Pengaruh Rasio Hutang Dan Rasio Harga Laba Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI

(1)

(2)

YANG TERDAFTAR DI BEI

THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RATIO AND

PRICE EARNING RATIO TO STOCK RETURN

AT MINING COMPANIES LISTING IN IDX

INTAN FARIHAH 21108098

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

v

TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio hutang dan rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode purposive sampling yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011 sebanyak 35 buah sampel menggunakan analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dua pihak dan statistik uji F dua pihak. Proses analisis statistik tersebut menggunakan program SPSS 18 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel rasio hutang terhadap tingkat pengembalian saham memiliki hubungan yang rendah dengan arah negatif, sedangkan variabel rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham memiliki hubungan yang sedang dengan arah positif. Kesimpulan dari analisis statitistik tersebut adalah rasio hutang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham dan rasio harga laba juga berpengaruh terhadap tingakat pengembalian saham. Dan Secara bersama-sama rasio hutang dan rasio harga laba juga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham.


(5)

iv

THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RATIO AND PRICE EARNING RATIO TO STOCK RETURN AT MINING COMPANIES LISTING IN IDX

This research was conducted at mining companies listed in Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study is to investigate the influence debt to equity ratio and price earning ratio to stock return mining companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The method used in this research is descriptive method of verification. The sample used in the study using purposive sampling method that is annual financial reports of mining companies listed in Indonesia Stock Exchange year 2007-2011 by 35 samples used Multiple Linear Regression Analysis. Testing the hypothesis in this study using the statistical t two tail test and statistical F two tail test. The process of statistical analysis using SPSS 18 for Windows

The results of this study indicate that debt to equity ratio had a low relationship with a negative direction, while price earning ratio variables to stock return had a medium relationship with the positive direction. The conclusion of statistical analysis is debt to equity ratio is significant influence to stock return and price earnings ratio is also significant influence to stock return. And as simultan debt to equity ratio and price earning ratio is significant influence to stock return.

Keywords: Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio, Stock Return


(6)

vi

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan, mengingat keterbatasan peneliti dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang peneliti miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Inta Budi Setyanusa, S.E., M.Ak., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupun materil serta dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini sehingga pada akhirnya memberikan semangat pada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(7)

vii

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak., selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi. 5. Dr. Ely Suhayati, S.E., M.Si., Ak., selaku dosen wali yang telah membimbing

peneliti sejak awal masuk kuliah sampai masa akhir kuliah.

6. Seluruh Dosen pada Program Studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

7. Seluruh Staf pada Program Studi Akuntansi yang selalu memberikan informasi akademik kepada peneliti.

8. Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan perizinan yang dibutuhkan dalam penelitian skripsi ini.

9. Pusat Informasi Pasar Modal yang telah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian skripsi ini.

10. Bapak dan Mamah tercinta, do’a dan kasih sayangmu selalu menjadi kekuatan dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga anakmu ini dapat menjadi kebanggaan keluarga.

11. Adikku Hani, Jembar, Saira yang slalu memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada peneliti.

12. Semua keluarga peneliti yang selalu memberikan doa dan semangat kepada peneliti.

13. Fawzi Setyo Wardani yang slalu memberikan do’a, dukungan, dan motivasi kepada peneliti agar segera terselesaikannya skripsi ini dan terima kasih atas pengertian dan perhatiannya.


(8)

viii

ini semoga persahabatan kita akan selalu tetap terjalin.

15. Teman-teman AK2: Eka, Dewi, Putri, Septi, Eriska, Nopa, Lina, Indar, Fany, Renti, Yuke, Tresna, Nita, Euis, Epul, Genda, Iqin, Andi, Slamet, Iman, Lalan, Imam, Reza, Herman, Indra, Moh. Dea yang selalu kompak yang sama-sama berjuang yang saling mengingatkan dan memberikan semangat. 16. Teman-teman satu bimbingan yang selalu berbagi informasi dan saling

mengingatkan.

17. Semua Pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan bimbingan dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Harapan peneliti semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini memberikan manfaat yang besar khususnya bagi peneliti dan bagi semua pihak yang membaca pada umumnya. Akhir kata, peneliti panjatkan do’a kepada Allah SWT, semoga

amal berupa bantuan, dorongan dan do’a yang telah diberikan kepada peneliti akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

“Aamiin Yaa Robbal Alamiin”

Bandung, Juli 2012 Peneliti

Intan Farihah 21108098


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN. ... i

SURAT PERNYATAAN... ii

MOTTO. ... iii

ABSTRACT. ... iv

ABSTRAK. ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL. ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13

1.5.2 Waktu Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 15

2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Debt To Equity Ratio ... 15

2.1.2 Price Earning Ratio ... 16

2.1.3 Return Saham... 18

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 20

2.2 Kerangka Pemikiran ... 22

2.2.1 Keterkaitan Debt To Equity Ratio terhadap Return Saham ... 24

2.2.2 Keterkaitan Price Earning Ratio terhadap Return Saham ... 25

2.3 Hipotesis ... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Objek Penelitian ... 29


(10)

x

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis... 39

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 39

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 52

4.1 Gambaran Umum Perusahaan. ... 52

4.1.1 Sejarah Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI ... 52

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI ... 60

4.1.3 Job Description Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI ... 61

4.1.4 Aktivitas Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI ... 68

4.2 Analisis Deskriptif. ... 70

4.2.1 Deskriptif Debt To Equity Ratio Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ... 70

4.2.2 Deskriptif Price Earning Ratio Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ... 75

4.2.3 Deskriptif Return Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2011 ... 79

4.3 Analisis Verivikatif ... 83

4.3.1 Keterkaitan Regresi dan Asumsi Klasik ... 83

4.3.2 Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Return Saham... 91

4.3.3 Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Return Saham. ... 96

4.3.4 Pengaruh Debt To Equity Ratio dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham. ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 106

5.1 Kesimpulan. ... 106

5.2 Saran. ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114


(11)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan suatu pasar yang terdiri atas instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah perusahaan swasta dan dapat diperdagangkan dalam bentuk hutang maupun modal. Sehubungan dengan perkembangan pasar modal di Indonesia, banyak analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini disebabkan pasar modal memiliki karakteristik dan daya pikat tertentu. Salah satu karakteristik pasar modal adalah adanya ketidakpastian nilai perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan daya pikat yang dimiliki pasar modal adalah merupakan suatu media untuk pengumpulan dana selain perbankan dan para investor dapat memilih jenis investasi berdasarkan prefensi yang diinginkan (Ita Trisnawati, 2009).

Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif yang memberikan return yang paling optimal (Eduardus Tandlilin, 2010:26).


(12)

Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen, untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Mengingat risiko yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari pada investasi pada perbankan, return yang diharapkan juga lebih tinggi (Michell Suharli, 2005). Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya (Eduardus Tandelilin, 2010:9).

Sebelum melakukan investasi dalam surat berharga, investor tentunya memperhitungkan secara seksama dengan mengetahui prospek dari perusahaan dimasa yang akan datang dan return saham yang diperolehnya. Investor pun perlu melakukan analisis kondisi keuangan perusahaan karena selain berguna untuk pengambilan keputusan investasi saham, juga berguna untuk mengetahui hasil pengembalian saham (return saham). Return saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham (Fahmi Poernamawatie, 2008).

Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi sebelum memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang menerbitkan


(13)

saham. Investor perlu melakukan berbagai analisis, baik analisis teknikal maupun analisis fundamental. Analisis tersebut berguna untuk menilai saham-saham yang akan dipilih dan untuk mengetahui tingkat return yang diharapkan dalam menentukan strategi investasi yang akan dilakukan (Ni Gusti, 2008).

Permintaan atau penawaran akan saham sama hakekatnya pada permintaan dan penawaran suatu produk. Apabila permintaan saham pada suatu perusahaan meningkat maka akan mengakibatkan naiknya harga jual. Meningkatnya minat investor untuk memiliki suatu surat berharga dipengaruhi oleh kualitas suatu nilai saham-saham tersebut dipasar modal. Tinggi rendahnya nilai saham dipasar modal dimata calon investor sebenarnya tercermin pada kinerja keuangan perusahaan yang bisa dievaluasi atas dasar efektifitas keputusan investasi, ketetapan kebijaksanaan pembelanjaan dan kebijaksanaan dividen. Semakin baik atau meningkatnya kinerja keuangan suatu peusahaan maka akan mengakibatkan semakin banyaknya investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut, akibatnya harga saham untuk perusahaan tersebut cenderung bergerak naik, demikian juga sebaliknya (Abid Djazuli, 2006).

Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan murah dibandingkan alternatif informasi lainnya (Eduardus Tandelilin, 2010:364). Analisis laporan keuangan penting untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Salah satu cara memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan


(14)

calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan shareholders (para pemegang saham) (Dwi Prastowo, 2011:3).

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (D. Agus dan Rangga Aryayoga, 2009).

Informasi Fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi return saham adalah rasio laverage dan rasio nilai pasar (market value ratio).

Rasio laverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Debt to equity ratio merupakan rasio laverage yang membandingkan total kewajiban dengan total modal sendiri. Debt to equity ratio menunjukkan struktur permodalan suatu perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio, menunjukkan semakin tinggi modal perusahaan yang dibiayai dari dana eksternal (Agung Sugiarto, 2011).

Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman dengan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham. semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Agus Sartono, 2001:66). Investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar daripada


(15)

modal pinjaman, maka perusahaan itu sehat dan tidak mudah bangkrut. Jadi investor harus selalu mengikuti perkembangan rasio ekuitas terhadap hutang atau debt to equity ratio (Mohamad Samsul, 2006:204).

Tingkat debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, yang dibarengi dengan supply saham yang relative tetap akan mengakibatkan return peusahaan juga semakin menurun (Natarsyah, 2003).

Sedangkan rasio nilai pasar (market value ratio) memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek perusahaan dimasa depan (Bringham, 2010:150). Price earning ratio merupakan rasio nilai pasar yang membandingkan harga saham terhadap earning perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2010:320).

Price earning ratio adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur nilai pasar yang mengaitkan harga saham perusahaan dengan labanya. price earning ratio merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan oleh investor dalam


(16)

menentukan saham mana yang akan dibeli, karena price earning ratio mengindikasikan kepada masyarakat dan pihak investor khususnya tentang prestasi dan prospek perusahaan yang bersangkutan. Bagi investor membeli saham berarti membeli prospek perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Pada umumnya investor percaya bahwa dengan price earning ratio yang tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai prospek pertumbuhan yang bagus (Jullimursyida, Muammar, Wahyudin dan Gazali, 2008).

Price earning ratio menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Price Earning Ratio lebih populer dipakai dikalangan analis saham dan para praktisi (Eduardus Tandelilin, 2010:320).

Price earning ratio dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan pengembalian atas investasi yang diberikan. Apabila perusahaan mempunyai nilai price earning ratio yang tinggi akan menjadi daya tarik investor untuk membeli, sehingga permintaan saham tersebut akan naik, hal ini akan mendorong harga saham naik dan return yang diterima investor juga naik (Fahmi Poernamawatie, 2008).

Industri pertambangan memiliki potensi yang sangat besar karena Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan hasil bumi.

Harga minyak dunia yang terus bertahan pada level tinggi, yakni di atas US$ 100 per barel, berdampak positif pada harga saham emiten pertambangan, khususnya batu bara yang merupakan energi alternatif selain minyak. Ekspektasi


(17)

terhadap potensi peningkatan penjualan dan kenaikan laba bersih pada kuartal I mendorong investor mengoleksi saham sektor tersebut (Agus Dwi Darmawan, Hidayat Setiaji & Vicky Pranadja, 2011).

Christine Salim, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan saham emiten produsen batu bara banyak dibeli investor karena realisasi kinerja keuangan kuartal I 2011 diprediksi meningkat tajam dibanding periode yang sama 2010. Kenaikan harga minyak terus berlangsung, membawa dampak cukup bagus bagi emiten pertambangan. Kondisi ini memicu aksi beli investor untuk saham emiten pertambangan, terutama yang berbasis batu bara (Agus Dwi Darmawan, Hidayat Setiaji & Vicky Pranadja, 2011).

Kajian Departemen Riset IFT menunjukkan pergerakan indeks sektor pertambangan selalu linear mengikuti pergerakan harga minyak dunia dan batu bara dunia. Saat krisis finansial global 2008-2009 berlangsung, penurunan harga minyak dunia berdampak pada penurunan indeks sektor pertambangan (Agus Dwi Darmawan, Hidayat Setiaji & Vicky Pranadja, 2011).

Franco Sutedjowidjojo, Kepala Riset Batavia Prosperindo Securities, mengatakan kinerja emiten pertambangan, khususnya batu bara, berpotensi meningkat seiring kenaikan harga minyak. Harga minyak tinggi membuat kebutuhan bahan bakar alternatif meningkat, yang salah satunya batu bara (Agus Dwi Darmawan, Hidayat Setiaji & Vicky Pranadja, 2011).

Lonjakan harga minyak dunia tidak mampu mengangkat saham-saham pertambangan. Kontrak harga minyak dunia melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun. Ketegangan politik di Libya yang kian meningkat membuat investor cemas


(18)

suplai minyak dari Timur Tengah dan Afrika Utara bakal terhambat. Namun rupanya, lonjakan harga minyak tidak mampu mendongkrak harga saham berbasis komoditas seperti saham batubara dan minyak. Sektor pertambangan mengalami tekanan cukup besar diantara sektor-sektor lainnya dengan penurunan 1,57%. saham-saham di sektor pertambangan yang mengalami penurunan di antaranya: PT Adaro Energy (ADRO) turun sebesar 3,03% menjadi Rp 2.400, PT Benakat Petroleum Energy (BIPI) turun 2,27% menjadi Rp 86, PT Aneka Tambang (ANTM) turun 2,25% menjadi Rp 2.175, dan Borneo Lumbung Energi (BORN) turun 1,27% menjadi Rp 1.560. Menurut Nico Omer, Vice President Valbury Asia Futures, kenaikan harga minyak dunia memang berpotensi untuk mendongkrak harga saham berbasis komoditas. "Namun di sisi lain, ada kecemasan yang berhubungan dengan tingkat inflasi," jelasnya (Barratut Taqiyyah, 2011).

Pengamat Pasar Modal Jimmy Dimas Wahyu menyatakan bahwa sektor yang tidak beruntung di tahun ini adalah saham sektor pertambangan yang kalkulasi sahamnya anjlok 24,64% (Dyah Ayu Kusumaningtyas, 2011). Harga saham sektor pertambangan sebanyak 19 perusahaan mengalami penurunan dari 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berikut ini Return Saham dan Debt To Equity Ratio Beberapa Perusahaan Sektor Pertambangan tahun 2010-2011.


(19)

Tabel 1.1

Return Saham dan DER Beberapa Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2010-2011

No. Perusahaan Tahun Return Saham DER

1. INCO 2010 33,56% 39,79%

2011 -34,36% 36,86%

2. RUIS 2010 9,29% 177,99%

2011 10,00% 197,09% Sumber: Dari data yang diolah

Berdasarkan tabel 1.1 diatas return saham INCO pada tahun 2011 mengalami penurunan, padahal debt to equity ratio pada tahun 2011 mengalami penurunan. Hal ini dapat dikarenakan price earning ratio pada tahun 2011 menurun. Apabila price earning ratio turun menunjukkan apresiasi pasar dalam menghasilkan laba menurun. Price earning ratio yang rendah tidak akan menjadi daya tarik investor untuk membeli saham tersebut, sehingga permintaan saham tersebut akan turun, hal ini akan berdampak pada penurunan harga saham dan return saham yang diterima investor juga akan turun.

Return saham RUIS pada tahun 2011 mengalami kenaikan tetapi debt to equity ratio pada tahun 2011 mengalami kenaikan. Hal ini dapat dikarenakan price earning ratio pada tahun 2011 mengalami kenaikan, sehingga membuat investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan, yang mengakibatkan return sahamnya meningkat.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Rasio Hutang (DER) dan Rasio Harga Laba (PER) terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham Pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.”


(20)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Lonjakan harga minyak dunia pada tahun 2011 tidak mampu mengangkat saham-saham pertambangan.

2. Penurunan debt to equity ratio INCO pada tahun 2011 tidak diikuti dengan peningkatan return sahampada tahun 2011. Hal ini dapat dikarenakan price earning ratio pada tahun 2011 menurun yang menunjukkan apresiasi pasar dalam menghasilkan laba menurun. Price earning ratio yang rendah tidak akan menjadi daya tarik investor untuk membeli saham tersebut, sehingga permintaan saham tersebut akan turun, hal ini akan berdampak pada penurunan harga saham dan return saham yang diterima investor juga akan turun.

3. Peningkatan debt to equity ratio RUIS pada tahun 2011 tidak diikuti dengan penurunan return saham pada tahun 2011. Hal ini dapat dikarenakan price earning ratio pada tahun 2011 meningkat, sehingga membuat investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan, yang mengakibatkan return sahamnya meningkat.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana debt to equity ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.


(21)

2. Bagaimana price earning ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

3. Bagaimana return saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

4. Seberapa besar pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI secara parsial dan simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui debt to equity ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui price earning ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui return saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI secara parsial dan simultan.


(22)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi perusahaan mengenai pengaruh debt to equity ratio dan price earnings ratio terhadap return saham.

2. Bagi investor dan calon investor

Hasil penelitan ini dapat dipakai sebagai salah satu acuan dalam pengambilan keputusan investasi saham.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Kegunaan yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi atau masukan dalam pengembang kajian akuntansi keuangan, mengenai pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham.

2. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk perbaikan atau pengembangan materi bagi peneliti lain di bidang atau masalah yang sama, mengenai pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham.


(23)

3. Bagi Penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya dibidang keuangan yaitu mengenai debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan dengan mengambil data sekunder yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal yang beralamatkan di jalan Veteran No. 10 Bandung dan melalui situs internet yang beralamatkan www.yahoofinance.com.

1.5.2 Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat rencana jadwal penelitian. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :


(24)

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No.

Waktu

Kegiatan

Bulan

Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept 2012

I

Tahap Persiapan

1.

Membuat outline dan Proposal Usulan Penelitian

2. Menentukan tempat penelitian

II

Tahap Pelaksanaan

1. Meminta surat pengantar ke perusahaan

2. Mengumpulkan data perusahaan

3.

Menyusun Usulan Penelitian dan Bimbingan Usulan Penelitian

4. Sidang Usulan Penelitian

5. Revisi Usulan Penelitian 6. Bimbingan Skripsi 7. Sidang Skripsi

III

Tahap Akhir 1. Revisi Skripsi


(25)

15

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Debt To Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.

Debt to Equity Ratio menurut Sutrisno (2009: 218) adalah :

“Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.” Menurut Suad Husnan (2004:70) menjelaskan bahwa Debt to equity ratio adalah :

“Debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.”

Sedangkan menurut Agnes Sawir (2000:13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah :

“Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.”

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.


(26)

Adapun rumus untuk menghitung Debt To Equity Ratio menurut Agus Sartono (2008:121) adalah :

� � � � ��� � = Total Utang

Total Modal Sendiri

Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Besarnya hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equity maksimal 100% (Sutrisno, 2009:218).

2.1.2 Price Earning Ratio (PER)

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) pengertian price earning ratio adalah :

“Rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham.”

Menurut Abdul Halim (2003: 23) pengertian price earning ratio adalah:

“Rasio yang menggambarkan ketersediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan”.

Menurut Jogiyanto (2008: 141) pengertian price earning ratio adalah:

“Rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings”. Menurut Gregorius Sihombing (2008:87) price earning ratio adalah :


(27)

“Perbandingan harga sebuah saham dengan laba bersih untuk setiap lembar saham (Earning/Share) perusahaan itu.”

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa price earning ratio adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba perlembar saham dan menggambarkan ketersediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah laba perusahaan.

Misalnya price earning ratio suatu saham sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali earning perusahaan tersebut. Price earning ratio ini juga memberikan informasi berapa rupiah earning per lembar saham (Eduardus Tandelilin, 2010:320).

Rasio ini mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga untuk pendapatan per saham tertentu, investor bersedia membayar dengan harga yang mahal (I made, 2011:23).

Rumus untuk menghitung price eraning ratio menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) adalah :

PER = Harga saham


(28)

Dimana:

PER = Price earning ratio

Harga Saham = Harga saham penutupan pada akhir tahun

EPS = Earning Per Share, didapat dari laba bersih setelah bunga dan pajak dibagi jumlah saham yang beredar

Rumus ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang saham. Kalau suatu saham mempunyai PER sebesar 10x, berarti apabila saham tersebut memberikan EPS sebesar Rp 5.000,- saham tersebut dapat terjual dengan harga Rp 50.000,-. Hal itu berarti bahwa jika nilai PER naik maka harga saham mengalami kenaikan dan return saham juga mengalami kenaikan. Begitupun sebaliknya jika nilai PER mengalami penurunan maka harga saham dan return sahamnya mengalami penurunan.

2.1.3 Return Saham

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) Return adalah:

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya.”

Menurut Jogiyanto (2008:195) adalah :


(29)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return saham adalah imbalan atau hasil yang diperoleh atas keberanian investor atas investasi saham yang dilakukannya.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) sumber-sumber return terdiri dari dua komponen utama, yaitu :

1. Yield

Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh.

2. Capital Gain (Loss)

Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Menurut Jogiyanto (2008:195) jenis-jenis return saham dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Return realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi, yang dihitung berdasarkan data. Return realisasi ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.

2. Return ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Besarnya return saham dapat dihitung dengan formula sebagai berikut Jogiyanto (2008:195-196) :

Rit =

Pt−Pt1 Pt−1


(30)

Keterangan :

Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.

Pt : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir). Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Adapun perbedaan dan persamaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Nama Pengarang Judul Hasil Sumber

1. Agung Sugiarto Analisa Pengaruh Beta,

Size Perusahaan, DER, dan PBV Ratio terhadap

Return Saham pada

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Main Board Index (MBX) dan

Development Board

Index (DBX).

variabel DER

berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 3, No. 1, Maret 2011.

2. Astohar Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Price

Book To Value Dan

Earning Per Share

Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur

Di BEI.

Debt To Equity Ratio

mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Jurnal Eksplanasi, Vol. 5, No. 2, Oktober 2010.

3. I G. K. A. ULUPUI

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan

Profitabilitas Terhadap

Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di Bej).

Variabel debt to equity ratio

menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 02, No. 01, Januari: 66-84.


(31)

4. Muhammad Yunanto dan Henny Medyawati

Studi Empiris Terhadap Faktor Fundamental dan Teknikal yang

Mempengaruhi Return

Saham pada Bursa Efek Indonesia. Tedapat hubungan signifikan secara parsial variabel DER terhadap

Return Saham.

Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 14, No. 1, April 2009. Hal. 28-38.

5. Fahmi

Poernamawantie

Pengaruh Price Book

Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham

pada Perusahaan

Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Price Earning

Ratio (PER)

berpengaruh terhadap Return Saham.

Jurnal Manajemen Gajayana, Vol. 5, No. 2,November

2008, Hlm.

105-118.

6. Farah Margaretha

dan Irma

Damayanti

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dividen Yield dan Market To

Book Ratio terhadap

Stock Return di Bursa Effek Indonesia.

PER

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stock return.

Jurnal Bisnis dan

Akuntansi, Vol. 10, No. 3, Desember

2008, Hlm.

149-160. 7. Jullimursyida

Ganto, Muammar Khadafi,

Wahyuddin Albra, dan Gazali Syamni.

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap

Return Sahan di Bursa Efek Indonesia.

Variabel price earning ratio

menunjukkan hasil yang positif.

Jurnal Media Riset

Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol. 8, No.1, April 2008 : 85-96. 8. Bram Hadianto Pengaruh Earnings Per

Share (EPS) dan Price Earnings Ratio (PER)

Terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada Periode 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia.

PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 2, November 2008

9. Stella Pengaruh Price Earnings Ratio, Debt Equity Ratio, Return On Asset dan

Price Book Value

Terhadap Harga Pasar Saham. PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, DER berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 2, Agustus 2009


(32)

2.2 Kerangka Pemikiran

Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada suatu aset tertentu. Dalam melakukan investasi, para investor sebaiknya terlebih dahulu mengidentifikasi surat berharga yang akan diinvsetasikan dengan tepat serta mempertimbangkan kondisi dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dalam meningkatkan return yang diharapkan (Fahmi Poernamawatie, 2008).

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investo berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Eduardus Tandelilin, 2010:102).

Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi sebelum memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang menerbitkan saham. Investor perlu melakukan berbagai analisis, baik analisis teknikal maupun analisis fundamental. Analisis tersebut berguna untuk menilai saham-saham yang akan dipilih dan untuk mengetahui tingkat return yang diharapkan dalam menentukan strategi investasi yang akan dilakukan (Ni Gusti, 2008).

Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan murah dibandingkan alternatif informasi lainnya (Eduardus Tandelilin, 2010:364).

Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan dan rasio nilai pasar (Rawland


(33)

Bismark, 2008). Rasio keuangan dan rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to equity ratio dan Price earning ratio.

Tingkat debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, yang dibarengi dengan supply saham yang relative tetap akan mengakibatkan return peusahaan juga semakin menurun (Natarsyah, 2003).

Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu rasio pasar yang dapat digunakan untuk menghitung return saham dimasa mendatang. Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan tingkat return saham yang tinggi di masa mendatang. Price earning ratio merupakan rasio yang memperbandingkan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham (Eduardus Tandelilin, 2010:320).

Kenaikan harga saham diharapkan memberikan indikasi terhadap tingkat return saham yang akan diterima sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.


(34)

Dengan tingkat return saham yang tinggi dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan investor. Perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Pada umumnya investor percaya bahwa dengan price earning ratio yang tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai prospek pertumbuhan yang bagus (Jullimursyida, Muammar, Wahyudin dan Gazali, 2008).

Penelitian yang dilakukan Farah Margaretha dan Irma Damayanti (2008) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan price earning ratio terhadap stock return.

Sedangkan penelitian Agung Sugiarto (2011) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

2.2.1 Keterkaitan Debt To Equity Ratio terhadap Return Saham

Menurut Agus Sartono (2001:121) semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.

Menurut Sutrisno (2000:249) dengan menggunakan dana hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat.

Menurut Robert Ang (1997:18-35) menjelaskan adanya pengaruh DER sebagai berikut:

“Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga


(35)

mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga total return semakin menurun.”

Penelitian Astohar (2010) menyatakan bahwa Debt to equity ratio

mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham.

Selanjutnya penelitian Agung Sugiarto (2011) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya DER menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukan modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya ini dan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, yang mengakibatkan return perusahaan semakin menurun.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa semakin besar debt to equity ratio maka harga saham akan semakin turun, yang mengakibatkan return saham semakin menurun. jika debt to equity ratio kecil maka harga saham akan semakin naik.

2.2.2 Keterkaitan Price Earning Ratio terhadap Return Saham

Penelitian Fahmi Poernamawatie (2008) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel price earning ratio terhadap return saham.


(36)

price earning ratio merupakan salah satu rasio keuangan perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham lebih dominan dibanding EPS. Apabila perusahaan mempunyai price earning ratio yang tinggi akan menjadi daya tarik investor untuk membeli, sehingga permintaan saham tersebut akan naik, hal ini akan mendorong harga saham naik. Semakin tinggi rasio price earning ratio maka return yang diterima investor juga semakin tinggi (Fahmi Poernamawatie, 2008).

Penelitian Farah Margaretha dan Irma Damayanti (2008) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan price earning ratio terhadap stock return.

Selanjutnya Penelitian Jullimursyida, Muammar, Wahyuddin, dan Gazali (2008) menunjukkan adanya hubungan yang positif dari price earning ratio dengan return saham, apabila nilai price earning ratio perusahaan tinggi akan memperoleh return saham yang tinggi pula.

Abdul Halim (2003:23) menyatakan bahwa price earning ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu.

PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin kecil PER suatu saham, saham tersebut termasuk dalam kategori murah (Tjiptono Darmadji dan Hendy M., 2006:198).

Berdasarkan teori diatas, maka price earning ratio ini mencerminkan penilaian investor terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang atas kegiatan investasi yang dilakukannya. Apabila nilai price earning ratio perusahaan tinggi akan memperoleh return saham yang tinggi pula.


(37)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu dapat ditarik suatu kerangka pemikiran dengan skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dibuat paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.2Paradigma Penelitian Agung Sugiarto (2011)

Price Earning Ratio Debt To Equity Ratio

Return Saham

Fahmi Poernamawantie (2008)

Price earnings Ratio tinggi

Debt To Equity Ratio rendah

Fundamental Teknikal Investasi Saham

Investor

Memperoleh Keuntungan Analisis Saham

Investor Harga saham


(38)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:64), hipotesis adalah:

“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) Debt To Equity Ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkat.

2) Price Earning Ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkat.

3) Return Saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkat.

4) Debt To Equity Ratio dan Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Return Saham secara parsial dan simultan.

 Menurut Agung sugiarto dalam jurnal Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER, dan PBV Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Main Board Index (MBX) dan Development Board Index (DBX) bahwa variabel DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

 Menurut Fahmi Poernamawantie dalam jurnal Pengaruh Price Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Return Saham.


(39)

29

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) adalah :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Debt To Equity Ratio dan Price Earning Ratio sebagai variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2008:127)metode penelitian adalah:

“Cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel


(40)

yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2010:147) metode deskriptif adalah :

“Metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.”

Sedangkan menurut Masyhuri dan Zainuddin (2009: 45) metode verifikatif adalah :

“Metode yang memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah diterima atau ditolak dengan menggunakan motede deskriptif verifikatif yaitu Pengaruh Debt To Equity Ratio dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Desain Penelitian menurut Menurut Moh. Nazir ( 2003:84 ) adalah :

“Rancangan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.


(41)

4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan suber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisi data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Berikut ini penjelasan mengenai langkah-langkah desain penelitian :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa apabila debt to equity ratio tinggi maka return sahamnya akan menurun atau sebaliknya, tetapi pada kenyataannya tidak selalu begitu. Selain itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa price earning ratio berpengaruh positif terhadap return saham tetapi pada kenyataannya tidak selalu begitu. Maka judul dari penelitian ini adalah pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

Banyak faktor yang mempengaruhi return saham. Dalam penelitian ini yang diambil adalah debt to equity ratio dan price earning ratio.

3. Menetapkan rumusan masalah.

Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(42)

4. Menetapkan tujuan penelitian.

Tujuan dalam penelitian ini yaitu ingin menganalisis seberapa besar pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Hipotesis dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio dan price earning ratio berpengaruh terhadap return saham.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio dan price earning ratio, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah return saham.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan. Teknik penentuan sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dan studi kepustakaan. 8. Melakukan analisis data.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode verifikatif).


(43)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010:58) pengertian operasionalisasi variabel adalah :

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Menurut Jonathan Sarwono (2006:67) Operasionalisasi variabel bermanfaat untuk:

1. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang diidentifikasikan.

2. Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional.

3. Mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.

Operasionalisai variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Independent Variable atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Data yang menjadi variabel independen adalah Debt To Equity Ratio dan Price Earning Ratio.


(44)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Dependent Variable atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dan dapat mempengaruhi variabel lain. Data yang menjadi variabel dependen adalah return saham.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Debt To Equity Ratio (X1)

Debt To Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar hutang yang digunakan dengan membandingkan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.

(Agus Sartono,

2008:121)

DER = Total Utang Total Modal Sendiri

Agus Sartono (2008:121)

Rasio

Price Earning Ratio (X2)

Price Earning Ratio

adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010:320)

PER = Harga saham

������� per lembar saham

(Eduardus Tandelilin, 2010:320)

Rasio

Return saham (Y)

Return saham merupakan

hasil yang diperoleh dari investasi saham.

(Jogiyanto, 2008:195)

Rit =

Pt−Pt1 Pt−1 Ket:

Rit : Tingkat keuntungan saham

i pada periode t.

Pt : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/akhir)

Pt-1 : Harga penutupan saham i

pada periode sebelumnya. Jogiyanto (2008:195-196)


(45)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data dibagi kedalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

Menurut Andi Supangat (2007:2) data primer adalah :

“Data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan dirinya sendiri.”

2. Data Sekunder

Menurut Andi Supangat (2007:2) data sekunder adalah :

“Data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari para pengguna.”

Berdasarkan definisi diatas, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu laporan laba rugi dan neraca, yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal yang beralamatkan di Jalan Veteran No. 10 Bandung dan situs internet yang beralamatkan www.yahoofinance.com.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Populasi


(46)

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 sebanyak 33 Perusahaan. Maka jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 33 x 5 = 165.

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi

No. Kode Perusahaan

1. ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 2. ANTM PT. Aneka Tambang Tbk. 3. ARII PT. Atlas Resources Tbk. 4. ARTI PT. Ratu Prabu Energi Tbk. 5. ATPK PT. ATPK Resources Tbk.

6. BIPI PT. Benakat Petroleum Energy Tbk.

7. BORN PT. Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. 8. BRAU PT. Berau Coal Energy Tbk.

9. BRMS PT. Bumi Resources Minerals Tbk. 10. BUMI PT. Bumi Resources Tbk.

11. BYAN PT. Bayan Resources Tbk. 12. CITA PT. Cita Mineral Investindo Tbk. 13. CNKO PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk. 14. CTTH PT. Citatah Industri Marmer Tbk. 15. DEWA PT. Darma Henwa Tbk.

16. DKFT PT. Central Omega Resources Tbk. 17. DOID PT. Delta Dunia Makmur Tbk. 18. ELSA PT. Elnusa Tbk.


(47)

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2011:62) adalah :

“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”

Sampel yang digunakan dalam pemilihan data menggunakan non probability sampling dengan menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2011:68) sampling purposive adalah :

“Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011 dengan pertimbangan bahwa :

1. Data yang diambil merupakan data laporan keuangan yang sudah diaudit. 19. ENRG PT Energi Mega Persada Tbk

20. GEMS PT. Golden Energy Mines Tbk. 21. GTBO PT. Garda Tujuh Buana Tbk. 22. HRUM PT. Harum Energy Tbk. 23. INCO PT. Vale Indonesia Tbk.

24. ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 25. KKGI PT. Resource Alam Indonesia Tbk. 26. MEDC PT. Medco Energi Internasional Tbk. 27. MITI PT. Mitra Investindo Tbk.

28. PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk.

29. PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 30. PTRO PT. Petrosea Tbk.

31. RUIS PT. Radiant Utama Interinsco Tbk. 32. SMRU PT. SMR Utama Tbk.


(48)

2. Data yang diambil merupakan laporan keuangan Perusahaan Pertambangan pada tahun 2007-2011.

3. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia maksimal sejak tahun 2006. 4. Perusahaan yang memiliki Harga Saham dari tahun 2006-2011.

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel

Berdasarkan data tersebut jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 7 x 5 = 35. 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini merupakan cara-cara untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti yaitu dilakukan dengan cara :

1. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan khususnya yaitu laporan keuangan perusahaan.

No. Kode Perusahaan

1. ANTM PT. Aneka Tambang Tbk. 2. INCO PT. Vale Indonesia Tbk.

3. MEDC PT. Medco Energi Internasional Tbk.

4. PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 5. PTRO PT. Petrosea Tbk.

6. RUIS PT. Radiant Utama Interinsco Tbk. 7. TINS PT. Timah (Persero) Tbk.


(49)

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data berupa teori-teori yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian. Data tersebut dapat diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diperoleh dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono (2009:14) analisis kualitatif adalah :

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

2. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2009:31) analisis kuantitatif adalah :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”


(50)

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah : a. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Imam Ghozali, 2007: 110).

a. Analisis Statistik

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Imam Ghozali, 2007: 114):

H0 : Data residual berdistribusi normal HA: Data residual tidak berdistribusi normal b. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghozali, 2007: 110).


(51)

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diadonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Imam Ghozali, 2007: 110) :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Imam Ghozali, 2007: 91):

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90),


(52)

maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1 / Tolerance). Nilai cuttof yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pendekatan statistik yang digunakan untuk menguji asumsi bebas heterokedastistas dalam penelitian ini adalah uji Korelasi rank Spearman. Uji


(53)

Korelasi rank Spearman dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika ada varaibel bebas yang signifikan hubungannya dengan nilai residual berarti terdapat kondisi tidak homogenya niali varians kesalahan model (terjadi heterokedastisitas).

Cara lain yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Imam Ghozali, 2007: 105).

Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin – Watson (DW


(54)

test). Uji Durbin – Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen (Imam Ghozali, 2007: 96).

Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA: ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3.4

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi

positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negative

Tolak

No decision

Tolak

No decision

Tidak ditolak

0 < d < dl dl ≤ d ≤ du

4 – dl < d < 4 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl

du < d < 4 – du Sumber: Imam Ghozali (2007: 96)

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007:352) adalah :

“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap return saham.


(55)

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya

sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2009:192) Dimana:

Y = variabel terikat (return saham) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas X1 (debt to equity ratio)

X2 = variabel bebas X2 (price earnings ratio)

c. Koefisien Korelasi dan Determinasi

Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan perhitungan koefisien determinasi. Koefisien determinasi diperoleh dari nilai korelasi parsial dan korelasi ganda (simultan). Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:

Umi Narimawati (2010:50) Y = a + b1X1 + b2 X2


(56)

Keterangan:

r : Koefisien Korelasi n : Jumlah responden

X : Variabel Independen (debt to equity ratio/price earning ratio) Y : Variabel Dependen (return saham)

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Selanjutnya berdasarkan nilai korelasi antar variabel, dapat diperoleh korelasi parsial. Langkah-langkah perhitungan korelasi parsial dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial X1 terhadap Y

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2

2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 . rx x rx y rx x rx y rx y rx y    

b. Koefisien korelasi parsial X2 terhadap Y

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap

konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2

2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 . rx x rx y rx x rx y rx y rx y    


(57)

c. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2

12 12 2 1 2 2 2 1 12 1 . 2 r r r ry ry ry ry y    

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : 1) Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. 2) Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

1) Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

2) Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Interpretasi koefisien korelasi dikategorikan sebagai berikut : Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber: Sugiyono (2009:250)

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat


(1)

(2)

110

Abdul Halim. (2003). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Ade Hapsari Lestarini. (2008). IHSG Bakal Bergerak Mixed. Diakses 21 Agustus,

dari World Wide Web:

http://economy.okezone.com/read/2008/08/21/21/138612/ihsg-bakal bergerak -mixed.

Agnes Sawir. (2003). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

Agung Sugiarto. (2011). Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER, dan PBV Ratio Terhadap Return Saham. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1), 8-14. Agus Dwi Darmawan, Hidayat Setiaji dan Vicky Pranadja. (2011). Diakses 21

April, dari World Wide Web:

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/6558/Kenaikan-Harga Minyak-Untungkan-Saham-Pertambangan.

Agus Sartono. (2008). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (Edisi Empat). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ali Arifin. (2004). Membaca Saham. Yogyakarta: Andi.

Andi Supangat. (2007). Statistika : Dalam Kajian Deskriptif Inferensi, dan Non Parametrik. Jakarta : Kencana.

Astohar. (2010). Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Price Book To Value Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Pada Perusahaan ManufakturDi Bursa Efek Indonesia. Jurnal Eksplanasi, 5(2), 79-88.

Barratut Taqiyyah. (2011). Lonjakan harga minyak dunia tidak mampu mengangkat saham-saham pertambangan. Diakses 22 Februari, dari World Wide Web: http://investasi.kontan.co.id/news/lonjakan-harga-minyak-dunia-tidak-mampu-mengangkat-saham-saham-pertambangan-1.

Brigham Houston. 2010. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11. Jakarta:Salemba Empat.


(3)

111

D. Agus Harjito dan Rangga Aryayoga. (2009). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fenomena, 7(1), 13‐21.

Dyah Ayu Kusumaningtyas. (2011). Sektor barang konsumsi dan perbankan bisa jadi andalan di 2012. Diakses 23 Desember, dari World Wide Web: http://investasi.kontan.co.id/news/Sektor-Barang-Konsumsi-Dan-Perbankan Bisa-Jadi-Andalan-Di-2012.

Eduardus Tandelilin. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius.

Egi, Ikaputera, dan Mayasari. (2009). Analisis Return On Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Fahmi Poernamawatie. (2008). Pengaruh Price Book Ratio (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Gajayana, 5(2), 105-118.

Farah Margaretha dan Irma Damayanti. (2008). Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dividen Yield dan Market To Book Ratio terhadap Stock Return di Bursa Effek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10(3), 149-160.

Gregorius Sihombing. (2008). Kaya dan Pinter Jadi Trader dan Investor Saham. Yogyakarta: Indonesia Cerdas.

Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics Fourth Edition. Singapore: McGraw Hill International Edition.

Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Garfindo.

I Made Sudana. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip.

Ita Trisnawati. (2009). Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Laverage, dan Market Value Added Terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(1), 65-78.

Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


(4)

Jullimursyida Ganto, Muammar Khadafi, Wahyuddin Albra, dan Gazali Syamni. (2008). Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, 8(1), 85-96.

Mashyuri & Zainuddin. (2009). Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung. Refika ADITAMA.

Michell Suharli. (2005). Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 7(2), 99-116.

Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Natarsyah. (2003). Analisis Beberapa Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 15(3).

Ni Gusti Putu Wirawati. (2008). Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Price To Book Value Dalam Penilaian Saham di Bursa Efek Jakarta Dalam Kondisi Krisis Moneter. Buletin Studi Ekonomi, 13(1), 92-101.

Robbert Ang. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Rowland Bismark Fernando Pasaribu. (2008). Pengaruh Variabel Fundamental

Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(2), 101-113.

Sritua Arief , 2006 , Metodologi Penelitian Ekonomi, UI Press, Jakara

Suad Husnan. (2004). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(5)

113

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Cetakan kesembilanbelas. Bandung: Afabeta.

Sutrisno. (2000). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. (2006). Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

Umi Narimawati, Sri Deiw Anggadini, & Lina Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: GANESIS.

www.idx.co.id


(6)

190 DATA PRIBADI

Nama : Intan Farihah

Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 02 Desember 1989

Alamat : Kp. Lamping RT 03 RW 08 Kelurahan

Cikundul Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi 43168

Agama : Islam

E-mail : iefa99@yahoo.com

DATA PENDIDIKAN

1. 1996-2002 : SDN Cicadas Sukabumi

2. 2002-2005 : SLTPN 13 Sukabumi

3. 2005-2008 : SMAN 1 Sukabumi

4. 2008-2012 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 32 98

Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 1

Tingkat Pengembalian Aset, Rasio Hutang Dan Laba Per Lembar Saham Berdampak Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 35 153

Pengaruh laba per lembar saham dan rasio pengembalian modal terhadap harga saham : (studi kasus pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di bei Tahun 2010-2011)

0 3 73

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 22 113

Pengaruh Rasio Hutang dan Rasio Penilaian Pasar Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar Di BEI 2010-2014

0 2 1

Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal Dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 151

Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat Di BEI Periode 2008-2013

1 12 118

PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 15

PENGARUH RASIO HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2014-2016

0 0 13