Pengaruh Pemeriksaan Interim Dan Audit Judgement Terhadap Pertimbangan Pemberian Opini Auditor (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

  

PENGARUH PEMERIKSAAN INTERIM DAN AUDIT JUDGEMENT TERHADAP

PERTIMBANGAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

(Studi Kasus Pada Kantor Bpk RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

Heni Supriyatini

  

Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

  This study aims to investigate the influence interim audit and audit judgement on

judgment granting auditor opinion of the Audit Board of The Republic Indonesia Representative

Office of West Java Province.

  The method used in this research is descriptive and verificatif method with quantitative

approach. The sampling method in this study is the Non-Probability Sampling, while way of taking

the sample using sampling Purposive. The population in this research are as many as 144

auditor of The Audit Board of The Republic Indonesia Representative of West Java Province.

Samples used as many as 56 Auditor. Performed statistical tests using multiple regression

analysis, correlation analysis, coefficient determination and to test the hypotheses used the F

test and T test using software SPSS 21.0 for windows Based on the results of this research is that the interim audit and audit judgment partially influence significant on judgment granting auditor opinion. Keywords : Audit Interim, Audit Judgement, Auditor, Opinion.

I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

  Dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi

diwajibkan menerbitkan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban aktivitasnya dan

meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan pemerintah serta untuk

mewujudkan serta mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) perlu diaudit oleh auditor eksternal yang independen,

pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dilakukan oleh BPK RI dalam

rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan pemerintah (Suhartini dan Dodik, 2012).

  Pemeriksaan interim merupakan bagian dari pemeriksaan atas LKPD dan merupakan praktik yang lazim dalam pemeriksaan laporan (Suhartini dan Dodik, 2012).

  Audit judgement merupakan aktivitas pusat dalam melaksanakan pekerjaan audit,

ketepatan judgment yang dihasilkan oleh auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit

memberikan pengaruh terhadap kesimpulan akhir (opini) yang akan dihasilkannya dan juga

secara tidak langsung akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil

oleh para pihak pemakai informasi yang mengandalkan laporan keuangan auditan sebagai

acuannya dalam pembuatan keputusan (Haryanto, 2012).

  Keterlambatan laporan hasil audit (LHP) BPK berimbas pada waktu pembahasan APBD

2010, LHP dari BPK terlambat hampir satu bulan dari jadwal seharusnya, yaitu 30 Juni

2010, Kasubag Humas Kantor Perwakilan BPK RI Jabar, Nurina Hijiani mengatakan, LHP BPK

atas APBD 2009 milik Pemprov Jabar dan 26 kabupaten/kota se Jawa Barat memang terlambat,

  

keterlambatan itu salah satunya disebabkan oleh adanya kasus penangkapan staf Perwakilan

BPK RI Jabar oleh KPK, akibat peristiwa itu, proses pemeriksaan keuangan atas APBD 2009

milik Pemprov Jabar dan 26 kabupaten/kota diambil alih oleh BPK pusat (Ajat.S, 2010).

  Lemahnya kontrol pengawasan dan pengendalian di entitas yang diaudit maka auditor

harus melakukan pengujian atas kontrol (test of control) secara mendalam dan komprehensif

sebelum dilakukan pengujian transaksi (substantive test) sedangkan, Praktek yang sering

ditemui selama ini Auditor BPK teramat minim melakukan test of control yang pada ujungnya

meningkatkan resiko audit padahal BPK menggunakan ukuran angka (materialitas) sebagai

bahan pertimbangan penentuan opini yang dimana angka materialitas atau pun tolerable error itu

mestinya baru bisa diputuskan dari hasil test of control yang mempengaruhi besar kecilnya

tingkat materialitas (Kamira, 2012).

  IDENTIFIKASI MASALAH

  1. LHP dari BPK terlambat satu bulan dari jadwal yang seharusnya dan proses pemeriksaan keuangan atas APBD 2009 milik Pemprov Jabar dan 26 Kabupaten/ Kota diambil alih oleh BPK pusat.

  2. Minimnya Auditor BPK melakukan test of control yang pada ujungnya meningkatkan resiko audit.

  RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Seberapa besar pengaruh pemeriksaan interim terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  2. Seberapa besar pengaruh audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pemeriksaan interim terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  KEGUNAAN PENELITIAN KEGUNAAN PRAKTIS Bagi auditor BPK, dapat dijadikan sebagai masukan informasi bagi BPK RI Perwakilan

Provinsi Jawa Barat khususnya tentang pemeriksaan interim dan audit judgement terhadap

pertimbangan pemberian opini auditor.

  KEGUNAAN AKADEMIS Bagi pengembangan Ilmu Akuntansi, diharapkan dapat memberikan referensi pengaruh pemeriksaan interim dan audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor.

  II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PEMERIKSAAN INTERIM Pemeriksaan interim menurut Siegel dan Shim (2000:519) dalam BPK (2011) adalah sebagai berikut : “Pemeriksaan keuangan terhadap laporan keuangan interim (audit of an interim period), misalnya Laporan Keuangan Triwulanan atau Laporan Keuangan Semesteran dan

  pemeriksaan keuangan terhadap laporan keuangan tahunan yang dilakukan selama periode akuntansi masih berjalan. Pemeriksaan yang dilakukan dapat meliputi konfirmasi, cek fisik persediaan, atau kegiatan pemeriksaan lainnya yang nantinya akan digabungkan dengan tahap akhir pemeriksaan keuangan secara menyeluruh terhadap laporan keuangan tahunan yang diperiksa ”.

AUDIT JUDGEMENT

  Menurut Silky (2012) Audit judgement adalah sebagai berikut : “Kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya ”. Menurut Jamilah (2007) pertimbangan audit adalah sebagai berikut : “Cara pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggungjawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgement yang dibuatnya. Faktor - faktor yang mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi ini antara lain meliputi faktor pengetahuan, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, serta kompleksitas tugas dalam melakukan pemeriksaan”.

PERTIMBANGAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

  Menurut BPK RI (2011) Opini adalah sebagai berikut : “Pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan ”. Menurut Arens (2011:380) terdapat tiga kondisi yang mensyaratkan tidak diterbitkannya opini wajar tanpa pengecualian yaitu :

  1. Ruang lingkup audit dibatasi (Pembatasan ruang lingkup).

  2. Laporan keuangan tidak dibuat sesuai prinsip akuntansi berlaku umum.

  3. Auditor tidak independen.

KERANGKA PEMIKIRAN

  Suhartini dan Dodik (2012) Pemeriksaan Interim (X 1 ) Pertimbangan Pemberian Opini Auditor (Y)

  

1. Silky (2012)

Audit Judgement (X 2 )

2. Haryanto (2012)

  

Gambar2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

HIPOTESIS

  Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan teori yang dikembangkan penulis dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. H1: Pemeriksaan interim berpengaruh terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  H2: Audit judgement berpengaruh terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

  Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemeriksaan interim, audit judgement, dan

pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan

kuantitatif.

POPULASI DAN SAMPEL

  Populasi dalam penelitian ini adalah auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

sebanyak 144 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive

Sampling.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan interim

terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa

Barat, seberapa besar pengaruh audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini

auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Dimana : Y = variabel tak bebas (pertimbangan pemberian opini auditor) a = bilangan berkonstanta. b1,b2 = koefisien arah garis.

  X 1 = variabel bebas (pemeriksaan interim).

  X 2 = variabel bebas (audit judgement).

  Pengaruh Pemeriksaan Interim terhadap Pertimbangan Pemberian Opini Auditor Koefisien korelasi antara pemeriksaan interim dengan pertimbangan pemberian opini

auditor adalah sebesar 0,613 dan termasuk dalam kategori hubungan yang kuat, berada pada

interval 0,60-0,799. Koefisien korelasi bertanda positif yang menujukan bahwa hubungan yang

terjadi antara keduanya adalah searah, artinya jika dilakukan pemeriksaan interim maka akan

mempengaruhi opini auditor. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan positif yang kuat antara pemeriksaan interim terhadap pertimbangan pemberian opini

auditor.

  Pengaruh langsung pemeriksaan interim (X 1 ) terhadap pertimbangan pemberian opini

auditor (Y) sebesar 18,5%, Berdasarkan uji hipotesis maka t hitung 2,093 > t tabel 2,021 sehingga

menolak Ho dan menerima Ha yang artinya pemeriksaan interim berpengaruh signifikan

terhadap pertmbangan pemberian opini auditor.

  Pengaruh Audit Judgement terhadap Pertimbangan Pemberian Opini Auditor Koefisien korelasi antara audit judgement dengan pertimbangan pemberian opini auditor

adalah sebesar 0,678 dan termasuk dalam kategori hubungan yang kuat, berada pada interval

  

0,60-0,799. Koefisien korelasi bertanda positif yang menujukan bahwa hubungan yang terjadi

antara keduanya adalah searah, artinya semakin rasional audit judgement cenderung akan diikuti

dengan semakin beralasan dalam memberikan opini. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

  

disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara audit judgement terhadap

pertimbangan pemberian opini auditor.

  Pengaruh langsung pemeriksaan interim (X 1 ) terhadap pertimbangan pemberian opini

auditor (Y) sebesar 32,8%, Berdasarkan uji hipotesis maka t hitung 3,348 > t tabel 2,021 sehingga

menolak Ho dan menerima Ha yang artinya audit judgement berpengaruh signifikan terhadap

pertimbangan pemberian opini auditor.

  PEMBAHASAN Pengaruh pemeriksaan interim terhadap pertimbangan pemberian opini auditor Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemeriksaan interim berpengaruh signifikan

terhadap pertimbangan pemberian opini auditor. Pengaruh antara pemeriksaan interim terhadap

pertimbangan pemberian opini auditor bernilai positif yaitu sebesar 0,401. Hal ini menunjukan

bahwa semakin meningkatnya pemeriksaan interim maka akan diikuti semakin meningkatnya

pertimbangan pemberian opini auditor. Persentase skor jawaban responden pemeriksaan interim

berada dalam kategori baik dalam melakukan audit yaitu sebesar 75,61%.

  Menurut Siegel and Shim (2000:519) dalam BPK (2011), pemeriksaan interim adalah

pemeriksaan keuangan terhadap laporan keuangan tahunan yang dilakukan selama periode

akuntansi masih berjalan.

  Selanjutnya dalam perhitungan koefesien korelasi pemeriksaan interim terhadap

pertimbangan pemberian opini auditor sebesar 0,613, hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat

antara pemeriksaan interim terhadap pertimbangan pemberian opini auditor, jika dilakukan

pemeriksaan interim maka akan mempengaruhi opini auditor. Hal ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Suhartini dan Dodik (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa : “Pemeriksaan interim berpengaruh positif terhadap pertimbangan pemberian opini auditor karena pemeriksaan interim dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu pemeriksaan LKPD”. 2 Sedangkan dalam perhitungan koefisien determinasi R =0,185 yang berarti dalam

penelitian ini pemeriksaan interim memberikan pengaruh sebesar 18,5% terhadap pertimbangan

pemberian opini auditor sedangkan sebesar 81,5% sisanya merupakan pengaruh faktor - faktor

lain seperti lingkup audit dan independensi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Suhartini dan Dodik (2012) yang menyatakan bahwa : “Variabel pemeriksaan interim, lingkup audit dan independensi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap pertimbangan pemberian opini auditor”.

  Pengaruh audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa audit judgement berpengaruh signifikan

terhadap pertimbangan pemberian opini auditor. Pengaruh antara audit judgement terhadap

pertimbangan pemberian opini auditor bernilai positif yaitu sebesar 0,374. Hal ini menunjukan

bahwa semakin meningkatnya audit judgement maka akan diikuti semakin meningkatnya

pertimbangan pemberian opini auditor. Persentase skor jawaban responden audit judgement

berada dalam kategori baik yaitu sebesar 76,15%.

  Auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan tingkat risiko audit

sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan

profesionalnya memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan (Sukrisno,

2012:149). Khusus mengenai risiko pengendalian, auditor harus memahami pengendalian

internal dan melaksanakan pengujian pengendalian yang sesuai (SPAP, 2011).

  Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haryanto (2012) yang menyatakan bahwa pertimbangan audit adalah sebagai berikut :

  “Ketepatan judgement yang dihasilkan oleh auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit memberikan pengaruh terhadap kesimpulan akhir (opini) yang akan dihasilkannya yang dalam kaitannya dengan laporan keuangan ialah audit judgement yang dibuat oleh auditor akan bermuara pada opini auditor mengenai kewajaran suatu laporan keuangan”. Selanjutnya dalam perhitungan koefesien korelasi audit judgement terhadap pertimbangan

pemberian opini auditor sebesar 0,678, hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara audit

judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor, semakin rasional audit judgement

cenderung akan diikuti dengan semakin beralasan dalam memberikan opini. Hal ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Silky (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa :

  “Audit judgement secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap pertimbangan pemberian opini auditor ”. 2 Sedangkan dalam perhitungan koefisien determinasi R =0,327 yang berarti dalam

penelitian ini pemeriksaan interim memberikan pengaruh sebesar 32,8% terhadap pertimbangan

pemberian opini auditor sedangkan sebesar 67,2% sisanya merupakan pengaruh faktor - faktor

lain seperti independensi, keahlian audit, dan lingkup audit. Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Silky (2012) yang menyatakan bahwa : “Independensi, keahlian audit, lingkup audit, dan audit judgement secara bersama - sama berpengaruh terhadap pertimbangan pemberian opini auditor”.

V. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan interim berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, apabila dilakukan

pemeriksaan interim maka akan mempengaruhi opini yang diberikan oleh auditor.

  2. Audit judgement berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan pemberian opini auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, Apabila auditor tepat dalam memberikan audit judgement maka auditor semakin beralasan dalam memberikan opininya.

  SARAN Bagi Kegunaan Praktis Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh

pemeriksaan interim dan audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor di

  

Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, maka penulis akan memberikan saran sebagai

berikut :

  1. BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan tugasnya diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pemeriksaan interim karena akan mempermudah Auditor dalam menyelesaikan audit terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD).

  2. BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat diharapkan dalam menerima penugasan audit dengan resiko yang tinggi auditor akan cermat dalam membuat audit judgement dan mampu melaksanakan proses auditnya secara efisien dan melakukan test of control agar dapat menentukan angka materialitas yang dijadikan dasar dalam pertimbangan pemberian opini auditor untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

  Bagi Kegunaan Akademis Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran kepada peneliti

selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama dan menggunakan indikator

yang tidak digunakan dalam penelitian ini agar diperoleh kontribusi pengaruh yang lebih kuat

antara pengaruh pemeriksaan interim terhadap pertimbangan pemberian opini auditor dan

pengaruh audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor. Peneliti selanjutnya

dapat menggunakan metode penelitian yang sama yaitu analisis regresi linier berganda tetapi

dengan unit analisis, populasi, dan sampel yang digunakan berbeda agar diperoleh kesimpulan

yang mendukung dan memperkuat teori serta konsep yang telah dibangun sebelumnya baik oleh

peneliti maupun peneliti – peneliti terdahulu.

  

DAFTAR PUSTAKA

A. A. Arens, dkk. 2011. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia).

  Jakarta:Salemba Empat.

Aiman Akbar. 2012. Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan Interim, Pembatasann Lingkup Audit,

  Dan Independensi Terhadap Pertimbangan Opini Auditor. Skripsi Universitas Pasundan Bandung.

  

Ajat S. 2010. Pembahasan APBD 2010 Terhambat Karena Audit BPK. Melalui

, Diakses pada 24 April 2015.

Andi Supangat. 2007. Statistik: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta:

Kencana.

Anugerah Suci. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit judgement.

  Universitas Diponegoro.

Badan Pemeriksa Keuangan. 2011. Panduan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah. Jakarta: Badan Pemeriksan Keuangan RI.

  Deddy Supardi. 2015. Kriteria sampel penelitian. Bandung.

Enggar Diah. 2008. Pengaruh Persuasi atas preferensi klien dan pengalaman audit terhadap

pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Indonesia. (Volume V;2) Gill, James O. dan Chatton, Meira. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Jakarta:PPM.

  

Haryanto. 2012. Debiasing Audit judgement : Akuntabilitas Dan Tipe Pembuat Keputusan.

  Universitas Diponegoro Semarang. Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

  IAPI. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

  

Jonathan Sarwono. 2012. Metode Riset Skripsi: Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedur

SPSS). Jakarta: Elex Media Komputindo.

Kamira Sanjaya. 2012. Masih Layak Dipercayakah Laporan Audit “Wajar Tanpa Pengecualian”

dari BPK. Melalui Diakses pada 24 April 2015

  Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:ANDI OFFSET

Republik Indonesia. 2004. Undang - Undang Nomor 15, Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Jakarta.

  

Ridwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan

Bisnis. Bandung: Alfabeta. Silky Raditya Siregar. 2012. Faktor

  • – Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Opini Auditor Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Accounting Analysis Journal. ISSN 2252-6765.

  

Siti Jamilah, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan

Ketaatan, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit judgement. Simposium Nasional Akuntansi X Padang. Makassar.

  Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Cetakan

ke - 20

Suhartini dan Dodik Ariyanto. 2012. Pengaruh Pemeriksaan Interim, Lingkup Audit, Dan

  Independensi Terhadap Pertimbangan Opini Auditor (Studi Kasus Pada Bpk RI Perwakilan Provinsi Bali). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vol. 5, No. 1 Januari 2010.

  

Sukrisno Agoes. 2012. AUDITING : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.

  Jakarta : Salemba Empat.

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta:Salemba

Empat.

  

Umi Narimawati, dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan

Tugas Akhir. Jakarta: Genesis Press.

  Lampiran

a. Uji Validitas

b. Uji Reliabilitas

c. Regresi Linier Berganda

d. Analisis Korelasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

  Menurut Umi Narimawati (2010:29) metode penelitian adalah sebagai berikut : “Cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu ”.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

  Menurut Sugiyono metode deskriptif (2014:147) adalah sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

  Metode deskriptif ini digunakan dengan tujuan menggambarkan suatu hasil penelitian dimana sebelumnya telah diolah dan diproses dengan menggunakan teori

  • teori yang telah dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

  Menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi Narimawati (2010:29), Metode verifikatif adalah sebagai berikut : “Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupa n”.

  Menurut Sugiyono (2014:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut : “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan ”. Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta

  • fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

  Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh pemeriksaan interim dan audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2 Operasionalisasi Variabel

  Menurut Sugiyono (2014:38), Variabel dalam konteks penelitian adalah sebagai berikut : “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya ”. Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu pengaruh pemeriksaan interim dan audit judgement terhadap pertimbangan pemberian opini auditor maka variabel - variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Variabel Independen (X

  1 ) dan (X

2 )

  Variabel independen menurut Husein (2011:48) yaitu sebagai berikut : “Variabel yang menjadi sebab terjadinya/ terpengaruhnya variabel dependen

  ”.

  1 Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemeriksaan interim (X )

  dan audit judgement (X 2 ).

  2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen menurut Husein (2011:48) yaitu sebagai berikut : “Variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen”.

  Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Pertimbangan pemberian opini auditor.

  Menurut Nur Indriantoro (2002:69) dalam Umi Narimawati (2010:31) mendefinisikan operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut : “Operasionalisasi variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran

  construct yang lebih baik ”.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No.

  Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Kuisioner Pemeriksaan Pemeriksaan interim sama

  1. Sistem Pengendalian Intern. Ordinal 1-3 Interim (X 1 ) dengan pemeriksaan keuangan

  2. Kepatuhan terhadap

  4 yang mempunyai sasaran khusus peraturan perundang- yaitu digunakan untuk undangan. memperoleh kecukupan

  3. Pengujian transaksi atau

  5 informasi mengenai realisasi anggaran. kemungkinan terjadinya

  4. Pemantauan tindak lanjut

  6 kecurangan dalam penyajian laporan hasil pemeriksaan laporan keuangan, informasi sebelumnya. tersebut selanjutnya akan

  5. Informasi lain yang terkait

  7 digunakan sebagai pertimbangan dengan laporan keuangan. dalam memberikan opini (BPK, 2011:2)

  (BPK, 2011) Audit Auditor harus menggunakan

  1. Materialitas. Ordinal 8-11 Judgement (X 2 ) pertimbangannya dalam

  2. Risiko Audit. 12-15 menentukan tingkat risiko audit

  3. Going concern. 16-18 sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang (Sukrisno Agoes, 2012:147) rendah, yang menurut pertimbangan professional memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan (Sukrisno, 2012). Pertimbangan Pemberian opini atas laporan

  1. Pembatasan ruang lingkup Ordinal 19-21 Pemberian keuangan harus didasarkan pada

  2. Penyimpangan dari prinsip

  22 Opini Auditor keyakinan yang memadai bahwa akuntansi. (Y) laporan keuangan telah disajikan

  3. Independensi. 23-25 secara wajar dalam semua hal yang material dalam pelaporan (Arens, 380:2011) keuangan (BPK, 2011).

  Menurut Jonathan Sarwono (2012:69) Skala ordinal adalah sebagai berikut: “Skala ordinal memberikan informasi tentang kehadiran karakteristik tertentu serta peringkat relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu ”.

  Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel

  • – variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan - pernyataan tipe skala likert. Menurut Sugiyono (2014:93), Skala likert adalah sebagai berikut :

  “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ”.

  Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan dan mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif).

  

Tabel 3.2

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner

  

Jawaban Responden Skor Positif Skor Negatif

Sangat Setuju

  5

  1 Setuju

  4

  2 Ragu - Ragu

  3

  3 Tidak Setuju

  2

  4 Sangat Tidak Setuju

  1

  5 Sumber : Sugiyono (2014:94)

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

  Menurut Jonathan Sarwono (2012:37), Data Primer adalah sebagai berikut: “Data Primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber pertama yang secara umum kita sebut sebagai narasumber

  ”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

  Primer. Sumber data primer yang diperoleh pada masing - masing variabel adalah dengan pihak - pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara :

  1. Penelitian Lapangan (Field Research)

  a. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak - pihak yang terkait langsung mengenai hal - hal yang berkaitan dengan pemeriksaan interim, audit judgement dan pertimbangan pemberian opini audit auditor.

  b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang telah disusun berdasarkan operasionalisasi variabel untuk masing - masing variabel penelitian. Selanjutnya kuesioner yang telah disusun, diberikan kepada responden yang telah ditentukan sebagai sumber data dalam penelitian yang akan dilakukan.

  c. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  2. Penelitian kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku - buku (text book), peraturan perundang - undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian - penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian

3.4.1 Populasi

  Menurut Sugiyono (2014:80), Populasi adalah sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ”.

  Populasi pada penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang secara keseluruhan berjumlah 144 orang.

  3.4.2 Penarikan Sampel Menurut Sugiyono (2014:81), Sampel adalah sebagai berikut : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

  Menurut Uma Sekaran (2006:136), memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel, yaitu adalah sebagai berikut : “Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi linier berganda), ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian dan ukuran sampel minimum adalah 30 yang dipecah ke dalam subsampel adalah tepat untuk kebanyakan penelitian”. Teknis sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling.

  Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang telah diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria sampel yang dipilih berdasarkan hasil wawancara kepada Deddy Supardi selaku Auditor yaitu:

  1. Jabatan auditor senior; 2.

  Pengalaman telah menjadi Auditor BPK RI selama ≥ 2 tahun. Alasan pemilihan sampel tersebut karena dengan kriteria tersebut diharapkan mendapatkan responden yang telah berpengalaman dalam melaksanakan tugas audit sebagai auditor pada lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

  Berdasarkan informasi dari Lia Yuliansyah sebagai Humas BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, setelah diklasifikasikan terdapat 56 auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

  3.4.3.1 Tempat Penelitian

  Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah, penulis mengadakan penelitian dan observasi pada kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Mohammad Toha No.164, Bandung, Jawa Barat 40252, Indonesia Telp. +62 22 5207294.

  3.4.3.2 Waktu Penelitian

  Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai tahap akhir yang digambarkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3 Waktu Penelitian Feb Mar Apr Mei Juni Jul Ags 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 N Kegiatan o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pra Survey

  1

  a. Persiapan Judul

  b. Pengajuan proposal Usulan Penelitian:

  a. Penulisan UP

  2

  b. Bimbingan UP

  c. Seminar UP

  d. Revisi UP

  3 Pengumpulan Data

  4 Pengolahan Data Penyusunan Skripsi:

  a. Bimbingan Skripsi

  5

  b. Sidang Skripsi

  c. Revisi Skripsi

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Uji Validitas

  Menurut Cooper (2006:720) yang dikutip kembali oleh Umi Narimawati (2010:42) Validitas adalah sebagai berikut :

  “Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent

  that a test measures what the researcher actually wishes to measure ”.

  Menurut Sugiyono (2014:3) validitas yaitu sebagai berikut : “Validitas yaitu menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti ”.

  Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

  Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5 % satu sisi adalah :

  1. Item instrument dikatakan valid jika t hitung lebih dari atau sama dengan t

  0,05(165) = 1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

  2. Item instrument dikatakan tidak valid jika t hitung kurang dari t 0,05(165) = 1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

  Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS 15 for window. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Tabel 3.4 Standar Penilaian untuk Validitas

  

Criteria Validity

Good 0,50 Acceptable 0,30

  Marginal 0,20

Poor 0,10

Sumber: Barker et all (2002:70)

3.5.2 Uji Reliabilitas

  Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati (2010:43) Reliabilitas adalah sebagai berikut :

  “Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency ”.

  Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrument pengaruh yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka setelah melakukan pengujian validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari pengujian validitas yang menunjukan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrument.

  Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas (keandalan) kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik belah dua (split half) skor pernyataan (statement) bernomor ganjil genap, dengan teknik korelasi Spearman Brown.

  Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

  1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/ genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II.

  2. Skor untuk masing

  • – masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II.

  3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II.

  4. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II.

  b 1+Ґb

  5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dimana :

  Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

  Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

Tabel 3.5 Standar Penilaian untuk Reliabilitas

  

Category Reliability

Good 0,80

Acceptable 0,70

  Marginal 0,60

Poor 0,50

Sumber: Umi Narimawati (2010:70)

3.6 Metode Pengujian Data

3.6.1 Rancangan Analisis

  Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut: “Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit - unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

  ”. Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Integritas Dan Objectivitas Auditor Terhadap Kualitas Audit (studi Kasus Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

3 38 86

Pengaruh Profesionalisme Dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan provinsi Jawa Barat)

2 13 69

Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 8 40

SIFAT MACHIAVELLIAN, ORIENTASI ETIS ANTESEDEN PERILAKUETIS DAN AUDIT JUDGEMENT AUDITOR Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa

0 2 17

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

1 4 85

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 1 40

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 0 40

Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat).

2 7 28

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).

0 0 103

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).

0 0 18