Windy Rolesya, 2014 KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM
MENULIS CERPEN : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
O2 : uji akhir pada kelompok eksperimen
X1 : perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran
menulis cerpen dengan menggunakan media kamar fiksi Y1
: perlakuan pada kelompok kontrol, yaitu pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media power point.
O3 : uji awal pada kelompok kontrol
O4 : uji akhir pada kelompok kontrol
Desain penelitian di atas menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
menggunakan media kamar fiksi, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan media powerpoint.
Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal yang sama O1 dan O3. Kemudian kelompok E yaitu kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu
penggunaan media kamar fiksi X1, sementara kelompok K yaitu kelompok kontrol menggunakan media power point Y1. Kemudian produk yang diperoleh
pada proses X1 dan Y1 yaitu karya tulis berupa cerita pendek, digunakan sebagai data posttes O3 dan O4.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya berbagai penafsiran atas penelitian ini, peneliti menentukan definisi operasional sebagai berikut.
1. Kemampuan berarti kemampuan siswa untuk menulis cerita pendek dengan
mengembangan komponen-komponennya terutama tema, tokoh dan penokohan, latar, dan alur.
2. Kamar Fiksi adalah sebuah media yang memiliki konsep dasarnya berupa
penggunaan media visual non elektronik dipadukan dengan perancangan
Windy Rolesya, 2014 KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM
MENULIS CERPEN : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
suasana di dalam ruangan dan lagu yang memancing siswa untuk rileks dan berimajinasi.
3. Menulis yaitu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.
4. Cerpen atau cerita pendek yaitu bentuk prosa fiktif atau rekaan pendek
sepanjang 400 s.d. 3000 kata atau 1 s.d. 10 halaman kertas folio yang mengandung peristiwa, konflik, tokoh atau pelaku, dan latar.
5. Tema merupakan ide utama pada suatu cerita yang disampaikan secara
implisit dan berpengaruh pada semua elemen cerita. 6.
Tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam cerita. 7.
Penokohan adalah karakter pelaku atau pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
8. Latar merupakan tempat digelarnya suatu cerita, waktu, serta suasana ketika
cerita itu terjadi. 9.
Alur merupakan jalan cerita yang didalamnya terdapat konflik, klimaks konflik, dan ending.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif dan penguasaan materi pembelajaran. Teknik tes dilaksanakan sebanyak
dua kali, yaitu tes awal pretest dan tes akhir posttest. Pada kelas ekperimen, tes awal dilakukan sebelum sebelum siswa mendapat perlakuan apapun dan tes akhir
dilakukan saat pembelajaran menggunakan media kamar fiksi. Sementara pada kelas kontrol, tes awal dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan apapun dan
tes akhir dilakukan saat pembelajaran menggunakan media power point. Selisih antara nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol akan menjadi bahan untuk
Windy Rolesya, 2014 KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM
MENULIS CERPEN : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyimpulkan efektif atau tidaknya media kamar fiksi sebagai media pembelajaran menulis cerpen.
2. Teknik Nontes
Teknik pengumpulan data secara nontes dilakukan dengan dua cara yaitu kuisioner dan observasi. Berikut ini merupakan penjabaran penggunaan kedua
teknik tersebut. a.
Kuisioner Teknik kuisioner dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah
siswa melakukan pembelajaran menulis cerpen. Kuisioner yang diberikan sebelum siswa melakukan pembelajaran menulis cerpen bertujuan untuk melihat keadaan
awal siswa yang mencakup pandangan siswa mengenai pembelajaran menulis cerpen, minat siswa untuk menulis cerpen, dan motivasi siswa untuk belajar
menulis cerpen. Sementara kuisioner yang diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran bertujuan untuk mengumpulkan data konkret dari responden
mengenai pengaruh media kamar fiksi terhadap pembelajarn menulis cerpen. Kuisioner tersebut diberikan kepada siswa-siswa di kelas eksperimen dan
siswa-siswa di kelas control. Data yang didapatkan dari kuisioner pada kelas eksperimen tersebut akan digunakan untuk memperkuat pengambilan keputusan
mengenai berhasil atau tidaknya penelitian ini. Sementara data yang dari kuisioner di kelas kontrol dijadikan sebagai penguat pembanding.
b. Observasi
Teknik observasi dilakukan terhadap keadaan siswa kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media kamar
fiksi, dan keadaan siswa kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint dalam pembelajaran menulis cerpen. Observasi ini dilakukan untuk melihat proses
pembelajaran dan akibat yang timbul setelah penggunaan media di masing-masing
Windy Rolesya, 2014 KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM
MENULIS CERPEN : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kelas. Observasi yang dilakukan yaitu observasi terhadap kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung.
E. Instrumen Penelitian