PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Akuntansi
Diajukan oleh :
I GEDE SUKARIADA
0913010116/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).
Yang diajukan
I Gede Sukar iada
0913010116/FE/EA
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 13 J uni 2013
Pembimbing :
PembimbingUtama :
Dr s. Ec. Sjafii, MM
Tim Penguji:
Ketua
Dr s.Ec. Saiful Anwar, Msi
Sekretaris
Dr s. Ec.Munari,MM
Anggota
Dr s. Ec.Sfaii, MM,Ak
Mengetahui
DekanFakultasEkonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Dr. DhaniIchsanuddinNur,MM
NIP. 030 202 389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDPENDENSI AUDITOR
TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali)
by:
I Gede Sukariada
Abstract
This studyaimed todetermine the effect ofauditorcompetence and independenceof
theauditopinion. This study iscausal, wherethere isthe influence ofthe competence
and independenceof theauditopinion. The population inthis studyis
theauditorAudit Boardof the Republic ofIndonesiaBaliprovincialrepresentatives.
Sampling wasdone byprobability sampling, withsamples of34respondents. Data
usedin this studyisprimary data. Method ofdata collectionisthrough thedistribution
of questionnaires tosurveyrespondents. Analysis of research datausingmultiple
linearregressionanalysisusing
SPSS.
From theresults ofthe analysisindicatethat thehypothesis(1) statesthat
theallegedcompetencesignificantly influence theauditopinion. (2) statesthat
theallegedindependence
of
auditorssignificant
effect
onauditopinion.
Keywords: Competence, Independence, AuditOpinion
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu
hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk
menyelesaikan
skripsi
dengan
judul
“PENGARUH
KOMPETENSI
DAN
INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPOINI AUDITOR’’
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini
penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa
adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan
mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyakbanyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Bapak. Dr Hero Priono Msi.Ak selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Drs.Ec Sjafii, Ak MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan
kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak DRS. Munari,MM selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.
8. Kedua orang tua dan Adik’ yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga
mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
9. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
10. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya
skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini,
oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa
mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2010
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga
jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan
skripsi dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP OPOINI AUDITOR’’
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis
telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran
dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat
tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyakbanyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
5. Bapak. Dr Hero Priono Msi.Ak selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Drs.Ec Sjafii, Ak MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan
kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak DRS. Munari,MM selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.
8. Kedua orang tua dan Adik’ yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu
menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
9. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
10. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi
ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh
karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2010
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
vi
ABSTRAK.....................................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ..................................................................
1
1.2
Perumusan Masalah ..........................................................
6
1.3
Tujuan Penelitian ..............................................................
6
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................
6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .........................................................
8
2.2. Landasan Teori ..................................................................
13
2.2.1. Auditing ...................................................................
13
2.2.1.1. Definisi Auditing ..........................................
13
2.2.1.2. Jenis-jenis Auditor ........................................
15
2.2.2. Audit Sektor Publik .................................................
17
2.2.2.1. Jenis Audit Sektor Publik .............................
17
2.2.2.2. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara .......
20
2.2.3. Kompetensi Audit.....................................................
31
2.2.3.1. Pengertian Kompetensi Audit ......................
31
2.2.3.2. Tahap-tahap audit ........................................
33
2.2.4. Independensi Auditor. ..............................................
34
2.2.5. Opini Auditor..............................................................
35
2.2.5.1. Pengertian Opini Auditor................................
35
2.2.5.2. Jenis-jenis Opini Auditor................................
36
2.2.6. Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Opini Audit........
38
2.2.7. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Opini
Audit..............................................................................
2.2.8. Pengaruh Keahlian Audit dan Indepenensi Auditor
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
Terhadap Opimi Audit...................................................
40
2.3. Kerangka Pikir ...................................................................
41
2.4. Hipotesis ...........................................................................
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel .................
42
3.1.1. Definisi Operasional .................................................
42
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ...................................
43
Teknik Penentuan Sampel .................................................
46
3.2.1. Populasi ...................................................................
46
3.2.2. Sampel .....................................................................
46
Teknik Pengumpulan Data .................................................
47
3.4.1. Jenis data ..................................................................
47
3.4.2. Metode Pengumpulan Data ......................................
47
Uji Kualitas Data ...............................................................
48
3.4.1. Uji Validitas ............................................................
48
3.4.2. Uji Rebilitas ............................................................
48
3.4.3. Uji Normalitas .........................................................
49
3.5. Uji Asumsi Klasik .............................................................
49
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .....................................
51
3.6.1. Teknik Analisis .......................................................
51
3.6.2. Uji Hipotesis...............................................................
51
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model....................................
51
3.6.2.2. Uji Parsial.......................................................
52
3.2
3.3
3.4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian......................................................
53
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................
53
4.1.2 Deskripsi Responden....................................................
57
4.2 Statistik Deskriptif...................................................................
58
4.3 Pengujian Kualitas Data...........................................................
75
4.3.1 Uji Validitas...................................................................
75
4.3.2 Uji Reliabilitas................................................................
77
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.3 Uji Normalitas.............................................................
78
4.4. Pengujian Asumsi Klasik........................................................
79
4.4.1 Uji Multikolinieritas......................................................
79
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas...................................................
80
4.5 Pengujian Hipotesis..................................................................
82
4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda..................................
82
4.5.2 Uji F (F-test)...................................................................
84
4.5.3 Uji t (t-test).....................................................................
85
4.6 Pembahasan...............................................................................
86
4.7 Keterbatasan Penelitian.............................................................
90
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................
91
5.2 Saran..........................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDPENDENSI AUDITOR TERHADAP
OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali)
Oleh:
I Gede Sukariada
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi auditor
terhadap opini audit. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, dimana ada pengaruh
kompetensi dan independensi terhadap opini audit. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Bali. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara probability sampling, dengan sampel 34 responden. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data yang dilakukan
adalah dengan survey melalui pembagian kuesioner kepada responden. Analisis data penelitian
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis (1) menyatakan bahwa diduga
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap opini audit. (2) menyatakan bahwa diduga
independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap opini audit.
Kata kunci : Kompetensi, Independensi, Opini Audit
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah kabupaten, kota, dan
provinsi diwajibkan menerbitkan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban
aktivitasnya. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Untuk meningkatkan
kepercayaan para pemakai laporan keuangan pemerintah serta untuk mewujudkan
dan mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) perlu diaudit oleh auditor eksternal yang
independen.
Pemeriksaan kinerja dan investigasi yang dilakukan BPK RI bertujuan
untuk memberikan simpulan, rekomendasi, atau saran kepada pemerintah
daerah, sedangkan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah
(LKPD) dilakukan oleh BPK RI dalam rangka memberikan pernyataan opini
tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
pemerintah.
Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan
mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa
Inonesia. Sesuai dengan peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik
Indonesia No. 01, Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara,
pada pasal 1 dijelaskan bahwa pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan
kewenangannya
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
pengawasan
dan
pertanggungjawaban.
BPK merupakan suatu institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good
corporate & good govermance dengan tugas memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keungan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara.
Kedudukan BPK sebagai lembaga negara yang bebas dan mandiri
dipertegas dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
(TAP MPR RI) Nomor: X/MPR/2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan MPR
RI oleh lembaga-lembaga tinggi negara pada Sidang Tahunan MPR RI Tahun
2001 dan Nomor: VI/MPR/2002 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan MPR RI
lembaga tinggi negara pada sidang tahunan MPR RI Tahun 2002. Isi ketetapan
itu, antara lain menegaskan kembali kedudukan BPK RI sebagai satu-satunya
lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara. Dismping itu, peranannya yang
bebas dan mandiri perlu lebih dimantapkan posisinya.
Saat ini keberadaan BPK ditetapkan dengan UU Nomor 15, Tahun 2006
tentang BPK menggantikan UU Nomor 5, Tahun 1973. Sejalan dengan
ditetapkannya undang-undang tersebut, beban dan tanggung jawab yang dihadapi
BPK akan semakin besar. Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa negara
memerlukan suatu lembaga pemeriksa yang bebas, mandiri, dan profesional untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Keberhasilan BPK dalam mengemban misi pemeriksaan sangat tergantung
dari upaya dan kualitas para auditornya.
Auditor sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
semestinya
didukung
dengan
independensi,
kemampuan,
kemauan
dan
pengalaman kerja yang memadai dalam pemeriksaan, serta ditunjang dengan
sensitivitas etika profesi auditor. Kemampuan, kemauan dan pengalaman kerja
mencerminkan kompetensi auditor, yang selanjutnya disertai independensi
diharapakan dapat memberikan hasil kerja yang sesuai dengan misi yang diemban
oleh BPK sebagai badan pemeriksa eksternal keuangan negara.
Independensi dan kompetensi auditor menjadi hal yang penting dalam
pelaksanaan fungsi pemeriksaan. Hal itu penting karena selain mematangkan
pertimbangan dalam penyusunan laporan hasil pemeriksaan juga penting untuk
mencapai harapan pemerintahan yang bersih dan transparan.
Seorang auditor sebelum melaksanakan tugasnya harus merencanakan
penugasannya dengan baik. Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus
merencanakan penugasannya dengan baik yaitu untuk dapat memperoleh bukti
yang kuat yang mencukupi sebagai dasar untuk memberikan opininya, untuk
menekan biaya audit, dan untuk menghindari salah pengertian dengan entitas yang
diaudit. Seorang auditor yang tidak mempunyai keahlian sangat bergantung pada
bukti-bukti yang disediakan oleh pihak manajemen atau pemikiran-pemikiran
orang lain. Artinya mereka tidak dapat memberikan opini secara obyektif. Akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
tetapi terkadang bukti-bukti audit yang dikumpulkan menunjukkan bahwa auditor
sering salah dalam memberikan opini mengenai hal yang diauditnya, kesalahan
tersebut antara lain disebabkan kurangnya kompetensi dan independensi yang
dimiliki auditor (Mayangsari, 2003). Asthon (1991) mengatakan bahwa
pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan
pemberian opini audit. Knapp (1985) mengatakan bahwa yang mempengaruhi
pemberian opini audit adalah kemampuan
auditor untuk tetap bersikap
independen meskipun ada tekanan dari pihak manajemen Christina (2010).
Beberapa auditor mengakui bahwa melaksanakan tugas dengan benar
tidaklah mudah selain harus ahli, teliti dan cermat juga harus memiliki
pengalaman yang cukup. Sekarang ini masih banyak masalah mengenai
independensi dan kompetensi auditor BPK terutama kasus-kasus yang melibatkan
kekuatan politik misalnya kasus bank century yang sampai sekarang masih belum
jelas hasil auditnya dan kasus hambalang yang sempat diragukan independensi
auditor BPK karena diduga ada interpensi dari instansi yang diaudit.
Berikut ini beberapa artikel yang menyoroti masalah yang terkait dengan
independensi auditor BPK diantaranya, Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
(BAKN) menyoroti persoalan independensi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
dalam melakukan audit proyek Hambalang. BPK dinilai masih ragu memaparkan
hasil audit dengan menggunakan kata-kata "dugaan". Padahal, audit sudah
menunjukkan adanya berbagai penyimpangan yang terjadi (Kompas.com).
Independensi Badan Pemeriksa Keuangan dalam audit proyek Hambalang
dipertanyakan seiring dengan keberadaan salah satu anggotanya dinilai memiliki
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
konflik kepentingan dengan anggota dewan. Pasalnya Anggota III BPK Agung
Firman Sampurna adalah anak dari Kahar Muzakir yang merupakan anggota DPR
dari Komisi X. Komisi tersebut membidangi Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Adalah Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Teguh
Juwarno yang mempertanyakan independensi BPK dalam audit tersebut, beberapa
waktu lalu. Dia khawatir ada intervensi dalam audit proyek Hambalang tahap II
yang tengah dilakukan BPK (Kompas.com)
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan
tentang pentingnya
independensi dan kompetensi dalam rangka untuk
menghasilkan opini audit yang obyektif
BPK dalam kedudukannya sebagai
auditor eksternal.
Berdasarkan
uraian
diatas
membangkitkan
minat
peneliti
untuk
menunjukkan karakteristik antara kompetensi dan independensi tersebut menjadi
satu karakteristik yang harus dimiliki oleh auditor. Untuk itu peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi
Auditor Terhadap Opini Audit (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah Kompetensi dan Independensi berpengaruh secara signifikan
terhadap opini audit ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah
untuk
membuktikan
secara
empiris
pengaruh
Kompetensi
dan
Independensi auditor terhadap opini auditor.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan akan
memberikan manfaat semua pihak diantaranya:
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
penelitian lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, serta sebagai
Darma Bakti Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional pada
umumnya dan Fakultas Ekonomi pada khususnya.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
pengalaman yang berharga dalam menulis karya ilmiah, memperoleh pengetahuan
sebagai upaya peningkatan daya pikir, dan menambah pengetahuan praktis
masalah audit khususnya tentang pengaruh kompetensi dan independensi auditor
terhadap opini auditor.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan serta menambah
wawasan bagi pembaca di bidang auditing. Selain itu dapat menjadi sumber
inspirasi pembaca untuk mengadakan penelitian selanjutnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
4. Bagi BPK
Memberikan kontribusi untuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar
dalam melaksanakan tugas auditnya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan
bisa menjaga independensinya dari interpensi pihak-pihak yang diperiksa
sehingga menghsailkan opini yang dapat dipertanggung jawabkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, telah dilakukan oleh :
1. Ana Tri Kusuma Dewi (2008)
Judul : “Independensi Auditor Ditinjau dari Hubungan Auditor dengan Klien
dan Nominal Biaya Audit (Studi pada KAP di Surabaya)”
Permasalahan :
1. Apakah hubungan auditor dengan klien mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap independensi auditor?
2. Apakah nominal biaya audit mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap independensi auditor?
Hasil Penelitian :
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat membuktikan
hipotesis yang diajukan bahwa adanya hubungan auditor dengan klien (X1)
mempunyai hubungan yang signifikan dengan independensi auditor
sedangkan untuk nominal biaya audit (X2) tidak mempunyai hubungan.
2. Rury Diah Puspita (2009)
Judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas
Audit”
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
Permasalahan :
1. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil uji F dan uji t dari hasil analisis regresi linear
berganda, maka hipotesis pertama dan kedua telah terjawab. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa variabel Kompetensi (X1) mempunyai pengaruh
terhadap variabel Kualitas Audit (Y), sedangkan variabel Indpendensi (X2)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kualitas Audit (Y).
3. Christina Chandra Dewi (2010)
Judul : “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor terhadap
Pendapat Audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya”
Permasalahan:
Apakah keahlian audit dan independensi auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapat audit?
Hasil Penelitian:
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh
secara signifikan keahlian audit dan independensi auditor terhadap pendapat
audit, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada keahlian audit
dan independensi auditor akan mempengaruhi pendapat audit. Dan sesuai
dengan hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang positif antara
keahlian audit dan independensi auditor terhadap pendapat audit, yang berarti
semakin tinggi tingkat keahlian audit dan independensi auditor yang dimiliki
oleh auditor, maka pendapat audit yang dihasilkan semakin baik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
4. Arthika Widya Sari Basuki (2010)
Judul : “Pengaruh Keahlian Audit, Kompetensi dan Independensi terhadap
Pelaksanaan Audit yang Berkualitas pada Auditor independen di Surabaya”
Permasalahan :
1. Apakah
keahlian
auditor,
kompetensi
dan
independensi
auditor
berpengaruh terhadap kualitas audit pada auditor independen di Surabaya?
2. Manakah variabel keahlian auditor, kompetensi dan independensi auditor
yang berpengaruh secara dominan terhadap kualitas audit pada auditor
independen di Surabya?
Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diketahui terdapat
pengaruh yang signifikan antara Keahlian Audit, Kompetensi, dan
Independensi akuntan publik terhadap Kualitas Audit akuntan publik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa keahlian, kompetensi dan independensi
merupakan indikator dalam penentuan kualitas audit seorang akuntan publik.
5. Demmy Wira Utama (2010)
Judul :
“Pengaruh Keahlian Audit, Independensi,
Kompetensi dan
pengetahuan Auditor terhadap Opini Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan
Publik di Surabaya Pusat)”
Permasalahan :
Apakah keahlian audit, independensi, kompetensi dan pengetahuan auditor
berpengaruh terhadap opini audit?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Hasil Penelitian :
a. Pengaruh Keahlian Audit terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Keahlian Audit terhadap Opini Audit. Hal ini
disebabkan karena kurangnya dan kesempatan dalam pemberian pelatihan
pada junior auditor di setiap KAP di Surabaya Pusat sehingga opini yang
diberikan oleh auditor masih belum obyektif.
b. Pengaruh Independensi terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak dapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Independensi terhadap Opini Audit. Hal ini
disebabkan karena masih rendahnya integritas dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan dan menyiapkan laporan auditor dikarenakan adanya faktorfaktor komersial, seperti kerugian jika klien berpindah ke kantor akuntan
publik yang lain dan auditor menghadapi tekanan pada saat melakukan
pemeriksaan.
c. Pengaruh Kompetensi terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak dapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Kompetensi terhadap Opini Audit. Hal ini
disebabkan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki auditor
sehingga menghasilkan kinerja yang belum cukup memuaskan.
d. Pengaruh Pengetahuan Auditor terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak dapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Pengetahuan Auditor terhadap Opini Audit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU
Nama
Penelitian Terdahulu
Tri Kusuma
Tri Kusuma (2008)
(2008)
“Independensi Auditor
Ditinjau dari hubungan
Variabel yang digunakan
• Hubungan Auditor dengan
Klien (X1)
Auditor dengan Klien dan
• Nominal Biaya Audit (X2)
Nominal Biaya Audit (Studi
• Independensi Auditor (Y)
pada KAP di Surabaya)”
Puspita (2009)
“Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Auditor
• Kompetensi (X1)
terhadap Kualitas Audit”
• Independensi ( X2)
• Kualitas Audit (Y)
Christina
“Pengaruh Keahlian Audit
(2010)
dan Independensi Auditor
• Keahlian Audit (X1)
terhadap Pendapat Audit
• Independensi Auditor
pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) di Surabaya”
Arthika (2010)
(X2)
• Pendapat Audit (Y)
“Pengaruh Keahlian Audit,
Kompetensi dan
• Keahlian Audit (X1)
Independensi terhadap
• Kompetensi (X2)
Pelaksanaan Audit yang
• Independensi Auditor (X3)
Berkualitas pada Auditor
• Kualitas Audit (Y)
independen di Surabaya”
Demmy (2010) “Pengaruh Keahlian Audit,
Independensi, Kompetensi
• Keahlian Audit (X1)
dan pengetahuan Auditor
• Independensi (X2)
terhadap Opini Audit (Studi
• Kompetensi (X3)
Kasus pada Kantor Akuntan
• Pengetahuan Auditor (X4)
Publik di Surabaya Pusat)”
• Opini Audit (Y)
Sumber : Perpustakaan UPN “Veteran” Jawa Timur
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Landasan Teori
2.2.1 Auditing
2.2.1.1 Definisi Auditing
Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, sertan
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi &
Puradiredja, 1998).
Definisi
lain
yang
menyatakan bahwa audit
merupakan proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten
dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Audit seharusnya
dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten (Arens & Loebbecke,
1996).
Ditinjau dari sudut akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara
obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan
tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara
wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
atau organisasi tersebut (Mulyadi, 1998).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadiankejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Haryno Jusup, 2001).
Dari definisi tersebut, ada beberapa kata kunci yang akan memudahkan
pemahaman tentang audit, yaitu sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang ditetapkan. Untuk melaksanakan
audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar
(kriteria) yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi
tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur.
2. Entitas ekonomi. Setiap kali audit dilakukan, lingkup tanggung jawab auditor
harus jelas, terutama mengenai penetapan entitas ekonomi dan periode waktu
yang diaudit. Entitas ekonomi dimaksud sering kali merupakan satuan legal,
misalnya PT, CV, Firma, lembaga pemerintah, atau organisasi nirlaba. Akan
tetapi, dalam konteks tertentu, satuan bisa berbentuk devisi, departemen, atau
bahkan seorang manusia.
3. Pengumpulan
pengevaluasian bahan bukti. Bahan bukti diartikan sebagai
segala informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian
informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan.
4. Orang yang kompeten dan independen. Seorang auditor harus mempunyai
kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan
jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
diambilnya. Auditor harus pula mempunyai sikap mental independen.
Sekalipun ia ahli, apabila tidak mempunyai sikap independen dalam
mengumpulkan informasi akan tidak berguna, sebab informasi yang digunakan
untuk mengambil keputusan haruslah tidak bias.
5. Pelaporan. Tahap terakhir dalam audit adalah penyusunan laporan audit yang
merupakan alat penyampaian temuan-temuan kepada para pemakai laporan
tersebut. Walaupun isi laporan audit bisa berbeda, tetapi pada hakikatnya
laporan tersebut harus mampu memberikan informasi mengenai kesesuaian
informasi-informasi yang diperiksa dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.2.1.2. J enis-J enis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: auditor pemerintah,
auditor intern, dan auditor independen atau akuntan publik (Haryono Jusup,
2001: 17).
1. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai
perwujudan dari pasal 23 ayat 5 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,
untuk memeriksa tanggung jawab keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuanganyang pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang.
Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk
kepada Pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri di atas
Pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara.
2. Auditor Intern
Adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit
yang dilakukan terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan
tempat dimana ia bekerja. Pada perusahaan-perusahaan besar, jumlah staf
auditor intern bisa mencapai ratusan orang. Pada umumnya mereka wajib
memberikan laporan langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan (direktur
utama), atau ada pula yang melapor kepada pejabat tinggi tertentu lainnya
dalam perusahaan, dan ada juga yang melapor kepada komite audit yang
dibentuk oleh dewan komisaris.
Tanggungjawab auditor intern pada berbagai perusahan sangat
beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.
Kadang-kadang staf auditor intern hanya terdiri dari satu atau dua orang yang
sebagian waktunya digunakan untuk melakukan tugas rutin berupa audit
kesesuian. Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor intern harus
independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat ia bekerja,
namun demikian ia tidak bisa independen terhadap perusahaannya karena ia
adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit. Audior Intern berkewajiban
memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
3. Auditor Independen atau Akuntan Publik
Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut
akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan
yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaanperusahaan terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga pada
perusahaan-perusahan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba.
Praktek sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui suatu kantor
akuntan publik (KAP) yang telah mendapat ijin dari Departemen Keuangan.
Selain itu seseorang baru akan memperoleh ijin berpraktek sebagai akuntan
publik apabila yang bersangkutan memenuhi beberapa syarat diantaranya,
berdomisili di wilayah Indonesia, memiliki register akuntan, menjadi anggota
IAI, lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan IAI, dan
memiliki pengalaman kerja minimal tiga tahun sebagai akuntan dan
pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik.
2.2.2. Audit Sektor Publik
2.2.2.1. J enis Audit Sektor Publik
Ditinjau dari persfektif audit sektor publik sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan kebutuhannya, serta sifat, tujuan, dan ruang lingkupnya dapat
diklasifikasikan kedalam tiga jenis yaitu, (1) audit keuangan, (2) audit
kinerja/audit operasional, dan (3) audit investigasi (Bastian, 2006).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
1. Audit Keuangan
Audit keungan, secara tradisional adalah pemeriksaan keuangan dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tujuan sebagai
berikut :
(1) Menilai
kewajaran
laporan
pertanggungjawaban
atas
pelaksanaan
anggaran negara setiap manajemen instansi pemerintah atau instansi
pemerintah sebagai satu kesatuan.
(2) Menilai dan memberikan pernyataan pendapat akuntan (opini) atas
kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen entitas bisnis
sektor publik. Dalam hal ini, menilai dan menentukan:
a. Apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara layak
mengenai posisi keuangan dan hasil usaha serta laporan perubahan
posisi keungannya, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
b. Apakah prosedur atau prosesnya telah dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
c. Apakah tidak ada salah saji material yang berpengaruh terhadap
laporan keungan secara keseluruhan.
2. Audit Kinerja
Audit
kinerja diartikan sebagai sebuah pengujian secara sistematis,
terorganisasi dan objektif atas suatu entitas untuk menilai pemanfaatan sumber
daya dalam memberikan pelayanan publik secara efisien dan efektif dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
memenuhi
harapan
stakeholder
dan
memberikan
rekomendasi
guna
peningkatan kinerja. Audit kinerja adalah bagian integral dari manajemen
terhadap hasil-hasil yang meliputi: perencanaan stratejik, perencanaan kinerja
tahunan, anggaran berbasis kinerja, sistem pengindikator kinerja, analis dan
pelaporan capaian kinerja, serta audit kinerja.
Senada dengan definisi tersebut, audit kinerja juga diartikan sebagai
evaluasi yang bebas, selektif, dan analitis terhadap suatu kegiatan, program,
atau fungsi dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan kepada
objek yang diaudit. Definisi lain menyatakan bahwa audit operasional/kinerja
adalah pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan, program organisasi, dan
seluruh atau sebagian aktivitas, dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah
sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis dan efisien, dan apakah
tujuan kegiatan, program, dan aktivitas yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan efektif tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku (Pedoman
Pemeriksaan Operasional, BPKP, 1993 dalam Rosjidi, 2001) Ihyaul Ulum,
2009.
3. Audit Investigasi
Audit dengan tujuan khusus, yaitu untuk mebuktikan dugaan
penyimpangan
dalam
bentuk
kecurangan
(fraud),
ketidakteraturan
(irregularities), pengeluaran ilegal (illegal expenditures) atau penyalahgunaan
kewenangan (abuse of power) di bidang pengelolaan keuangan negara,
memenuhi
unsur-unsur
tindak
pidana
korupsi
atau
praktek
KKN
(korupsi,kolusi dan nepotisme) yang harus diungkapkan oleh auditor, serta
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
ditinjak lanjuti oleh instansi yang berwenang, kejaksaan atau kepolisian
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Standar pemeriksaan keuangan negara memasukkan audit investigasi
sebagai salah satu bagian dari pemeriksaan dengan tujuan tertentu, selain
pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah dan pemeriksaan atas
hal-hal dibidang keungan.
2.2.2.2. Standar Pemeriksaan Keuangan Negar a
Standar pemeriksaan keuangan negara memuat persyaratan profesional
pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan
yang profesional. Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada standar
pemeriksaan akan menjamin kredibilitas informasi yang dilaporkan atau diperoleh
dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secara
objektif. Apabila pemeriksa melaksanakan pekerjaannya dengan cara ini dan
melaporkan hasilnya sesuai dengan standar pemeriksaan maka hasil pekerjaannya
tersebut
akan
dapat
mendukung
peningkatan
mutu
pengelolaan
dan
pertanggungjawaban keuangan negara serta pengambilan keputusan Pemerintah.
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara juga merupakan
salah satu unsur penting dalam rangka terciptanya akuntabilitas publik.
Standar pemeriksaan keuangan negara dimaksudkan untuk dapat dijadikan
patokan bagi para pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan
dan pertanggungjawaban keungan negara agar dapat memelihara kompetensi,
integritas, objektivitas dan independensi dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan pekerjaan yang dilaksanakannya. Tujuan standar pemeriksaan keuangan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
negara adalah untuk membantu pemerintah, termasuk instansi dan para pejabatnya
dalam menyelenggarakan pengelolaan dan membuat pertanggungjawaban
keuangan negara, yang semakin baik (Bastian, 2006).
1. Standar Umum
a. Pemeriksaan secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang
memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,
organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan
penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat
mempengaruhi independensinya.
c. Dalam peleksanaan pemeriksaan
serta penyusunan
laporan
hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib mengunakan kemahiran profesionalnya
secara cermat dan saksama.
d. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan
standar pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang
memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak
lain yang kompeten.
2. Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan pemeriksaan dan meenentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
c. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Selain tiga standar pekerjaan lapangan diatas, ditambahkan standar pekerjaan
lapangan tambahan sebagai berikut:
a) Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
sifat, saat, lingkup pengujian, pelaporan yang direncanakan, dan tingkat
keyakinan kepada manajemen entitas yang diperiksa dan/atau pihak yang
meminta pemeriksaan.
b) Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta
tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan
tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.
c) 1. Pemeriksa harus merancang pemeriksan untuk memberikan keyakinan
yang memadai guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh
ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan.
Jika informasi tertentu menjadi perhatian pemeriksa, diantaranya informasi
tersebut memberikan bukti yang berkaitan dengan penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh material,
tetapi tidak langsung berpengaruh terhadap kewajaran penyajian laporan
keuangan, pemeriksa harus menerapkan prosedur pemeriksaan tambahan
untuk memastikan bahwa penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan telah atau akan terjadi. 2. Pemeriksa harus waspada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
pada kemungkinan adanya situasi dan/atau peristiwa yang merupakan
indikasi kecurangan dan/atau ketidakpatutan dan apabila timbul indikasi
tersebut serta berpengaruh signifikan terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan, pemeriksa harus menerapkan prosedur pemeriksaan
tambahan untuk memastikan bahwa kecurangan dan/atau ketidakpatutan
telah terjadi dan menentukan dampaknya terhadap kewajaran laporan
keuangan.
d) Pemeriksa harus merencanakan dan melaksanakan prosedur pemeriksaan
untuk mengembangkan unsur-unsur temuan pemeriksaan.
e) Pemeriksa
harus
mempersiapakan
dan
memelihara
dokumentasi
pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi
pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk
memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak mempunyai
hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa
dokumentasi pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung
pertimbangan dan simpulan pemeriksa. Dokumentasi pemeriksaan harus
mendukung opini, temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksaan.
1. Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Akuntansi
Diajukan oleh :
I GEDE SUKARIADA
0913010116/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).
Yang diajukan
I Gede Sukar iada
0913010116/FE/EA
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 13 J uni 2013
Pembimbing :
PembimbingUtama :
Dr s. Ec. Sjafii, MM
Tim Penguji:
Ketua
Dr s.Ec. Saiful Anwar, Msi
Sekretaris
Dr s. Ec.Munari,MM
Anggota
Dr s. Ec.Sfaii, MM,Ak
Mengetahui
DekanFakultasEkonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Dr. DhaniIchsanuddinNur,MM
NIP. 030 202 389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDPENDENSI AUDITOR
TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali)
by:
I Gede Sukariada
Abstract
This studyaimed todetermine the effect ofauditorcompetence and independenceof
theauditopinion. This study iscausal, wherethere isthe influence ofthe competence
and independenceof theauditopinion. The population inthis studyis
theauditorAudit Boardof the Republic ofIndonesiaBaliprovincialrepresentatives.
Sampling wasdone byprobability sampling, withsamples of34respondents. Data
usedin this studyisprimary data. Method ofdata collectionisthrough thedistribution
of questionnaires tosurveyrespondents. Analysis of research datausingmultiple
linearregressionanalysisusing
SPSS.
From theresults ofthe analysisindicatethat thehypothesis(1) statesthat
theallegedcompetencesignificantly influence theauditopinion. (2) statesthat
theallegedindependence
of
auditorssignificant
effect
onauditopinion.
Keywords: Competence, Independence, AuditOpinion
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu
hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk
menyelesaikan
skripsi
dengan
judul
“PENGARUH
KOMPETENSI
DAN
INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPOINI AUDITOR’’
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini
penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa
adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan
mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyakbanyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Bapak. Dr Hero Priono Msi.Ak selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Drs.Ec Sjafii, Ak MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan
kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak DRS. Munari,MM selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.
8. Kedua orang tua dan Adik’ yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga
mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
9. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
10. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya
skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini,
oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa
mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2010
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga
jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan
skripsi dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP OPOINI AUDITOR’’
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis
telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran
dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat
tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyakbanyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
5. Bapak. Dr Hero Priono Msi.Ak selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Drs.Ec Sjafii, Ak MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan
kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak DRS. Munari,MM selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.
8. Kedua orang tua dan Adik’ yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu
menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
9. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
10. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi
ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh
karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2010
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
vi
ABSTRAK.....................................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ..................................................................
1
1.2
Perumusan Masalah ..........................................................
6
1.3
Tujuan Penelitian ..............................................................
6
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................
6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .........................................................
8
2.2. Landasan Teori ..................................................................
13
2.2.1. Auditing ...................................................................
13
2.2.1.1. Definisi Auditing ..........................................
13
2.2.1.2. Jenis-jenis Auditor ........................................
15
2.2.2. Audit Sektor Publik .................................................
17
2.2.2.1. Jenis Audit Sektor Publik .............................
17
2.2.2.2. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara .......
20
2.2.3. Kompetensi Audit.....................................................
31
2.2.3.1. Pengertian Kompetensi Audit ......................
31
2.2.3.2. Tahap-tahap audit ........................................
33
2.2.4. Independensi Auditor. ..............................................
34
2.2.5. Opini Auditor..............................................................
35
2.2.5.1. Pengertian Opini Auditor................................
35
2.2.5.2. Jenis-jenis Opini Auditor................................
36
2.2.6. Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Opini Audit........
38
2.2.7. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Opini
Audit..............................................................................
2.2.8. Pengaruh Keahlian Audit dan Indepenensi Auditor
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
Terhadap Opimi Audit...................................................
40
2.3. Kerangka Pikir ...................................................................
41
2.4. Hipotesis ...........................................................................
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel .................
42
3.1.1. Definisi Operasional .................................................
42
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ...................................
43
Teknik Penentuan Sampel .................................................
46
3.2.1. Populasi ...................................................................
46
3.2.2. Sampel .....................................................................
46
Teknik Pengumpulan Data .................................................
47
3.4.1. Jenis data ..................................................................
47
3.4.2. Metode Pengumpulan Data ......................................
47
Uji Kualitas Data ...............................................................
48
3.4.1. Uji Validitas ............................................................
48
3.4.2. Uji Rebilitas ............................................................
48
3.4.3. Uji Normalitas .........................................................
49
3.5. Uji Asumsi Klasik .............................................................
49
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .....................................
51
3.6.1. Teknik Analisis .......................................................
51
3.6.2. Uji Hipotesis...............................................................
51
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model....................................
51
3.6.2.2. Uji Parsial.......................................................
52
3.2
3.3
3.4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian......................................................
53
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................
53
4.1.2 Deskripsi Responden....................................................
57
4.2 Statistik Deskriptif...................................................................
58
4.3 Pengujian Kualitas Data...........................................................
75
4.3.1 Uji Validitas...................................................................
75
4.3.2 Uji Reliabilitas................................................................
77
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.3 Uji Normalitas.............................................................
78
4.4. Pengujian Asumsi Klasik........................................................
79
4.4.1 Uji Multikolinieritas......................................................
79
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas...................................................
80
4.5 Pengujian Hipotesis..................................................................
82
4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda..................................
82
4.5.2 Uji F (F-test)...................................................................
84
4.5.3 Uji t (t-test).....................................................................
85
4.6 Pembahasan...............................................................................
86
4.7 Keterbatasan Penelitian.............................................................
90
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................
91
5.2 Saran..........................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDPENDENSI AUDITOR TERHADAP
OPINI AUDIT
(Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali)
Oleh:
I Gede Sukariada
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi auditor
terhadap opini audit. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, dimana ada pengaruh
kompetensi dan independensi terhadap opini audit. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia perwakilan Provinsi Bali. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara probability sampling, dengan sampel 34 responden. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data yang dilakukan
adalah dengan survey melalui pembagian kuesioner kepada responden. Analisis data penelitian
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis (1) menyatakan bahwa diduga
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap opini audit. (2) menyatakan bahwa diduga
independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap opini audit.
Kata kunci : Kompetensi, Independensi, Opini Audit
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah kabupaten, kota, dan
provinsi diwajibkan menerbitkan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban
aktivitasnya. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Untuk meningkatkan
kepercayaan para pemakai laporan keuangan pemerintah serta untuk mewujudkan
dan mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) perlu diaudit oleh auditor eksternal yang
independen.
Pemeriksaan kinerja dan investigasi yang dilakukan BPK RI bertujuan
untuk memberikan simpulan, rekomendasi, atau saran kepada pemerintah
daerah, sedangkan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah
(LKPD) dilakukan oleh BPK RI dalam rangka memberikan pernyataan opini
tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
pemerintah.
Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan
mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa
Inonesia. Sesuai dengan peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik
Indonesia No. 01, Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara,
pada pasal 1 dijelaskan bahwa pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan
kewenangannya
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
pengawasan
dan
pertanggungjawaban.
BPK merupakan suatu institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good
corporate & good govermance dengan tugas memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keungan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara.
Kedudukan BPK sebagai lembaga negara yang bebas dan mandiri
dipertegas dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
(TAP MPR RI) Nomor: X/MPR/2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan MPR
RI oleh lembaga-lembaga tinggi negara pada Sidang Tahunan MPR RI Tahun
2001 dan Nomor: VI/MPR/2002 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan MPR RI
lembaga tinggi negara pada sidang tahunan MPR RI Tahun 2002. Isi ketetapan
itu, antara lain menegaskan kembali kedudukan BPK RI sebagai satu-satunya
lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara. Dismping itu, peranannya yang
bebas dan mandiri perlu lebih dimantapkan posisinya.
Saat ini keberadaan BPK ditetapkan dengan UU Nomor 15, Tahun 2006
tentang BPK menggantikan UU Nomor 5, Tahun 1973. Sejalan dengan
ditetapkannya undang-undang tersebut, beban dan tanggung jawab yang dihadapi
BPK akan semakin besar. Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa negara
memerlukan suatu lembaga pemeriksa yang bebas, mandiri, dan profesional untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Keberhasilan BPK dalam mengemban misi pemeriksaan sangat tergantung
dari upaya dan kualitas para auditornya.
Auditor sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
semestinya
didukung
dengan
independensi,
kemampuan,
kemauan
dan
pengalaman kerja yang memadai dalam pemeriksaan, serta ditunjang dengan
sensitivitas etika profesi auditor. Kemampuan, kemauan dan pengalaman kerja
mencerminkan kompetensi auditor, yang selanjutnya disertai independensi
diharapakan dapat memberikan hasil kerja yang sesuai dengan misi yang diemban
oleh BPK sebagai badan pemeriksa eksternal keuangan negara.
Independensi dan kompetensi auditor menjadi hal yang penting dalam
pelaksanaan fungsi pemeriksaan. Hal itu penting karena selain mematangkan
pertimbangan dalam penyusunan laporan hasil pemeriksaan juga penting untuk
mencapai harapan pemerintahan yang bersih dan transparan.
Seorang auditor sebelum melaksanakan tugasnya harus merencanakan
penugasannya dengan baik. Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus
merencanakan penugasannya dengan baik yaitu untuk dapat memperoleh bukti
yang kuat yang mencukupi sebagai dasar untuk memberikan opininya, untuk
menekan biaya audit, dan untuk menghindari salah pengertian dengan entitas yang
diaudit. Seorang auditor yang tidak mempunyai keahlian sangat bergantung pada
bukti-bukti yang disediakan oleh pihak manajemen atau pemikiran-pemikiran
orang lain. Artinya mereka tidak dapat memberikan opini secara obyektif. Akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
tetapi terkadang bukti-bukti audit yang dikumpulkan menunjukkan bahwa auditor
sering salah dalam memberikan opini mengenai hal yang diauditnya, kesalahan
tersebut antara lain disebabkan kurangnya kompetensi dan independensi yang
dimiliki auditor (Mayangsari, 2003). Asthon (1991) mengatakan bahwa
pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan
pemberian opini audit. Knapp (1985) mengatakan bahwa yang mempengaruhi
pemberian opini audit adalah kemampuan
auditor untuk tetap bersikap
independen meskipun ada tekanan dari pihak manajemen Christina (2010).
Beberapa auditor mengakui bahwa melaksanakan tugas dengan benar
tidaklah mudah selain harus ahli, teliti dan cermat juga harus memiliki
pengalaman yang cukup. Sekarang ini masih banyak masalah mengenai
independensi dan kompetensi auditor BPK terutama kasus-kasus yang melibatkan
kekuatan politik misalnya kasus bank century yang sampai sekarang masih belum
jelas hasil auditnya dan kasus hambalang yang sempat diragukan independensi
auditor BPK karena diduga ada interpensi dari instansi yang diaudit.
Berikut ini beberapa artikel yang menyoroti masalah yang terkait dengan
independensi auditor BPK diantaranya, Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
(BAKN) menyoroti persoalan independensi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
dalam melakukan audit proyek Hambalang. BPK dinilai masih ragu memaparkan
hasil audit dengan menggunakan kata-kata "dugaan". Padahal, audit sudah
menunjukkan adanya berbagai penyimpangan yang terjadi (Kompas.com).
Independensi Badan Pemeriksa Keuangan dalam audit proyek Hambalang
dipertanyakan seiring dengan keberadaan salah satu anggotanya dinilai memiliki
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
konflik kepentingan dengan anggota dewan. Pasalnya Anggota III BPK Agung
Firman Sampurna adalah anak dari Kahar Muzakir yang merupakan anggota DPR
dari Komisi X. Komisi tersebut membidangi Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Adalah Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Teguh
Juwarno yang mempertanyakan independensi BPK dalam audit tersebut, beberapa
waktu lalu. Dia khawatir ada intervensi dalam audit proyek Hambalang tahap II
yang tengah dilakukan BPK (Kompas.com)
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan
tentang pentingnya
independensi dan kompetensi dalam rangka untuk
menghasilkan opini audit yang obyektif
BPK dalam kedudukannya sebagai
auditor eksternal.
Berdasarkan
uraian
diatas
membangkitkan
minat
peneliti
untuk
menunjukkan karakteristik antara kompetensi dan independensi tersebut menjadi
satu karakteristik yang harus dimiliki oleh auditor. Untuk itu peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi
Auditor Terhadap Opini Audit (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah Kompetensi dan Independensi berpengaruh secara signifikan
terhadap opini audit ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah
untuk
membuktikan
secara
empiris
pengaruh
Kompetensi
dan
Independensi auditor terhadap opini auditor.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan akan
memberikan manfaat semua pihak diantaranya:
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
penelitian lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, serta sebagai
Darma Bakti Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional pada
umumnya dan Fakultas Ekonomi pada khususnya.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
pengalaman yang berharga dalam menulis karya ilmiah, memperoleh pengetahuan
sebagai upaya peningkatan daya pikir, dan menambah pengetahuan praktis
masalah audit khususnya tentang pengaruh kompetensi dan independensi auditor
terhadap opini auditor.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan serta menambah
wawasan bagi pembaca di bidang auditing. Selain itu dapat menjadi sumber
inspirasi pembaca untuk mengadakan penelitian selanjutnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
4. Bagi BPK
Memberikan kontribusi untuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar
dalam melaksanakan tugas auditnya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan
bisa menjaga independensinya dari interpensi pihak-pihak yang diperiksa
sehingga menghsailkan opini yang dapat dipertanggung jawabkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, telah dilakukan oleh :
1. Ana Tri Kusuma Dewi (2008)
Judul : “Independensi Auditor Ditinjau dari Hubungan Auditor dengan Klien
dan Nominal Biaya Audit (Studi pada KAP di Surabaya)”
Permasalahan :
1. Apakah hubungan auditor dengan klien mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap independensi auditor?
2. Apakah nominal biaya audit mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap independensi auditor?
Hasil Penelitian :
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat membuktikan
hipotesis yang diajukan bahwa adanya hubungan auditor dengan klien (X1)
mempunyai hubungan yang signifikan dengan independensi auditor
sedangkan untuk nominal biaya audit (X2) tidak mempunyai hubungan.
2. Rury Diah Puspita (2009)
Judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas
Audit”
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
Permasalahan :
1. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil uji F dan uji t dari hasil analisis regresi linear
berganda, maka hipotesis pertama dan kedua telah terjawab. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa variabel Kompetensi (X1) mempunyai pengaruh
terhadap variabel Kualitas Audit (Y), sedangkan variabel Indpendensi (X2)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kualitas Audit (Y).
3. Christina Chandra Dewi (2010)
Judul : “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor terhadap
Pendapat Audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya”
Permasalahan:
Apakah keahlian audit dan independensi auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapat audit?
Hasil Penelitian:
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh
secara signifikan keahlian audit dan independensi auditor terhadap pendapat
audit, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada keahlian audit
dan independensi auditor akan mempengaruhi pendapat audit. Dan sesuai
dengan hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang positif antara
keahlian audit dan independensi auditor terhadap pendapat audit, yang berarti
semakin tinggi tingkat keahlian audit dan independensi auditor yang dimiliki
oleh auditor, maka pendapat audit yang dihasilkan semakin baik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
4. Arthika Widya Sari Basuki (2010)
Judul : “Pengaruh Keahlian Audit, Kompetensi dan Independensi terhadap
Pelaksanaan Audit yang Berkualitas pada Auditor independen di Surabaya”
Permasalahan :
1. Apakah
keahlian
auditor,
kompetensi
dan
independensi
auditor
berpengaruh terhadap kualitas audit pada auditor independen di Surabaya?
2. Manakah variabel keahlian auditor, kompetensi dan independensi auditor
yang berpengaruh secara dominan terhadap kualitas audit pada auditor
independen di Surabya?
Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diketahui terdapat
pengaruh yang signifikan antara Keahlian Audit, Kompetensi, dan
Independensi akuntan publik terhadap Kualitas Audit akuntan publik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa keahlian, kompetensi dan independensi
merupakan indikator dalam penentuan kualitas audit seorang akuntan publik.
5. Demmy Wira Utama (2010)
Judul :
“Pengaruh Keahlian Audit, Independensi,
Kompetensi dan
pengetahuan Auditor terhadap Opini Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan
Publik di Surabaya Pusat)”
Permasalahan :
Apakah keahlian audit, independensi, kompetensi dan pengetahuan auditor
berpengaruh terhadap opini audit?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Hasil Penelitian :
a. Pengaruh Keahlian Audit terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Keahlian Audit terhadap Opini Audit. Hal ini
disebabkan karena kurangnya dan kesempatan dalam pemberian pelatihan
pada junior auditor di setiap KAP di Surabaya Pusat sehingga opini yang
diberikan oleh auditor masih belum obyektif.
b. Pengaruh Independensi terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak dapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Independensi terhadap Opini Audit. Hal ini
disebabkan karena masih rendahnya integritas dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan dan menyiapkan laporan auditor dikarenakan adanya faktorfaktor komersial, seperti kerugian jika klien berpindah ke kantor akuntan
publik yang lain dan auditor menghadapi tekanan pada saat melakukan
pemeriksaan.
c. Pengaruh Kompetensi terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak dapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Kompetensi terhadap Opini Audit. Hal ini
disebabkan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki auditor
sehingga menghasilkan kinerja yang belum cukup memuaskan.
d. Pengaruh Pengetahuan Auditor terhadap Opini Audit
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak dapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Pengetahuan Auditor terhadap Opini Audit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU
Nama
Penelitian Terdahulu
Tri Kusuma
Tri Kusuma (2008)
(2008)
“Independensi Auditor
Ditinjau dari hubungan
Variabel yang digunakan
• Hubungan Auditor dengan
Klien (X1)
Auditor dengan Klien dan
• Nominal Biaya Audit (X2)
Nominal Biaya Audit (Studi
• Independensi Auditor (Y)
pada KAP di Surabaya)”
Puspita (2009)
“Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Auditor
• Kompetensi (X1)
terhadap Kualitas Audit”
• Independensi ( X2)
• Kualitas Audit (Y)
Christina
“Pengaruh Keahlian Audit
(2010)
dan Independensi Auditor
• Keahlian Audit (X1)
terhadap Pendapat Audit
• Independensi Auditor
pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) di Surabaya”
Arthika (2010)
(X2)
• Pendapat Audit (Y)
“Pengaruh Keahlian Audit,
Kompetensi dan
• Keahlian Audit (X1)
Independensi terhadap
• Kompetensi (X2)
Pelaksanaan Audit yang
• Independensi Auditor (X3)
Berkualitas pada Auditor
• Kualitas Audit (Y)
independen di Surabaya”
Demmy (2010) “Pengaruh Keahlian Audit,
Independensi, Kompetensi
• Keahlian Audit (X1)
dan pengetahuan Auditor
• Independensi (X2)
terhadap Opini Audit (Studi
• Kompetensi (X3)
Kasus pada Kantor Akuntan
• Pengetahuan Auditor (X4)
Publik di Surabaya Pusat)”
• Opini Audit (Y)
Sumber : Perpustakaan UPN “Veteran” Jawa Timur
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Landasan Teori
2.2.1 Auditing
2.2.1.1 Definisi Auditing
Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, sertan
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi &
Puradiredja, 1998).
Definisi
lain
yang
menyatakan bahwa audit
merupakan proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten
dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Audit seharusnya
dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten (Arens & Loebbecke,
1996).
Ditinjau dari sudut akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara
obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan
tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara
wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
atau organisasi tersebut (Mulyadi, 1998).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadiankejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Haryno Jusup, 2001).
Dari definisi tersebut, ada beberapa kata kunci yang akan memudahkan
pemahaman tentang audit, yaitu sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang ditetapkan. Untuk melaksanakan
audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar
(kriteria) yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi
tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur.
2. Entitas ekonomi. Setiap kali audit dilakukan, lingkup tanggung jawab auditor
harus jelas, terutama mengenai penetapan entitas ekonomi dan periode waktu
yang diaudit. Entitas ekonomi dimaksud sering kali merupakan satuan legal,
misalnya PT, CV, Firma, lembaga pemerintah, atau organisasi nirlaba. Akan
tetapi, dalam konteks tertentu, satuan bisa berbentuk devisi, departemen, atau
bahkan seorang manusia.
3. Pengumpulan
pengevaluasian bahan bukti. Bahan bukti diartikan sebagai
segala informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian
informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan.
4. Orang yang kompeten dan independen. Seorang auditor harus mempunyai
kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan
jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
diambilnya. Auditor harus pula mempunyai sikap mental independen.
Sekalipun ia ahli, apabila tidak mempunyai sikap independen dalam
mengumpulkan informasi akan tidak berguna, sebab informasi yang digunakan
untuk mengambil keputusan haruslah tidak bias.
5. Pelaporan. Tahap terakhir dalam audit adalah penyusunan laporan audit yang
merupakan alat penyampaian temuan-temuan kepada para pemakai laporan
tersebut. Walaupun isi laporan audit bisa berbeda, tetapi pada hakikatnya
laporan tersebut harus mampu memberikan informasi mengenai kesesuaian
informasi-informasi yang diperiksa dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.2.1.2. J enis-J enis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: auditor pemerintah,
auditor intern, dan auditor independen atau akuntan publik (Haryono Jusup,
2001: 17).
1. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai
perwujudan dari pasal 23 ayat 5 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,
untuk memeriksa tanggung jawab keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuanganyang pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang.
Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk
kepada Pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri di atas
Pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara.
2. Auditor Intern
Adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit
yang dilakukan terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan
tempat dimana ia bekerja. Pada perusahaan-perusahaan besar, jumlah staf
auditor intern bisa mencapai ratusan orang. Pada umumnya mereka wajib
memberikan laporan langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan (direktur
utama), atau ada pula yang melapor kepada pejabat tinggi tertentu lainnya
dalam perusahaan, dan ada juga yang melapor kepada komite audit yang
dibentuk oleh dewan komisaris.
Tanggungjawab auditor intern pada berbagai perusahan sangat
beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.
Kadang-kadang staf auditor intern hanya terdiri dari satu atau dua orang yang
sebagian waktunya digunakan untuk melakukan tugas rutin berupa audit
kesesuian. Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor intern harus
independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat ia bekerja,
namun demikian ia tidak bisa independen terhadap perusahaannya karena ia
adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit. Audior Intern berkewajiban
memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
3. Auditor Independen atau Akuntan Publik
Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut
akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan
yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaanperusahaan terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga pada
perusahaan-perusahan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba.
Praktek sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui suatu kantor
akuntan publik (KAP) yang telah mendapat ijin dari Departemen Keuangan.
Selain itu seseorang baru akan memperoleh ijin berpraktek sebagai akuntan
publik apabila yang bersangkutan memenuhi beberapa syarat diantaranya,
berdomisili di wilayah Indonesia, memiliki register akuntan, menjadi anggota
IAI, lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan IAI, dan
memiliki pengalaman kerja minimal tiga tahun sebagai akuntan dan
pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik.
2.2.2. Audit Sektor Publik
2.2.2.1. J enis Audit Sektor Publik
Ditinjau dari persfektif audit sektor publik sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan kebutuhannya, serta sifat, tujuan, dan ruang lingkupnya dapat
diklasifikasikan kedalam tiga jenis yaitu, (1) audit keuangan, (2) audit
kinerja/audit operasional, dan (3) audit investigasi (Bastian, 2006).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
1. Audit Keuangan
Audit keungan, secara tradisional adalah pemeriksaan keuangan dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tujuan sebagai
berikut :
(1) Menilai
kewajaran
laporan
pertanggungjawaban
atas
pelaksanaan
anggaran negara setiap manajemen instansi pemerintah atau instansi
pemerintah sebagai satu kesatuan.
(2) Menilai dan memberikan pernyataan pendapat akuntan (opini) atas
kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen entitas bisnis
sektor publik. Dalam hal ini, menilai dan menentukan:
a. Apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara layak
mengenai posisi keuangan dan hasil usaha serta laporan perubahan
posisi keungannya, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
b. Apakah prosedur atau prosesnya telah dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
c. Apakah tidak ada salah saji material yang berpengaruh terhadap
laporan keungan secara keseluruhan.
2. Audit Kinerja
Audit
kinerja diartikan sebagai sebuah pengujian secara sistematis,
terorganisasi dan objektif atas suatu entitas untuk menilai pemanfaatan sumber
daya dalam memberikan pelayanan publik secara efisien dan efektif dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
memenuhi
harapan
stakeholder
dan
memberikan
rekomendasi
guna
peningkatan kinerja. Audit kinerja adalah bagian integral dari manajemen
terhadap hasil-hasil yang meliputi: perencanaan stratejik, perencanaan kinerja
tahunan, anggaran berbasis kinerja, sistem pengindikator kinerja, analis dan
pelaporan capaian kinerja, serta audit kinerja.
Senada dengan definisi tersebut, audit kinerja juga diartikan sebagai
evaluasi yang bebas, selektif, dan analitis terhadap suatu kegiatan, program,
atau fungsi dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan kepada
objek yang diaudit. Definisi lain menyatakan bahwa audit operasional/kinerja
adalah pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan, program organisasi, dan
seluruh atau sebagian aktivitas, dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah
sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis dan efisien, dan apakah
tujuan kegiatan, program, dan aktivitas yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan efektif tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku (Pedoman
Pemeriksaan Operasional, BPKP, 1993 dalam Rosjidi, 2001) Ihyaul Ulum,
2009.
3. Audit Investigasi
Audit dengan tujuan khusus, yaitu untuk mebuktikan dugaan
penyimpangan
dalam
bentuk
kecurangan
(fraud),
ketidakteraturan
(irregularities), pengeluaran ilegal (illegal expenditures) atau penyalahgunaan
kewenangan (abuse of power) di bidang pengelolaan keuangan negara,
memenuhi
unsur-unsur
tindak
pidana
korupsi
atau
praktek
KKN
(korupsi,kolusi dan nepotisme) yang harus diungkapkan oleh auditor, serta
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
ditinjak lanjuti oleh instansi yang berwenang, kejaksaan atau kepolisian
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Standar pemeriksaan keuangan negara memasukkan audit investigasi
sebagai salah satu bagian dari pemeriksaan dengan tujuan tertentu, selain
pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah dan pemeriksaan atas
hal-hal dibidang keungan.
2.2.2.2. Standar Pemeriksaan Keuangan Negar a
Standar pemeriksaan keuangan negara memuat persyaratan profesional
pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan
yang profesional. Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada standar
pemeriksaan akan menjamin kredibilitas informasi yang dilaporkan atau diperoleh
dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secara
objektif. Apabila pemeriksa melaksanakan pekerjaannya dengan cara ini dan
melaporkan hasilnya sesuai dengan standar pemeriksaan maka hasil pekerjaannya
tersebut
akan
dapat
mendukung
peningkatan
mutu
pengelolaan
dan
pertanggungjawaban keuangan negara serta pengambilan keputusan Pemerintah.
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara juga merupakan
salah satu unsur penting dalam rangka terciptanya akuntabilitas publik.
Standar pemeriksaan keuangan negara dimaksudkan untuk dapat dijadikan
patokan bagi para pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan
dan pertanggungjawaban keungan negara agar dapat memelihara kompetensi,
integritas, objektivitas dan independensi dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan pekerjaan yang dilaksanakannya. Tujuan standar pemeriksaan keuangan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
negara adalah untuk membantu pemerintah, termasuk instansi dan para pejabatnya
dalam menyelenggarakan pengelolaan dan membuat pertanggungjawaban
keuangan negara, yang semakin baik (Bastian, 2006).
1. Standar Umum
a. Pemeriksaan secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang
memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,
organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan
penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat
mempengaruhi independensinya.
c. Dalam peleksanaan pemeriksaan
serta penyusunan
laporan
hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib mengunakan kemahiran profesionalnya
secara cermat dan saksama.
d. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan
standar pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang
memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak
lain yang kompeten.
2. Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan pemeriksaan dan meenentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
c. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Selain tiga standar pekerjaan lapangan diatas, ditambahkan standar pekerjaan
lapangan tambahan sebagai berikut:
a) Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
sifat, saat, lingkup pengujian, pelaporan yang direncanakan, dan tingkat
keyakinan kepada manajemen entitas yang diperiksa dan/atau pihak yang
meminta pemeriksaan.
b) Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta
tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan
tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.
c) 1. Pemeriksa harus merancang pemeriksan untuk memberikan keyakinan
yang memadai guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh
ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan.
Jika informasi tertentu menjadi perhatian pemeriksa, diantaranya informasi
tersebut memberikan bukti yang berkaitan dengan penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh material,
tetapi tidak langsung berpengaruh terhadap kewajaran penyajian laporan
keuangan, pemeriksa harus menerapkan prosedur pemeriksaan tambahan
untuk memastikan bahwa penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan telah atau akan terjadi. 2. Pemeriksa harus waspada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
pada kemungkinan adanya situasi dan/atau peristiwa yang merupakan
indikasi kecurangan dan/atau ketidakpatutan dan apabila timbul indikasi
tersebut serta berpengaruh signifikan terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan, pemeriksa harus menerapkan prosedur pemeriksaan
tambahan untuk memastikan bahwa kecurangan dan/atau ketidakpatutan
telah terjadi dan menentukan dampaknya terhadap kewajaran laporan
keuangan.
d) Pemeriksa harus merencanakan dan melaksanakan prosedur pemeriksaan
untuk mengembangkan unsur-unsur temuan pemeriksaan.
e) Pemeriksa
harus
mempersiapakan
dan
memelihara
dokumentasi
pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi
pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk
memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak mempunyai
hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa
dokumentasi pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung
pertimbangan dan simpulan pemeriksa. Dokumentasi pemeriksaan harus
mendukung opini, temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksaan.
1. Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum