Unsur-Unsur Pengendalian Internal SISTEM PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT.

9

2.3. Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Jika suatu perusahaan sudah mulai berkembang menjadi suatu perusahaan yang lebih besar seperti memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak, hal ini menyebabkan semakin kecilnya kemampuan pimpinan perusahaan untuk mengendalikan sesuatu yang terjadi dalam perusahaan. Oleh sebab itu pimpinan perusahaan memerlukan suatu sistem pengendalian internal yang dapat mengawasi suatu pekerjaan bawahan serta memberikan keyakinan yang dapat dipercaya. Maksud diperlukannya sistem pengendalian internal di sini bukanlah untuk meniadakan semua kemungkinan terjadi kesalahan atau penyelewengan tetapi untuk menekan atau mengurangi terjadinya hal tersebut dalam batas-batas tertentu. Pengendalian intern memiliki unsur-unsur yang mempengaruhinya. Menurut Guy 2002:226 adalah : ā€¯Mengidentifikasikan: Lima komponen pengawasan intern yang saling berhubungan sebagai berikut : lingkungan pengendalian control environment, penilaian resiko risk assessment, aktivitas pengendalian control activities, informasi dan komunikasi information and communication dan pemantauan monitoring. ā€¯ Pengendalian intern yang memadai harus memenuhi prinsip-prinsip pengendalian. a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern yang membentuk disiplin dan struktur. Komponen ini diwujudkan dengan cara pengoperasian, cara pembagian wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan, serta metode-metode yang digunakan untuk merencanakan dan memonitor kinerja. Lingkungan pengendalian juga mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer entitas mengenai pentingnya pengendalian intern entitas. Efektifitas informasi dan komunikasi serta aktivitas pengendalian sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian, seperti terciptanya 10 lingkungan yang nyaman untuk bekerja di dalam lingkungan kantor. Kenyaman yang seperti ini yang akan menciptakan lingkungan pengendalian yang efektif dan efisien. Karena lingkungan yang efektif dan efisien dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Kebijakan personalia meliputi perekrutan, pelatihan, evaluasi, penetapan gaji, dan promosi karyawan juga mempengaruhi lingkungan pengendalian. b. Penilaian Resiko Semua organisasi menghadapi resiko. Contoh-contoh resiko antara lain perubahan tuntutan pelanggan, ancaman persaingan, perubahan peraturan, perubahan faktor ekonomi seperti perubahan suku bunga, dan pelanggaran karyawan terhadap prosedur perusahaan. Setelah resiko dapat diidentifikasi, maka dapat dilakukan analisis untuk memperkirakan besarnya pengaruh dari resiko tersebut serta tingkat kemungkinan terjadinya, dan menentukan tindakan-tindakan untuk meminimumkannya. Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Sedangkan penaksiran resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah penaksiran resiko yang terkandung di dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum, dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat. Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti : 1. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal. 2. Perubahan standar akuntansi. 3. Hukum dan peraturan baru. 4. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pengolahan informasi 5. Pertumbuhan pasar entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan personel yang terlibat di dalam fungsi tersebut. 11 c. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi. Aktivitas pengendalian dioperasikan untuk memastikan transaksi telah terotorisasi, adanya pembagian tugas, pemeliharaan terhadap dokumen dan record, perlindungan asset dan record, pengecekan kinerja dan penilaian dari jumlah record yang terjadi. Untuk itu perlu dibuat prosedur pengendalian. Prosedur pengendalian diterapkan untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa sasaran bisnis akan tercapai. Diantara prosedur-prosedur itu adalah: 1.Pegawai yang kompeten, perputaran tugas, dan cuti wajib. 2.Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan. 3.Pemisahan operasi, pengamanan aktiva, dan akuntansi. 4.Prosedur pembuktian dan pengamanan. d. Informasi dan Komunikasi Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut. Fokus utama prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara yang mencegah salah saji dalam asersi manajemen di laporan keuangan. Oleh karena itu, sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah : 1. Sah. 2. Telah diotorisasi. 3. Telah dicatat. 12 4. Telah dinilai secara wajar. 5. Telah digolongkan secara wajar. 6. Telah dicatat dalam periode seharusnya. 7. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun yang berada di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo juga merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern. Komunikasi informasi juga digunakan untuk mengidentifikasi, mendapatkan, dan menukarkan data yang dibutuhkan untuk mengendalikan dan mengatur operasi perusahaan. Informasi yang valid mengenai lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen untuk mengarahkan operasi dan memastikan terpenuhinya tuntutan-tuntutan pelaporan serta peraturan yang berlaku. e. Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat untuk menentukan apakah pengendalian intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan. Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan mengidentifikasi dimana letak kelemahannya dan memperbaiki efektivitas pengendalian tersebut. 13

2.4. Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal