Definisi dari Belanja Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Transfer Bagi Hasil Pendapatan

43 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan atas Laporan Keuangan

4.1.4. Jenis Pengeluaran Kas

Jenis pengeluaran kas daerah terdiri dari: a. Belanja daerah, dan b. Pengeluaran pembiayaan daerah. Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Berikut ini yang termasuk belanja daerah: kelompok belanja langsung dan kelompok belanja tidak langsung. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan, kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Berikut ini yang termasuk pengeluaran pembiayaan: pembentukan dana cadangan, penyertaan modal investasi pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.

A. Akuntansi Belanja

1. Definisi dari Belanja

Definisi belanja menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, sebagai berikut: “Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum NegaraDaerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. ” 44 Sedangkan definisi belanja menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagai berikut: “Belanja Daerah didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. ” Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan ekuitas dana pemerintah daerah. Kedua peraturan yang mengatur penatausahaan belanja tersebut, mengklasifikasikan belanja dengan klasifikasi yang berbeda sebagai berikut: No PP No 24 Tahun 2005 Permendagri No 13 Tahun 2006 1. Belanja Operasi Belanja Tidak langsung - Belanja pegawai - Belanja pegawai - Belanja barang - Bunga - Belanja bunga - Subsidi - Belanja subsidi - Hibah - Belanja hibah - Bantuan sosial - Belanja bantuan sosial - Belanja bagi hasil kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintah Desa - Belanja bantuan keuangan kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintah Desa - Belanja tidak terduga

2. Belanja Modal

Belanja Langsung - Belanja tanah - Belanja pegawai - Belanja peralatan dan mesin - Belanja barang dan jasa - Belanja gedung dan bangunan - Belanja modal 45 - Belanja jalan, irigasi, dan jaringan - Belanja asset tetap lainnya - Belanja asset lainnya

3. Belanja Tidak Terduga

-

4. Transfer Bagi Hasil Pendapatan

ke KabupatenKota - - Bagi hasil pajak ke KabKota - Bagi hasil retribusi ke KabKota - Bagi hasil pendapatan lainnya ke KabKota Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.

2. Akuntansi Transaksi Belanja PPKD