mohamad Samsul (2006:171) Price To Book Value suatu motode etimasi yang menggunaka varian nilai buku per saham (Book Value Per Share) dari suatu rasio atau multiplier.

2.1.2 Rasio Harga Laba (Rasio Earning Rasio) 2.1.2.1 Pengertian Rasio Harga Laba (PER)

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) pengertian Price Earning Ratio (PER) yaitu: “PER adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham”. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:198), menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba”. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008:141) Price Earning Ratio (PER) yaitu: “Price Earning Ratio menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning”.Berdasarkan pendapat diatas pengertian PER yang dimaksud merupakan rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.

Menurut Dr.Mohamad Samsul (2006:166) “pendekatan PER sangat terkenal dan dipakai dibanyak negara, untuk mengestimasi harga saham”. Karena kopopuleran PER pendekatan tersebut dimasukan dalam laporan tahunan. “Emerging Capital Market Factbook”.

2.1.2.2 Komponen Pembentuk Price Earning Ratio

“Sebelum menilai Price Earning Ratio (PER), ada baiknya investor mengetahui komponen penting yang terdapat di dalamnya, komponen tersebut adalah :


(21)

Menurut Frank J. Fabozzi (2003:861) menyatakan bahwa pengertian EPS adalah: “Earning per share (EPS) adalah jumlah laba bersih atau keuntungan yang diterima setelah bunga dan pajak berbanding jumlah rata-rata lembar saham beredar.” Earning per share (EPS). EPS adalah laba perlembar saham. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap di bagikan kepada semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa di ketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan definisi di atas dapat di simpulkan bahwa komponen yang terdapat dalam Price Earning Ratio yaitu Earning Per Share dapat diketahui dengan membandingkan jumlah laba bersih yang telah dikurang pajak dengan jumlah saham yang beredar di pasar.

2. Harga Saham

Harga saham terbentuk dari proses awal permintaan dan penawaran terhadap saham itu sendiri yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan. Penggunaan harga saham pada penelitian ini ialah harga saham yang terdapat pada laporan keuangan setelah penutupan harga dibursa efek. Menurut Rusdin (2008:66), harga saham terbentuk oleh: “Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun.” Berdasarkan definisi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa harga saham terbentuk dari proses permintaan dan penawaran terhadap saham itu sendiri. Makin tinggi permintaan terhadap suatu saham maka makin tinggi pula harga saham tersebut, dan sebaliknya. Ada beberapa alasan yang mendasari penggunaan EPS dan PER adalah:

1. Karena kedua komponen tersebut (EPS dan PER) bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham.

2. Dividen yang di bayarkan pada dasarnya berasal dari earning.


(22)

21

2.1.2.3 Kegunaan Price Earning Ratio (PER)

Menurut Prastowo (2002:96) kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai saham perusahaan yang dicerminkan oleh EPS nya. PER menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar PER suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham.

Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:

(Sumber: Fahmi, 2011:138)

2.1.3 Tingkat Pengembalian Saham (Return Saham )

2.1.3.1 Pengertian Tingkat Pengembalian Saham (Return Saham )

Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya.Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi. Jasi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return saham baik langsung maupun tidak langsung (Robert Ang, 1997 : 202)

Menurut Elton & Gruber (1995) saham adalah menunjukkan hak kepemiilikan pada keuntungan dan aset dari suatu perusahaan. Secara sederhana, saham dapat

Share per Earning

saham Perlembar Pasar

Harga 


(23)

didefinisikan sebagai surat berharga yang menjadi bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun industri dalam suatu perusahaan.

Return saham menurut Robert Ang (1997) adalah: “Tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya”. Sedangkan Return Saham menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) menyatakan bahwa: “Salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya”.

2.1.3.2 Komponen-komponen Return Saham

1. Current Income (pendapatan Lancar ) merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodic seperti pembayaran bunga deposito, bunga oblogasi, deviden dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancer, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga atau jasa giro dan deviden tunai. Dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dapat dikonversi menjadi uang kas yang setara kas adalah saham bonus atau deviden saham.

2. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrument investasi. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrument investasi, yang berarti bahwa instrument investasi harus diperdagangkan di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrument investasi yang memberikan capital gain.


(24)

23

Besarnya capital gain dilakukan dengan cara menghitung return histories yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.

2.1.3.3 Jenis-jenis Return Saham

Menurut Siti Resmi (2002:288) return saham dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Return Realisasi Return realisasi merupakan: “Return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis”. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis juga berguna sebagai sebagai dasar penentuan return ekspektasi dimasa yang akan datang. 2. Return Ekspektasi Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan

diperoleh investor dimasa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return yang diperoleh dari pemilikan saham dapat berupa deviden dan capital gain/loss. Capital gain/loss adalah selisih lebih atau kurang dari harga saham.

Besarnya actual return dapat dihitung dengan formula sebagai berikut Jogiyanto (2008: 197):


(25)

Keterangan :

Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.

P : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir). Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi


(26)

25

yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi price to book value dan return on equity terhadap return saham sebagai beikut :

Penelitian yang dilalukan oleh Stephen H. Penman, Scott A. Richardson and Irem Tuna (2006) dengan judul penelitian The Book-to Price Effect in Stock Returns: Accounting for Leverage. Buku Untuk Harga Efek di Retrun Saham : Pengaruh Akuntansi buku untuk raso harga berhubungan positif dengan return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Martiani Dwi, Mulyono, Rahfiani Khairurizka (2009) dengan judul penelitian The effect of financial ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim report to the stock return “Pengaruh rasio keuangan , ukuran perusahaan , dan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan interim untuk return saham”. variabel yang konsisten signifikan terhadap adjusted return dan abnormal return yang rasio profitabilitas (NPM dan ROE ) , TATO , dan rasio nilai pasar ( PBV ) The variables which are consistently significant on adjusted


(27)

return and abnormal return are profitability ratios (NPM and ROE), TATO,and market value ratio (PBV).

Penelitian yang dilakukan oleh Rio Malintan (2011) Variabel-variabel independen yang digunakan yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),

Price Earning Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA) secara simultan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2010.

Penelitian yang dilakukan oleh Mariana Mathelda (2012) Pengaruh Price Earnings Ratio dan Price To Book Value terhadap Return Saham Indeks LQ 45 (Periode 2007-2009). Price Earnings Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh positif secara simultan terhadap return saham. Secara parsial, Return on Asset (ROA) dan Price Earnings Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridwan Hidayat (2014) Secara simultan Earning per share (EPS), Price earning ratio (PER), dan Dividend payout ratio (DPR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return saham

Penelitian yang dilakukan oleh Najmiyah, Edy Sujana,Ni Kadek Sinarwati (2014) Pertama, secara parsial dapat diketahui bahwa Variabel Price to Book Value

(PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan. Kedua secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham menunjukkan bahwa


(28)

27

antara kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan. Ketiga secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan

berikutnya tetapi, bersyarat pada buku perusahaan toprice koponen B/P berhungungan negatif dengan return saham dimansa depan Book to-price ratio is positively related to subsequent stock returns but, conditional upon the enterprise book toprice, the leverage component of B/P is negatively associated with future stock returns.

Tabel 2.1 Hasil PenelitianTerdahulu

No Nama Peneliti Judul Peneliti Hasil Penelitian Perbedaan persamaan 1. Stephen H.

Penman, Scott A. Richardson and Irem Tuna (2006

Buku Untuk Harga Efek di Retrun Saham : Pengaruh Akuntansi

The Book-to Price Effect in Stock Returns:

Accounting for Leverage

buku untuk raso harga berhubungan positif dengan return saham berikutnya tetapi, bersyarat pada buku perusahaan toprice

koponen B/P

berhungungan negatif dengan return saham dimansa depan

Book to-price ratio is positively related to subsequent stock returns but, conditional upon the enterprise book toprice, the leverage component of B/P is negatively associated with future stock returns.

Periode waktu dan objek penelitian

Sama-sama

Meneliti faktor price to book value dan Return saham


(29)

No Nama Peneliti Judul Peneliti Hasil Penelitian Perbedaan persamaan 2. Martiani Dwi,

Mulyono, Rahfiani Khairurizka (2009)

Pengaruh rasio keuangan , ukuran perusahaan , dan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan interim untuk return saham.

The effect of financial ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim report to the stock return

variabel yang konsisten signifikan terhadap adjusted return dan abnormal return yang rasio profitabilitas (NPM dan ROE ) , TATO , dan rasio nilai pasar ( PBV )

The variables which are consistently significant on adjusted return and abnormal return are profitability ratios (NPM and ROE), TATO,and market value ratio (PBV)

Periode waktu dan objek penelitian

Sama-sama meneliti faktor price earning Rasio dan Return Saham Perusahaan

3. Rio Malintan (2011)

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Asset (ROA) Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-201

Variabel-variabel independen yang digunakan yaitu

Current Ratio (CR),

Debt to Equity Ratio

(DER), Price Earning Ratio (PER), dan

Return On Asset

(ROA) secara simultan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham

Periode waktu dan objek penelitian

Sama-sama

Meneliti faktor Price To Book Value Dan Price Earning Rasio Terhadap Retrun Saham

4. Muhammad Ridwan Hidayat (2014)

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Return Saham Perusahaan (Studi pada Sektor Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2011-2013)

Secara simultan

Earning per share

(EPS), Price earning ratio (PER), dan

Dividend payout ratio

(DPR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Return saham

Periode waktu dan objek penelitian

Sama-sama

Meneliti faktor Price To Book Value dan Retrun Saham


(30)

29

No Nama Peneliti Judul Peneliti Hasil Penelitian Perbedaan persamaan

5. Mariana

Mathelda (2012)

Pengaruh Price Earnings Ratio dan Price To Book Value terhadap Return Saham Indeks LQ 45 (Perioda 2007-2009)

Price Earnings Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh positif secara simultan terhadap return saham. Secara parsial, Return on Asset (ROA) dan Price Earnings Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham

Periode waktu dan objek penelitian

Sama-sama

Meneliti faktor price to book value dan Retrun Saham

6. Najmiyah, Edy Sujana,Ni Kadek Sinarwati (2014)

Pengaruh Price to book value (PBV), Price earning ratio (PER) Dan Debt to equity (DER) Terhadap Rtuen saham pada industri real estate dan Property yang Terdaftar di bursa efek Indonesia 2009-2013.

secara parsial dapat diketahui bahwa Variabel Price to Book Value (PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan.

Periode waktu dan objek penelitian

Sama-sama

Meneliti faktor price to book value dan Retrun Saham


(31)

Seiring dengan perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi alternatif yang menarik bagi investor untuk dijadikan sebagai obyek investasi mereka. Pada umumnya para investor akan tertarik pada investasi yang dapat memberikan penghasilan (Return) yang relatif lebih tinggi.Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut Return, baik secara langsung maupun tidak langsung. Investor perlu melakukan analisis kondisi keuangan perusahaan karena selain berguna untuk pengambilan keputusan investasi saham, juga berguna untuk mengetahui hasil pengembalian saham Return Saham.Namun para investor tidak begitu saja melakukan pembelian saham sebelum melakukan penilaian dengan baik terhadap emiten. Investasi dalam bentuk saham merupakan investasi yang berisiko sehingga menawarkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi lainnya yang kurang berisiko untuk menarik minat para investor. Karena itulah Besar kecilnya nilai PBV dapat dipergunakan oleh investor sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi yang nantinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perolehan Return saham.Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis terhadap pengaruh rasio Price Earnings Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham perusahaan. Kedua rasio ini merupakan rasio yang mencerminkan penilaian pasar terhadap saham yang digunakan untuk menentukan apakah harga saham tertentu dinilai terlalu rendah atau terlalu tinggi.


(32)

31

Dwi Mulyono (2009) mengemukakan bahwa PBV digunakan untuk melihat berapa besar tingkat undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku setelah dibandingkan dengan harga pasar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Investasi Informasi Saham Mengahasilkan Laba/Return atau Rugi Fundamental PBV Kurs Harga Saham Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:141) Price To Book Value merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut akan meningkat pula dan semakin rendah PBV akan berdampak pada rendahnya kepercayaan pasar akan prospek perusahaan yang berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula dengan menurunnya harga saham dari perusahaan tersebut, sehingga return yang diterima menurun. Dengan demikian, PBV dan return saham berbanding positif. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio PBV, semakin tinggi pula return yang diterima oleh investor

2.3.2 Hubungan Antara Rasio Harga Laba Terhadap Pengembalian Saham Mariana Mathelda (2012), menyatakan bahwa :“Price Earning Ratio merupakan pendekatan yang lebih popular dipakai dikalangan analis saham dan praktisi. Dalam pendekatan PER atau disebut juga dengan pendekatan multiplier,


(33)

investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham.Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:198), menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba”. Menurut Abdul Halim (2003:23), menyatakan bahwa : “Price Earning Ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu”.

Berdasarkan teori di atas, maka Price Earning Ratio ini mencerminkan penilaian investor terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang atas kegiatan investasi yang dilakukannya. Price Earning Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan return saham di masa mendatang. Semakin optimistik ekspektasi ini, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan Price Earning Ratio-nya. Keinginan investor melakukan analisis kesehatan suatu saham melalui Price Earning Ratio, dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham.

2.3.3 Hubungan Antara Nilai Perusahaan (PBV) Dan Rasio Harga Laba (PER) Terhadap Pengembalian Saham

Najmiyah, Edysujana, KadekSinarwati (2014) melakukan pengujian mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earnings per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) terhadap return saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI


(34)

33

dalam perioda tahun 2005. Jumlah sampel yang digunakan adalah 43 perusahaan dari 151 perusahaan yang diambil dengan menggunakan metoda purposive sampling. Data diperoleh dari data sekunder dengan metoda dokumentasi yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan. Teknik regresi berganda digunakan untuk melakukan analisis data pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earnings per Share

(EPS), Price Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) terhadap return saham. Simpulan dari penelitian ini adalah secara simultan variabel DER, EPS, PER dan PBV berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial,

Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif, Earnings per Share

(EPS) berpengaruh signifikan positif, dan Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh negatif terhadap return saham secara signifikan. Pengaruh Price Earnings Ratio (PER) terhadap return saham tidak signifikan. Raharjo (2005) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Indikator kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah PER, PBV, DER, OPM, NPM, ROA, ROE, dan EPS. Raharjo menggunakan 42 perusahaan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 dalam penelitiannya. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari data publikasi Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PER dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada tahun 2003 dan dapat juga tidak berpengaruh pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 terhadap return saham,


(35)

sedangkan PBV tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan. Secara simultan, kinerja keuangan berpengaruh terhadap return saham pada tahun 2000 dan tidak memiliki pengaruh pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003.

\

Dwi Mulyono (2009)

Nilai Perusahaan

Harga Pasar Saham

 Nilai Buku Perlembar Saham

(jones, 2000:274)

Pengembalian Saham

 Tingkat Keuntungan saham i pada periode t.

 Harga Penutupan

Saham i Pada Periode t.

Harga Penutupan

Saham i pada Tahun sebelumnya.


(36)

35

Najmiyah,EdySujana,KadekSinarwati (2014)

Mariana Mathelda (2012)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.4 Hipotesis Penelitian

Bedasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

1. Nilai Perusahaan (Price To Book Value) berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham.

2. Rasio Harga Laba (Price Earning Rasio) berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian (Return Saham).

3. Nilai Perusahaan (Price To Book Value ) dan Rasio Harga Laba (Price Earning Rasio) berpengaruh terhadap tingkat Pengembalian Saham (Return Saham) Rasio Harga Laba

 Harga Pasar perlembar Saham

Earning Per Share


(37)

(38)

36 36

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Adapun Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) menerangkan bahwa: “Objek penelitian menjelaskantentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan dan Rasio Harga Laba Sebagai Variabel Bebas dan Pengembalian Saham Sebagai Variabel Terikat.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif. Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) metode deskriptif adalah:


(39)

“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Maka tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perkembangan Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor plasti, dan kemasan pada tahun 2011-2014

2. Untuk mengetahui perkembangan Rasio Harga Laba pada perusahaan manufaktur sub sektor plasti, dan kemasan pada tahun 2011-2014

3. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor plasti, dan kemasan pada tahun 2011-2014

Menurut Hasan (2009:11), “metode verifikatif yaitu menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan statistik”.


(40)

38

Metode verifikatif dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Nilai Perusahaan dan Rasio Harga Laba Terhadap Tingkat Pengmbalian Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan pada tahun 2011-2014.

Serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji analisis variabel X1 terhadap Y, dan variabel X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(41)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Jonathan Sarwono (2006:79) menyatakan bahwa:

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.”

Proses penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2006:26) adalah sebagai berikut:

1. Sumber masalah; 2. Rumusan masalah;

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan; 4. Pengajuan hipotesis;

5. Metode/ Strategi pendekatan penelitian; 6. Menyusun instrumen penelitian;

7. Kesimpulan;


(42)

40

1. Mencari sumber permasalahan dan fenomena.

2. Menetapkan masalah – masalah yang akan diteliti, dalam penelitian ini Pengaruh Nilai Perusahaan (variabel X1) dan Rasio Harga Laba (variabel

X2) yang menjadi variabel bebas dan Tingkat Pengembalian Saham

(variabel Y) yang menjadi variabel terikat.

3. Mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara.

4. Membuat hipotesis yang didukung oleh data dan informasi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website www.idx.co.id yang telah dilakukan pembahasan terdahulu walaupun belum ada pembuktian secara empiris.

5. Memilih metode penelitian yang sesuai dalam pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

6. Menyusun dan menganalisa data yang telah diperoleh untuk pengujian hipotesis.

7. Menyimpulkan penelitian dari jawaban-jawaban rumusan masalah sehingga dapat memverifikasi hipotesis yang diajukan.


(43)

Gambar 3.1 Desain Penelitian X1

X2

Keterangan :

1

X : Price To Book Value

2

X : Price Earning Rasio Y : Return Saham


(44)

42

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Berdasarkan judul skripsi yang telah dikemukakan diatas yaitu “Analisis Price To Book Value Dan Price Earning rasio Terhadap Return Saham”. Maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua :

a. Variabel Bebas / Independen (variabel X) Menurut Sugiyono (2009:3) pengertian variabel bebas yaitu : “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”. Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel X1 adalah Price To Book Value dan X2 adalah price Earning rasio. Dalam operasionalisasinya variabel ini semua variabel ini semua variabel di ukur oleh instrument pengukur dalam bentuk rasio.

b. Variabel tidak Bebas / dependent (variabel Y) Menurut Sugiyono (2009:39) pengertian variabel terikat yaitu : “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Tingkat


(45)

Pengembalian(Return)Saham. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Variabel VariabelKonsep Indikator Ukuran SumberData Skala

Independen Price To Book Value

 

X1

PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham.

- Harga Pasar Saham

- Nilai Buku Per Lembar Saham

Saham Lembar Per Buku Nilai Saham Pasar Harga PBV (Jones, 2000:274) % Laporan Neraca Rasio Independen Price earing Rasio

 

X2

Price Earning Ratio menggambarka n apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

- Harga Pasar Per Lembar Saham - Earning Per Share

Share per Earning saham Perlembar Pasar Harga  PER

(Sumber: Fahmi, 2011:138)

%

Laporan

Neraca Rasio

Dependen : Return Saham

 

Y

Return saham adalah Salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.

- Rit : Tingkat keuntungan i pada periode t - P : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir)

-Pt-1: Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya

Jogiyanto (2008: 197)

%

Closing


(46)

44

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan. Definisi data primer dan data sekunder menurut Jonathan Sarwono (2006:209) adalah sebagai berikut:

“Data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.” “Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya.” Maka penulis menggunakan sumber data Sekunder.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Populasi Penelitian Populasi menurut Sugiyono (2009:80) : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian


(47)

ditarik kesimpulan.” dengan demikian tingkat populasi yang digunakan adalah price to book value dan price earning rasio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan periode 2011-2014

2. Berdasarkan penjelasan tersebut data dari populasi yang akan dijadikan sampel adalah neraca dan laporan laba rugi pada manufaktur sub plastik dan kemasan periode 2011-2014. Untuk mengambil sampel penelitian penulis berpedoman pada pendapat yang dikemukakan sebagai berikut :

Menurut Sugiyono (2009:81) mengemukakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2009:84) nonprobability sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive. Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2011:85) yaitu: “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”


(48)

46

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan keuangan tahunan 13 perusahaan yang tercatat tapi penulis mengambil sampel 8 perusahaan yang tercatat (cross section) sektor Plastic and Packaging dan komponen yang telah di audit oleh akuntan publik.

2. Data yang diambil sebanyak 4 tahun yaitu dari tahun 2011-2014 (time series).

3. Jumlah sampel yang diambil 32 data (pool data) sudah dianggap mewakili untuk dilakukan penelitian

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini merupakan cara-cara untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data dapat diperoleh dengan cara:

1. Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan khususnya yaitu laporan keuangan perusahaan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan dilakukan

untuk memperoleh data berupa teori-teori yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian. Data tersebut dapat diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.


(49)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancanagan Analisis

Rancangan analisis merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diperoleh dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif )

Menurut Sugiyono (2009:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut : “Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan perkembangan dari masing-masing variabel X1 (Price To Book Value), X2 (Price Earning Rasio) dan Y (Return Saham) dengan rumus sebagai berikut :

Share Per Value Book

Share Per Price Market PBV

Share per Earning

saham Perlembar Pasar

Harga


(50)

48

100% Sebelumnya

Tahun

Sebelumnya Tahun

-Dasar Tahun an

perkembang  

2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Menurut Sugiyono (2009:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut : “Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


(51)

A. Analisis Regresi Linier Berganda

Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007:352) yaitu: “Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar Pengaruh Price To Boook Value Dan Price Earning Rasio Terhadap Return Saham.

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2). Persamaan regresinya sebagai berikut:

 

  

a 1X1 2X2 Y

Sumber: Sugiyono (2009:192) Dimana:

Y = variabel terikat (Tingkat Pengembalian (Return) Saham) A = bilangan berkonstanta

2

, 1


(52)

50

X1 = variabel bebas X1 (Price Earning Rasio) X2 = variabel bebas X2 (Price to Book Value)

 = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas dan metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, , dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Σy =na+ b1ΣX1 + b2ΣX2 ΣX1y = aΣX1 + b1ΣX12 +b2ΣX1X2 ΣX2y = aΣX2 + b1ΣX1X2 + b2ΣX22

(sumber: Sugiyono,2009;279) b. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus memenuhi uji asumsi klasik, uji Asumsi klasik dalam penelitian ini adalah :

1. Uji Nomalitas

Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu perlu diketahui apakah sampel yang dipergunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang sahih (valid)


(53)

adalah distribusi data normal atau mendekati normal(Santosa dan Ashari, 2005:12). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan P-P Plot Test. Pengujian normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Singgih Santoso, 71 2012:241). Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi uji autokorelasi. Namun secara umum bisa diambil patokan :

a) Angka D-W di bawah - 2 berarti ada autokorelasi positif.

b) Angka D-W di antara – 2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c) Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

3. Uji Multikolineritas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2008:39). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya.

Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, menurut Singgih Santoso (2012:236) : a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) danTolerance


(54)

52

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah : 1. Mempunyai nilai VIF di sekitar 1.

2. Mempunyai angkatolerancemendekati 1. Nilai VIF dapat diperoleh dengan rumus berikut :

a. Besaran Korelasi Antar variabel Independen pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah :

1. Koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5 ). Jikakorelasi kuat, terjadi problem multikolinieritas.

Menurut Ghozali (2006:95) dasar pengambilan keputusan : VIF >10 : Antar variabel independen terjadi multikolinieritas VIF <10 : antar variabel independen tidak terjadi multikolinieritas 4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut

Tolerance

1


(55)

dengan homoskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. (Singgih Santoso, 2012:238).

Menurut Singgih Santoso (2012:240) untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu : “deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di atas di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studientized. Maka dasar pengambilan keputusan :

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas B. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).


(56)

54

2 2 1 1X X

a

Y   Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel

1

X dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 (Sumber: Nazir 2003:464) Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi a. Analisis Korelasi Pearson

Dalam analisis korelasi yang dicari adalah koefesien korelasi yaitu angka yang menyatakan derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. } ( ) ( { } ) ( ) X {n( y) )( X ( -) Y X n(

r 2 2 2 2

yi yi n Xi i i i i           

b. Koefisien Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Sugiyono (2012: 257) Keterangan :


(57)

Kd : koefisien determinasi

r2 : koefisien korelasi yang dikuadratkan

Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi berganda.Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Equity dan Current Ratio terhadap Kebijakan Dividen, tapi bukan taraf hubungan seperti pada koefisien berganda (lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan Return On Equity dan Current Ratio terhadap kebijakan Dividen.

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F).

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) Nilai Perusahaan (X1), Rasio Harga Laba (X2) dan Tingkat Pengembalian Saham sebagai variabel dependen (Y).

a. Uji Parsial (t-test)

Dalam hal ini, variabel independennya yaitu tingkat inflasi dan harga minyak dunia, sedangkan variabel dependennya yaitu IHSG. Langkah-langkah pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:


(58)

56

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara variabel X (variabel bebas) dan variabel Y (variabel terikat). Dimana hipotesis nol () yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh. Sedangkan hipotesis alternatif () merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

0 :

H0 1 artinya tidak terdapat pengaruh antara Nilai Perusahaan Terhadap

Tingkat Pengembalian Saham ,

0 :

H0 1 artinya terdapat pengaruh antara Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat

Pengembalian Saham 2. Menghitung Uji t (t-test)

Menurut Sugiyono (2012: 250), mencari : Thitung=

r k rn

  

1 2

Keterangan: r: Korelasi parsial

k: jumlah variabel independen n: Jumlah sampel


(59)

3. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. ditolak jikap-value< 0,05 dan T hitung > T tabel bditerima jikap-value> 0,05 dan T hitung < T tabel

Uji Parsial antara Nilai Perusahaan dan Rasio Harga Laba terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Return On Equity terhadap Kebijakan Dividen yang merupakan variabel terikat.

H0 : β1 = 0 : Prive To Book Value tidak berpengaruh signifikan terhadap

Tingkat Pengembalian Saham

H0: β1 ≠ 0 : Prive To Book Value berpengaruh signifikan terhadap Tingkat

Pengembalian Saham b. Uji Simultan (F-test)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut :


(60)

58

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dimana hipotesis nol () yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif () merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

H0 : β1 , β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen yaitu Nilai Perusahaan (X), Rasio Harga Laba (X 2 ), terhadap variabel dependen, Tingkat

Pengembalian Saham(Y).

Ha : β1 , β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen yaitu Nilai Perusahaan (X 1 ),Rasio harga

Laba (X2 ), terhadap variabel dependen, Tingkat Pengembalian

Saham(Y).

Menghitung uji F (F-test), rumus yang digunakan : F = 1+

) /( ) 1 (

) 1 /(

k n r

k r

 

Keterangan:


(61)

k: Jumlah variabel independen n: Jumlah sampel

2. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H0ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel

b. H0diterima jika F statistik > 0,05 atau Fhitung < Ftabel

2. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

 Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Jika t-hitung ≥ ttabel maka ada di daerah penolakan, berarti diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika thitung ≤ ttabel maka ada di daerah penerimaan, berarti ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) thitung; dicari dengan rumus perhitungan thitung, dan

d) ttabel; dicari di dalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau misal 30-2-1=27.

 Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :


(62)

60

b) Tolak jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% untuk koefisien negatif. c) Tolak jika nilai F-sign α < 0,05.

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Berikut merupakan gambar daerah penerimaan dan penolakan H0 secara simultan:

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penelokan H0Secara Simultan

Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakan secara parsial.

Sumber : Andi Supangat (2007:295) Gambar 3.3


(63)

2. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Nilai Perusahaan dan Rasio Harga Laba berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Saham. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


(1)

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara variabel X (variabel bebas) dan variabel Y (variabel terikat). Dimana hipotesis nol () yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh. Sedangkan hipotesis alternatif () merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

0 :

H0 1 artinya tidak terdapat pengaruh antara Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham

, 0 :

H0 1 artinya terdapat pengaruh antara Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham

2. Menghitung Uji t (t-test)

Menurut Sugiyono (2012: 250), mencari : Thitung=

r k rn

  

1 2

Keterangan: r: Korelasi parsial

k: jumlah variabel independen n: Jumlah sampel


(2)

3. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. ditolak jikap-value< 0,05 dan T hitung > T tabel bditerima jikap-value> 0,05 dan T hitung < T tabel

Uji Parsial antara Nilai Perusahaan dan Rasio Harga Laba terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Return On Equity terhadap Kebijakan Dividen yang merupakan variabel terikat.

H0 : β1 = 0 : Prive To Book Value tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham

H0: β1 ≠ 0 : Prive To Book Value berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham

b. Uji Simultan (F-test)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut :


(3)

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dimana hipotesis nol () yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif () merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

H0 : β1 , β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan

antara variabel independen yaitu Nilai Perusahaan (X), Rasio Harga Laba (X 2 ), terhadap variabel dependen, Tingkat Pengembalian Saham(Y).

Ha : β1 , β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara

variabel independen yaitu Nilai Perusahaan (X 1 ),Rasio harga Laba (X2 ), terhadap variabel dependen, Tingkat Pengembalian Saham(Y).

Menghitung uji F (F-test), rumus yang digunakan : F = 1+

) /( ) 1 ( ) 1 /( k n r k r    Keterangan:


(4)

k: Jumlah variabel independen n: Jumlah sampel

2. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H0ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel b. H0diterima jika F statistik > 0,05 atau Fhitung < Ftabel 2. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

 Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Jika t-hitung ≥ ttabel maka ada di daerah penolakan, berarti diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika thitung ≤ ttabel maka ada di daerah penerimaan, berarti ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) thitung; dicari dengan rumus perhitungan thitung, dan

d) ttabel; dicari di dalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau misal 30-2-1=27.

 Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :


(5)

b) Tolak jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% untuk koefisien negatif. c) Tolak jika nilai F-sign α < 0,05.

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Berikut merupakan gambar daerah penerimaan dan penolakan H0 secara simultan:

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penelokan H0Secara Simultan

Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakan secara parsial.

Sumber : Andi Supangat (2007:295) Gambar 3.3


(6)

2. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Nilai Perusahaan dan Rasio Harga Laba berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Saham. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 51 84

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 70 160

Pengaruh Rasio Hutang Dan Rasio Harga Laba Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI

1 45 125

Pengaruh Rasio Harga Laba Dan Pengembalian Ekuitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 13 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 22 113

Pengaruh Rasio Harga Saham Per Laba dan Nilai Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2014

0 10 1

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 18 60

Pengaruh Rasio Hutang Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Penelitian Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 114

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIF Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 1 15

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB-SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 16