Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Benalu famili Loranthaceae secara empirik telah digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit, diantaranya utuk mengobati radang rahim, batuk rejan, amandel dan campak. Bagian yang digunakan adalah daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan. Salah satu benalu yang sering dimanfaatkan untuk pengobatan adalah benalu dari spesies Dendrophthoe pentandra yang tumbuh pada berbagai macam tanaman. Beberapa spesies dari famili Loranthaceae telah dilaporkan memiliki efek anti hipertensi Alam, 1986, antiviral Hasan, 1993; Lohezicc-Le et al, 2002, anti diabetic Harvala et al, 1984; Obatoni et al, 1994, respon immunobiologi Fernandez et al, 2003, antikanker Ohashi et al, 2003, antitumor Zarkovic et al, 1998; Yoon et al, 1999, antimikrobial dan anti konvulsan Amabeoku et al, 1998 dan untuk pengobatan schizoprenia Block and Stevenson, 1971. Artanti, et al. 2003 melakukan pengujian aktivitas antioksidan dan toksisitas benalu mangga Dendrophthoe pentandra dan benalu nangka Macrosolen cochinchinensis. Hasil skrining benalu tersebut menunjukkan bahwa dengan metode DPPH free radical scavenging activity Yen and Chen, 1995 yang dimodifikasi, semua ekstrak air dan etanol yang diuji aktif sebagai antioksidan dengan IC 50 50 µgmL. Uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test BSLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol benalu relatif lebih bersifat toksik dibanding ekstrak airnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa yang aktif sebagai antioksidan tidak selalu bersifat toksik terhadap larva Artemia salina Leach.. Kromatografi lapis tipis KLT dan High Pressure Liquid Chromatography HPLC menunjukkan bahwa kedua benalu tersebut mengandung senyawa yang serupa namun memilki profil kromatogram yang berbeda. Nararto 1996 menyatakan bahwa isolat flavonoid dari benalu mangga Dendrophthoe pentandra dapat menghambat pertumbuhan larva udang Artemia salina Leach., suatu metode skrining awal agen antikanker. Isolat flavonoid tersebut dengan dosis 2,44 mg0,2 mL mampu menghambat pertumbuhan kanker pada mencit yang diinduksi dengan benzoapiren pada daerah interskapuler p0,05 Sukardiman, 1999. Jamilah 2003 menemukan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol benalu spesies Dendrophthoe pentandra yang tumbuh pada berbagai inang memiliki senyawa utama yang sama. Senyawa tersebut diperkirakan merupakan senyawa kuersetin, yaitu suatu senyawa flavonoid glikosida yang merupakan marker taksonomi dari famili Loranthaceae. Senyawa yang sama juga telah diisolasi dari benalu nangka Macrosolen cochinchinensis. Senyawa inilah yang kemudian dimungkinkan sebagai senyawa aktif yang bertanggungjawab terhadap aktivitas antikanker benalu. Senyawa ini dapat beraksi sebagai antikanker pada regulasi siklus sel, berinteraksi dengan reseptor estrogen ER tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase Lamson, et al. 2000. Berdasarkan hal tersebut maka Dendrophthoe pentandra memiliki toksisitas terhadap artemia dan dapat dikembangkan sebagai antikanker. Salah satu inang dari Dendrophthoe pentandra adalah cengkeh, dan benalu yang tumbuh pada cengkeh ini belum banyak diteliti. Meluasnya resistensi mikroba terhadap obat-obatan yang ada, mendorong pentingnya penggalian sumber antimikroba dari bahan alam. Tanaman obat diketahui potensial dikembangkan lebih lanjut pada penyakit infeksi namun masih banyak yang belum dibuktikan aktivitasnya secara ilmiah. Pada penelitian ini uji antibakteri dilakukan terhadap Staphylococcus aureus, karena menurut keterangan empiris, Dendrophtoe pentandra digunakan untuk mengobati radang tenggorokan sedangkan radang tenggorokan sering disebabkan oleh bakteri S. aureus. Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen gram-positif yang bersifat invasif dan merupakan flora normal pada kulit, mulut, dan saluran nafas bagian atas. Staphylococcus aureus menyebabkan pneumonia, meningitis, endokarditis dan infeksi kulit Jawetz, et al., 2005. Staphylococcus aureus merupakan patogen paling utama pada manusia Jawetz, et al., 2005. Sejauh ini belum ditemukan literatur tentang uji anti bakteri dan toksisitas ekstrak benalu spesies Dendrophthoe pentandra yang tumbuh pada tanaman cengkeh, maka dilakukan penelitian dengan judul “uji toksisitas Arthemia salina Leach dan antibakteri Staphylococcus aereus ekstrak etanol daun benalu cengkeh Dendrophthoe pentandra L. Miq.”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat Dan N-Heksana Daun Benalu Kakao(Dendrophthoe Pentandra (L.) Miq.)

13 163 120

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Serta Fraksi-Fraksi Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi l.) TerhadapBakteri Staphylococcus Aureus Dan Klebsiella Pneumoniae

18 96 103

Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Serta Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Teripang Pearsonothuria graeffei (Semper) Terhadap Artemia salina Leach

5 47 77

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

23 113 70

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU CENGKEH (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) TERHADAP Candida albicans DAN Trichophyton rubrum.

0 5 27

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL BENALU TEH (Scurrula atropurpurea (BI) Dans.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SERTA UJI TOKSISITAS TERHADAP Artemia salina Leach.

0 2 19

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe petandra (L.) AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe petandra (L.) Miq.) TERHADAP Staphylococcus aureus.

1 2 18

PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe petandra (L.) Miq.) TERHADAP Staphylococcus aureus.

1 2 15