METODE HASIL FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING Faktor Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.

kasus pada semua umur, pada balita tercatat sebanyak 197 kasus dengan IR 56,3 per 1000 balita. Di tahun 2011 terdapat 781 kasus dan pada balita tercatat sebanyak 211 kasus dengan IR 60,3 per 1000 balita. Sedangkan di tahun 2012 terdapat 836 kasus dengan kasus diare pada balita sebanyak 164 kasus dengan IR 46,9 per 1000 balita, dari 10 Desa tersebut angka kejadian diarenya paling tinggi dari tahun 2010 sampai 2012 pada anak balita yaitu Desa Sumber Bening yang merupakan Desa yang memiliki kejadian kasus diare dari tahun 2010-2012 selalu mengalami peningkatan jumlah kasus penderita diare pada balita dan Desa Kenongorejo memiliki urutan kedua setelah Desa Sumber Bening yang memiliki urutan pertama di tahun 2010-2012 yang sebanyak 155 kasus pada semua umur, pada balita tercatat sebanyak 40 kasus di tahun 2010, 151 kasus balita sebanyak 46 kasus di tahun 2011, sedangkan di tahun 2012 tercatat sebanyak 178 kasus pada balita tercatat sebanyak 39 kasus. Desa Sumber Bening merupakan Desa yang sebagian besar daerahnya berlingkungan tanah, berdebu serta dekat dengan sungai Puskesmas Bringin, 2012.

B. METODE

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian analitik dengan pendekatan waktu secara longitudinal atau period time approach rancangan Case Control secara retrospektif ada tidaknya faktor risiko yang diduga berperan pada saat yang sama antara variabel bebas yang meliputi sumber air utama, jenis jamban, jenis lantai dan saluran pembuangan air limbah SPAL dan variabel terikat yaitu kejadian diare. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita diare pada balita di Desa Sumber Bening sebanyak 125 balita dari 3189 KK. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Ibu yang memiliki balita di Desa Sumber Bening sebanyak 80 kasus dan 80 kontrol. Pengambilan sampel data kasus dengan purposive sampling diambil dari seluruh balita yang ada di Desa Sumber Bening sehingga peneliti mendapatkan jumlah responden sesuai hasil perhitungan, sedangkan untuk data kontrol dengan simple random sampling diambil dari balita yang sama dalam mengambil sampel kasus yang berada di Desa Sumber Bening tersebut.

C. HASIL

Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi dengan luas wilayah sebesar 396,65 Ha dengan Jumlah penduduk sebanyak 7.623 Jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki sebanyak 3.869 jiwa, sedangkan jumlah perempuan sebanyak 3.754 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3189 KK. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Sumber Bening adalah sebagai buruh dan petani. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur Orang Tua di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Umur tahun Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n 20-30 41 51,25 47 58,75 31-40 33 41,25 28 35 ≥ 41 6 7,5 5 6,25 Total 80 100 80 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa responden pada kelompok kasus dan kontrol paling banyak umur 20-30 tahun yaitu masing-masing sebanyak 41 orang 51,25 pada kasus dan 47 orang 58,75 pada kontrol. Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur Balita Penderita Diare dan Non Penderita Diare di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Umur tahun Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n 1 13 16,25 53 66,25 2 24 30 29 36,25 3 15 18,75 12 15 4 6 7,5 8 10 Total 80 100 80 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa balita pada kelompok kasus paling banyak umur 2 tahun sebanyak 24 balita 30 dan pada kontrol paling banyak umur 1 tahun sebanyak 53 balita 66,25. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Tingkat pendidikan Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n SD 9 11,25 4 5 SMP 23 28,75 24 30 SMA 40 50 42 52,5 Perguruan Tinggi 8 10 10 12,5 Total 80 100 80 100 Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa responden pada kelompok kasus dan kontrol sebagian besar tingkat pendidikannya SMA yaitu masing-masing sebanyak 40 orang 50 pada kasus dan 42 orang 52,5 pada kontrol. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemakaian Sumber Air Utama di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Sumber air utama Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak baik 73 91,25 79 98,75 Baik 7 8,75 1 1,25 Total 80 100 80 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa, responden yang menderita diare sebagian besar memakai sumber air tidak baik yaitu sebanyak 73 orang 91,25. Sedangkan, responden yang tidak menderita diare sebagian besar memakai sumber air tidak baik sebanyak 79 orang 98,75. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Jamban di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Jenis jamban Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak leher angsa 68 85 78 97,5 Leher angsa 12 15 2 2,5 Total 80 100 80 100 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa, responden yang menderita diare sebagian besar memiliki jamban tidak leher angsa yaitu sebanyak 68 orang 85. Sedangkan responden yang tidak menderita diare sebagian besar memiliki jamban tidak leher angsa sebanyak 78 orang 97,5. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Lantai Rumah di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Jenis lantai Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak kedap air 70 87,5 79 98,75 Kedap air 10 12,5 1 1,25 Total 80 100 80 100 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa, responden yang menderita diare sebagian besar memiliki jenis lantai rumah tidak kedap air yaitu sebanyak 70 orang 87,5. Sedangkan, responden yang tidak menderita diare sebagian besar memiliki jenis lantai rumah tidak kedap air sebanyak 79 orang 98,75. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Saluran pembuangan air limbah Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak baik 11 13,75 3 3,75 Baik 69 86,25 77 96,25 Total 80 100 80 100 Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa, responden yang menderita diare sebagian besar memiliki saluran pembuangan air limbah baik yaitu sebanyak 69 orang 86,25. Sedangkan responden yang tidak menderita diare sebagian besar memiliki saluran pembuangan air limbah baik sebanyak 77 orang 96,25. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keberadaan Sampah di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Keberadaan sampah Penderita Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak baik 49 61,25 27 33,75 Baik 31 38,75 53 66,25 Total 80 100 80 100 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa, responden yang menderita diare sebagian besar keberadaan sampahnya tidak baik yaitu sebanyak 49 orang 61,25. Sedangkan, responden yang tidak menderita diare sebagian besar keberadaan sampahnya baik sebanyak 53 orang 66,25. Tabel 9. Analisis Hubungan Antara Sumber Air Utama dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Sumber air utama Kejadian Diare P value OR CI Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak baik Baik 73 7 91,25 8,75 79 1 98,75 1,25 0,032 7,575 0,910- 63,068 Total 80 100 80 100 Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact Test menunjukkan bahwa ada hubungan antara sumber air utama dengan kejadian diare dengan nilai p = 0,032≤0,05. Responden yang menggunakan sumber air utama yang tidak baik lebih banyak pada kelompok kontrol dari pada kasus, yaitu masing-masing sebanyak 79 orang 98,75 pada kontrol dan 73 orang 91,25 pada kasus. Sedangkan yang menggunakan sumber air utama baik lebih banyak pada kelompok kasus yaitu sebanyak 7 orang 8,75 dari pada kontrol yaitu sebanyak 1 orang 1,25. Nilai OR sebesar 7,575 CI 95 = 0,910-63,068 sehingga dapat diartikan bahwa, seseorang yang menggunakan sumber air utama yang tidak baik setiap hari dapat berisiko terkena diare sebesar 7,575. Tabel 10. Analisis Hubungan Antara Jenis Jamban dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Jenis jamban Kejadian Diare P value OR CI Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak leher angsa Leher angsa 68 12 85 15 78 2 97,5 2,5 0,004 13,941 1,767- 109,9 Total 80 100 80 100 Berdasarkan hasil uji Chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis jamban dengan kejadian Diare dengan nilai p = 0,004≤0,05. Responden yang menggunakan jenis jamban tidak leher angsa lebih banyak pada kelompok kontrol dari pada kasus, yaitu masing-masing sebanyak 78 orang 97,5 pada kontrol dan 68 orang 85 pada kasus. Sedangkan yang menggunakan jenis jamban leher angsa lebih banyak pada kelompok kasus yaitu sebanyak 12 orang 15 dari pada kontrol yaitu sebanyak 2 orang 2,5. Nilai OR sebesar 13,941 CI 95 = 1,767-109,9 sehingga dapat diartikan bahwa, seseorang yang menggunakan jenis jamban tidak leher angsa setiap hari dapat berisiko terkena diare sebesar 13,941. Tabel 11. Analisis Hubungan Antara Jenis Lantai dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Jenis lantai Kejadian Diare P Value OR CI Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak kedap air Kedap air 70 10 87,5 12,5 79 1 98,75 1,25 0,012 11,286 1,409- 90,39 Total 80 100 80 100 Berdasarkan hasil uji Chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis lantai dengan kejadian Diare dengan nilai p = 0,012≤0,05. Responden yang menggunakan jenis lantai tidak kedap air lebih banyak pada kelompok kontrol dari pada kasus, yaitu masing-masing sebanyak 79 orang 98,75 pada kontrol dan 70 orang 87,5 pada kasus. Sedangkan yang menggunakan jenis lantai kedap air lebih banyak pada kelompok kasus yaitu sebanyak 10 orang 12,5 dari pada kontrol yaitu sebanyak 1 orang 1,25. Nilai OR sebesar 11,286 CI 95 = 1,409-90,39 sehingga dapat diartikan bahwa, seseorang yang menggunakan jenis lantai tidak kedap air setiap hari dapat berisiko terkena diare sebesar 11,286. Tabel 12. Analisis Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air Limbah dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. SPAL Kejadian Diare P value OR CI Diare Kasus Non Diare Kontrol n n Tidak baik Baik 11 69 13,75 86,25 3 77 3,75 96,25 0,05 0,244 0,065- 0,912 Total 80 100 80 100 Berdasarkan hasil uji Chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara sumber air utama dengan kejadian Diare dengan nilai p = 0,05≤0,05. Responden yang menggunakan saluran pembuangan air limbah baik lebih banyak pada kelompok kontrol dari pada kasus, yaitu masing-masing sebanyak 77 orang 96,25 pada kontrol dan 69 orang 86,25 pada kasus. Sedangkan yang menggunakan saluran pembuangan air limbah tidak baik lebih banyak pada kelompok kasus yaitu sebanyak 11 orang 13,75 dari pada kontrol yaitu sebanyak 3 orang 3,75. Nilai OR sebesar 0,244 CI 95 = 0,065-0,912 sehingga dapat diartikan bahwa, seseorang yang menggunakan saluran pembuangan air limbah yang baik setiap hari dapat menurunkan risiko terkena diare sebesar 0,244. Tabel 13. Analisis Hubungan Antara Keberadaan Sampah dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Keberadaan sampah Kejadian Diare P value OR CI Diare Kasus Non Diare Kontrol n N Tidak baik Baik 49 31 61,25 38,75 27 53 33,75 66,25 0,001 0,305 0,159- 0,583 Total 80 100 80 100 Berdasarkan hasil uji Chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara keberadaan sampah dengan kejadian Diare dengan nilai p = 0,001≤0,05. Responden yang mengelola keberadaan sampah dengan baik lebih banyak pada kelompok kontrol dari pada kasus, yaitu masing-masing sebanyak 53 orang 66,25 pada kontrol dan 31 orang 38,75 pada kasus. Sedangkan yang mengelola keberadaan sampah dengan tidak baik lebih banyak pada kelompok kasus yaitu sebanyak 49 orang 61,25 dari pada kontrol yaitu sebanyak 27 orang 33,75. Nilai OR sebesar 0,305 CI 95 = 0,159-0,583 sehingga dapat diartikan bahwa, seseorang yang mengelola keberadaan sampah dengan baik setiap hari dapat menurunkan risiko terkena diare sebesar 0,305.

D. PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Dikota Sibolga Tahun 2003

1 37 126

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA REMBANG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2014

2 7 113

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 10

SKRIPSI FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN Faktor Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.

0 5 17

PENDAHULUAN Faktor Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sumber Bening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.

0 5 7

FAKTOR – FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS BUGANGAN - UDiNus Repository

0 0 2

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEHIDRASI DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJUDAN

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS WINDUAJI KABUPATEN BREBES TAHUN 2017

0 0 10

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI BEBERAPA REGIONAL INDONESIA TAHUN 2007

0 0 8