Strategi Humas Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung Dalam kegiatan Hari Bumi

(1)

iv ABSTRACT

PUBLIC RELATIONS STRATEGY LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) BANDUNG ON EARTH DAY ACTIVITIES

By:

Dika Wildaneswara NIM : 43307007

Under the Guidance: Arie Prasetio S.Sos, M. Si

This study aims to determine Public Relations strategy of Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional - LAPAN Bandung on Earth Day activities, through fact-finding, planning, forms of communication and evaluation was conducted by the publicity department Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer Dan Iklim - LAPAN Bandung.

The method used in this research is descriptive method, the technique of data collecting is by interview, study of literature and online data searches. Technique of this research used purposive sampling technique. The subjects were LAPAN Bandung informants namely Mr. Sudirman, SH.MAP as Public Relations Officer.

Based on the analysis of research from the activities of Earth Day, with through several stages including, Fact-finding is to make searching the web, observation to find common ground and picked up the theme of Planet Earth Day. Planning is preparing the infrastructure and facilities such as parking areas, and exhibition stands for Bazzar. Form of communication that is an event held on April 22, 2009 of them held a public scientific lecture, discussions for high school students and popular science writing competition. Evaluation is done is by improving infrastructure such as increasing seating for visitors and campaigning activities of the day the earth for the wider community aware of the global Earth Day activities.

As a conclusion from the study, that the Public Relations strategy of Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasiona - LAPAN Bandung on activity Day Earth seen from the planning process up to stage an effective communication and good response on Earth Day activities went well.

Author`s suggestions to Humas PUSFATSATKLIM for the next Earth Day activities is to increase again over the program to socialize with public so that the image and name of LAPAN is becoming better known in society


(2)

iii Oleh : Dika Wildaneswara

NIM : 43307007

Tugas Akhir ini dibawah Bimbingan : Arie Prasetio S.Sos, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional - LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi, melalui pengumpulan data, perencanaan, bentuk komunikasi dan evaluasi yang dilakukan bagian Humas Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer Dan Iklim – LAPAN Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan wawancara, studi pustaka, dan penelusuran data online. Teknik dari penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subyek penelitian adalah LAPAN Bandung dengan informan yaitu Bpk. Sudirman, SH.MAP sebagai Pranata Humas.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dari kegiatan hari bumi, dengan melalui beberapa tahapan diantaranya, Pengumpulan data yaitu dengan melakukan searching web dan observasi hingga menemukan titik temu dan mengangkat tema Hari Planet Bumi. Perencanaan yaitu mempersiapkan sarana dan prasarana seperti area parkir, stands untuk bazzar dan pameran. Bentuk komunikasi yaitu acara yang diselenggarakan pada tanggal 22 April 2009 diantaranya mengadakan ceramah umum ilmiah, diskusi untuk murid SMU dan lomba karya tulis ilmiah popular. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan memperbaiki prasarana seperti memperbanyak tempat duduk bagi pengunjung dan mengkampanyekan kegiatan hari bumi agar masyarakat luas mengetahui akan adanya Peringatan Hari Planet Bumi sedunia.

Sebagai kesimpulan dari penelitian, bahwa strategi humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional - LAPAN Bandung dalam kegiatan hari bumi dilihat dari proses perencanaan hingga tahap komunikasi yang efektif dan response yang bagus dalam Kegiatan Hari Bumi berjalan dengan baik.

Saran untuk Humas PUSFATSATKLIM yaitu kegiatan Hari Bumi untuk selanjutnya lebih ditingkatkan lagi program – program sosialisasi dengan masyarakat sehingga citra dan nama LAPAN pun lebih dikenal dimata masyarakat.


(3)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

HUMAS (Hubungan Masyarakat) merupakan salah satu fungsi untuk menghubungkan pihak atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Pada dasarnya publik dalam Humas biasanya dikategorikan sebagai hubungan internal dan hubungan eksternal. Hubungan internal adalah publik yang berada di dalam lingkungan organisasi perusahaan yang meliputi seluruh staff perusahaan yaitu karyawan, pimpinan, para pemegang saham, dan pihak manajemen. Sedangkan Hubungan eksternal adalah publik yang berada di luar lingkungan organisasi perusahaan yang meliputi instansi-instansi pemerintah, pelanggan, distributor, pemasok bank, media atau pers komunitas dan lain sebagainya.

Dari definisi tersebut dapat dilakukan suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya Humas menekankan pada “falsafah manajemen”. Hal ini menunjukan bahwa Humas adalah suatu yang dilakukan dalam hal-hal yang tidak menyimpang dari suatu kebenaran, kejujuran serta pelayanan yang baik bagi publik, mempunyai etika yang baik dalam melakukan kegiatan komunikasi bagi publiknya, dan juga merupakan upaya untuk menanamkan kepercayaan publik terhadap LAPAN Bandung.


(4)

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional - LAPAN merupakan salah satu badan usaha milik negara yang merupakan satu-satunya Institusi di Indonesia yang melakukan penelitian ozon sejak tahun 1986, kaitan penelitian dalam bidang sains atmosfer seperti prediksi/pembuatan model iklim, masalah ozon, polusi udara dan gas rumah kaca, merupakan tugas pokok dan fungsi LAPAN, khususnya di Pusfatsatklim (Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim) Bandung. Lembaga kedirgantaraan nasional tersebut merupakan lembaga pemerintahan non Departemen yang bernaung dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi. Sebagai Lembaga pemerintahan non Departemen yang bergerak dalam suatu penelitian serta pengembangan dibidang sains maka dibutuhkan pengadaan atas persediaan yang mendukung kegiatan operasional.

Dalam kegiatannya Humas memiliki kewajiban untuk membuat program-program yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan publik luar (eksternal) diharapkan dapat menghasilkan perubahan sikap positif dari publik luar atau khalayak.

Pihak LAPAN melalui divisi Humas Pusfatsatklim menerapkan strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan kebutuhan informasi bagi publik dengan membuat Kegiatan Hari Bumi yang diselenggarakan pada Selasa 22 April 2009 di Kantor Lapan Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda Peringatan Tahun Internasional Planet Bumi 2007-2009 merupakan inisiatif bersama


(5)

3

dari UNESCO dan International Union of Geological Sciences (IUGS), serta didukung oleh 191 negara anggota PBB. Tahun Internbasional Planet Bumi telah berjalan sejak bulan Januari 2007 berakhir hingga bulan April tahun 2009 dideklarasikan oleh Sidang Umum PBB sebagai tahun Internasional Hari Planet Bumi.

Menyelenggarakan sebuah Kegiatan Hari Bumi adalah salah satu kiat untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat dan generasi muda untuk lebih mengenal bumi melalui ilmu pengetahuan kebumian, dalam rangka menciptakan masyarakat dunia yang lebih aman, sehat dan sejahtera. Melalui serangkain kegiatan itu sendiri dalam hal ini, maka Kegiatan Hari Bumi dari Humas LAPAN tersebut akan mampu memuaskan bagi pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan serta dalam suatu kesempatan, baik untuk meningkatkan pengetahuan, pengenalan, maupun upaya pemenuhan selera dan menarik simpati atau empati.

Acara yang dihadiri oleh sekurangnya 100 orang pengunjung yaitu Guru-guru SLTP, SMU, Perguruan Tinggi, Pers, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan umum. Kegiatan yang diisi dengan memberikan ceramah umum kepada guru-guru SD dan SLTP tentang peran lembaga riset dan penulisan ilmiah populer untuk sosialisasi dalam upaya penyelamatan planet bumi, bazaar produk ramah linkungan, pameran poster hasil litbang LAPAN, serta pengumuman lomba karya tulis. LAPAN mengundang mereka untuk terlibat dalam kegiatan tersebut sesuai target sasaran


(6)

LAPAN yang berperan penting untuk menunjang dunia pendidikan, minimal memberikan informasi kepada masyarakat.

Sebagai Ketua Panitia, Dr. Eddy Hermawan, dan sambutan dari puncak peringatan Hari Bumi kali ini meliputi presentasi pengenalan LAPAN oleh Kepala Biro Humasmagan Ir. Mawardi Nur, M. Sc.

Kegiatan Hari Bumi Deputi Sains, LAPAN Drs. Bambang S. Tedjasukmana dalam sambutannya, ia mengulas fenomena perubahan iklim, salah satunya temperatur udara di suatu kawasan yang semakin terasa panas. Dengan menyampaikan tema ”Sayangi Bumi!”, ia mengajak kontribusi langsung peserta dalam mendukung upaya penyelamatan bumi secara global. Dalam sambutan penutup, Ka Pusfatsatklim, Dr. Thomas Djamaluddin mengajak peran serta masyarakat untuk mendukung upaya tersebut.

Lebih dari 70 negara bersepakat melaksanakan Hari Bumi. Momen tersebut tentunya bukan hanya simbol belaka. Masing-masing memberikan peran dalam mendukung upaya penyelamatan planet bumi dari kerusakan. ”Tak usah menunggu orang lain melakukan, namun sejak dini, kita secepatnya berbuat. Nah, Bapak dan Ibu tentunya mempunyai peran sentral untuk memberikan pendidikan lingkungan dengan dimulai dari lingkungan keluarga!” ujarnya menyarankan. Adapun upaya sosialisasi juga masih perlu dilakukan melalui berbagai media dan cara.


(7)

5

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Strategi Humas Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung Dalam Kegiatan Hari Bumi .”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka LAPAN Bandung menempatkan humas dalam melaksanakan strateginya.

Dengan demikian penelitian ini diarahkan pada hal-hal sebgai berikut :

1. Bagaimana pengumpulan data Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi ?

2. Bagaimana perencanaan Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi ?

3. Bagaimana bentuk komunikasi Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi ?

4. Bagaimana evaluasi Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi ?

5. Bagaimana strategi Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi ?


(8)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud peneliti adalah untuk mengetahui secara detail tentang strategi Humas LAPAN Bandung sebagai media informasi dalam Kegiatan Hari Bumi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Pada akhir tujuan penelitian akan digunakan sebagai rujukan dalam merumuskan hasil dan kesimpulan penelitian, tujuan tersebut antara lain menunjukan apa yang dilakukan yaitu :

1. Untuk mengetahui pengumpulan data yang dilakukan Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi.

2. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi.

3. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang disampaikan Humas LAPAN dalam Kegiatan Hari Bumi.

4. Untuk mengetahui evaluasi dari Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi.

5. Untuk mengetahui strategi dari humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi.


(9)

7

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan Public Relations serta memperkaya wawasan kalangan akademis terutama mengenai perkembangan strategi komunikasi dalam kegiatan atau program-program Humas.

1.4.2 Kegunaan Praktis

A. Kegunaan bagi Perusahaan

1. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi LAPAN Bandung untuk lebih meningkatkan program-programnya.

2. Diharapkan dapat bermanfaat bagi karyawan LAPAN Bandung untuk lebih meningkatkan kinerja dalam setiap kegiatan terutama khususnya untuk divisi Humas Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer Dan Iklim – LAPAN Bandung.

B. Kegunaan Penelitian bagi Mahasiswa

1. Untuk merealisasikan Ilmu yang didapat dan dipelajari di kampus dengan penelitian dan untuk pengalaman kerja.

2. Mempraktekkan pengetahuan yang dimiliki penulis mengerjakan tugas-tugas tertentu.


(10)

C. Kegunaan Penelitian bagi Universitas

1. Dapat menjalin kerjasama yang baik dengan beberapa lembaga atau perusahaan yang dapat menunjang dalam kemajuan pendidikan.

2. Untuk memenuhi program kurikulum yang telah ditentukan.

1.5 Kerangka Berpikir 1.5.1 Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini, untuk dapat memahami masalah yang akan diteliti perlu dikemukakan teori dan konsep yang ada dalam studi ini khususnya studi Public Relations yang dianggap relevan dengan obyek penelitian dengan menggunakan tahap-tahap proses operasional Public Relations.

Menurut Cutlip & Center (1961), dimana untuk mencapai efek yang maksimal dalam kegiatan komunikasi, proses operasional Public Relations haruslah melalui 4 tahapan yaitu:

1. Fact-finding

Yaitu pengumpulan data sesuai dengan kenyataan yang ada.

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana citra institusi/lembaga di mata khalayak. Kegiatan Fact-finding diharapkan bahwa manajemen akan mengetahui gambaran yang objektif tentang lembaganya di mata khalayak.


(11)

9

Gambaran tersebut hanya bisa didapatkan melalui research, sebagaimana Cutlip & Center mengatakan “Apabila dalam menyusun kegiatan PR tidak didasari dengan research, maka Public Relations tidak lebih daripada kegiatan teknis bertingkat rendah dalam mendukung keputusan manajemen dimana praktisi PR tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

Research juga merupakan proses pengumpulan informasi secara sistematis untuk menggambarkan dan memahami situasi untuk memeriksa asumsi-asumsi tentang publik dan konsekuensi PR.

Selanjutnya research akan dimanfaatkan sebagai landasan kegiatan manajemen untuk kegiatan komunikasi yang akan dilakukan oleh Humas Pusfatsatklim – LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi. Hasilnya yaitu berupa dokumentasi, data-data terbuka (secara sosial dapat dilihat). Fact-finding merupakan pedoman manajemen secara keseluruhan.

2. Planing & Programing

Yaitu tahap perencanaan dan membuat program sesuai apa yang telah diketahui dalam tahap fact finding.

Perencanaan dan programan merupakan segala informasi atau data masukan yang diproleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk rencana tindakan sebagai pemecahannya. Perencanaan Public Relations


(12)

merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan program antara lain: sifat, waktu dan lingkungan. Perencanaan juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar organisasi, serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.

3. Communicating

Yaitu tahap pelaksanaan komunikasi.

Merupakan tahap implementasi sesuai fakta/data yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Misalnya dengan mengkomunikasikan sesuai dengan bentuk-bentuk komunikasi yaitu:

Personal communications Group communications Mass communications

Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan :

“The actions component of strategi”: Public Relations harus dapat melakukan tindakan yang sifatnya acting responsively dan responsibly, artinya Public Relations harus dapat mau mendengar keinginan publik sehubungan sengan segala kegiatan yang dilakukan.


(13)

11

The communications component of strategy”: mempertimbangkan seluruh komponen komunikasi yang dilaksanakan dimulai pada saat menggunakan media, menggunakan sumber komunikasi, membawa komunikasi yang lebih diinginkan, memodifikasi pesan yang disampaikan sesuai kerangka pesan yang baik dan dapat menggiring opini publik yang baik, sikap dan prilaku yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya komponen-komponen komunikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pemograman.

Implimentating the strategi credibility, context, content, clarity, continuiity & consistency, chanel, capability of audience

4. Evaluating

Yaitu tahap melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap berikutnya.

Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan Public Relations benar-benar telah dilaksanakan sesuai rencana berdasarkan hasil penelitian atau tidak. Penilaian untuk mengetahui sejauhmana kelancaran kegiatan Public Relations yang telah berlangsung dalam Kegiatan Hari Bumi di Pusfatsatklim – LAPAN Bandung.

Pada tahapan terakhir ini dilakukan perbaikan – perbaikan untuk menciptakan hubungan yang harmonis diantara publik suatu badan/lembaga dan instansi terkait.


(14)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dari tahap-tahap proses operasional Public Relations menurut Cutlip & Center (1961), peneliti mengaplikasikannya kedalam masalah penelitian. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Dari segi Fact-finding

Dalam tahap ini pra penelitian Humas Pusfatsatklim – LAPAN Bandung berusaha mencari keterangan yang merupakan data faktual. Keterangan yang mentah itu harus diolah terlebih dahulu. Dengan cara melakukan survey disini Humas Pusfatsatklim kemudian melakukan perbandingan, pertimbangan, penilaian dan analisis sehingga akhirnya dapat diperoleh kesimpulan sampai dimana tingkat keberhasilan Humas Pusfatsatklim dalam Kegiatan Hari Bumi berlangsung.

Dari data/fakta yang diperoleh itu kemudian pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melakukan searching web, penyebaran angket dan melakukan obsevasi hingga menemukan titik temu dan mengangkat tema Hari Planet Bumi. Dengan demikian, maka Humas Pusfatsatklim berinisiatif untuk mengadakan program Kegiatan Hari Bumi.

2. Dari segi Planing & Programing

Tahap penelitian berlanjut ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini Humas Pusfatsatklim melakukan penyusunan daftar masalah. Dengan adanya


(15)

13

daftar tersebut akan dapat dilakukan pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan nantinya perencanaan ini perlu dipikirkan dengan matang. Oleh karena itu, Kegiatan Hari Bumi merupakan salah satu tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan Humas Pusfatsatklim keseluruhan.

Perencanaan dalam melaksanakan Kegiatan Hari Bumi dengan acara yang dihadiri oleh sekurangnya 100 orang pengunjung yaitu Guru-guru SLTP, SMU, Perguruan Tinggi, Pers, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan umum. Maka Humas Pusfatsatklim mempersiapkan sarana dan prasarana seperti Area parkir, stands untuk Bazzar dan Pameran, Taman ruangan untuk menanam pohon, Alat-alat peraga, Spanduk, Perlengkapan Sound System dan sarana penunjang lainnya.

3. Dari segi Communicating

Sampailah pada tahap komunikasi, tahap pelaksanaan komunikasi disini, misalnya dengan terjadinya pemberitahuan dari Humas Pusfatsatklim kepada pengunjung Kegiatan Hari Bumi tahun 2009 terkait tentang program Kegiatan Hari Bumi secara persuasif yaitu berusaha mengubah keyakinan, nilai atau sikap pengunjung. Hal tersebut biasanya disesuaikan dengan apa yang direncanakan sebelumnya.

Kegiatan peringatan Tahun Internasional Planet Bumi pada tahun 2009 di Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim – LAPAN, dilaksanakan dan


(16)

dirancang dengan pendekatan multi-disiplin, antara lain pendekatan sains, sosial, seni dan budaya, yang disampaikan melalui pesentasi multi-media.

4. Dari segi Evaluating

Tahap-tahap proses operasiaonal Humas Pusfatsatklim – LAPAN Bandung berlangsung secara berkesinambungan dalam bentuk hubungan yang terdiri dari program kegiatan dan frekuensi. Evaluating adalah tahap akhir setelah tahap-tahap pengumpulan data, perencanaan dan komunikasi. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pentahapan proses operasional Humas Pusfatsatklim itu dalam prakteknya berlangsung secara kesinambungan, sehingga tidak tampak kapan dimulainya evaluation, sebab evaluation berakhir telah dimulai pula dengan pengumpulan data untuk mencari fakta. Tidak jarang perubahan suatu program yang telah direncanakan dan memang setiap program dalam tahap perencanaan fleksibel, tidak kaku demi kelancaran kegiatan yang dilakukan.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yaitu pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data informasi, yang ditujukan kepada HumasPusfatsatklim LAPAN Bandung. Adapun pertanyaan penelitian tersebut sebagai berikut :


(17)

15

1. Pertanyaan mengenai identitas responden (jenis kelamin, agama, status, pendidikan terakhir)

2. Pertanyaan mengenai permasalahan penelitian : a. Pengumpulan Data Kegiatan Hari Bumi

- Bagaimana persiapan pencarian data yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi?

- Bagaimana proses pencarian data yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi?

- Apa kelebihan dan kekurangan pencarian data yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi?

b. Perencanaan Kegiatan Hari Bumi

- Bagaimana perencanaan dilakuakan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi kepada para pengunjungnya?

- Apakah perencanaan kegiatan yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi sudah efektif dan efisien kepada para pengunjungnya?

- Apa jenis perencanaan yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi kepada para pengunjungnya?


(18)

c. Bentuk Komunikasi Kegiatan Hari Bumi

- Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi kepada para pengunjungnya?

- Seperti apa isi pesan yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi kepada para pengunjungnya?

- Apakah isi pesan yang di berikan oleh Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi kepada para pengunjungnya sudah efektif?

d. Evaluasi Kegiatan Hari Bumi

- Bagaimana evaluasi yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi kepada para pengunjungnya?

- Apa yang diharapkan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dari diadakannya evaluasi ini dalam program kegiatan Hari Bumi bagi para pengunjungnya?

- Seberapa sering evaluasi yang dilakukan Humas Pusfatsatklim - LAPAN Bandung dalam program kegiatan Hari Bumi kepada para pengunjungnya?


(19)

17

1.7 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yang digunakan dalam menyusun tugas akhir. Menurut Rakhmat dalam bukunya “Metode Penelitian

Komunikasi” mengemukakan bahwa metode ini mempunyai ciri – ciri sebagai

berikut :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan masalah yang ada.

2. Mendefinisikan masalah atau memeriksa kondisi praktek – praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama pada masa yang akan datang. (Rakhmat, 1997 : 24)

Seperti yang dikemukakan oleh Furchan (2004:447) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana terdapat pada penelitian eksperimen.

Dengan melalui metode ini maka penulis akan menggambarkan masalah yang akan dibahas berdasarkan data-data yang dimaksud sebagai suatu proses analisis untuk mencari relevansi dari data yang diperoleh yang akan mendeskripsikan mengenai Strategi Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi.


(20)

1.8 Teknik Pengumpulan Data

Ciri lain dari Metode Deskriptif bertitik berat pada observasi dan suasana alamiah, peneliti bertindak sebagai pengamat, dan hanya membuat kategori pelaku. Mengamati gejala dan mencatatnya, oleh karena itu untuk mempermudah penelitian ini maka penulis melakukan :

1.8.1 Wawancara

Data yang diperoleh oleh peneliti yaitu dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan Humas Pusfatsatklim – LAPAN Bandung. Seperti yang dikemukakan oleh Stewart

dan Cash, 1988, hal. 3. “Suatu proses komunikasi diadik, relasional dengan

tujuan yang serius dan ditetapkan terlebih dulu dirancang untuk mempertukarkan prilaku dan melibatkan tanya jawab”.

1.8.2 Studi kepustakaan

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku ilmiah untuk mendapatkan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan penulis teliti dan company profil perusahaan yang bersangkutan.

1.8.3 Internet Searching

Peneliti juga menggunakan teknik penelusuran data online untuk melengkapi sebagai referensi dalam tugas akhir selain data – data hasil dari wawancara, observasi dan studi pustaka, untuk mempercepat kerja peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.


(21)

19

1.9 Teknik Analisis Data

Pada dasarnya penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif dan metode pemikiran berawal dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan kaidah umum. Selanjutnya data tersebut akan diolah dengan langkah – langkah sebagai berikut

1. Pengumpulan data yang dilakukan penulis pada saat tahap awal sehingga berbagai macam data kualitatif mengenai Strategi Humas LAPAN Bandung dalam Kegiatan Hari Bumi.

2. Klasifikasi data yakni proses penelitian, pemusatan penelitian pada penyederhanaan data mentah dari catatan lapangan atau penelitian, membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban, kualifikasi jawaban atau informan penelitian terhadap Humas Pusfatsatklim – LAPAN Bandung.

3. Proses akhir analisis penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada rujukan berbagai teori yang digunakan dimana di dalamnya ditentukan suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan fakta hasil penelitian di lapangan.

1.10 Subjek Penelitian & Informan 1.10.1 Subjek Penelitian

Dalam suatu penelitian agar berjalan baik dan efektif dengan data yang akurat maka peneliti sangat memerlukan subjek penelitian yang memiliki pengertian “Sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya


(22)

akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian”.

Karyawan yang ada di LAPAN Bandung khususnya bagian Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Pusfatsatklim) akan menjadi subjek penelitian diantaranya :

Tabel 1.1 Subjek Penelitian

No Nama Jabatan

1. Bpk. Sudirman, SH.MAP Pranata Humas

2. Bpk. Djoko Trianas, A.md. Ka. Urusan Tata Usaha Perpustakaan

3. Bpk. Sumardi Ka. Urusan TU Perpustakaan 4. Bpk. Sugito Staff TU Arsiparis

5. Bpk. Nana Nirmanudin Staff TU Persuratan

1.10.2 Informan

Informan (narasumber) adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya informan atau narasumber penelitian ini ada


(23)

21

dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit), antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial.

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling yang menggunakan teknik purposive sampling. Yang memiliki pengertian “teknik pengambilan informan yang mewakili subjek penelitian yang pada umumnya sudah disepakati bersama”. Informan dalam penelitian ini adalah Karyawan Pusfatsatklim – LAPAN Bandung yaitu Bpk. Sudirman, SH.MAP sebagai Pranata Humas Pusfatsatklim – LAPAN Bandung. (file:htp///www.tatang M. Amirin blog`s 2010 diakses tanggal 19/12/10 pukul.20.05)

Peneliti mengambil informan khusus di bagian Pusfatsatklim diantaranya :

Tabel 1.2 Informan

No Nama Jabatan


(24)

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung. Jl. DR. Djunjunan 133 Bandung 40173 Indonesia. LAPAN sendiri memiliki 2 divisi humas yaitu PUSFATSAINSA (Pusat Pemanfaatan Sains dan Antariksa) dan PUFATSATKLIM (Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim) namun peneliti memfokuskan penelitian tersebut di divisi humas PUSFATSATKLIM.

Tlp : 022 6037443 Fax : 022 6037445

Website / Email : www.bdg.lapan.go.id.

1.11.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai dengan Februari 2011, berikut ini adalah tabel kegiatan penelitian.


(25)

23

Tabel 1.2

Waktu Penelitian

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul 2 Acc Judul 3 Persetujuan Pembimbing 4 Membicarakan judul 5 Pengajuan Surat Penelitian 6 Bimbingan Bab 1 7 Penyerahan Draf Bab 1 8 Penyerahan Draf Bab 2 9 Penyerahan Draf Bab 3 10 Penyerahan Draf Bab 4 11 Penyerahan Draf Bab 5 12 Penyusunan tugas akhir 13 Sidang

Sumber : Penelitian tahun 2011

1.12 Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan dalam penulisan laporan ini penyusunan dibagi menjadi 5 bab, yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan

Dalam pendahuluan ini diuraikan dari hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, kerangka


(26)

konseptual, metode penelitian, teknik analisis data, subjek penelitian dan informan, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Secara umum membahas tentang tinjauan komunikasi, proses public relations, tinjauan public relation, internal public relations dan external publik relations, tujuan, fungsi serta tugas public relations. Tinjauan tentang trategi dan tujuan stategi, tinjauan kehumasan Pusfatsatklim – LAPAN Bandung dan tinjauan tentang kegiatan Kegiatan Hari Bumi. BAB III Objek Penelitian

Pada bab ini memberikan gambaran tentang objek yang diteliti yaitu Kehumasan PUSFATSATKLIM LAPAN Bandung, mengenai sejarah LAPAN, visi dan misi, lambang perusahaan, struktur organisasi LAPAN, job description serta sarana dan prasarana.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini berisikan tentang uraian hasil penelitian dengan menganalisis data yang diperoleh dari wawancara dan studi pustaka.

BAB V Penutup


(27)

25 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah istilah yang begitu populer dewasa ini. Media massa, buku, kelompok diskusi, pelatihan, lokakarya, seminar dan sebagainya membahas komunikasi. Manusia tidak mungkin tanpa komunikasi, semua tingkah laku macam apapun adalah kegiatan “komunikasi” sedangkan “diam” pun merupakan suatu komunikasi, karena bagi orang lain berarti “aku tidak bicara”. Jadi setiap komunikasi mengandung aspek yang merupakan aspek relasi. Dari masing-masing komunikasi mempunyai aspek tertentu dalam berkomunikasi, dalam aspeknya akan menghasilkan “aspek relasi”.

Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga seni bergaul. Agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita secara kreatif (Kinchaid dan Scramm, 1977:2).

Mengutip dari beberapa teori seperti Verdeber, 1978:7, bahwa “Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dalam mana makna yang distimulasikan serupa atau


(28)

sama dengan yang dimaksudkan komunikator – pendeknya, komunikasi efektif adalah makna bersama. Komunikasi yang efektif membutuhkan kepekaan dan keterampilan yang hanya dapat kita lakukan setelah kita mempelajari proses komunikasi dan kesadaran akan apa yang kita dan orang lain lakukan ketika kita sedang berkomunikasi. Mempelajari komunikasi yang efektif pada dasarnya adalah berusaha memahami apa yang menyebabkan orang lain berprilaku sebagaimana yang ia lakukan (Baird et al., 1973:5).

Ahli komunikasi lainnya Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi seperti yang dikutip Onong Uchjana Effendy, sebagai berikut:

“Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian pesan dan informasi serta pementukan pendapat dan sikap. Lebih khusus lagi bahwa komunikasi adalah proses merubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behaviour of the individuals)”.

(Effendy, 1997:10)

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan usaha sistematis, artinya suatu keseluruhan dari seluruh bagian-bagian yang masing-masing bagian mempunyai hubungan struktural dan fungsional, dapat diartikan pula bahwa komunikasi merupakan susunan yang teratur dari penyampaian pesan keseluruhan. Komunikasi bukan saja menekan pada penyampaian pesan, tetapi juga pembentukan pendapat dan sikap individu agar sesuai dengan harapan penyampaian pesan.


(29)

27

Komunikasi mempunyai tujuan dan fungsi sebagai berikut : A. Tujuan Komunikasi

1. Perubahan Sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behaviour change) 4. Perubahan sosisal (social change) B. Fungsi Komunikasi

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidk (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2000 : 8)

Dari berbagai pendapat atau definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ilmuan, jelas bahwa komunikasi mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, pikiran, pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan maupun harapannya. Komunikasi dilakukan tidak hanya untuk memberikan informasi agar orang lain menjadi tahu, tetapi komunikasi juga bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama, pengertian bersama, dan untuk mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku orang lain.


(30)

2.1.2 Proses Public Relations

Proses Public Relations sangat tergantung dari input informasi, karena bidang Public Relations adalah suatu studi yang menyangkut sikap manusia yang membutuhkan ketajaman dan kepekaan analisis, serta data yang dapat mengubah sikap manusia atau kelompok manusia secara efektif. Proses Public Relations selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian. Berdasarkan prosesnya, ada empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses Public Relations sebagaimana yang diajukan oleh Cutlip & Center sebagai berikut:

1. Definisikan Permasalahan

Dalam tahap ini Public Relations perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu Public Relations perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan. Tahap ini merupakan penerapan atau fungsi intelijen perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang Public Relations setiap saat secara kontinu bukan hanya pada saat krisis terjadi.

2. Perencanaan dan Program

Pada tahap ini seorang Public Relations sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Pada tahap ini penting bagi Public Relations


(31)

29

mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian.

3. Aksi dan Komunikasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan/kegiatan sesuai dengan fakta dan data yang telah dirumuskan dalam bentuk perencanaan. Pada tahap ini, aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals yang spesifik.

4. Evaluasi Program

Proses Public Relations selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui prosesnya sudah selesai atau belum, seorang Public Relations perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Maka, tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang sama, atau setelah suatu masa berakhir. (Kasali, 2000: 84-85).

Keempat langkah diatas merupakan tahap-tahap yang penting, sehingga dalam menjalankan keempat tahapan itu harus lengkap, tidak boleh ada yang terlewatkan.


(32)

2.2 Tinjauan Public Relations

2.2.1 Pengertian Public Relations

Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi atau perusahaan, baik itu organisasi atau perusahaan yang bersifat komersial maupun non komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Sebernarnya apa yang biasa disebut sebagai Public Relations atau Humas terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi atau perusahaan yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya.

Istilah “Public Relations” yang biasa disingkat dengan PR, juga lazim disebut

Purel atau Hubungan Masyarakat (Humas) berasal dari kata Public dan Relations. Istilah Public dalam Bahasa Inggris pada dasarnya tidak mempunyai arti yang sama

dengan istilah “Masyarakat” atau “Society”, akan tetapi pengertian Publik disini

adalah sekelompok orang yang menaruh minat dan kepentingan yang sama terhadap suatu hal. Demikian pula dengan terjemahan istilah Relations dengan “Hubungan”

pada dasarnya kurang tepat, sebab istilah “Relations” mempunyai istilah jamak

(menggunakan huruf S). Sehingga istilah Relations mempunyai arti hubungan yang timbal balik atau Two-way Communication.

Dengan demikian, maka pengertian Public Relations pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan pihak atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Pada dasarnya publik dalam Public Relations biasanya dikategorikan sebagai publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah publik yang berada di dalam lingkungan organisasi perusahaan yang meliputi seluruh


(33)

31

staff perusahaan yaitu karyawan, pimpinan, para pemegang saham, dan pihak manajemen. Sedangkan publik eksternal adalah publik yang berada di luar lingkungan organisasi perusahaan yang meliputi instansi-instansi pemerintah, pelanggan, distributor, pemasok bank, media atau pers komunitas dan lain sebagainya.

Selain itu, Public Relations juga dapat diartikan sebagi hubungan-hubunangan publik atau hubungan antar publik. Secara harfiah, Publik berarti sekelompok orang yang mempunayai minat dan kepentingan yang sama pada sesuatu hal. Sedangkan relations dalam bentuk jamak memiliki arti hubungan-hubungan.

Definisi Public Relations menurut (British) Institute Of Public Relations (IPR) dalam Jefkins dalam bukunya Public Relations adalah sebagai berikut : “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.(1996:8)

Dari definisi di atas bahwa Public Relations merupakan “ Upaya yang

terencana dan berkesinambungan”, ini berarti Public Relations adalah suatu

rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Jadi, Public Relations sama sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan. Definisi Public Relations menurut Canfield dalam


(34)

Public Relations adalah falsafah dan fungsi manajemen yang diekspresikan melalui kebijaksanaan dan kegiatan untuk melayani kepentingan publik melakukan komunikasi bagi publiknya untuk menciptakan pengertian dan goodwill dari punliknya”.(1999:30)

Dari definisi tersebut dapat dilakukan suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya Public Relations menekankan pada “falsafah manajemen”. Hal Ini menunjukan bahwa Public Relations adalah suatu yang dilakukan dalam hal-hal yang tidak menyimpang dari suatu kebenaran, kejujuran serta pelayanan yang baik bagi publik, mempunyai etika yang baik dalam melakukan kegiatan komunikasi bagi publiknya, dan juga merupakan upaya untuk menanamkan kepercayaan publik terhadap LAPAN Bandung khususnya praktisi humas PUSFATSATKLIM.

Public Relations di Indonesia sampai saat ini dikenal dengan sebutan “Hubungan masyarakat” atau Humas baik itu di perusahaan, organisasi, Institusi Negara maupun di instusi Pendidikan.

Balck dan Sharpe menyatakan bahwa Praktek humas adalah suatu seni sekaligus ilmu untuk mencapai keserasian dengan lingkungan melalui saling pengertian yang di dasarkan pada kebenaran dan informasi yang lengkap.” (Black,1988:5)

2.2.2 Internal Public Relations (Hubungan dengan Publik Internal)

Internal Public Relations adalah publik yang menjadi bagian dari unit usaha/badan/perusahaan atau instansi itu sendiri. Internal Public Relations merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan dengan publik yang ada di dalam perusahaan. Tujuan dari adanya hubungan ini untuk mempererat hubungan antara


(35)

33

pimpinan dan karyawan atau bawahan, antara sesama pegawai dan publik intern, sehingga akan menimbulkan kegairahan kerja. Hal itu dapat di tempuh melalui komunikasi yang berkesinambungan.

Di sinilah letak peran Public Relations Officer, ia harus dapat mengadakan kontak pribadi dengan karyawan, secara timbal balik. Internal Public Relations yang baik adalah yang memperlakukan setiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan tingkat, pendidikan dan lain-lain. Tapi bertindak adil, tidak memihak suatu golongan, jujur dan bijaksana. Sebab tiap anggota mulai dari pimpinan sampai dengan pesuruh merupakan bagian dari keseluruhan perusahaan tersebut.

Kasali dalam bukunya “Manajemen Public Relations”, menyatakan bahwa “Publik internal adalah masyarakat yang berada pada organisasi dan melakukan aktifitas di dalam organisasi atau perusahaan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan tersebut, yang terdiri atas”:

1. Pemegang saham dan pemilik perusahaan

2. Manager dan Top Executive, yaitu orang-orang yang memegang perusahaan. 3. Karyawan, yaitu orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang

jabatan struktural.


(36)

Terciptanya suatu hubungan yang harmonis harus dibangun oleh komunikasi yang baik yang bersifat dua arah (Two way communication), yaitu komunikasi antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Dalam hal ini Public Relations harus menjembatani komunikasi antara pimpinan dan bawahan atau sebaliknya.

2.2.3 External Public Relations (Hubungan dengan Publik Eksternal)

External Public Relations merupakan suatu kegiatan Public Relations yang berhubungan dengan masyarakat luar atau kegiatan yang ditujukan kepada publik yang berada di luar perusahaan. Salah satu tujuan Public Relations itu sendiri adalah untuk meng-eratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan atau instansi hingga terbentuklah opini publik yang favourable terhadap badan itu. Tugas penting External Public Relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang bersifat informative dan persuasive, yang ditujukan kepada publik di luar badan itu. Informasi tersebut harus diberikan dengan jujur, berdasarkan fakta dan harus teliti. Sebab publik mempunyai hak yang untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya.

Komunikasi yang diselenggarakan Eksternal Public Relations harus timbal balik juga (adanya feedback), sebab seorang pemimpin yang baik bukan hanya pandai memberikan informasi, tapi harus juga pandai menerima informasi-informasi.


(37)

35

Kasali dalam bukunya “Manajemen Public Relations” menyatakan bahwa : “Publik eksternal adalah masyarakat yang berada di luar organisasi namun keberadannya turut mempengaruhi aktivitas organisasi, yang terdiri atas” :

1. Masyarakat adalah pihak yang membeli produk atau jasa suatu perusahaan. 2. Bank, merupakan pihak yang menyediakan dana untuk dipergunakan sebagai

modal.

3. Pemerintah, yaitu sebagai penentu kebijakan.

4. Pesaing, sebagai alat untuk mengukur efisiensi perusahaan dari keadaan yang ditawarkan oleh pesaing.

5. Komunitas, yaitu masyarakat yang tinggal, hidup dan berusaha disekitar perusahaan.

6. Media massa atau pers yang merupakan hubungan timbale balik untuk membantu penyebaran informasi bagi masyarakat mengenai perusahaan dan bagi pers sendiri untuk mendapatkan informasi untuk menjadi bahan berita.

2.2.4 Fungsi Public Relations

Dari kasus – kasus yang ada sebetulnya tampak bahwa Public Relations adalah sebuah fungsi komunikasi yang terencana, tetapi memang kenyataannya masih banyak salah pandang mengenai hal ini.

Menurut Cutlip dan Center, dalam bukunya Effective Public Relations” mengemukakan bahwa fungsi Public Relations itu mengandung tiga unsur, yaitu :


(38)

1. “To ascertain and evaluate public opinion as it relatestohi organizations” (menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi).

2. “To counsel executives on ways of dealing with public opinion as it exits” (untuk memberikan nasehat/penerangan pada manajemen dalam hubungannya dengan opini publik yang ada).

3. “To use communication to influence public opinion”(untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik).(1987:54).

Effendy, dalam bukunya “Hubungan Masyarakat mengemukakan fungsi Public Relations, yaitu :

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ektsern atau intern.

3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum (1986:36)

Dengan demikian S.Steinberg tujuan Public Relations pada dasarnya berfungsi menghubungkan publik-publik yang berkepentingan di dalam suatu perusahaan. Publik disini merupakan bagian dari publik internal maupun publik eksternal.


(39)

37

2.2.5 Tugas Public Relations

Humas/Public Relations perusahaan dituntut selalu memonitor dan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di luar dan di dalam perusahaan, tentu saja dengan tuntutan tersebut, humas sebuah perusahaan harus memiliki keterampilan manajemen yang sangat luas. Hal tersebut sesuai dengan tugas humas perusahaan yang dikemukakan oleh Colin dalam bukunya “Public Relations Pedoman Praktik Untuk PR” edisi Indonesia, yaitu :

1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, baik perusahaan sendiri atau pesaing, selain itu juga mengevaluasi ancaman dan peluang yang ada.

2. Memberikan nasihat kepada pihak manajemen di semua tingkatan terutama mengenai perkembangan perusahaan.

3. Menjadi ahli depositor itu harus mengetahui semua aspek komunikasi perusahaan, baik internal maupun eksternal dengan cara mempertahankan para ahli di perusahaan.

4. Membuat kontak dengan para pengambil keputusan ekstern yang penting, selain itu mengontak pula para pencetus ide dan sumber informasi yang lain.

5. Memastikan arus informasi yang efektif. 6. Membentuk komisi riset.

7. Mengevaluasi masalah dan aktivitas Public Relations sehingga dapat memberikan laporan yang teratur kepada pihak manajemen.

8. Merencanakan dan mengatur kegiatan delegasi perusahaan. Misalnya, pameran pertemuan dan lain sebagainya.


(40)

9. Membantu bagian lain dengan membantu menganalisis masalah yang terjadi.

10.Memastikan seluruh organisasi dan tidak melakukan suatu tindakan yang dapat mencemari nama baik organisasi. (Coulson, 196; 18)

Seorang spesialis Public Relations, tentu saja diharapkan mengetahui sedikit banyak tentang pekerjaan semua orang yang berada dalam organisasi yang akan ia hubungi. Namun yang jelas, tidak semua keterampilan yang dituntut itu akan dijumpai dalam setiap bagian Public Relations. Seorang manajemen Public Relations harus dapat menetapkan suatu kombinasi dari bantuan eksternal dan internal, yang dapat memperhitungkan apa yang harus dilakukan dan sumber apa saja yang tersedia.

2.2.6 Tujuan Public Relations

Tujuan utama Public Relations adalah “Menetapkan dan saling pengertian” (Jefkin 1955-9). Maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan, serta berusaha menciptakan kondisi yang menyenangkan sehingga dapat menciptakan, meningkatkan dan memelihara citra positip masyarakat dengan komunikasi yang timbal balik.

Menurut Charles S. Steinberg tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang Favourable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan. Dalam buku Dasar-dasar PR ada 4 tujuan PR, yaitu :


(41)

39

1. Menciptakan citra yang baik 2. Memelihara citra yang baik 3. Meningkatkan citra yang baik

4. Memperbaiki citra organisasi apabila rusak atau menurun (Yulianti 2003:42)

Secara universal tujan dari Public Relations pada dasarnya adalah untuk : 1. Membetuk Publik yang Understanding

2. Membentuk Publik yang Confidence 3. Mebentuk Publik Support

4. Membentuk Publik yang Cooperation

2.3 Tinjauan Tentang Strategi

Strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategeia, bila dilihat dari sudut etimologi kata, maka istilah strategeia merupakan gabungan dari dua kata yaitu ”stratos“ yang berarti militer dan ”ag“ yaitu memimpin. Istilah ”strategeia“ lahir di Yunani karena kondisi zaman pada saat itu Yunani diwarnai oleh perang. Sedangkan

istilah ”strategeia“ sendiri memiliki arti yaitu seni atau ilmu untuk menjadi seorang

jenderal. Pentingnya strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan pentingnya taktik untuk memenangkan pertempuran. Demikian pula dalam berkomunikasi, terlebih lagi komunikasi yang dilancarkan untuk suatu organisasi.


(42)

battle“ yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu ”memenangkan perang

bukan memenangkan pertempuran“.

Pada hakikatnya strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai satu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan peta jalan saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Dengan demikian strategi komunikasi (communicating strategy) dan manajemen komunikasi (communicating management). Untuk mencapai suatu tujuan, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

2.3.1 Tujuan Strategi

Public Relations salah satu komponen perusahaan diadakan untuk tujuan strategis, yaitu untuk membaca rintangan yang muncul dari luar (ketentuan pemerintah yang mematikan, ketidakpahaman karyawan atas sikap penduduk disekitar perusahaan/lembaga sehingga penduduk bersikap melawan tindakan pesaing, boikot dari konsumen sampai pada kesalahan perusahaan yang dibuat tanpa sengaja terhadap publiknya). Maupun dari dalam (pemogokan karyawan, pengrusakan, sikap tidak terpuji, dll).


(43)

41

Menurut Pace, Peresson dan Burenett, tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut:

a. To secure understanding - untuk memastikan bahwa terjadi sesuatu pengertian dalam berkomunikasi.

b. To establish acceptance - bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.

c. To motive action - penggiatan untuk motivasi

d. The goals which the communication sought to achieve - bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator tersebut.

Untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan yang sulit, Public Relations memberi sumbangan yang sangat besar bagi perusahaan dengan mengembangkan hubungan – hubungan (relations) yang harmonis dengan public internal dan public eksternal nya agar perusahaan tersebut dapat mengembangkan kemampuannya mencapai misi.

2.3.2 Perencanaan Program Public Relations

Suatu program public relations, baik itu yang berjangka panjang maupun berjangka pendek (untuk satu peristiwa tunggal), harus direncanakan dengan cermat dan hati-hati, sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata. Perencanaan yang matang akan menghasilkan suatu program public relations yang


(44)

efektif. Perencanaan program public relations berdasarkan fakta dan landasan berpikir yang sehat, yang membuat seseorang menjadi tahu arah dan tujuan yang ingin dicapainya. Perencanaan program public relations membutuhkan:

1. A searching look backward, yaitu penelusuran masa lampau untuk menetapkan faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam situasi yang sedang terjadi.

2. A deep look inside, yaitu penelaahan terhadap fakta-fakta dan pendapat yang dipertimbangkan, dipandang dari sudut tujuan organisasi dan keabsahan bobot

3. A wide look around, yaitu melihat kecenderungan-kecenderungan yang ada pada berbagai aspek (politik, sosial dan ekonomi) di sekeliling kita, serta situasi dan kondisi saat itu

4. A long, long look ahead, untuk tujuan dan pelaksanaan program organisasi ditentukan. (Ruslan,1998: 141)

Mengapa seorang public relations perlu menyusun program public relations? Dari sekian banyak alasan, ada empat yang paling menonjol bagi dilakukannya perencanaan public relations. Keempat alasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk menetapkan target-target operasi public relations yang nantinya akan menjadi tolok ukur atas segenap hasil yang diperoleh.


(45)

43

2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.

3. Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling penting guna menentukan (i) jumlah program dan (ii) waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program public relations yang telah diprioritaskan tersebut. 4. Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas (i) personel yang ada, (ii) daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera, kendaraan, dan sebagainya, serta (iii) anggaran dana yang tersedia. (Anggoro, 2000:76).

Kata-kata yang paling penting untuk diingat di sini antara lain adalah: jam kerja, prioritas, penentuan waktu, sumber daya, peralatan, dan anggaran. Perencanaan program public relations mau tidak mau harus dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan organisasi. Tanpa adanya suatu program yang terencana, seorang praktisi public relations akan terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga ia mudah kehilangan arah. Pada akhirnya ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai, dan apa saja hasil-hasil konkret yang telah dibuahkannya. Perencanaan program Public Relations mau tidak mau harus dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan organisasi.


(46)

2.4 Tinjauan Tentang Kegiatan

Kegiatan adalah sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan yang sebelumnya sudah dipikirkan dan direncanakan berdasarkan kebutuhan, keinginan dan tujuan dapat terwujud dalam perusahaan tersebut.

M. Linggar Anggoro, 2008. Mengemukakan kegiatan yaitu “Proses pelaksanaan dari suatu program yang bersangkutan dan memiliki tujuan yang pasti, kegiatan tersebut harus dipadukan dalam suatu program kehumasan yang terencana secara rapi dan dilaksanakan berdasarkan anggaran dana yang tersedia dalam kegiatan rutin maupun kegiatan isidentil. Disamping itu juga jelas bahwa untuk mengerjakan semua kegiatan tersebut diperlukan tenaga yang benar-benar berpendidikan, terlatih serta profesional“.

Salah satu tinjauan dari kegiatan Humas Pusfatsatklim – LAPAN Bandung dalam Kegiatan hari Bumi ini adalah untuk bisa menjalin dan membina hubungan baik dengan publik, intansi/lembaga terkait dan umumnya bagi masyarakat karena tugas dari Humas tersebut yaitu menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang patut diketahui oleh publik.


(47)

45

2.5 Tinjauan Kehumasan Lembaga Penerbagan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung

Humas atau kehumasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Bandung ialah Pranata Humas yang ditujukan pada masyarakat luas, tentang masalah yang bersangkutan dengan kedirgantaraan, penelitian sains dan Antariksa Nasional.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional - LAPAN Bandung memiliki beberapa Divisi Kehumasan diantaranya Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Pusfatsatklim) dan Pusat Pemanfaatan Sains dan Atmorfer (Pusfatsainsa).

LAPAN merupakan salah satu badan usaha milik negara yang merupakan satu-satunya Institusi di Indonesia yang melakukan penelitian ozon sejak tahun 1986, kaitan penelitian dalam bidang sains atmosfer seperti prediksi/pembuatan model iklim nasional, masalah ozon, polusi udara dan gas rumah kaca, pemantauan lingkungan atmosfer serta pemasyarakatan dan pelayanannya bagi pengguna merupakan tugas pokok dan fungsi LAPAN, khususnya di Pusfatsatklim (Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim).

Humas Pusfatsatklim ke luar ditujukan kepada masyarakat, untuk menumbuhkan dan memelihara pengertian serta dukungan sosial masyarakat terhadap kebijaksanaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Dengan tujuan untuk menciptakan kondisi, situasi, image yang sebaik-baiknya terhadap misi LAPAN serta untuk menumbuhkan citra yang positif.


(48)

Dalam melaksanakan hubungan dengan masyarakat, Humas Pusfatsatklim mengirimkan bahan-bahan informasi mengenai kegiatan-kegiatan LAPAN Bandung yang dianggap perlu diketahui oleh umum atau media massa.


(49)

47 BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Perusahaan

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pemerintah yang berkedudukan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bernaung dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi. Dalam pelaksanaannya LAPAN terdiri dari beberapa Deputi yang membawahi berbagai pusat penelitian. Salah satunya adalah Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Pusfatsatklim) dimana penulis melakukan Penelitian Tugas Akhir yang bertempat di Jalan DR Djundjunan nomor 133 Bandung.

Menilik secara kronologis lahirnya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tentu tidak terlepas dari perkembangan dalam bidang kedirgantaraan baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk memahami keadaan LAPAN, maka kita harus kembali pada tahun 1957-1958 yang merupakan tahun Geofisika Internasional yang dikenal sebagai International Gheofhysical Year (IGY). Dalam tahun tersebut di mana untuk pertama kalinya seluruh negara di dunia melakukan penyelidikan lingkungan alam secara simultan dan terkoordinasi. Hasil dari program IGY tersebut sangat membanggakan karena berhasil mengorbitkan satelit Sputnik, Explorer dan lain-lain. Karena


(50)

keberhasilannya yang mengantar manusia sehingga dapat memahami betapa luas alam semesta.

Tidak hanya bebekal puas sampai di situ, untuk pertama kalinya para Astronot dan Kosmonot melakukan pengorbitan di ruang antariksa. Hal tersebut tentu saja memacu imajinasi publik mengenai benda-benda ruang angkasa. Di Indonesia pun tak luput dari demam antariksa tersebut. Hal ini ditandai dengan

“Deman Peroketan” di mana muncul public (kelompok yang menaruh minat

sama), baik dari kalangan Mahasiswa maupun ABRI yang bereksperimen untuk membuat roket pada masa itu.

Sebagai tanggapan perkembangan zaman sekaligus untuk mencari jalan dimulainya kegiatan keantariksaan yang sistematis, maka pada tanggal 31 Mei 1962 untuk pertama kalinya Panitia Astrounatika dibentuk oleh Ir Juanda selaku Ketua Dewan Penerbangan RI dan R.J. Salatun selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI. Panitia Astronautika yang merupakan salah satu panitia teknis Dewan Penerbangan RI disahkan tanggal 14 Desember 1962. Keanggotaannya terdiri dari para wakil departemen seperti Angkatan Udara, Perhubungan Udara, Urusan Riset Nasional, Perguruan Tinggi dan Departemen Luar Negeri.

Di berbagai pembahasan dalam panitia Astronautika terungkap bahwa program tahun Geofisika Internasional selama kurun waktu 1957-1958, Indonesia dimasukan ke dalam kategori “Black Area” atau “Daerah Hitam”.


(51)

49

Di lain pihak, beberapa negara berkembang seperti India, Pakistan dan Mesir lebih dahulu melangkah lebih jauh dibanding antariksa. Bahkan Mesir sudah mulai mengembangkan rudal-rudal balistik dengan bantuan para peneliti dari Jerman. Selain itu, Mesir juga merencanakan satelit “Al Negma”, yang rencananya akan disusul dengan pengorbitan astronotnya.

Tak lama kemudian, pada tanggal 22 Desember 1962 Indonesia membentuk suatu proyek yang bernama Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA). Proyek ini merupakan afliasi AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) dan ITB. Proyek PRIMA memberika hasil yang menakjubkan karena berhasil dan meluncurkan dua seri roket Kartika pada tahun 1964. Boosternya berdiameter 235 mm, ukuran maksimal yang dapat dikerjakan oleh mesin dari Pusat Industri Angkatan Darat (PINDAD) pada saat itu. Dasar pertimbangan dari pembentukan proyek ini adalah pembuatan wahana dasar yang standar bagi kepentingan militer dan sipil seingga dapat menekan harga pembuatan roket seminimal mungkin. Proyek PRIMA ini mulai aktif sekitar pertengahan tahun 1965.

Proyek PRIMA memberikan bukti bahwa kita berdikari karena mempunyai kemampuan untuk mengembangkan peroketan sendiri. Bermula dari kesuksesan proyek PRIMA, panitia Astronautika kemudian berinisiatif mengusulkan dibentuknya wadah tersendiri untuk menampung aktifitas dibidang antariksa.


(52)

Usulan tersebut disambut hangat, pada tanggal 27 November 1963 di bentuklah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 236 tahun 1963 tentang pembentukan LAPAN, yang bertujuan melembagakan penyelenggaraan program-program pembangunan kedirgantaraan nasioanal. Sedangkan untuk penyempurnaan organisasi LAPAN dilaksanakan melalui beberapa Keppres dan yang terbaru yaitu Keppres Nomor 9 tahun 2004.

Dasar hukum berdirinya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN):

a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 1993 tentang DEPANRI sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 132 Tahun 1998.

b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121 tahun 2000 tentang penugasan Presiden kepada Wakil Presiden untuk melaksnakan tugas teknis pemerintah sehari-hari.

c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2001. d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 178 Tahun 2000 tentang


(53)

51

sebagaimana telah diubah dengan keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2001.

e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 153/M Tahun 2000 tentang pengangkatan Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

f. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56/M Tahun 2000 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan pejabat Eselon 1 dilingkungan Lembaga Penerbangan dan Antarisa Nasional.

g. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2002.

h. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan tugas Eselon 1 Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002.

i. Keputusan Kepala Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor: KEP/010/II/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

j. Keputusan Kepala Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor: KEP/011/II/2001 tentang Pendelegasian Wewenang untuk Mendatangani Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.


(54)

k. Keputusan Kepala Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor: KEP/016/IX/2002 tentang Uraian Tugas di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

3.2 Visi dan Misi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

LAPAN adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bernaung dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi. Maka LAPAN mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut:

3.2.1 Visi

Meningkatkan Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan dalam Mewujudkan Kesejahteraan Berkelanjutan.

3.2.2 Misi

1. Meningkatkan penguasaan teknologi wahana dirgantara dan sistem antariksa untuk mencapai kemandirian dalam rangka mendukung kesinambungan pemanfaatan dan pendayagunaan, serta menjaga keutuhan NKRI.

2. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan ekonomi melalui upaya pemanfaatan teknologi dirgantara dalam mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.


(55)

53

3. Meningkatkan penguasaan sains, atmosfer dan antariksa dalam rangka menguasai pengetahuan tentang sisitem bumi dan sistem matahari bumi untuk pemanfaatannya di Indonesia dan kontribusinya pada perkembangan ilmu pengetahuan.

4. Meningkatkan pengkajian kebijakan dan perundang-undangan dalam bidang kedirgantaraan untuk keperluan pembangunan kedirgantaraan nasional dan perlindungan kepentingan Indonesia dalam pendayagunaan dirgantara, serta komunikasi informasi kedirgantaraan. 5. Meningkatkan manajemen, sumber daya dan kinerja pelaksanaan

LAPAN.

6. Meningkatkan penelitian, hubungan antarlembaga, promosi hasil penelitian dan pengembangan LAPAN serta kerjasama Internasional.

3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

3.2.3.1 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam

kegiatan operasionalnya bertugas :

1. Melaksanakan tugas perintah di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatanya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Melaksanakan tugas Sekretariat Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia (DEPANRI), sesuai Keppres No. 99 Tahun 1993 tentang DEPANRI, sebagaimana


(56)

telah diubah dengan Keppres No. 132 Tahun 1998 tentang perubahan atas Keppres No. 99 Tahun 1993. DEPANRI adalah suatu badan nasional yang mengkoordinasikan program-program kedirgantaraan antar instansi dan mengarahkan kebijakan yang berkaitan dengan masalah-masalah kedirgantaraan.

3.2.3.2 Fungsi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional :

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN.

3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi terhadap pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

4. Kerjasama dengan instansi terkait di tingkat nasional dan internasional.

5. Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan dibidang penginderaan jauh, serta pengembangan bank data penginderaan jauh nasional dan pelayanannya.


(57)

55

6. Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sains atmosfer, iklim antariksa dan lingkungan antariksa, pengkajian pengembangan informasi kedirgantaraan serta pelayanannya. 7. Penelitian, pengembangan teknologi dirgantara terapan,

elektronika dirgantara, wahana dirgantara serta pemanfaatan dan pelayanannya.

8. Pemasyarakatan dan pemasaran dalam bidang kedirgantaraan. 9. Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

semua unsur di lingkungan LAPAN.

10.Penyelenggaraan pembinaan pelayanan administrasi umum.

3.2.4 Kewenangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mempunyai beberapa kewenangan yaitu :

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan system informasi di bidangnya.

4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemenfaatannya.


(58)

b. Penginderaan/pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi perizinan orbit satelit.

3.2.5 Kompetensi Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Kompetesi yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yaitu :

1. Pengembangan teknologi dan pemanfaatan penginderaan jarak jauh serta barang data penginderaan jauh nasional.

2. Pemanfaatan sains, atmosfer, iklim dan antariksa. 3. Pengembangan teknologi dirgantara.

4. Pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.

3.2.6 Produk yang dihasilkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam menjalankan kegiatan operasional menghasilkan informasi yang merupakan hasil dari program kegiatan yang telah dilakukan, informasi tersebut antara lain yaitu :

1. Perkiraan ilmu regional

2. Pemantauan atmosfer dan ionofer


(59)

57

3.2.7 Keanggotaan yang diikuti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional juga dalam berbagai keanggotaan, yaitu :

1. Bakomas penanggulangan bencana dan pengungsi 2. Dewan dan badan bimas ketahanan pangan

3. Panitia teknik energi

4. Evaluasi implementasi pembangkit listrik dari sumber energi baru dan terbarukan

5. Penyusunan dokumen panduan pembangkit listrik skala kecil

6. Panitia teknik penyusunan Standar Nasional Indonesia bidang energi baru

7. Forum komunikasi bidang pertahanan 8. Panitia pengembangan satelit nasional 9. Panitia pengembangan proketan nasional.

3.3 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan tak terkecuali Lembaga Penerbangan da Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai instansi harus dapat me-manage setiap aktivitas operasionalnya. Salah satu unsur strategis yang sangat berpengaruh adalah pihak manajemen dalam hal ini pejabat fungsional yang berperan aktif di dalamnya.


(60)

Sebagai bentuk pengendalian atas kegiatan pokok yang dilakukan maka perlu dibentuk struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas. Hal ini bertujuan agar setiap rencana pokok dapat terealisasi dengan baik.

Pimpinan tertinggi di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dipegang oleh seorang Kepala/Pimpinan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Kepala LAPAN bertugas untuk menetapkan kebijakan teknis dan memimpin LAPAN sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala LAPAN dibantu oleh beberapa pejabat struktural yaitu :

1. Sekretariat Utama

Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama, membawahi :

a. Biro Perencanaan dan Organisasi

b. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan c. Biro Umum.

2. Deputi

Deputi terdiri dari :

a. Deputi I, Deputi Bidang Penginderaan Jauh membawahi

1) Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh


(61)

59

b. Deputi II, Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan membawahi :

1) Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim 2) Pusat Pemanfaatan Sains dan Antariksa 3) Pusat Analisis dan Informasi Kedirgantaraan.

c. Deputi III, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara membawahi : 1) Pusat Teknologi Dirgantara Terapan

2) Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara 3) Pusat Teknologi Wahana Dirgantara.

3.3.1 Inspektorat

Agar pembaca lebih jelas untuk mengetahui secara pasti bagaimana struktur organisasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung. Berikut ini penulis sajikan struktur organisasi LAPAN secara umum (gambar 3.1), Struktur Organisasi Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan LAPAN (gambar 3.2), Struktur Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN (gambar 3.3).


(62)

(63)

(64)

(65)

63

Dalam melaksanakan penelitian di Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Pusfatsatklim) LAPAN Bandung khususnya di bagian Kehumasan. Penulis berada dalam lingkungan subbagian Urusan Tata Usaha, sebagaimana tertulis dalam UU Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Kehumasan (Hubungan Masyarakat) atau Pranata Humas yaitu berada di Kelompok Jabatan Fungsional salah satu dari Subbagian Tata Usaha.

Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim merupakan pusat penelitian yang berada dalam pimpinan Deputi II. Pusfatsatklim dipimpin oleh seorang pimpinan yang dikenal sebagai Kepala Pusat (Kapus), yang membawahi :

1) Bidang Pemodelan Iklim

Bidang pemodelan iklim mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan dibidang pemodelan dinamik dan statistik atmosfer dan iklim skala global, regional, nasional dan lokal serta pelayanan data, informasi dan komputasi di bidang iklim dan atmosfer.

2) Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara

Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang ozon, polusi udara, gas telusur, aerosol, hujan asam dan radiasi ultara violet serta pelayanan data informasi di bidang pengkajian ozon dan polusi udara.

3) Bidang Aplikasi Klimatologi dan Lingkungan

Bidang Aplikasi Klimatologi dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pemanfaatan data dan informasi klimatologi dan lingkungan


(66)

atmosfer serta penerapan model-model iklim dan atmosfer dalam bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kesehatan, perhubungan, tata ruang, hidrologi dan kelautan.

4) Subbagian Tata Usaha

Uraian Tugas :

Melaksanakan pelayanan administrasi kepada Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Pusfatsatklim)

Dengan Fungsi :

a. Penyiapan rencana kegiatan Tata Usaha Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Pusfatsatklim)

b. Pelaksanaan Tata Usaha umum di bidang surat menyurat, tata naskah, perencanaan dan organisasi serta hukum, Hubungan Masyarakat dan kerja sama

c. Pelaksanaan Urusan Kepegawaian, Keuangan, Perlengkapan dan Rumah Tangga

d. Pelaksanaan dan mengkoordinasikan keperluan dan kebutuhan Tata Usaha yang ada di lingkungan instalasi Deputi bidang sains, pengkajian dan informasi kedirgantaraan

e. Evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan subbagian Tata Usaha Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Pusfatsatklim). Dengan demikian Subbagian Tata Usaha membawahi :

1. Urusan Kepegawaian 2. Urusan Keuangan


(67)

65

3. Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga 4. Urusan Tata Usaha

3.5 Job Descriptions Humas Pusfatsatklim

Dalam menyelenggarakan program kehumasan, pranata Humas setiap pelaksanaannya melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan, meliputi :

Perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan Pelayanan informasi

Pelaksanaan hubungan kelembagaan Pelaksanaan hubungan personil

Pengembangan pelayanan informasi dan Kehumasan

a) Perencanaan Pelayanan Informasi dan Kehumasan

Pejabat Fungsional Pranata Humas sesuai tingkatannya harus mampu membuat rencana kegiatan pelayanan informasi yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisa data informasi yang hasilnya akan dijadikan bahan dalam pelaksanaan layanan informasi kepada Lembaga/Masyarakat/Publik.

b) Pelayanan Informasi.

Pelayanan informasi adalah salah satu tugas Pejabat Fungsional Pranata Humas untuk melakukan Pelayanan Informasi, baik langsung


(68)

kepada masyarakat maupun kepada Lembaga Pemerintah atau Lembaga Masyarakat melalui : Media Cetak dan Elektronik, Media Pertunjukan Rakyat, Pameran dan lain lain.

c) Pelaksanaan Hubungan Kelembagaan

Materi Pelayanan informasi meliputi bidang Politik, Ekonomi, Pertahanan Keamanan, Sosial Budaya, oleh karenanya seorang Pejabat Fungsional Pranata Humas harus secara aktif senantiasa koordinasi dengan Lembaga/Instansi Pemerintah atau Lembaga Masyarakat sebagai sumber informasi, agar pelaksanaan pelayanan informasi dapat disajikan dan disebabkan secara cepat tepat dan akurat.

d) Pelaksanaan Hubungan Personal

Dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan informasi Pejabat Fungsional Pranata Humas harus memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan personil atau hubungan sesama manusia dengan baik (human relations), sebagai pendukung dalam pelaksaan tugasnya, untuk penyampaian layanan informasi, melalui tatap muka, ceramah/diskusi dan lain-lain.

e) Pengembangan Pelayanan Informasi dan Kehumasan

Pada Era Globalisasi Informasi saat ini peraturan perundangan, sebagai landasan kebijakan Pemerintah sering berubah, sesuai kebutuhan


(1)

93

Sumber lain :

Company Profile Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional Bandung. Situs LAPAN Bandung, www.bdg.lapan.go.id

www.google.co.id (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas)


(2)

v

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Shalawat dan Salam untuk Nabi terakhir yaitu Muhammad shalallahu `alahi wassalam beserta keluarganya para sahabatnya dan pengikutnya sampai akhir zaman. Sujud Syukur ku persembahkan pada Rabb yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. Laporan Tugas Akhir ini diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Penelitian di Pusfatsatklim - LAPAN Bandung.

Adapun pembuatan laporan ini diajukan sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang diploma III program studi Public Relations dan Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan. Untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan pada penulis, yang tiada lain bertujuan untuk kebaikan bagi penulis di masa yang akan datang.

Terimakasih penulis selalu ucapkan kepada Ummi dan Abi di Cianjur yang senantiasa memberikan dukungan semangat yang tak terbalas jasanya, nenek ku dan semua keluarga besar di Bandung. Terimakasih atas doa dan dukungannya kepada penulis selama ini, I`ll take care of you always grand`ma.


(3)

vi

Dalam kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas semua bimbingan dan bantuannya dan penghargaan setinggi-tingginya sehingga terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini, kepada :

1. Bpk. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Atas izin yang diberikan dalam melakukan penelitian.

2. Bpk. Drs. Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations.

3. Ibu Melly Maulin S.Sos, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations.

4. Ibu Rismawaty S.Sos, M.Si selaku Dosen Wali Program Studi Public Relations. Terima kasih atas bimbingannya selama saya menuntut Ilmu di Kampus.

5. Bpk. Arie Prasetio S.Sos, M.Si sebagai pembimbing selama penulis melakukan penyusunan Tugas Akhir ini. Terima kasih banyak atas pengertian dan kebijakan Bapak.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations, atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

7. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations mba Astri Ikawati, A.Md.Kom dan mba Ratna, A.Md.Kom, terima kasih banyak atas bantuannya selama penulis menyusun tugas akhir ini.


(4)

vii

8. Bpk. Drs. Afif Budiyono, MT sebagai Ketua Pusat Pemanfaatan sains Atmosfer dan Iklim – LAPAN Bandung

9. Bpk. Sudirman, SH.MAP, sebagai pembimbing selama melaksanakan penelitian untuk Tugas Akhir di LAPAN khususnya di PUSFATSATLIM Bandung.

10.Bpk. Djoko Trianas, A.md, Ka. Urusan Tata Usaha Perpustakaan yang telah membantu serta memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian untuk Tugas Akhir ini.

11.Semua staf PUSFATSATKLIM khususnya subbagian Tata Usaha, Bpk. Sumardi, Bpk. Sugito, Bpk. Nana Nirmanudin terimakasih atas bantuannya dalam memberikan hal-hal pengetahuan dan pengalaman baru kepada penulis.

12.Windy Widiasmara, Adikku yang selalu membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini. Thanks a lot ya.. selalu membuat penulis semangat. 13.Seluruh teman-teman di kelas Public Relations dan Anak-anak Ilmu

Komunikasi Jurusan Humas & Jurnalistik Universitas Komputer Indonesia yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas suport nya.

14.Sahabatku Barudak Gawir Chandra Rahayu, Obi, Anjar DKV dan Dedes DKV UNIKOM, Topik Hendarin yang selalu memberikan semangat dan doa nya kepada penulis, hatur nuhun ka sadayana.


(5)

viii

15.Sahabatku terbaik yang ada di Cianjur, Alif Suryadin, Rasyid Siddik, Bedi Sukwan, Muhammad Febriana dan Adi Rahman kalian selalu buat penulis tersenyum, walaupun kalian jauh tak lepas doa dari kalian.

16.Teman – teman seperjuangan ku yang siap sedia membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Terima kasih untuk semuanya yang terlibat dalam penulisan Tugas Akhir ini atas bantuan dan dukungan yang kalian berikan dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Thak’s all.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan kebaikan yang lebih besar dari yang mereka berikan selama ini. Untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini penulis mengharapkan saran, masukan dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, tiada lain harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin...

Bandung, Februari 2011


(6)